Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEMAJUAN TEKNOLOGI 5G MEMPERCEPAT ADOPSI DAN INOVASI IOT TERHADAP PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI Unan Yusmaniar Oktiawati; Ernawita; Syamsul Anwar; Ali Ramatni; Jacobus Wiwin Kuswinardi; Joni Wilson Sitopu
EDU RESEARCH Vol 5 No 2 (2024): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v5i2.194

Abstract

This article presents a literature review on the impact of 5G technology advancements in accelerating Internet of Things (IoT) adoption and innovation in educational environments, particularly in higher education. 5G technology has brought significant changes in the digital ecosystem, offering faster, more reliable, and efficient connectivity. This literature review explores how 5G technology has driven the acceleration of IoT adoption and innovation in higher education in various aspects, such as teaching and learning, campus management, student services, and research and development. The review identifies several key benefits of 5G-enabled IoT integration in higher education, including improved operational efficiency, personalised services, increased student engagement, optimised use of resources, and improved research and development quality. However, this review also reveals the challenges that must be faced in implementing 5G-based IoT solutions, such as security issues, data privacy, and infrastructure readiness and human resource competencies. The conclusion of this literature review highlights that advances in 5G technology have accelerated IoT adoption and innovation in higher education, opening up significant digital transformation opportunities in the higher education ecosystem. However, strategic and comprehensive planning is required to optimise the potential of 5G-based IoT and overcome the challenges that come with it
Analisis Pengaruh Alih Fungsi Lahan Sawah Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Bireuen Irmawati; Satriawan, Halus; Ernawita; Azizah, Cut
Future Academia : The Journal of Multidisciplinary Research on Scientific and Advanced Vol. 3 No. 3 (2025): Future Academia : The Journal of Multidisciplinary Research on Scientific and A
Publisher : Yayasan Sagita Akademia Maju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61579/future.v3i3.560

Abstract

Alih Fungsi lahan pertanian menjadi ancaman serius yang dapat menganggu ketahanan pangan dan ketersediaan gizi. Banyak peraturan perundang-undangan maupun kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan lahan maupun upaya untuk mengendalikan konversi lahan pertanian, namun melihat dari fenomena perkembangan dari alih fungsi tanah/konversi dan menyusutya lahan pertanian yang sudah sedemikian cepat, menunjukkan bahwa peraturan tersebut kurang efektif. Berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional (BPN) tren alih fungsi lahan pertanian di tahun 1990-an mencapai sekitar 30.000 hektar per tahun. Namun, pengalihan fungsi lahan ini semakin meningkat menjadi sekitar 110.000 hektar di tahun 2011 dan mencapai 150.000 hektar di tahun 2019. Penyusutan lahan pertanian juga terjadi di Kabupaten Bireuen. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen, tahun 2012 luas sawah di Kabupaten Bireuen seluas 23.121,0 Ha sedangkan pada tahun 2022 berkurang 14.944 Ha menjadi 8.177 Ha. Rata–rata penyusutan lahan pertanian yang terjadi di Kabupaten Bireuen selama periode tahun 2012 – 2021 mencapai 1.494 Ha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laju alih fungsi lahan sawah, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah, bagaimana pengaruh faktor-faktor alih fungsi lahan sawah terhadap alih fungsi lahan sawah, serta bagaimana pengaruh alih fungsi lahan sawah terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Bireuen. Pendekatan penelitian mengggunakan metode Analisis Laju Alih Fungsi Lahan, Analisis Ketahanan Pangan dan Analisis Regresi Linear Berganda dengan menggali data yang bersumber dari petani yang telah menjual lahan pertanian yang resmi tercatat di 3 (tiga) kecamatan yang diteliti yaitu Kecamatan Peudada, Kecamatan Peusangan dan Kecamatan Gandapura. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi alih fungsi lahan sawah sebesar 14.904 hektar dengan rata-rata luas lahan sawah yang dikonversikan adalah 1.354,91 hektar per tahun. Angka pembukaan lahan sawah mencapai angka 628 hektar selama 11 tahun atau 57,09 hektar per tahunnya dan angka laju penyusutan lahan juga cukup besar yaitu rata-rata 12,20% per tahun. Wilayah dengan alih fungsi lahan tertinggi terdapat di Kecamatan Peusangan sebesar 1.668 Ha. Alih fungsi lahan pertanian sebagian besar dipergunakan untuk pemukiman, penyediaan industri, jalan raya maupun fasilitas umum lainnya.