Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA Putri Pamungkas, Retno; Nopiyanti, Vivin
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : CERATA Jurnal Ilmu Farmasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis Rhodamin B pada Arum Manis ini dilakukan terhadap sampel yang diambil di tiga tempat yang berbeda di wilayah Surakarta. Analisis ini dilakukan di laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta, dalam analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya Pewarna tekstil Rhodamin B  di dalam Arum Manis, jika ada maka akan ditentukan pula berapa kadar Rhodamin B.Metode yang digunakan dalam analisis kualitatif Rhodamin B yaitu KLT dengan menggunakan teknik penarikan warna dengan benang wool. Analisa kuantitatif Rhodamin B menggunakan metode ekstraksi dan pemurnian. Ekstraksi dengan eter p.a dilanjutkan pemurnian dengan HCl 0,1 N dan dilanjutkan dengan Spektrofotometri UV – Vis pada panjang gelombang 555 nm.            Berdasarkan analisis tersebut didapat hasil salah satu sampel dari ketiganya positif mengandung Rhodamin B. Sampel Arum Manis yang diambil positif mengandung Rhodamin B dengan kadar 0,02%.Kata kunci : Rhodamin B, Arum Manis, KLT, Spektrofotometri UV - Vis
Pelatihan Pembuatan Cairan Pencuci Piring Antibakteri dengan Zat Aktif Minyak Lemon untuk Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga bagi kader PKK Kelurahan Kadipiro Banjarsari Surakarta Nopiyanti, Vivin; Sunarni, Titik; Harjanti, Reslely; Aisiyah, Siti; Suhartinah, Suhartinah
ADI WIDYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 5, No 1 (2021): ADIWIDYA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/awpm.v5i1.3619

Abstract

Cairan pencuci piring merupakan cairan kental bening berwarna yang berfungsi untuk membersihkan peralatan makan seperti piring, gelas, sendok/garpu. Kecenderungan pemakaian produk pencuci cair dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal ini menunjukkan jika pola pencucian peralatan rumah tangga mulai bergeser dari cara yang lama/tradisional dengan abu gosok dan sabun colek menuju cara baru yang lebih praktis. Adanya bentuk beruipa cairan menjadikan praktis dan mudah digunakan serta aroma produk yang khas menjsdikan cairan pencuci piring mempunyai nilai lebih dibandingkan produk pencuci piring yang lain. Bahan tanaman kaya akan senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri di antaranya minyak lemon. Selain digunakan sebagai zat aktif antibakteri, minyak lemon juga dapat dimanfaatkan untuk memberikan bau aromatic pada sediaan cairan pencuci piring.Bahan-bahan baku pembuatan cairan pencuci piring ini mudah diperoleh dengan bahan-bahan golongan sabun, garam, emulgator, pewangi dan pewarna. Cara pembuatannya juga sederhana dengan menggunakan prinsip melarutkan antar bahan yang digunakan. Oleh karena itu, berdasarkan dari uaraian di atas cairan pencuci piring mempunyai potensi dapatdikembangkan sebagai produk usaha mandiri yang dipasrkan secara komersial.Tujuan dari program kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan pembautan cairan pencuci piring kepada kader PKK lingkungan Suko Mulyo kelurahan Kadipiro Banjarsari Surakarta. Selain itu juga diadakan pelatihan terkait peluang untuk dikembangkan sebagai usaha mandiri warga. Kegiatan pengabdian dibagi menjadi beberapa tahapan dimulai dari survei dan observasi, dilanjutkan dengan pelatihan berupa tutorial kemuadian dilakukan pendampingan dari tim pengabdi dan diakhiri dengan evaluasi kegiatan.
Uji Mekanisme Kerja Antibakteri Senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on ANALOG Kurkumin terhadap Beberapa Bakteri Dwiningsih Dwiningsih; Vivin Nopiyanti; Ismi Rahmawati; Marlia Singgih Wibowo; Daryono Hadi Tjahjono
Biomedika Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.946 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i1.259

