Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peningkatan Kualitas Media Promosi dan Pemberdayaan SDM Museum Keris Nusantara Produksi Buklet & Leaflet Dwibahasa Terbitan Tahun 2021 Murti, Bayu Dewa; Budiharjo, Bayu; Yuwono, Albertus Agung; Nuraeni, Ardianna; Saptaningsih, Nur; Rusjayanti, Anita
Jurnal Abdimas Vol 25, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v25i2.33146

Abstract

Museum Keris Nusantara (MKN) adalah museum yang mengoleksi dan merawat berbagai jenis keris dari berbagai daerah. Museum ini terletak di kota Surakarta. MKN memiliki koleksi keris yang sangat bervariatif dan sekaligus langka sehingga dapat menarik minat wisata dari penjuru daerah, bahkan dari luar negeri. Untuk dapat menjaring minat wisatawan lebih banyak, tentu saja didukung dengan promosi yang tepat dan atraktif. Dalam hal ini, buklet dan leaflet adalah media promosinya. Hal tersebut membuka peluang bagi tim pengabdi masyarakat untuk dapat meningkat kualitas kedua media promosi tersebut dalam dwibahasa (Indonesia – Inggris) melalui pelatihan dan pendampingan. Dalam kegiatan pelatihan, tim pengabdi masyarakat mengajak semua staf MKN mengembangkan lebih jauh tentang penulisan konten promosi pada buklet dan leaflet selama tiga hari berturut-turut. Kemudian, dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan untuk para staf MKN dalam memproduksi konten promosi pada buklet dan leaflet. Hasil dari kedua kegiatan tersebut, MKN berhasil memproduksi konten promosi yang tepat dan atraktif. Namun masih diperlukan pendampingan untuk konten dalam Bahasa Inggris.    
Pengembangan Kompetensi SDM Museum Keris Nusantara (MKN) melalui Pelatihan dan Pendampingan Penulisan Storyline dan Caption Dwibahasa untuk Koleksi Masterpiece Widya Hapsari, Paramita; Nuraeni, Ardianna; Wikanditha, Kennia; Agung Yuwono, Albertus; Dewa Murti, Bayu; Rusjayanti, Anita; Saptaningsih, Nur; Adika, Dimas
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 9 No 2 (2024): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring berkembangnya zaman, jumlah museum di Indonesia semakin bertambah, baik museum yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Namun, tingkat pertumbuhan museum tidak diiringi dengan tingkat kecenderungan masyarakat untuk mengunjungi museum. Sudah sepatutnya pengelola museum melakukan introspeksi diri dan mulai memperbaiki diri guna menambah angka kunjungan masyarakat ke museum. Salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan penyajian koleksi museum agar lebih informatif dan menarik. Suatu deskripsi detil yang melekat pada koleksi pusaka akan mempermudah pengunjung memahami identitas pusaka yang dipamerkan. Sebagai solusi permasalahan tersebut, Tim Pengabdian English for Vocational Purposes, Prodi D-3 Bahasa Inggris, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret melakukan pelatihan dan pendampingan bagi staf MKN sehingga mampu menghasilkan storyline dan caption koleksi masterpiece museum sesuai standar internasional dan memperbaruinya secara berkala. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dikemas dalam dua tahap, yakni tahap pelatihan dan pendampingan, membawa hasil yang positif dan dirasakan manfaatnya oleh MKN. Pengabdian kepada masyarakat berhasil membekali staf MKN dengan keterampilan memproduksi caption koleksi masterpiece yang berstandar internasional.
CULTURAL LOSS IN TOURISM TEXT TRANSLATION: A COMPARISON BETWEEN CHATGPT AND GOOGLE TRANSLATE Adika, Dimas; Rusjayanti, Anita; Noprival, Noprival; Nuraeni, Ardianna
LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 20, No 1 (2025): LiNGUA
Publisher : Laboratorium Informasi & Publikasi Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/ling.v20i1.29687

Abstract

In the digital age, AI has become essential in translation, providing fast solutions for overcoming language barriers. This is particularly important for the accurate translation of cultural elements within tourism promotional texts, which is crucial for achieving effective destination marketing. This study examines the translation result of ChatGPT and Google Translate, advanced AI-powered translation tools, in translating a tourism promotional text from the Jadesta Ministry of Tourism and Creative Economy, Indonesia. In detail, the study aims to answer any cultural aspects that are lost in the translation resulting from ChatGPT and Google Translate and to explore to what extent translation results favor source language orientation (foreignization) or target language orientation (domestication). Using cultural categorization from Chen (2024) to address translation loss and the concept of translation techniques from Molina and Albir (2002), a qualitative approach was applied to compare the translations of cultural references from ChatGPT and Google Translate. The steps of the study involved selecting a suitable tourism promotional text that contained culturally significant terms. The text was then translated using both ChatGPT and Google Translate, and the translations were evaluated based on their ability to convey cultural meaning. Expert validation was sought to ensure accuracy, followed by a qualitative analysis of the types and instances of cultural loss in each translation, leading to insights about the limitations of both tools in translating cultural terms. The findings reveal significant translation loss in terms of historical background, aesthetic imagery, local customs, and religion. Both ChatGPT and Google Translate show a cultural loss in translating local customs. Local custom terms are deeply ingrained in the source culture and often lack direct equivalents in the target language, making them particularly vulnerable to cultural loss during translation. Then, both tools predominantly employ pure borrowing techniques to preserve their cultural source and literal translation to ensure accuracy at the linguistic level but often overlook cultural and contextual values. In addition, both tools demonstrate a preference for source language orientation (foreignization). However, ChatGPT performs better than Google Translate due to its lower percentage of foreignization compared to Google Translate.