Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Perbandingan Tween 80 dan Fosfatidilkolin Pada Formulasi Transfersom Naringenin dan Kajian Permeasi Berbasis Hidrogel Ilham Kuncahyo; Juniar Kalpika Resmi; M Muchalal
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 6, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v6i3.50738

Abstract

Naringenin merupakan flavonoid isolat kulit buah jeruk yang mempunyai kelarutan yang rendah. Potensi naringenin dalam terapi dermatitis atopik pada sistem penghantaran transfersom dapat meningkatkan kemampuan naringenin dalam berpenetrasi ke dalam kulit sehingga mampu mengefektifkan proses penyembuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perbandingan molar fosfatidilkolin sebagai pembentuk vesikel dan Tween 80 yang berfungsi sebagai surfaktan terhadap karakteristik transfersom naringenin dan mengetahui permeasi narigenin terinkorporasi dalam trasfersom berbasis hidrogel. Formula dibuat menjadi 4 untuk diaplikasikan pada proses pembuatan transfersom naringenin dengan variasi perbandingan molar fosfatidilkolin dan Tween 80 yaitu 97,5:2,5 (FI), 90:10 (FII), 85:15 (FIII), dan 80:20 (FIV) menggunakan teknik evaporation-ultrasonication. Hasil transfersom naringenin masing-masing formula dilakukan karakterisasi terhadap ukuran partikel, indeks polidispersi, dan efisiensi penjerapan. Formula transfersom terpilih diformulasikan dalam sediaan gel dan dilakukan uji permease menggunakan membran selofan (WMCO 8 kDa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jumlah surfaktan akan menurunkan ukuran partikel dan peningkatan jumlah fosfatidilkolin akan meningkatkan jumlah obat yang terjerap. Formula dengan perbandingan Phospholipon 90G: Tween 80 (85:15, F3) merupakan formula terpilih dengan ukuran dan indeks polidispersi partikel masing-masing 115,6 nm dan 0,274 serta efisiensi penjerapan sebesar 88,63 ± 0,59%. Sediaan gel naringenin transfersom memberikan nilai jumlah kumulatif dan laju penetrasi yang besar dibandingkan gel naringenin tanpa transfersom.
Kajian Interaksi Nanoemulsi Silymarin-Carbon-Dots secara In Vitro pada Sel 3T3/NIH, MCF-7, dan MDA-MB Menggunakan Mikroskop Konfokal Heni Rachmawati; Yogie Handoko; Juniar Kalpika Resmi
MEDICINUS Vol. 36 No. 1 (2023): MEDICINUS
Publisher : PT Dexa Medica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56951/medicinus.v36i1.115

Abstract

Silymarin is a natural compound from Silybum marianum which has potential to treat various liver diseases, but it has low bioavailability. This study aimed to develop silymarin-carbon dot nanoemulsion, analyze its parameters, and its interaction with various cell lines. Nanoemulsion oil phase was prepared from castor oil: cremophore RH40 (surfactant): PEG400 (co-surfactant) with a ratio 1:8:1. Mild stirring method was applied for nanoemulsion preparation followed by characterization including, visual appearance, droplet size, polydispersity index, zeta potential, entrapment efficiency, and physicochemical stability under normal storage condition for 2 weeks. Toxicity determined by IC50 using 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium] method using NIH/3T3, MCF-7, and MDA-MB cells. Nanoemulsion penetration ability was compared to silymarin solution on MCF-7 cell using confocal microscope after 3 and 6-hours incubation. The results of droplet measurement, zeta potential, polydispersity index, and entrapment efficiency was 27,95 ± 4,31 nm, 0,296 ± 0,09, -11,81 mV, and 91,92 ± 0,04%, respectively. According to stability data, the nanoemulsion showed no significant changes in the entrapment efficiency as well as the physical characteristic. The IC50 value of silymarin nanoemulsion and solution was 30,67µg/ml and 45,40µg/ml for MCF-7, and was 37.50 µg/ml and 39.14 µg/ml for MDA-MB. The nanoemulsion containing silymarin is potential to penetrate MCF-7 cell line at concentration of 12.5 µg/ml both after three and six-hours incubation. The developed nanoemulsion is a promising system to improve the therapeutic value of sylimarin.
Peran dan Fungsi Lipid dalam Kehidupan Sehari-hari Anggraeni, Ria; Sagala, Zuraida; Handoyo, Theodorus Rexa; Resmi, Juniar Kalpika; Zahira, Rayzha Firya; Irawati, Juwita; Azzahra, Taysa Zifa; Putri, Zaskia Fahmi
BERDIKARI Vol 8, No 01 (2025): Jurnal Berdikari
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/berdikari.v8i01.8444

Abstract

Lemak atau lipid adalah bagian penting dari nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi fisiologis. Namun, tidak semua lemak memiliki efek yang sama. Ada lemak baik yang memberikan manfaat bagi kesehatan, dan ada lemak jahat yang dapat membahayakan tubuh jika dikonsumsi berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengedukasi siswa mengenai jenis-jenis lemak, fungsinya dalam tubuh, serta bagaimana membuat pilihan cerdas dalam konsumsi makanan sehari-hari. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dari berbagai sumber ilmiah dan edukatif. Hasil studi menunjukkan bahwa kesadaran akan jenis lemak dan pola makan sehat perlu ditanamkan sejak remaja untuk mencegah risiko penyakit metabolik di masa depan.