Abstract

Senyawa monokarbonil analog kurkumin yang sudah berhasil disintesis yaitu senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on, mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, anti inflamasi dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja senyawa analog kurkumin 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on terhadap bakteri Klebsiella pneumonia ATCC 10031, Shigella dysenteriae ATCC 9361, Pseudomonas aeruginosaATCC 27853 dan Bacillus subtilis ATCC 6633 yang teraktif. Senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on merupakan hasil sintesis yang dinyatakan murni dan memiliki hasil elusidasi struktur yang sesuai. Senyawa hasil sintesis diuji aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode difusi dengan pelarut DMSO serta kontrol positif amoksilin dilanjutkan dengan metode dilusi. Senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3- on dibuat dengan konsentrasi 1500 ppm. Suspensi bakteri disetarakan dengan Mc Farlan 0,5. Hasil aktivitas dengan metode dilusi ditentukan hasil KBM (Konsentrasi Bunuh Minimal) untuk dilakukan kajian mekanisme kerja dengan melihat kebocoran membran dan rusaknya dinding sel bakteri. Hasil menunjukkan senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on memiliki aktivitas terhadap bakteri K. pneumonia ATCC 10031, S. dysenteriae ATCC 9361, P. aeruginosa ATCC 27853 dan B.subtilis ATCC 6633 dengan diameter daya hambat rata-rata berturutan adalah 16mm; 18,6mm; 21,2mm dan 19mm. Senyawa1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on merupakan senyawa teraktif terhadap bakteri P. aeruginosa ATCC 27853. Uji aktivitas antibakteri dilanjutkan dengan metode dilusi untuk mendapatkan nilai KBM (Konsentrasi Bunuh Minimal). Hasil KBM senyawa 1,5-difuril-1,4-pentadien-3-on adalah 187,5 ppm. Uji mekanisme kerja dilakukan dengan pengujian kebocoran membran dan kerusakan dinding sel yang dilihat dengan AAS. Hasil menunjukkan adanya kerusakan dinding sel bakteri karena terjadinya peningkatan konsentrasi Mg2+ pada perlakuan.
Penelusuran Isolat Bioaktif Ekstrak Umbi Sarang Semut Terhadap Kanker Servik (Sel HeLa) Dyah Susilowati; Vivin Nopiyanti
Biomedika Vol 7 No 1 (2014): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9890.499 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v7i1.488

Abstract

Abstrak Uji sitotoksisitas merupakan perkembangan untuk mengidentifikasi obat sitotoksik baru atau deteksi obat dengan aktifitas antitumor dengan menggunakan HeLa cell line yang diturunkan dari sel epitel kanker leher rahim (cerviks) manusia. Sarang semut mengandung flavonoid dan tanin. Flavonoid bagi tubuh berfungsi sebagai antioksidan sehingga ampuh mencegah sekaligus mengatasi serangan kanker. Hasil dari penelitian ini adalah : Fraksi etil asetat umbi sarang semut bersifat sitotoksik Berdasarkan harga LC50 bahwa dari keenam fraksi ekstrak umbi sarang semutMyrmephytum selebicum (Becc.) hanya dua fraksi yang bersifat toksik yaitu fraksi satu (A) dan fraksi dua (B) dengan IC50 = 60.97 μg/ml dan 71.86 μg/ml sedangkan fraksi tiga (C), empat (D), lima (E) dan enam (F) tidak bersifat sitotoksik pada sel HeLa dengan harga LC50 > 100 μg/ml yaitu 29730898 μg/ml, 13980.373μg/ml dan 2667076808 μg/ml. Kemungkinan senyawa aktif yang terdapat pada kandungan fraksi etil asetat ekstrak umbi sarang semut adalah golongan flavonoid yaitu 3',4'-dihidroksi flavon. Kandungan fenolik total dan flavonoid total dari fraksi etil asetat umbi sarang semut adalah sebesar : % b/b EAG untuk senyawa fenolik fraksi 1 = 15.33%, fraksi 2 = 16.36%, fraksi 3 = 12.08%. Sedangkan % b/b EK untuk senyawa flavonoid fraksi 1 = 5.00%, fraksi 2 = 3.92%, fraksi 3 = 3.34%. Kemungkinan senyawaaktif yang terdapat pada kandungan fraksi etil asetat ekstrak umbi sarang semut (Myrmephytum selebicum (Becc.) adalah kemungkinan mengarahkan senyawa pada struktur 5-OH isoflavon O-di OH pada cincin A (6,7 atau 7,8) Kata kunci : (Myrmephytum sp.), sitotoksisitas, fraksi etil asetat, sel HeLa Abstract Cytotoxicity test is to identify the development of new cytotoxic drugs or drug detection with antitumor activity by using HeLa cell line derived from epithelial cells of cervical cancer (cervical) humans. Anthill contains flavonoids and tannins. Flavonoids act as antioxidants for the body to prevent and overcome powerful attacks tuber extract ant kanker. The results of this study are: ethyl acetate fraction anthill bulbs are cytotoxic Based LC50 that of the sixth fraction ant tuber extract (Myrmephytumselebicum (Becc.) only two fractions that are toxic that a single fraction (A) and two fractions (B) with IC50 = 60.97 mg / ml and 71.86 mg / ml while the three fractions (C), four (D) five (E) andsix (F) is not cytotoxic to HeLa cells with LC50> 100 mg / ml is 29730898μg/ml, 13980.373μg/ml and 2667076808 ug / ml. The possibility of active compound contained in the content of ethyl acetate fraction tuber extract ant is the flavonoid 3 ', 4'-dihydroxy flavones. Total phenolic content and total flavonoid fraction of ethyl acetate bulbs anthill is:% w / w EAG for phenolic compounds fraction 1 = 15:33%, 2 = 16:36% fraction, fraction 3 = 12:08%. While% w / w EK for flavonoid fraction 1 = 5.00%, 2 = 3.92% fraction, fraction 3 = 3.34%. The possibility of active compound contained in the content of ethyl acetate fraction ant tuber extract (Myrmephytumselebicum (Becc.) is likely to lead compound 5-OH structure isoflavone O-ring DIOHonA (6.7or7.8) Keywords: (Myrmephytum sp.), Cytotoxicity, ethyl acetate fraction, HeLa cells
UJI PENENTUAN NILAI SPF (Sun Protection Factor) FRAKSI BUNGA ROSELA (Hibiscus Sabdariffa L.) SEBAGAI ZAT AKTIF TABIR SURYA Vivin Nopiyanti; Siti Aisiyah
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 9, No 1 (2020): Maret
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v9i1.99

