Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pasukan Askariyah sebagai Suara Subaltern Korban Konflik Aceh dalam Cerpen Safrida Askariyah Andayani, Santi
Lingua Vol 15, No 1 (2019): January 2019
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konflik yang melanda Aceh dari tahun 1976 hingga tahun 2005 telah meninggalkan luka yang dalam bagi sejarah nasional Indonesia. Banyak terjadi kasus pelanggaran HAM seperti pembunuhan, perkosaan, penculikan baik yang dilakukan oleh Pasukan GAM maupun TNI. Untuk merebut kedaulatan, GAM membentuk pasukan-pasukan khusus  seperti Pasukan Askariyah yang beranggotakan para janda dan  gadis-gadis remaja sebagai  bala tentara. Kisah-Kisah perjuangan para wanita Aceh yang tergabung dalam Pasukan Askariyah terepresentasikan pada cerpen Safrida Askariyah karya Alimuddin yang dimuat di Kompas pada 8 Oktober 2006. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah Pasukan  Askariyah telah bisa menyuarakan suara subaltern yang dalam cerpen ini direprentasikan oleh tokoh utama Safrida sebagai suara wanita yang tertindas?. Penelitian ini merupakan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Sumber data primer adalah cerpen Safrida Askariyah. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif analisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra serta pandangan Spivak mengenai subaltern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pasukan Askariyah yang direpresentasikan oleh tokoh Safrida ternyata tidak mampu menyampaikan suara subaltern para wanita korban konflik Aceh. Hal ini dibuktikkan dengan lenyapnya pasukan Askariyah, teralienasi dari masyarakat, dan tidak diakuinya keberadaan mereka di tengah masyarakat saat ini.The conflict that happened in Aceh from 1976 to 2005 has left deep wounds for Indonesia’s  national history. Many cases of human rights violations such as murder, rape, kidnappings  committed by both GAM and TNI troops.To seized sovereignty, GAM established special  forces such as the Askariyah Force, which consisted of widows and teenage girls. The stories of the struggle of Acehnese women who are members of the Askariyah Force are represented in the short story of Safrida Askariyah by Alimuddin published in Kompas on October 8, 2006.  The problem of the research is whether the Askariyah Forces have been able to convey the subaltern voices that in this short story is represented by the main character of Safrida? This research is qualitative research. Data collections was done by literature study. The primary data source is short story Safrida Askariyah. Data analysis was done by descriptive analysis method. This research used  the approach of the sociology literature and Spivak’s view of the subaltern. The results showed that the Askariyah troops represented by the Safrida figures were not able to convey the subaltern voices of women of the Aceh conflict. This were evoked by the disappearance of the Askariyah Forces, Safrida was alienated from the community, and Askariyah Forces existence  was not recognized in nowdays society.
PENYEBAB ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PERISTIWA TUTUR MAHASISWA JEPANG DI INDONESIA Andayani, Santi
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 1 (2019): Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.89 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i1.1279

Abstract

Peristiwa tutur yang terjadi antara mahasiswa Jepang dengan mahasiswa Indonesia menjadi hal menarik manakala penguasaan yang minimal atas bahasa kedua atau ketiga. Penggunaan bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan bahasa Indonesia penutur dan lawan tutur tersebut menyebabkan seringnya terjadi alih kode dan campur kode. Oleh karena itu, penelitian ini akan meninjau lebih jauh mengenai penyebab dari muncul dan digunakannya alih kode dan campur kode tersebut dalam peristiwa tutur mahasiswa Jepang di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik simak libat cakap, rekam, dan catat sebagai  metode pengumpulan datanya. Sumber data adalah  peristiwa tutur antara mahasiswa Jepang yang berinteraksi dan berkomunikasi dengan mahasiswa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ter 9 penyebab terjadinya alih kode dan campur kode tersebut, yaitu (1) faktor pembicara atau penutur, (2) faktor pendengar atau lawan tutur, (3) perubahan situasi dengan hadirnya orang ketiga, (4) untuk menegaskan sesuatu, (5) sebagai pengisi atau penghubung kalimat, (6) pengulangan yang digunakan untuk klarifikasi, (7) mengklarifikasi isi tuturan bagi interlocutor (lawan bicara), (8) kebutuhan leksikal karena tidak ditemukannya padanan kata yang tepat, (9) keefisienan suatu pembicaraan.Kata kunci: alih kode, campur kode, peristiwa tutur
Nilai-Nilai Tradisional dalam Bisnis Kuliner yang Tercermin dalam Serial Drama Jepang Andayani, Santi; Rahmawati, Emma; Paramita, Ni Made Savitri; Ghabella, Ghe; Rahmawati, Putri Azmi
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 9 No 1 (2021): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v9i1.42525

