Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Membangun Karakter Anak Melalui Teater Precilia, Monita; N, Sahrul; Juned, Sulaiman
Jurnal Seni, Desain dan Budaya Vol 4, No 1
Publisher : Jurnal Seni, Desain dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.967 KB)

Abstract

AbstractResearch title is"Building of Character Children Through Theater". This research use qualitative methode with descriptive analysis. The theater performance ?Run to the Moon? and the ?Children's Tale? is the result of observation and the director's anger toward the children in Kampung Purus (which is usually called Kampung Puruih). Children are busy with social media so there is a lack of interaction between people. The theater performance Run to the Moon and the Children's Tale is a reality that is packed into a stage event and directly involving the children as the performer. The theater performance Run to the Moon Children?s Tale can be use to build children's character, because the message of tale invite children to interact with others, diligent study and good behavior and polite. This study aims to explore the character building of children with theater performance Run to the Moon and Children's Tale using the method of Sociology of Art and Psychotherapy.Keywords : Character, Theater, and ChildAbstrakPenelitian berjudul ?Membangun Karakter Anak Melalui Teater? ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif berbentuk diskriptif analisis.Pertunjukan teater Lari ke Bulan dan Dongeng Anak merupakan hasil observasi dan keresahan sutradara terhadap anak-anak di Kampung Purus (yang biasanya disebut Kampung Puruih). Anak-anak sibuk dengan media sosial sehingga kurangnya interaksi antarsesama.Pertunjukan teater Larike Bulan dan Dongeng Anak adalah sebuah kenyataan yang dikemas menjadi sebuah peristiwa panggung dengan melibatkan langsung anak-anak sebagai pelakunya. Pertunjukan teater Lari ke Bulan dan Dongeng Anak dapat dijadikan sebagai media membangun karakter anak-anak, karena pesan yang disampaikan mengajak anak-anak untuk berinteraksi dengan sesama, rajin belajar serta bertingkah laku yang baik dan sopan. Penelitian ini bertujuan untuk mengupas membangun karakter anak dengan pertunjukan teater Lari ke Bulan dan Dongeng Anak menggunakan metode Sosiologi Seni dan Psikoterapi.Kata kunci : Karakter, Teater, dan Anak
PASIA MAIMBAU (SEBUAH EKSPRESI TENTANG KEPUNAHAN IKAN BILIH): VISUALISASI KERESAHAN ANAK NAGARI Erwin Mardiansyah; Monita Precillia
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 2 (2021): "Tari Di Ruang Virtual"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i2.1795

Abstract

ABSTRAKPasia Maimbau adalah sebuah ekspresi dalam karya tari yang berangkat dari fenomena punahnya ikan bilih sebagai dampak dari ekploitasi tanpa batas. Ikan bilih adalah ikan endemik yang hanya ditemukan dan menjadi populasi ikan terbesar di Danau Singkarak. Beberapa persoalan yang digali terkait dengan karya tari “Pasia Maimbau” (sebuah ekspresi tentang kepunahan ikan bilih) cara menafsirkan dan identifikasi karya. Pemaparan didasarkan pada data penyajian tari sebagai media eksplorasi data secara faktual. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka, wawancara, dan juga sebagai partisipant observer. Penganalisisan data dilakukan dengan cara menginterpretasikan, sehingga menjadi bentuk sintesis yang merupakan kesatuan yang bermakna. Penafsiran digunakan metode interpretasi dan analisis garap. Pemaparan dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induktif. Hasil yang didapat adalah karya tari “Pasia Maimbau” (sebuah ekspresi tentang kepunahan ikan bilih) secara konsep mengungkap nilai-nilai atau pesan tentang bagaimana menjaga ekosistem lingkungan di seputaran danau Singkarak. Karya di bagi menjadi 4 bagian, setiap bagian karya ditampilkan disekitaran danau Singkarak. Kata Kunci: Pasia Maimbau, Ikan Bilih, Danau Singkarak. ABSTRACTPasia Maimbau (An Expression About The Extinction Of The Bilih Fish): Visualization Of Children's Anxiety, December 2021. “PasiaMaimbau” is an expression in a dance work that departs from the phenomenon of the extinction of bilih fish as a result of unlimited exploitation. Bilih fish are endemic fish that are only found and become the largest fish population in Lake Singkarak. Some of the issues explored are related to the dance work "Pasia Maimbau" (an expression of the extinction of the bilih fish) how to interpret and identify the work. The presentation is based on dance presentation data as a media for factual data exploration. Data was collected by means of literature study, interviews, and also as participant observer. Data analysis is done by interpreting, so that it becomes a form of synthesis which is a meaningful unit. Interpretation uses interpretation methods and working analysis. The presentation and conclusion were drawn using the inductive method. The results obtained are the dance work "PasiaMaimbau" (an expression of the extinction of the bilih fish) conceptually expressing values or messages about how to protect the environmental ecosystem around Lake Singkarak. The work is divided into 4 parts, each part of the work is displayed around Singkarak Lake. Keywords: Pasiamaimbau, Bilih Fish, Lake Singkarak. 
MEMBANGUN KARAKTER ANAK MELALUI TEATER: PERTUNJUKAN TEATER LARI KE BULAN DAN DONGENG ANAK KARYA/SUTRADARA SYUHENDRI Monita Precilia
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 3 No. 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.307 KB) | DOI: 10.22437/titian.v3i1.7014