Abstract

Sun Protection Factor atau SPF didefinisikan sebagai perbandingan antara banyaknya energi sinar surya (dalam hal ini UV-B) yang dibutuhkan untuk menimbulkan eritema minimal pada kulit yang dilindungi tabir surya dengan yang tidak dilindungi tabir surya. Bunga rosela mengandung flavonoid, antosian, dan polifenol. Senyawa flavonoid mempunyai potensi sebagai tabir surya karena memiliki gugus kromofor (ikatan rangkap tunggal terkonjugasi) yang mampu menyerap sinar UV-A maupun UV-B sehingga mengurangi intensitas pada kulit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa nilai SPF dari fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air dari bunga rosela. Dan diketahui fraksi yang mempunyai nilai SPF tertinggi yang bisa dimanfaatkan sebagai tabir surya. Bunga rosela dibuat ekstrak kemudian difraksinasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat dan air. Fraksi yang dihasilkan berupa fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air serta ekstrak tersebut diukur nilai SPF nya. Pengukuran SPF dapat dilakukan secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometri UV- Vis. Pengujian secara in vitro berguna untuk tes pendahuluan dalam proses pengembangan produk tabir surya.Nilai SPF dari ekstrak etanol 70%, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air dari ekstrak bunga rosela yaitu berturut-turut 6,63±0,23; 10,11±0,61; 13,83±1,50; 11,15±0,47. Fraksi etil asetat adalah fraksi yang mempunyai nilai SPF tertinggi yang bisa dimanfaatkan sebagai tabir surya.
Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas (Alb) Pada Minyak Goreng Kemasan Dan Minyak Goreng Curah Dengan Perlakuan Berdasarkan Lama Waktu Pemanasan Khoirul Mahmudah; Vivin Nopiyanti
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi Vol 10 No 1 (2019): Cerata Jurnal Ilmu Farmasi
Publisher : STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cooking oil is one of the ingredients needed by the community, especially house wives and made from oi lpalm. Free fatty acids are not separated from cooking oil which causes bad effects on humans. This study aims to determine the levels of free fatty acids (FFA) in packagedcookingoilandbulkcookingoilbytreatmentbasedonheatingtime .This study uses the sample used in this study, bulk cooking oil taken from the markets of Mojosongo, Surakarta and 3 samples of packaged cooking oil which are sold in Surakarta Supermarket in January 2019. This research method uses acid base titration. The time used for analysisis 0 ', 15', 30 ', 45', 60 ', 75'at 160 and compares the levels with the Cooking Oil Quality Standards .The results of this study indicate the levels of free fatty acids in cooking oil, sample A heating to 0,1,2,3 was 0,16%; 0,20%; 0,22%; 0,25% according to SNI while heating to 4, 5 was 0,33%; 0,40% did not meet SNI standards. Sample B warmed up to 0,1,2,3,4,5 which were 0,12%; 0,14%; 0,15%; 0,17%; 0,21%; 0,24%, Sample C warmed up to 0,1,2,3,4,5 which were 0,12%; 0,16%; 0,19%; 0,21%; 0,22%; 0,24%; Sample D warms up to 0,1,2, 3,4,5 whichwere 0,12%; 0,14%; 0,16%; 0,18%; 0,21%; 0,24% according to the Cooking Oil Quality Standards.
Formulasi dan Uji Aktivitas Perlindungan Tabir Surya Emulgel Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) secara In Vitro dan In Vivo Vivin Nopiyanti; Lisa Wulandari; Suhartinah
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12 No 1 (2021): Cerata Jurnal Ilmu Farmasi