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana bentuk nilai-nilai tradisi kuliner yang diwariskan kepada generasi selanjutnya yang tercermin dalam tiga serial drama Jepang dengan genre food, yaitu Osen (2018), Wagashi Bakery (2016) dan Edo Mae no Shun (2018).penelitian ini mengunakan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis nilai-nilai tradisional yang terdapat dalam ketiga drama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam ketiga serial drama tersebut terdapat nilai-nilai tradisi kuliner yang selalu dijaga sehingga mampu mempertahankan keberlangsungan bisnis kuliner tradisional mereka, yaitu nilai estetika, nilai sosial, nilai tanggung jawab, nilai kreatifitas, nilai loyalitas, dan nilai pendidikan. Nilai-nilai tersebut diturunkan dari satu generasi ke generasi penerusnya, yaitu ketika tokoh Shun mempelajari cara membuat sushi dari Matsunoshuke, ayahnya, tokoh Osen mempelajari cara memasak dan mengelola restoran dari ibunya dan kemudian Osen mengajarkan cara memasak tersebut pada Ezaki, karyawannya, serta tokoh Arare yang belajar membuat wagashi(kue tradisional Jepang) dan mengelola toko wagashi tersebut dari ibunya. Nilai-nilai tersebut adalah salah satu kunci kesuksesan keberhasilan bisnis kuliner mereka bertahan hingga lebih dari 3 generasi.
Insomnia and Quality of Life in The Elderly: WHOQOL-BREF and WHOQOL-OLD Indonesian Version Bangun, Binar Cinta Kristialzy; Gondodiputro, Sharon; Andayani, Santi
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v16i2.22895

Abstract

In Indonesia, the elderly are someone who has reached the age of 60 years old and over. Along with the aging, there will be changes in sleep pattern and awakening process so that insomnia will appear. Insomnia can cause decrease in quality of life. The aim of this study was to analyze the relationship between insomnia and quality of life in elderly which measured by WHOQOL-BREF and WHOQOL-OLD Indonesian version. The quantitative analytical cross-sectional study had been carried out to 60 elderly from 6 public health centers (puskesmas) in Bandung City, West Java, Indonesia. This study was conducted from August to November 2019. Insomnia was measured by Insomnia Severity Index and quality of life was measured by WHOQOL-BREF and WHOQOL-OLD Indonesian version. The Spearman correlation test was used for data analysis. This study discovered that the proportion of insomnia in the elderly  was 36,7%(95%ci:24.5%-48.9%).the correlation coefficient between insomnia and quality of life was -0,386 (WHOQOL-BREF) and -0,302 (WHOQOL-OLD). It can be concluded that the proportion of insomnia in the elderly is high and  there is a correlation between insomnia and quality of life even though the correlation is weak.
Nilai-Nilai Tradisional dalam Bisnis Kuliner yang Tercermin dalam Serial Drama Jepang Andayani, Santi; Rahmawati, Emma; Paramita, Ni Made Savitri; Ghabella, Ghe; Rahmawati, Putri Azmi
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 9 No 1 (2021): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v9i1.42525

