Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Uji Mekanisme Kerja Antibakteri Senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on ANALOG Kurkumin terhadap Beberapa Bakteri Dwiningsih Dwiningsih; Vivin Nopiyanti; Ismi Rahmawati; Marlia Singgih Wibowo; Daryono Hadi Tjahjono
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.946 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.259

Abstract

Senyawa monokarbonil analog kurkumin yang sudah berhasil disintesis yaitu senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on, mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, anti inflamasi dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja senyawa analog kurkumin 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on terhadap bakteri Klebsiella pneumonia ATCC 10031, Shigella dysenteriae ATCC 9361, Pseudomonas aeruginosaATCC 27853 dan Bacillus subtilis ATCC 6633 yang teraktif. Senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on merupakan hasil sintesis yang dinyatakan murni dan memiliki hasil elusidasi struktur yang sesuai. Senyawa hasil sintesis diuji aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode difusi dengan pelarut DMSO serta kontrol positif amoksilin dilanjutkan dengan metode dilusi. Senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3- on dibuat dengan konsentrasi 1500 ppm. Suspensi bakteri disetarakan dengan Mc Farlan 0,5. Hasil aktivitas dengan metode dilusi ditentukan hasil KBM (Konsentrasi Bunuh Minimal) untuk dilakukan kajian mekanisme kerja dengan melihat kebocoran membran dan rusaknya dinding sel bakteri. Hasil menunjukkan senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on memiliki aktivitas terhadap bakteri K. pneumonia ATCC 10031, S. dysenteriae ATCC 9361, P. aeruginosa ATCC 27853 dan B.subtilis ATCC 6633 dengan diameter daya hambat rata-rata berturutan adalah 16mm; 18,6mm; 21,2mm dan 19mm. Senyawa1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on merupakan senyawa teraktif terhadap bakteri P. aeruginosa ATCC 27853. Uji aktivitas antibakteri dilanjutkan dengan metode dilusi untuk mendapatkan nilai KBM (Konsentrasi Bunuh Minimal). Hasil KBM senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on adalah 187,5 ppm. Uji mekanisme kerja dilakukan dengan pengujian kebocoran membran dan kerusakan dinding sel yang dilihat dengan AAS. Hasil menunjukkan adanya kerusakan dinding sel bakteri karena terjadinya peningkatan konsentrasi Mg2+ pada perlakuan.
HOMOLOGY MODELING EPITOP ISOCITRATE DEHYDROGENASE TIPE 1 (R132H) MENGGUNAKAN MODELLER, I-TASSER DAN (PS)2 UNTUK VAKSIN GLIOMA Yeni Yeni; Daryono Hadi Tjahjono
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 4 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1031.61 KB) | DOI: 10.22236/farmasains.v4i1.189

Abstract

Glioma is a type of primary malignant brain tumor. The presence of gliomas can be characterized by a mutation R132H of isocitrate dehydrogenase type 1 (IDH1). IDH1 (R132H) contains specific immunogenic epitopes to the tumor. It is appropriate to be used as a gliomas vaccine. Therefore, it was necessary to do homology modeling for IDH1 (R132H) epitopes. TMHMM, MEMSAT-SVM and MEMSAT3 were used to predict transmembrane topology of IDH1 (R132H). Analysis of IDH1 (R132H) epitopes was performed using NetMHCII and IEDB®. The antigenicity of epitopes were predicted using VaxiJen to obtained 91 epitopes. Homology modeling using Modeller, I-TASSER and (PS)2 was established for the epitopes that have probability as tumor antigen. The results of homology modeling of IDH1 (R132H) epitopes were validated by MolProbity, ProSA-web dan QMEAN. A 3D stucture model of the epitopes was selected from three models from the homology modeling based on the validation results. Refinement was established on the epitopes using GalaxyRefine and GROMACS for energy minimization.
Formulasi Mikroemulsi Glukosamin Hidroklorida Rima Hayati; Sasanti Tarini Darijanto; Daryono Hadi Tjahjono
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 14 No. 01 Juli 2017
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.355 KB)

Abstract

Glukosamin hidroklorida (glukosamin HCl) merupakan senyawa yang sudah populer sebagai suplemen untuk mengurangi rasa nyeri dan kerusakan sendi pada penderita osteoarthritis. Namun terdapat beberapa faktor yang menjadi tantangan dalam pengembangan sediaan glukosamin, yaitu dosis yang besar untuk diabsorpsi secara perkutan serta masalah stabilitas glukosamin di dalam air yang mudah sekali membentuk maillard product. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan mikroemulsi glukosamin HCl untuk penggunaan transdermal sehingga permeabilitas terhadap stratum korneum meningkat dan stabilitas sediaan lebih baik. Dalam penelitian ini glukosamin HCl dikembangkan dalam bentuk mikroemulsi M/A dan diperoleh formula optimum dengan komposisi glukosamin HCl 15%, isopropil miristat 4,2%, Tween 80 22,70%, isopropil alkohol 5,70%, natrium metabisulfit 0,10%, aquadeion 52,30%. Uji karakterisasi menunjukkan mikroemulsi memenuhi persyaratan secara organoleptis, viskositas, serta ukuran globul. Mikroemulsi stabil pada uji sentrifugasi. Sementara uji kadar dengan menggunakan metode KCKT diperoleh hasil 14,9%.
The Antifungal Activity of Artesunate toward Candida albicans: Two Opposite Activities MOHAMMAD RIZKI F ADHIL PRATAMA; DARYONO HADI TJAHJONO; TUTUS GUSDINAR
Microbiology Indonesia Vol. 13 No. 3 (2019): September 2019
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1503.088 KB) | DOI: 10.5454/mi.13.3.5

Abstract

The artemisinin and its derivatives antifungal activity continue to be an interesting research object, with the potential shown to be developed as an antifungal compound. Artesunate, one of the artemisinin derivatives known to have antifungal activity against various pathogenic fungi, including Candida albicans. This study aims to determine the effect of artesunate on antifungal activity toward C. albicans in vitro at concentrations below 1 mg -1m L . The method used is yeast-plate count, with a parameter of observation were the number of C. albicans colonies viable after exposure with artesunate for five days. The concentration of artesunate used was divided into -1 -2 -3 -4 -1si x groups, which were 10; 1; 10 ; 10 ; 10 ; and 10 mg mL . Compared to control, a significant decrease in -1c olony counts was only shown at the highest concentration of 10 mg mL . Interestingly, at the lowest -4 -1c oncentration of 10 mgmL , it showed an increase in a number of colonies almost twice of the blank. These results suggest that while at higher concentration of artesunate may inhibit the growth of C. albicans, a lower concentration of artesunate may stimulate their growth.