Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KULTUR EMBRIO MERBAU (Intsia bijuga OK.) PADA MEDIA MURASHIGE & SKOOG (MS) DIPERKAYA DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH BAP, GA3 dan IBA Samuel Bram Sainawal; Julius D. Nugroho; Francina F. Kesaulija
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.168

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mencari konsentrasi dan kombinasi zat pengatur tumbuh (IBA, BAP dan GA3) yang cocok guna pertumbuhan embrio dari tanaman Merbau (Intsia bijuga OK.) pada media Murashige & Skoog (MS) untuk mendapatkan tanaman yang sempurna melalui teknik kultur jaringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik observasi menggunakan perhitungan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan eksplan embrio merbau (Intsia bijuga OK.) yang terbaik adalah menggunakan media dengan zat pengatur tumbuh pada media MS + GA3 2 ppm dengan persen hidup 100% dan memiliki persen eksplan kontaminasi 0%. Pertumbuhan tunas pada perlakuan ini terjadi pada umur 86 hari dengan rata-rata pertumbuhan tunas sebesar ± 0,2 cm, persen eksplan bertunas 0%, pada pertumbuhan terbentuknya akar pada minggu ketujuh dari pengamatan.
Pemberdayaan Masyarakat Pemerhati Anggrek Melalui Pelatihan Pengenalan Jenis dan Budidaya Anggrek di Kampung Kwau Distrik Warmare Kabupaten Manokwari Arobaya, Agustina Yohana Setyarini; Tasik, Susanti; Sadsoeitoeboen, Bernadetta Margaretha Gunarsih; Susanti, Cicilia Maria Erna; Arung Padang, Dina; Kesaulija, Francina Frenshegty; Saptoyudo, Kukuh; Gunawan, Endra
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 3 (2021): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v2i3.196

Abstract

Anggrek dikenal sebagai tumbuhan eksotik memiliki daya guna dan pesona nusantara yang banyak diminati oleh penggemar tanaman hias. Kemolekan dan daya tahan Bunganya menjadi pemicu sehingga anggrek ini sering di buru dan diperdagangakan baik lokal, nasional maupun internasional. Upaya pelestarian jenis anggrek alam yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis perlu segera mungkin diinisiasi dalam rangka perlindungan jenis tumbuhan endemic dan tergolong langka. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengenalan jenis dan budidaya anggrek kepada masyarakat yang memiliki sumberdaya hayati tersebut dan menggunakannya sebagai sumber income untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu minggu di Kampung Kwau, Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari. Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dengan pembekalan materi dan praktek langsung di lapangan. Tiga kelompok tani anggrek tercatat sebagai peserta pelatihan yang menerima bantuan fasilitas green house dan tanaman anggrek dari Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Manokwari. Praktek pengenalan jenis dan pernyerbukan tanaman dilakukan langsung pada tanaman anggrek yang berbunga di dalam green house dan dipekarangan rumah masyarakat. Partisipasi aktif diperlihatkan bukan hanya oleh peserta dalam kelompok tetapi di ikuti oleh seluruh masyarakat kampung Kwau.
Pemberdayaan Masyarakat Pemerhati Anggrek Melalui Pelatihan Pengenalan Jenis dan Budidaya Anggrek di Kampung Kwau Distrik Warmare Kabupaten Manokwari: Community Empowerment Efforts for Orchid Enthusiasts Through Species Introduction And Cultivation Training in Kwau Village, Warmare District, Manokwari Regency Agustina Yohana Setyarini Arobaya; Susanti Tasik; Bernadetta Margaretha Gunarsih Sadsoeitoeboen; Cicilia Maria Erna Susanti; Dina Arung Padang; Francina Frenshegty Kesaulija; Kukuh Saptoyudo; Endra Gunawan
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2021): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v2i3.196