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pertunjukan teater Lari ke Bulan dan Dongeng Anak karya/sutradara Syuhendri merubah karakter anak yang tergabung dalam komunitas Tanah Ombak di Kampung Purus Padang. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif bercorak reflektif yang terbagi ke dalam tiga bentuk yaitu (1) pendidikan seni, (2) fenomenologi refleksi, dan (3) penelitian heuristik. Hasil penelitian ini karya teater Lari ke Bulan dan Dongeng Anak mengandung suatu elemen atau paradoksal atau dialektika teater yang juga dinamakan sebagai dialektika ambiguitas. Pertunjukan Lari ke Bulan dan Dongeng Anak dapat dikatakan pertunjukan yang melihat dirinya sendiri (cermin). Cerita-cerita yang tercermin di dalamnya membuat orang-orang memberikan perhatian, membuat penonton menangis, tertawa atau mencapai suatu keputusan revolusi yang meningkat. Karya teater Lari ke Bulan dan Dongeng Anak memberikan transendensi dan relaksasi sedemikian rupa sehingga pertunjukan tersebut merupakan integral dari anak-anak tersebut. Pertunjukan Lari ke Bulan dan Dongeng Anak merupakan suatu ekspresi dari anak-anak yang mampu membangun karakter.
WOMEN'S STUDY ON RANDAI SI RABUANG AMEH, AS AN EXISTENCE OF RANDAI DEVELOPMENT IN MINANGKABAU Monita Precillia; Dedi Darmadi
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 24, No 2 (2022): Edisi Juli- Desember 2022
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1396.875 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v24i2.2256