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana bentuk nilai-nilai tradisi kuliner yang diwariskan kepada generasi selanjutnya yang tercermin dalam tiga serial drama Jepang dengan genre food, yaitu Osen (2018), Wagashi Bakery (2016) dan Edo Mae no Shun (2018).penelitian ini mengunakan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis nilai-nilai tradisional yang terdapat dalam ketiga drama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam ketiga serial drama tersebut terdapat nilai-nilai tradisi kuliner yang selalu dijaga sehingga mampu mempertahankan keberlangsungan bisnis kuliner tradisional mereka, yaitu nilai estetika, nilai sosial, nilai tanggung jawab, nilai kreatifitas, nilai loyalitas, dan nilai pendidikan. Nilai-nilai tersebut diturunkan dari satu generasi ke generasi penerusnya, yaitu ketika tokoh Shun mempelajari cara membuat sushi dari Matsunoshuke, ayahnya, tokoh Osen mempelajari cara memasak dan mengelola restoran dari ibunya dan kemudian Osen mengajarkan cara memasak tersebut pada Ezaki, karyawannya, serta tokoh Arare yang belajar membuat wagashi(kue tradisional Jepang) dan mengelola toko wagashi tersebut dari ibunya. Nilai-nilai tersebut adalah salah satu kunci kesuksesan keberhasilan bisnis kuliner mereka bertahan hingga lebih dari 3 generasi.
PENYEBAB ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PERISTIWA TUTUR MAHASISWA JEPANG DI INDONESIA Andayani, Santi
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 1 (2019): Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.89 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i1.1279

Abstract

Peristiwa tutur yang terjadi antara mahasiswa Jepang dengan mahasiswa Indonesia menjadi hal menarik manakala penguasaan yang minimal atas bahasa kedua atau ketiga. Penggunaan bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan bahasa Indonesia penutur dan lawan tutur tersebut menyebabkan seringnya terjadi alih kode dan campur kode. Oleh karena itu, penelitian ini akan meninjau lebih jauh mengenai penyebab dari muncul dan digunakannya alih kode dan campur kode tersebut dalam peristiwa tutur mahasiswa Jepang di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik simak libat cakap, rekam, dan catat sebagai  metode pengumpulan datanya. Sumber data adalah  peristiwa tutur antara mahasiswa Jepang yang berinteraksi dan berkomunikasi dengan mahasiswa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ter 9 penyebab terjadinya alih kode dan campur kode tersebut, yaitu (1) faktor pembicara atau penutur, (2) faktor pendengar atau lawan tutur, (3) perubahan situasi dengan hadirnya orang ketiga, (4) untuk menegaskan sesuatu, (5) sebagai pengisi atau penghubung kalimat, (6) pengulangan yang digunakan untuk klarifikasi, (7) mengklarifikasi isi tuturan bagi interlocutor (lawan bicara), (8) kebutuhan leksikal karena tidak ditemukannya padanan kata yang tepat, (9) keefisienan suatu pembicaraan.Kata kunci: alih kode, campur kode, peristiwa tutur
IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR KEPOPULERAN SERIAL TV DRAMA KINPACHI SENSEI DAN TRANSFORMASINYA BERDASARKAN TEORI FORMULA Santi Andayani
IZUMI Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.922 KB) | DOI: 10.14710/izumi.1.1.

Abstract

ABSTRACT The paper describes theidentification ofthe elements of popularity TV drama seriesKinpachi Senseiand its transformationbased on thetheoryformulawithapproachesthat examinecontinuity, repetition, duplicationandimitationofa formand elements ofpopularfiction. In addition, thesyntacticsemanticapproaches and qualitativeapproachto collect datain the form ofwrittendocuments such as quotationsandstatistics will use too. The result of this study concludes that history of a work to be popular can not be separated from the influence of society culture in the coloring of a genre. Key words: popular culture, formula, convention, school life, TV drama.
Diskriminasi di Ruang Sekolah pada Film-Film Zainichi Fatimah, Emma Rahmawati; Andayani, Santi; Muhfidah, Dewi; Almaghfiroh, Safina
J-Litera: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra dan Budaya Jepang Vol 5 No 2 (2023): November 2023
Publisher : Program Studi Sastra Jepang, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jlitera.2023.5.2.9489

Abstract

Japan's defeat in World War II did not necessarily become a complete liberation for the Korean zainichi. Japanese zainichi still feels discriminatory acts after Japan's colonization. The depiction of poverty and the living conditions of the zainichi who experience discrimination often colour the storylines of zainichi-themed films, including the Yakiniku Dragon, Go, and Pacchigi, objects of this research. Among the descriptions of the discrimination experienced by Zanichi, there is one similarity in the three films that is interesting to study further, the school setting, which is part of the storyline. The school became one of the spaces where discrimination against Korean zainichi took place. This study used the descriptive qualitative method. By using definition of discrimination in social perspective, this study discusses what forms of discrimination toward zainichi are reflected in three zainichi films, Pacchigi, Yakiniku Dragon and GO. The result shows some forms of discrimination toward zainichi. The forms of discrimination are physical violence, verbal violence and also social discrimination in the form of rejection and neglect from the majority group, namely Japanese society.
SOSIALISASI KUALITAS AIR EMBUNG SIDEM DAN RESTOCKING BENIH IKAN DI DESA SIDEM KECAMATAN GONDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG Andayani, Santi
DHARMAKARYA: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol 13, No 1 (2024): Maret, 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v13i1.51122