Abstract

Anggrek dikenal sebagai tumbuhan eksotik memiliki daya guna dan pesona nusantara yang banyak diminati oleh penggemar tanaman hias. Kemolekan dan daya tahan Bunganya menjadi pemicu sehingga anggrek ini sering di buru dan diperdagangakan baik lokal, nasional maupun internasional. Upaya pelestarian jenis anggrek alam yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis perlu segera mungkin diinisiasi dalam rangka perlindungan jenis tumbuhan endemic dan tergolong langka. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengenalan jenis dan budidaya anggrek kepada masyarakat yang memiliki sumberdaya hayati tersebut dan menggunakannya sebagai sumber income untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu minggu di Kampung Kwau, Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari. Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dengan pembekalan materi dan praktek langsung di lapangan. Tiga kelompok tani anggrek tercatat sebagai peserta pelatihan yang menerima bantuan fasilitas green house dan tanaman anggrek dari Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Manokwari. Praktek pengenalan jenis dan pernyerbukan tanaman dilakukan langsung pada tanaman anggrek yang berbunga di dalam green house dan dipekarangan rumah masyarakat. Partisipasi aktif diperlihatkan bukan hanya oleh peserta dalam kelompok tetapi di ikuti oleh seluruh masyarakat kampung Kwau.
Kajian Penggunaan Lahan Terhadap Peraturan Sempadan Sungai Arui Paul Colin Pasaribu; Jonni Marwa; Francina F. Kesaulija; Charly B. Wanggai; Bernadetta M.G. Sadsoeitoeboen
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol8.Iss1.287

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk penggunaan lahan di sempadan Sungai Arui yang tidak sesuai dengan peraturan sempadan sungai. Lokasi penelitian ini berada di sempadan Sungai Arui Distrik Masni Kabupaten Manokwari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data dengan observasi lapangan, studi pustaka, dan analisis GIS menggunakan aplikasi ArcGIS 10.8. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, terdapat 5 bentuk penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan PP. No. 38 Tahun 2011 pada Sempadan Sungai Arui, yaitu bentuk penggunaan perkebunan, sawah, ladang, pemukiman dan tanah terbuka. Penggunaan lahan tersebut tersebar di 14 administrasi desa. Luas penggunaan lahan perkebunan seluas 274,18 Ha, sawah seluas 1,54 Ha, ladang seluas 0,63 Ha, pemukiman seluas 0,95 Ha dan terbuka seluas 1,01 Ha, dengan total keseluruhan 278,32 Ha. Luas total sempadan Sungai Arui seluas 896,56 Ha. penggunaan lahan yang tidak sesuai adalah 31,2% dari total luas sempadan Sungai Arui.
KERAGAMAN DAN STATUS KONSERVASI JENIS BURUNG AIR DI DANAU YAMOR Hermanus Warmetan; Fransina F. Kesaulija; Bernadetta M.G. Sadsoeitoeboen
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol1.Iss2.35

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaman dan status konservasi burung air yang terdapat di kawasan Danau Yamor Kabupaten Kaimana. Empat stasiun pengamatan berupa danau yang ditetapkan secara purposif. Pengamatan dilakukan secara transek pada setiap stasiun menyusuri alur sungai yang ada. Data yang nama jenis, jumlah individu,dan panjang transek pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 12 jenis yang tergolong dalam Sembilan famili burung air yang ditemukan di kawasan Danau Yamor. Keragaman jenis tergolong katagori sedang dan dua jenis burung air yang dijumpai dalam jumlah relatif banyak yaitu burung udang kacamata dan burung cekakak rimba. Lima jenis diantara 12 jenis burung air di kawasan danau Yamor tergolong jenis migrant dari Australia. Dari status konservasi terdapat lima jenis dilindungi, satu jenis dengan status agak terancam dan satu jenis belum diketahui status konservasinya karena kekurangan data. Jenis yang disebutkan terakhir dalah cekakak rimba (Halcyon macleayii)
JENIS – JENIS PANDANUS (Pandanaceae) DI CAGAR ALAM BIAK UTARA KABUPATEN BIAK NUMFOR Markus Obed Kapitarauw; Charlie D. Heatubun; Francina F. Kesaulija
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss1.68

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis pandanus (pandanceae) yang terdapat pada Kawasan Cagar Alam Biak Utara Kabupaten Biak Numfor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik observasi lapang melalui pejelajahan kawasan. Identifikasi karakteristik morfologi dilakukan untuk melihat variasi jenis-jenis pandanus yang ditemukan. Dari hasil penelitian ditemukan 3 jenis pandanus yaitu Pandanus sp. (Answarik), P. kraneulianus K.Sehum (Mansyoi) dan P. papuanus Solms. Laub (Kakof). Secara morfologis, ketiga jenis pandanus sangat berbeda berdasarkan ukuran batang, ukuran daun dan jumlah buah.
KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DAN PENGINDERAAN JAUH DI DISTRIK ORANSBARI, MANOKWARI SELATAN Feronika Womsiwor; Francina F. Kesaulija; Devi Manuhua
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss1.114

