Umpan tiruan merupakan salah satu hasil perikanan tangkap yang diperdagangkan. Faktanya, 75% masyarakat Indonesia mempunyai hobi memancing dan membutuhkan umpan untuk memancing. Pemancing di Dumai biasanya membuat sendiri umpan buatan dan membutuhkan waktu dalam pembuatannya. Ketersediaan umpan buatan di Dumai belum efektif di perjualbelikan. Jadi, peluang usaha pembuatan umpan buatan sangat besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan umpan buatan menggunakan teknologi Durable Artificial Bait (DAB). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara kepada pelaku usaha dan survei pasar di Dumai selama 4 bulan. Analisis data yang digunakan adalah keuntungan produksi, R/C Ratio dan BEP. Hasil penelitian menyatakan bahwa usaha pembuatan umpan ikan dengan DAB dinilai layak. Hasil analisis total biaya sebesar Rp. 456.722,-. Pendapatan tahunan adalah Rp. 13.440.000.- dan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 7.959.333. Nilai R/C Ratio yang diperoleh sebesar 2,45 sehingga layak untuk dilakukan dan dikembangkan. Nilai BEP harga produk ini adalah Rp. 14.273/kemasan. Kesimpulannya, bisnis umpan buatan dengan penambahan teknologi terbarukan yaitu Teknologi Bau Tahan Lama (DAB) dinyatakan layak secara finansial dan dapat membangun startup di bidang perikanan tangkap.Artificial bait is one of the commercial products derived from capture fisheries. In fact, 75% of the Indonesian population enjoys fishing as a hobby and requires bait for this activity. Anglers in Dumai usually make their own artificial bait and it takes time to make it. The availability of artificial bait in Dumai is not yet effective in trading. Therefore, the business opportunity for manufacturing artificial bait is highly promising. The objective of this study is to analyze the feasibility of artificial bait production utilizing Durable Artificial Bait (DAB) technology. The data collection methods used were interviews with business practitioners and market surveys conducted in Dumai over a period of four months. The data analysis included production profit, R/C Ratio, and Break-Even Point (BEP). The results indicate that the artificial bait manufacturing business incorporating Durable Odor Technology (DAB) is feasible. The total production cost was recorded at IDR 456,722. The annual revenue reached IDR 13,440,000, with a net profit of IDR 7,959,333. The R/C Ratio was calculated at 2.45, indicating that the business is viable and has potential for further development. The BEP for the product was determined at IDR 14,273 per package. In conclusion, the artificial bait business utilizing the latest innovation—Durable Odor Technology (DAB)—is financially feasible and has the potential to support the development of a startup in the capture fisheries sector.