Abstract

This article entitled "Development of the traditional art of randai into the creation of randai Si Rabuang Ameh by Zulkifli is a qualitative research in the form of descriptive analysis". The Si Rabuang Ameh performance is the result of the artist's observations and concerns about the women's desire to be directly involved in the randai performance. This paper aims to describe the background of the presence of the Si Rabuang Ameh performance, analysis of the work; innovation on randai and women's studies on randai si rabuang ameh, as a form of developing randai in Minangkabau. Minangkabau which adheres to a matrilineal system, of course, the participation of women in traditional randai performances is considered taboo. The Randai Si Rabuang Ameh show has been adapted so that it deserves to be a female randai. Randai Si Rabuang Ameh is a place for women who want to participate in randai performances. The randai creations in the Si Rabuang Ameh show do not eliminate the norms or customs and their traditional habitats so as not to damage the existence of randai as a traditional Minangkabau art. The performance of Randai Si Rabuang Ameh also does not conflict with the ethics of Contributing Duo Baleh in Minangkabau, so it does not become a debate or conflict with the participation of women in the show. The show that was innovated into women's randai, the wave motion was inspired by the motion of suduang daun, tanduak buang, jinjiang bantai, lapiah jarami, galatiak, gelek and others. Keywords: Si Rabuang Ameh; Randai; Women   KAJIAN PEREMPUAN TERHADAP RANDAI  SI RABUANG AMEH, SEBAGAI WUJUD PENGEMBANGAN RANDAI DI MINANGKABAU AbstrakTulisan berjudul pengembangan seni tradisi randai menjadi kreasi randai Si Rabuang Ameh karya Zulkifli ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif berbentuk diskriptif analisis. Pertunjukan Si Rabuang Ameh merupakan hasil observasi dan keresahan pengkarya terhadap keinginan kaum perempuan untuk terlibat langsung dalam pertunjukan randai. Tulisan ini bertujuan mendiskripsi latar belakang hadirnya pertunjukan Si Rabuang Ameh, analisis karya; inovasi terhadap randai dan kajian perempuan terhadap randai si rabuang ameh, sebagai wujud pengembangan randai di Minangkabau. Minangkabau yang menganut sistem matrilineal, tentunya keikutsertaan perempuan dalam pertunjukan randai tradisi di anggap tabu. pertunjukan randai Si Rabuang Ameh telah diadaptasi sehingga pantas menjadi randai perempuan. Randai Si Rabuang Ameh menjadi wadah bagi kaum perempuan yang ingin berpartisipasi dalam pertunjukan randai. Kreasi randai dalam pertunjukan Si Rabuang Ameh tidak mengilangkan norma atau pakam dan habitat ketradisiannya sehingga tidak merusak keberadaan randai sebagai kesenian tradisioal Minangkabau. Pertunjukan randai Si Rabuang Ameh juga tidak bertentangan dengan etika Sumbang Duo Baleh di Minangkabau, sehingga tidak menjadi perdebatan ataupun pertentangan terhadap keikutsertaan perempuan dalam pertunjukan. Pertunjukan yang di inovasi menjadi randai perempuan, gerak gelombang terinspirasi dari gerak suduang daun, tanduak buang, jinjiang bantai, lapiah jarami, galatiak, gelek dan lainnya.Kata kunci : Si Rabuang Ameh; Randai; Perempuan
Teknik Alienasi dalam Pertunjukan “Setan Dalam Bahaya” di ISBI Bandung Reza Julianto; Jaeni Jaeni; Monita Precillia; Husin Husin
Creativity And Research Theatre Journal Vol 4, No 2 (2022): Creativity And Research Theatre Journal (CARTJ)
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/cartj.v4i2.3219

Abstract

Alienasi adalah usaha untuk menggambarkan sebuah peristiwa ke dalam bentuk baru yang bertujuan untuk mencegah penonton menjadi katarsis. Alienasi merupakan salah satu teknik atau metode dalam mazhab teater yang diusung oleh Bertolt Brecht. Alienasi sendiri merupakan transisi dari menjadi ke tidak menjadi. Hal ini dilakukan oleh aktor-aktor yang memainkan naskah “setan dalam bahaya” dalam pertunjukan Tugas Akhir ISBI Bandung tahun 2022. Alienasi sangat terlihat oleh aktor yang memainkan peran sebagai Setan dan Alienasi sangat terlihat ketika tokoh dalam naskah “Setan Dalam Bahaya” interaksi dengan penonton dan antar tokoh itu berbeda. Efek keterasingan bekerja untuk menciptakan ruang kosong di antara penonton dengan tontonannya. Efek keterasingan tidak hanya ditunjukkan dalam keaktoran saja, tetapi keseluruhan pertunjukan, setting, ruang dan lighting menggambarkan keterasingan.  Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses alienasi antar tokoh dan interaksi antara tokoh dengan penonton itu terjadi. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan wawancarara kepada aktor dan sutradara
FUNGSI PAKAIAN ADAT DEPATI DAN NINIK MAMAK KECAMATAN KUMUN DEBAI KOTA SUNGAI PENUH Monita Precillia
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan Vol. 1 No. 01 (2022): Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.909 KB) | DOI: 10.22437/cs.v1i01.18690

