Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ners

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah Mahasiswa FKIK Ukrida Angkatan 2023 Antoni, Marcel; Rumiati, Flora; Rickie, Rickie; Heriyanto, Heriyanto; Satriabudi, Mirza Indrajanti; William, William; Sumadikarya, Indriani Kurniadi
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i2.27021

Abstract

Obesitas merupakan kondisi ketidakseimbangan antara masukan dan penggunaan energi, dimana kelebihan energi diakumulasikan dalam / berupa jaringan lemak. Meskipun, obesitas dapat dipicu oleh faktor-faktor lain dalam tubuh, namun obesitas juga menjadi faktor risiko utama penyakit-penyakit metabolik dan kardiovaskular; yang jumlah penderitanya  terus bertambah di seluruh dunia. Kondisi obesitas dapat dinilai dengan menggunakan beberapa metode pengukuran antropometrik, diantaranya indeks massa tubuh (IMT). Hipertensi merupakan penyakit yang dapat dipicu oleh kondisi obesitas. Beberapa publikasi telah berusaha mengungkap hubungan antara obesitas dengan hipertensi. Penelitian ini bertujuan mengkaji kembali hubungan antara kondisi gizi lebih terhadap tekanan darah dengan fokus utama pada kelompok populasi remaja akhir-dewasa awal. Desain penelitian ini deskriptif observasional, dimana subjek mahasiswa program studi kedokteran FKIK Ukrida Angkatan 2023 berjumlah 63 subjek. Penelitian dikerjakan dengan mengukur tekanan darah, berat badan dan tinggi badan untuk menentukan nilai IMT. Berdasarkan hasil uji Fisher didapatkan p-value = 0,092 (>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara nilai IMT terhadap tekanan darah. Hal ini mungkin disebabkan karakteristik usia subjek penelitian yang bersifat homogen, yaitu pada kisaran usia, dimana obesitas “belum cukup” memperlihatkan manifestasi klinis yang bermakna. Namun demikian, ditemukan 4,8% subjek yang mengidap hipertensi memang merupakan penderita obesitas 2.
Mikrobiota Usus dan Diabetes Mellitus Tipe 2: Sebuah Tinjauan Komprehensif Antoni, Marcel; Dharmawan, Ade
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i1.38278

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) adalah penyakit metabolik yang sangat umum di seluruh dunia. Menurut studi terbaru, patofisiologi DMT2 berkaitan dengan keseimbangan mikrobiota usus. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara mikrobiota usus dan DMT2, mengevaluasi jalur biologis yang mendasari, dan menyelidiki terapi berbasis mikrobiota. Melalui proses yang meliputi sintesis metabolit mikroba, peradangan sistemik, dan permeabilitas usus, mikrobiota usus memainkan peran penting dalam DMT2. Sensitivitas insulin dan kontrol glikemik dapat ditingkatkan dengan pendekatan terapi seperti transplantasi mikrobiota fekal (FMT), penggunaan probiotik, dan prebiotik. Meskipun temuan ini dapat memberikan informasi untuk strategi pencegahan dan pengobatan DMT2, penelitian lanjutan diperlukan untuk memahami mekanisme spesifik dan mengembangkan intervensi yang lebih efektif.
Profil Klinis dan Evaluasi Penggunaan Antibiotik Penderita Demam Tifoid di RSUD Tarakan Dharmawan, Ade; Widya, Widya; Wijaya, Diana; Gunardi, Wani Devita; Antoni, Marcel
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.43471

Abstract

Demam tifoid merupakan penyakit endemik yang sering terabaikan dan tidak diobati sehingga dapat terjadi resistensi antibiotik. Prevalensi demam tifoid di Jakarta dan provinsi lain di Indonesia tersebar merata tetapi bergantung dengan faktor yang mempengaruhi yaitu sanitasi lingkungan dan kebersihan diri. Demam tifoid dapat diderita oleh semua orang terutama perempuan dan berusia 18 – 60 tahun. Untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan penunjang harus dilakukan yaitu dengan pemeriksaan immunoserologi seperti widal atau tubex. Profil klinis penyakit ini tidak spesifik dan sering disangka penyakit ringan dengan ciri khas demam tinggi pada malam hari. Desain penelitian dilakukan yaitu cross sectional yang bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif dan diambil melalui data sekunder yaitu rekam medis pasien. Penelitian ini juga melakukan evaluasi antibiotik yang diberikan kepada penderita. Hasil dari penelitian menunjukan profil klinis paling banyak diderita adalah demam. Untuk pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu tubex (72 %) dan widal (28 %). Antibiotik yang paling banyak digunakan adalah seftriakson (86 %), antibiotik lini kedua ini efektif untuk pasien rawat inap demam tifoid. Ketepatan antibiotik yang diberikan, dosis, frekuensi dan lama pemberian terdapat perbedaan dengan Konsensus Demam Tifoid karena pasien demam tifoid di RSUD Tarakan menderita penyakit penyerta yaitu COVID – 19 sehingga antibiotik yang diberikan harus disesuaikan untuk penyembuhan optimal.
Gambaran Tingkat Kebugaran dan Indeks Masa Tubuh pada Mahasiswa Pria Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Angkatan 2022 Heriyanto, Heriyanto; Tarigan, Reinha Rosari Melinda; Antoni, Marcel; Sumbayak, Erma Mexcorry
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.43688

Abstract

Kebugaran jasmani merupakan kondisi fisik seseorang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa merasa cepat lelah serta memiliki cadangan energi yang cukup. Salah satu indikator kebugaran jasmani adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tingkat kebugaran dan distribusi IMT pada mahasiswa pria Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana angkatan 2022. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional dan teknik total sampling. Kebugaran diukur menggunakan beep test atau tes lari Multistage, sementara IMT dihitung berdasarkan berat dan tinggi badan. Hasil penelitian dari 41 mahasiswa menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat kebugaran sangat rendah (very poor), dengan 97,6% mahasiswa berada dalam kategori ini. Selain itu, distribusi IMT menunjukkan bahwa 34,1% mahasiswa termasuk dalam kategori obesitas. Hasil ini menegaskan pentingnya peningkatan aktivitas fisik dan pola hidup sehat untuk mendukung kebugaran jasmani mahasiswa kedokteran.