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji bentuk-bentuk penggunaan lahan serta mengukur laju perubahan penggunaan lahan pada tahun 2006 sampai tahun 2014 di wilayah Distrik Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan. Penelitian ini menggunakan metode penginderaan jauh dengan pendekatan spektral, yaitu klasifikasi penggunaan lahan melalui analisis lebih dari satu saluran citra landsat dengan data yang bersumber dari citra digital landsat 8 tahun perekaman 2014. Hasil penelitian mengidentifikasi luas kawasan sebesar 33.518,69 ha yang terdiri atas 11 bentuk penggunaan lahan, yaitu hutan lahan kering primer seluas ± 18.808,92 ha (56,11%), hutan lahan kering sekunder seluas ± 4.525,49 ha (13,50%), hutan mangrove seluas ± 362,07 ha (1,08%), pemukiman seluas ± 431,98 ha (1,29%) , perkebunan seluas ± 991,65 ha (2,96%), pertanian lahan kering seluas ± 1.174,61 ha (3,50%), savana seluas ± 732,93 ha (2,19%), sawah seluas ± 514,14 ha (1,53%), semak belukar seluas ± 1.570,29 ha (4,68%), tanah terbuka seluas ± 49,23 ha (0,15%) dan badan air seluas ± 95,67 ha (0,29%). Sebelas penggunaan lahan di Distrik Oransbari juga terbagi dalam tiga fungsi kawasan hutan yaitu cagar alam, hutan lindung dan hutan produksi konversi.
KULTUR EMBRIO MERBAU (Intsia bijuga OK.) PADA MEDIA MURASHIGE & SKOOG (MS) DIPERKAYA DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH BAP, GA3 dan IBA Samuel Bram Sainawal; Julius D. Nugroho; Francina F. Kesaulija
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.168

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mencari konsentrasi dan kombinasi zat pengatur tumbuh (IBA, BAP dan GA3) yang cocok guna pertumbuhan embrio dari tanaman Merbau (Intsia bijuga OK.) pada media Murashige & Skoog (MS) untuk mendapatkan tanaman yang sempurna melalui teknik kultur jaringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik observasi menggunakan perhitungan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan eksplan embrio merbau (Intsia bijuga OK.) yang terbaik adalah menggunakan media dengan zat pengatur tumbuh pada media MS + GA3 2 ppm dengan persen hidup 100% dan memiliki persen eksplan kontaminasi 0%. Pertumbuhan tunas pada perlakuan ini terjadi pada umur 86 hari dengan rata-rata pertumbuhan tunas sebesar ± 0,2 cm, persen eksplan bertunas 0%, pada pertumbuhan terbentuknya akar pada minggu ketujuh dari pengamatan.
Mata Air dan Kelimpahan Vegetasi Pada Taman Wisata Alam Gunung Meja Kabupaten Manokwari Mahmud, Mahmud; Rahmanto, Syaiful; Kesaulija, Francina F.; Muhlis, La Ode
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 9 No 3 (2025): Agustus
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2025.Vol.9.No.3.462

Abstract

Water is a vital need for every life, so if there is no water there will certainly be no life.  This research aims to determine the pattern of springs, diversity and similarity of types around the springs. The research method uses surveys and sampling techniques. Research results of Meja Mountain Natural Tourism Park (MMNTP) from 9 springs have 7 different spring patterns. The largest water discharge in the spring pattern that comes out between the rocks, while the smallest water comes out of seepage of soil pores. The largest water discharge is located in Manggoapi with coordinates -0.847744, 134.069008. While the smallest water discharge comes from springs that emerge from the ground located in Brawijaya with coordinates -0.854717, 134.075233.   The woody vegetation type diversity index has a high value which reflects the diversity of types in the MMNTP.  Meanwhile, the similarity index is higher than the difference, indicating that woody vegetation has similarities between the observation plots. Establish from seedlings to dominant trees including Palaquium amboinensis, Artocarpus altilis, Lansium domesticum, Pometia coriacea, Pometia pinnata, and Koordersiodendron pinnatum. The six types are thought to have suitable habitats, need lots of water and have related relationships.