Syarwi, Pangi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Marketing politik jelang Pemilu 2024 "Desak Anies", "Prabowo Gemoy", dan "Ganjar Nginap di Rumah Warga". Mubarrod, Robert; Syarwi, Pangi
Jurnal Communitarian (Prodi Ilmu Politik) Vol 5, No 2 (2024): Jurnal Communitarian
Publisher : Universitas Bung Karno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56985/jc.v5i2.492

Abstract

Marketing Politik merupakan seperangkat metode yang dapat memfasilitasi kontestan (individu atau partai politik) dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, visi misi politik, isu politik, ideologi politik, karakteristik pemimpin partai, program kerja partai atau kontestan kepada masyarakat atau konstituen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran politik yang dilakukan oleh kandidat capres dan cawapres pasangan Anies Rasyid BaswedanMuhaimin Iskandar; Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka; Ganjar Pranowo-Mahfud Md dalam usaha memenangkan Pemilihan Umum tahun 2024 untuk Presiden dan Wakil Presiden. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer hasil penelitian tersebut mewawancarai informan dan observasi yang dilakukan oleh peneliti di lapangan. Sedangkan data sekunder berupa laporan dan dokumen resmi dan media. Hasilnya menunjukkan bahwa semua kandidat menerapkan strategi pemasaran politik dengan konsep masing-masing. Pemasaran politik diplomatis progresif dengan taqline setiap paslon capres dan cawapres Anies BaswedanMuhaimin mengusung taqline "Desak Anies", Prabowo-Gibran "Prabowo Gemoy", dan GanjarMahfud dengan"Ganjar Nginap di Rumah Warga" masing-masing memfokuskan kunjungan langsung ke konstituen dan berdialog menggali aspirasi serta kunjungan ke desa-desa, rumahrumah penduduk dan pemasaran politik dengan cara adu visi dan misi pada debat calon presiden dan wakil presiden yang diadakan lima kali berturut turut. Berpartisipasi dalam asosiasi atau organisasi baik formal maupun informal selain itu pemasaran politik dilakukan melalui jalur partai politik, tokoh politik, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan kelompok organisasi pemuda, organisasi paguyuban, majelis taklim yang ikut menjadi relawan atau tim kampanye.
Kekuasaan Presiden Joko Widodo di bidang Jaminan Kesehatan Nasional Melalui Penerapan Program Kartu Indonesia Sehat tahun 2014. Syarwi, Pangi; Roring, Franky P
Jurnal Communitarian (Prodi Ilmu Politik) Vol 6, No 1 (2024): Jurnal Communitarian
Publisher : Universitas Bung Karno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56985/jc.v6i1.541

Abstract

AbstrakTulisan ini menganalisa kekuasaan presiden Joko Widodo yang menjadi determinan terpentingdalam penerapan Kartu Indonesia Sehat atau KIS. Penetapan KIS menjadi perdebatan tersendiriakibat kebijakan tersebut muncul secara cepat tanpa ada kejelasan prosedural dan anggaran. KISmampu terwujud dalam waktu yang singkat. Kajian ini menggunakan perspektif teoritismengenai kekuasaan presiden. Riset ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Kata Kunci: KIS, Presiden, Kekuasaan
Pengaruh Jaringan Informal antara Negara dan Industri Kesehatan Digital Terhadap Keamanan Data Pribadi dari E-Health Record: Studi Kasus My Health Australia Utomo, Haryo Ksatrio; Syarwi, Pangi; Priyatna, Yana
Jurnal Communitarian (Prodi Ilmu Politik) Vol 6, No 2 (2025): Jurnal Communitarian
Publisher : Universitas Bung Karno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56985/jc.v6i2.593

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas pengaruh jaringan informal antara negara danindustri kesehatan digital dalam pengembangan dan pengelolaan sistemElectronic Health Record (E-HR), khususnya pada dua studi kasus: MyHealth Record di Australia dan P-Care BPJS di Indonesia. Penelitian inimenggunakan pendekatan perbandingan dan teori institusi informal sertateori otonomi relatif negara dari Poulantzas untuk menganalisis dinamikakekuasaan dan kepentingan dalam kebijakan jaminan kesehatan digital. Temuan utama menunjukkan bahwa keterlibatan industri kesehatan digitalmelalui jaringan informal menciptakan celah bagi monetisasi datapengguna yang mengancam keamanan data pribadi, terutama ketikaregulasi belum kuat atau dapat ditawar melalui hubungan informal. Australia menunjukkan pendekatan regulatif yang lebih sistematis dankuat, sementara Indonesia masih menghadapi tantangan dalam regulasidan pengawasan, yang memperbesar potensi eksploitasi data oleh pihakswasta melalui jaringan informal. Penelitian ini menyoroti perlunyapembentukan lembaga pengawas khusus dan regulasi ketat dalampengelolaan E-HR untuk menjamin keamanan data pribadi. Kata Kunci : Jaringan Informal, Sistem Kesehatan Elektronik, Indonesia, Australia
Split Ticket Voting in the 2019 Simultaneous Presidential and Legislative Elections in West Sumatra Syarwi, Pangi; Surbakti, Ramlan; Asfar, Muhammad
Journal Research of Social Science, Economics, and Management Vol. 4 No. 11 (2025): Journal Research of Social Science, Economics, and Management
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jrssem.v4i11.889

Abstract

This study analyzes the phenomenon of split ticket voting in the 2019 Simultaneous Elections in West Sumatra. The method used is a quantitative approach with primary data sources in the form of a survey of people's socio-political preferences, as well as secondary data from academic literature. The dependent variables in this study were split ticket voting, while the independent variables included party-ID, candidate personalization, and identity politics polarization. The results of the analysis show that these three variables significantly affect the tendency of voters to divide their choices between legislative candidates and presidential candidates. The findings also show that high levels of ideological identification tend to lower the likelihood of split ticket voting, while weak ideological ties to political parties reinforce this phenomenon. Therefore, this research confirms the importance of parties maintaining their ideological foundations to strengthen voter loyalty and reduce fragmented electoral behavior.