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan keberadaan, bentuk, dan fungsi dari pakaian Depati dan Ninik Mamak di Kecamatan Kumun Debai, Kota Sungai Penuh menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data penelitian diperoleh melalui studi pustaka, observasi, wawancara, dokumentasi serta analisis data menggunakan teori Dharshono dan Fieldman yang membahas tentang fungsi dan bentuk karya seni. Berdasarkan hasil analisis bahwa pakaian Depati dan Ninik Mamak merupakan pakaian kebesaran yang memiliki nilai kepemimpinan, peranan Depati dan Ninik Mamak pada suatu kaum serta mencerminkan wibawa seseorang pemimpin. Pakaian Depati dan Ninik Mamak terdiri dari penutup kepala, penutup badan, alas kaki dan aksesoris. Pakaian Depati dan Ninik Mamak dominan menghadirkan warna hitam, longgar yang dihiasi dengan renda benang emas dan payet piring. Pakaian tersebut dipakai oleh Depati dan Ninik Mamak saat upacara adat seperti kenduri sko, pengangkatan gelar pemangku adat, hajatan pernikahan, musyawarah melibatkan beberapa kaum dan kegiatan lain yang berkaiatan dengan Adat.
TEKNIK BANTINGAN PADA PERGURUAN SILAT TADJIMALELA Dewi Arimbi; Precillia Monita
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan Vol. 1 No. 02 (2022): Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.905 KB) | DOI: 10.22437/cs.v1i02.21877

Abstract

Bantingan merupakan teknik serangan jarak dekat dengan menangkap salah satu komponen tubuh lawan lalu mendorong atau menarik, kemudian dihempaskan. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi data dari pelatih dan peserta didik. Hasil yang didapatkan adalah terdapat tiga teknik bantingan dari silat Tadjimalela, yaitu bantingan depan, bantingan belakang dan lemparan samping.
ANALISIS SENI PERTUNJUKAN SINGA DEPOK DI BUAH BATU Amalia nurqaidah; Jaeni Jaeni; Monita Precillia
Prabung Seni: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol. 1 No. 2 (2022): Prabung Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan (Desember 2022)
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1241.472 KB)

Abstract

Seni pertunjukan Singa Depok adalah tradisi yang berasal dari Subang dan berkembang hingga ke Buah Batu. Singa Depok dahulunya merupakan bentuk sindiran terhadap bangsa kolonial, sebagai upaya balas dendam melalui kesenian. Rumusan masalah yang dipertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana penyajian seni Singa Depok dan bagaimana persiapan prapertunjukan agar pertunjukan berjalan dengan lancar. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dan informasi didapati melalui observasi dan wawancra. Hasil dari penelitian ini adalah penjelasan tentang sejarah, perkembangan dan tujuan dari seni Singa Depok.
PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LAIS DI GUNUNG GALUNGGUNG KABUPATEN TASIKMALAYA Ladya Belga; Monita Precilli
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan Vol. 2 No. 1 (2023): Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri perkembangan seni pertunjukan lais yang masih eksis di Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara dan dilanjutkan dengan analisis pemahaman secara interaktif. Subjek penelitian yang dijadikan narasumber adalah pelaku seni pertunjukan yakni seniman Padepokan Jati Diri Nurcahya Putra Galunggung Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa seni pertunjukan lais masih benar nyata keberadaannya dan mengalami perkembangan secara kontekstual pertunjukan. Simpulan hasil penelitian ini menunjukan bahwa seni pertunjukan lais harus dipahami dan dilestarikan guna melindungi ekosistem seni pertunjukan dan menjaga warisan budaya bangsa.
Pertunjukan Tari Piring Kumun Sebagai Representasi Sosiologi Gender dan Upaya Pelestarian Adat Budaya Kerinci Monita Precillia
SENDRATASIK UNP Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/js.v12i3.124845

Abstract

Piring Kumun Dance is one of the traditional arts of the Kumun people. The Piring Kumun Dance is often performed in community activities and traditional activities, the dancers are a mixture of male dancers and female dancers. This research has three objectives namely; First, knowing the form of the motion of the Piring Kumun dance. secondly knowing the traditional and societal views of female dancers, thirdly analyzing the position and existence (social) of women in the Kumun community. This study uses Lev Vygotsky's feminist and sociocultural theory. Sociocultural theory emphasizes the role of social interaction in a person's psychological development. The research method used is a qualitative method with a content analysis approach from Krippendorf, namely a method used to examine symbolic phenomena with the aim of exploring and expressing the observed phenomena which are the content, meaning and essential elements of the performance. On the other hand, this research also uses an ethnographic context, this is done because it has compatibility between the subjects studied, namely art and culture or traditions in a society based on local wisdom.