Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pengaruh Ovariektomi Bilateral Terhadap Kolagen Dermis Tikus Wistar Erma Mexcorry Sumbayak
Jurnal Kedokteran Meditek vol. 13 no. 33 Januari-April 2005
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v13i33.153

Abstract

Regenerasi Epitel Erma Mexcorry Sumbayak
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 15 No. 39A Mei-Agustus 2007
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v15i39A.870

Abstract

Fibroblas: Struktur dan Peranannya dalam Penyembuhan Luka Erma Mexcorry Sumbayak
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 21 No. 57 September-Desember 2015
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v21i57.1169

Abstract

AbstrakSel fibroblas merupakan sel yang paling umum ditemui pada jaringan ikat dan mensintesis beberapa komponen matriks ekstraseluler (kolagen, elastin, retikuler), beberapa makromolekul anionik (glikosaminoglikans, proteoglikans). Luka merupakan keadaan rusaknya jaringan tubuh. Setelah terbentuk luka, akan terjadi proses yang sangat kompleks. Proses tersebut terdiri dari fase homeostasis dan inflamasi, proliferasi dan maturasi. Proses penyembuhan luka sangat dipengaruhi oleh peranan migrasi dan proliferasi fibroblas pada area perlukaan. Proliferasi dari fibroblas menentukan hasil akhir dari penyembuhan luka. Fibroblas akan menghasilkan kolagen yang akan menautkan luka, dan fibroblas juga akan mempengaruhi proses reepitelisasi yang akan menutup luka. Kata kunci: luka, fibroblas, kolagen AbstractFibroblasts are the most common cells found in connective tissue and synthesize some extracellular matrix components (collagen, elastin , reticular), some anionic macromolecules (glicosaminoglican, proteoglicans). Injury is a state of body tissue damage. Once injured, the healing will be a very complex process . The process consists of phases homeostasis and inflammation , proliferation and maturation. The process of wound healing is influenced by the role of migration and proliferation of fibroblasts in the area of injury. Proliferation of fibroblasts determine the final outcome of wound healing . Fibroblasts will produce collagen, which will link the wound , and fibroblasts also affects reepitilization process which would cover the wound . Key words : injury, fibroblast, collagen language:IN'> many factors such as caffeine pharmacology effects, genetic predisposition, caffeine-withdrawal symptoms, age, and social norms. The increasing the number of coffee shops in Indonesia increase the chance of people to be caffeine addict. Hence,  socialization on preventing caffeine addiction, management of caffeine addiction, and psychotherapy should be given.  Key words: caffeine, caffeine addiction, caffeine intoxication 
Dampak Gelombang Elektromagnetik Telepon Seluler terhadap Otak Erma Mexcorry Sumbayak
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 22 NO. 59 MEI-AGUSTUS 2016
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v22i59.1275

Abstract

Abstrak Setiap tahun angka pengguna telepon seluler (ponsel) di Indonesia semakin meningkat. Penggunaan ponsel yang semakin meningkat membuat para pengguna harus lebih mencermati efek samping terhadap kesehatan manusia. Telepon seluler atau ponsel, adalah salah satu alat komunikasi nirkabel, yang memanfaatkan gelombang radio sebagai medianya. Saat ini sebuah ponsel bukan saja menjadi sarana komunikasi, tetapi juga menjadi sumber berita dan media transfer data mobile yang cepat. Sampai saat ini, penggunaan ponsel yang demikian luas masih banyak  diperdebatkan di kalangan masyarakat mengenai kemungkinan bahayanya bagi kesehatan manusia. Efek samping yang dikhawatirkan terhadap para pengguna adalah paparan radiasi gelombang elektromagnetik, khususnya bagian kepala. Radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel adalah sejenis gelombang microwave yang termasuk jenis radiasi non-ionisasi, dan levelnya tergolong rendah (low level radiation). Penelitian-penelitian mengenai dampak radiasi ponsel terhadap otak manusia masih berlangsung untuk mendapatkan bukti-bukti ilmiah yang lebih valid  dan masih banyak hal dan aspek yang perlu diteliti lebih lanjut  mengenai dampak ponsel bagi kesehatan, khususnya otak. Kata kunci: telepon seluler, radiasi gelombang elektromagnetik, otak AbtractEvery year, the number of mobile phone users in Indonesia is increasing. The use off cell phone will cause side effects to the human health. Cell phone or mobile phone is a wireless communication device which use radio waves as the medium. Now days, cell phones not only for communication but also as a tool for sending news and fast mobile data transfer. Until now, mostly grow cell phone using is still in debate in public about the possible dangers to the human health. The side effects caused by the exposure to the radiation of the electromagnetic wave, particularly to the head. The electromagnetic radiation emitted by cell phone is a microwave that includes of non-ionizing radiation, and a relatively low level radiation. Studies of mobile phone radiation effects on human brain is still going on to find out the scientific evidence. Many aspects need further study of mobile phone effects on health, especially the brain Keywords: cellular  phone, electromagnetic wave radiation, the brain
Pengaruh Pemberian Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap Kadar Enzim Alanin Transaminase (ALT) dan Aspartat Transaminase (AST) Mencit yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4) Jesica Rante Arung Laby; Flora Rumiati; Erma Mexcorry Sumbayak
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 23 NO. 61 JANUARI-MARET 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v23i61.1463