Publisher : STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sunscreen is a preparation used on the surface of the skin that works to absorb, scatter, or reflect ultraviolet light. Skin of red onion (Allium cepa L.) is one of the natural ingredients that can be used as sunscreen, especially the. Skin of red onion contains flavonoid and tannin compounds that have the potential as sunscreen. This study aims to find out the ethanol extract skin of red onion in the form of emulgel preparations that have good physical quality and stability, SPF value and sunscreen protection activities. Ethanol extract skin of red onion is obtained by maceration using 50% ethanol solvents. Emulgel ethanol extract skin of red onion is made in 4 formulas with variations in extract concentrations of 0,05% ; 0,1% and 0,2%. Emulgel preparations are carried out physical quality test, stability, determination of SPF value (Sun Protection Factor) in vitro using UV-Vis spectrophotometry. The SPF value is calculated by the Mansyur equation. The in vivo test used a male rabbit (New Zealand) were irradiated with a UV B exoterra lamp for 24 hours to see the resulting effects of erythema. The results showed that the onion peel ethanol extract emulgel had good quality and stability. Sunscreen protection tests in vitro and in vivo showed that the sunscreen protection activity met the requirements for the effectiveness of sunscreen with an SPF value of emulgel with a concentration of 0,05% ; 0,1% and 0,2% of 9,59 classified as protection extra, 21,14 and 35,85 were classified as ultra protected and the erythema score after 24 hours of UV exposure was 0.
EFEKTIVITAS PROPORSI PELARUT UNTUK EKSTRAKSI DAUN WANGON (Olax psittacorum (Wild.) Vahl.) DALAM MENGHASILKAN FITOKONSTITUEN YANG BERPOTENSI ANTIOKSIDAN Reslely Harjanti; Siti Aisiyah; Vivin Nopiyanti
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.833 KB)

Abstract

Wangon (Olax psittacorum (Wild.) Vahl.) adalah jenis tumbuhan liar yang terdapat di daerah hutan jati dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai bahan pangan terutama pada musim paceklik. Daun wangon mengandung senyawa polifenol diantaranya flavonoid yang mampu menghambat autooksidasi melalui mekanisme penangkapan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mencari proporsi pelarut etanol yang food grade dan efektif mengekstraksi fitokonstituen antioksidan dalam daun wangon. Penelitian ini menggunakan pelarut etanol dengan konsentrasi 50%, 70% dan 96%. Daun wangon dibuat serbuk kemudian diekstraksi dengan metode soxhletasi hingga diperoleh ekstrak kental yang siap diuji aktivitas antioksidannya. Setelah itu ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dan diidentifikasi dan ditetapkan kadar senyawa yang diduga aktif sebagai senyawa antioksidan di antaranya flavonoid dan fenolik total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi pelarut yang paling baik untuk mengekstraksi daun wangon supaya mempunyai aktivitas antioksidan terbesar adalah dengan pelarut etanol 96%. Hal ini dibuktikan bahwa ekstrak etanol 96% berpotensi sebagai antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 71,27 ppm lebih baik daripada ekstrak etanol 50% dan 70%.  Ekstrak etanol  96% juga mempunyai kandungan flavonoid dan fenolik total terbesar yaitu 99,44±1,27mg QE/g sampel dan 121,66±1,39 mg GAE/g sampel. Kandungan fitokonstituen flavonoid dan fenolik total dalam ekstrak mempunyai korelasi linier dan sangat terkait dengan aktivitas antioksidannya. Kata kunci : antioksidan,  daun wangon, DPPH,  etanol,  proporsi pelarut
Analisis Stabilitas Senyawa Aktif Antioksidan Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffaL.) Pada Penggunaannya Sebagai Bahan Tambahan Pangan Alami Vivin Nopiyanti; Reslely Harjanti
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 13 No 2 (2016): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.507 KB) | DOI: 10.31001/jfi.v13i2.197