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan di desa Sidem Kab. Tulungagung, Jawa Timur ini dilatarbelakangi oleh keberadaan embung Sidem yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh warga. Ketidakpahaman mengenai kualitas air embung dan makin berkurangnya stock ikan air tawar di embung Sidem adalah beberapa permasalahan yang muncul. Oleh karena itu, kegiatan PKM ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai kualitas air  dan jenis ikan asli indonesia yang sesuai dengan kondisi embung Sidem, menanamkan kesadaran kepada warga dalam menjaga lingkungan alam terutama menghindari penangkapan ikan yang merusak ekosistem, melakukan restocking benih ikan asli ke embung Sidem. Metode pelaksanaan dalam rangka memecahkan masalah dilakukan dari tahap persiapan hingga pelaksanaan dengan langkah: melakukan analisis situasi dengan survey dan wawancara, pengambilan sampel air embung, menganalisis hasil lab untuk mengetahui kualitas air, pengadaan bibit ikan, mengumpulkan peserta penyuluhan, memberikan sosialisasi tentang fungsi ekologis dan manfaat ekonomis embung, serta hasil analisis kualitas air embung Sidem, pengenalan jenis ikan invansif, pemahaman kesadaran lingkungan, dan penyebaran benih ikan di embung Sidem. Hasil dari kegiatan PKM ini adalah adanya peningkatan pemahaman warga desa Sidem tentang kualitas air embung yaitu masuk dalam kategori kelas II dan pemahaman jenis ikan yang sesuai untuk embung agar tetap terjaga kelestarian ekosistemnya, serta bertambahnya stock ikan di embung Sidem, yaitu berupa benih ikan tawes dan bader. Kegiatan ini  mendapat apresiasi yang sangat baik dari kepala desa dan warga desa Sidem dan harapan peserta untuk melanjutkan kegiatan PKM ini setiap tahunnya agar terjalin kesinambungan dalam program kerja.
Digitalisasi Budaya Wayang Pothehi Melalui Film Dokumenter pada Komunitas FU HE AN Ambarastuti, Retno Dewi; Fatimah, Emma Rahmawati; Paramita, Ni Made Savitri; Andayani, Santi; Wijaya, Clarinta Gaby; Prakoso, Nando Petra Setyo; Ramadhani, Muhammad Aus; Ardhiansyah, Muhammad Farel; Widyanto, Muhammad Rizal
Jurnal Gramaswara: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Gramaswara: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Faculty of Cultural Studies, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.gramaswara.2024.005.01.12

Abstract

Potehi puppetry is an art performance that uses puppets from South China, which came to Indonesia in the 16th and 17th centuries. The development of these puppet shows experienced ups and downs, especially the prohibition of everything with Chinese nuances, in 1967 and improved in 2000. The preservation and continuity of potehi puppets are also carried out by the Fu He An community, Gudo, Jombang, led by Toni Harsono. Toni Harsono's motivation to develop this community stems from his concern about the condition of many damaged potehi puppets, the scarcity of authentic potehi puppets, and his desire to re-modify them so they can be preserved for the future. Toni Harsono's efforts have been welcomed by academics from within and outside the country, who have conducted various studies on potehi puppets. The public has also carried out the preservation and sustainability of potehi puppets through social media. However, the Fu He An community still needs to work on accessing information and understanding cultural digitization, especially in the context of making documentary films. Therefore, this community service activity aims to create a series of documentary films with the initial theme of the history of the making and character formation of the Jombang; Gudo potehi puppets, and make a Instagram account and website Wayang Potehi, Gudo. Keywords: cultural digitalization, sustainability, preservation, wayang potehi