Abstract

Penggunaan pewarna alami sebagai bahan tambahan pangan merupakan langkah yang lebih baik untuk mencegah penggunaan bahan tambahan pangan sintetik yang berbahaya. Banyak tanaman yang berpotensi sebagai sumber bahan tambahan pangan alami. Salah satunya adalah kelopak bunga rosella. Kepraktisan penggunaannya mendorong masyarakat beralih pada penggunaan bahan tambahan pangan alami tersebut, tetapi terkendala dengan daya simpannya yang tidak tahan lama. Kelopak bunga rosella mengandung pigmen antosianin dengan kadar yang relatif tinggi, sehingga mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan tambahan pangan terutama sebagai zat pewarna yang bermanfaat bagi kesehatan karena kandungan giziserta zat aktif yang mempunyai aktivitas farmakologis di antaranya antioksidan. Etanol adalah pelarut yang diperbolehkan digunakan dalam bahan makanan (food grade) dalam batas tertentu. Etanol dapat berfungsi sebagai pengawet sehingga bahan makanan tidak mudah rusak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stabilitas kandungan senyawa aktif kelopak bunga rosella yang dibuat dalam bentuk sediaan ekstrak etanol supaya dapat digunakan masyarakat sebagai bahan tambahan pangan dengan daya simpan lama. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat sediaan ekstrak etanol kelopak bunga rosella dengan metode maserasi dibandingkan dengan penggunaannya di masyarakat berupa rebusan. Senyawa aktif antioksidannya diidentifikasi dan ditetapkan aktivitas antioksidannya dengan metode penangkapan radikal bebas DPPH. Stabilitas senyawa aktifnya dipantau dengan pengujian aktivitas antioksidan setelah digunakan dalam produk makanan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga rosella sebagai bahan tambahan pangan yang masih mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 33,79 μg/ml dibandingkan dengan nilai IC50 dari ekstrak etanol bunga rosella yaitu sebesar 8,416 μg/ml. Ekstrak etanol mempunyai aktivitas antioksidan lebih baik jika dibandingkan dengan rebusan dengan nilai IC5019,74 μg/ml
Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fsb.) pada Mencit Balb/C yang Diinduksi Vaksin Hepatitis B TRI WIJAYANTI; VIVIN NOPIYANTI; IKA PURWIDYANINGRUM
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 10 No 2 (2013): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.631 KB) | DOI: 10.31001/jfi.v10i2.710

Abstract

Breadfruit leaves (Artocarpus altilis (Park.) Fsb.) is a medicinal plant that is thought to have potential as a hepatoprotective. In the community itself has been widely used and is reported to have many uses since it contains efficacious compounds in plants such as saponins, polyphenols, tannins, hydrocyanic acid, acetylcholine, riboflavin and flavonoids. This study aimed to determine the hepatoprotective effect of breadfruit leaves extract in mice induced by hepatitis B vaccine with the percentage of liver cell necrosis as parameter. Breadfruit leaves extract was made by percolation method with ethanol 70% as the solvent. The animal test was induced by hepatitis B vaccine, then they was grouped into 5 groups of negative control group were given CMC 1%, the positive control group were given Echinacea (Imboost®) and the treatment group of test animals were given breadfruit leaf extract at a dose 750 mg/kgBW, 1200 mg/kgBW, 1650 mg/kgBW. Hepatoprotective effect was observed by liver necrosis parameter on histopathologic liver mice preparations at day 35 after treatment. The results showed that the breadfruit leaf extract can provide hepatoprotective effect by reduction the liver necrosis. The percentage of reduction necrosis of the liver in the treatment of 70% ethanol extract of breadfruit leaves dose of 1200 mg/kgBW provides the most effective hepatoprotective effect on male mice induced hepatitis B vaccine.