Abstract

AbstrakKarbon  tetraklorida  (CCl4)  telah  terbukti  menimbulkan  efek  toksik  pada hati  hewan percobaan.  Hati  merupakan  organ  yang  sangat  rentan  terhadap pengaruh  zat  kimia,  namun memiliki  daya  regenerasi  yang  sangat  baik. Senyawa  antioksidan  dapat  menghambat  inisiasi radikal bebas dan melindungi hati terhadap kerusakan hepatoseluler. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai antioksidan adalah bawang dayak (Eleutherine palmifolia(L) Merr) Penelitian ini adalah eksperimental dan dibagi dalam lima kelompok mencit. Kelompok kontrol tidak diberi infusa bawang dayak dan CCl4.  Kelompok I sampai Kelompok IV diberi CCl4 yang dicampur dengan minyak kelapa sebanyak 0,1 ml selama 10 hari untuk menginduksi terjadi kerusakan hati. Kelompok I tidak diberi infusa bawang dayak. Kelompok II, III, IV diberi infusa bawang dayak dengan dosis yang berbeda yaitu 0.06 ml, 0.12 ml,  dan 0.24 ml selama 10 hari. Setelah itu dilakukan pemeriksaan kadar enzim Alanin Transaminase (ALT) dan Aspartat Transaminase (AST). Data kadar enzim ALT dan AST dianalisis menggunakan Analisis Variansi (ANOVA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian infusa bawang dayak mampu menurunkan kadar enzim ALT dan AST yang meningkat akibat pemberian CCl4. Kata Kunci: Bawang dayak, enzim ALT dan AST, hati, CCl4 AbstractCarbon  tetrachloride  is  proven  to  produce  a  toxic  effect  on  the  liver  of animal experiments. Liver is an organ that is susceptible to chemical changes, however its ability to regenerate is very well known. Compound antioxidant able to retard the initiation of free radicals and protect the liver against damage hepatocellular. In this study, Dayak onions (Eleutherine palmifolia (L) Merr) are used as an antioxidant. The purpose of this experiment is to determine the effect of Eleutherine p. against Alanin Transaminase (AST)- Aspartate Transaminase (ALT) enzyme levels in CCl4 induced mice. The experiment is conducted on five groups of mice. The control  group  is  not  given  any  treatment  and  CCl4 induction.  Group  I  until  group  IV  are pretreated with 0.1 ml of CCl4 mixed with coconut oil for 10 days to induced liver damage with its hepatotoxicity effect. Group I is not given any treatment. Group II, group III and group IV are given different dosage of Dayak onion for another 10 days with a dosage of 0.06 ml, 0.12 ml and 0.24 ml respectively. After that, the enzyme level of AST-ALT for each group is measured. To determine the effect of Dayak onion infusion on the levels of AST-ALT in the CCl4 induced mice, the data is analyzed using the analysis of variance (ANOVA). The result shows that the administration of Dayak onion able to decrease the levels of AST-ALT enzymes in CCl4 induced mice. Keywords: Dayak onion, AST-ALT enzymes, liver, CCl4
Gambaran Testis Mencit yang Diinduksi Karbon Tetraklorida dan Diberi Infusa Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) Josephine Angela; Erma Mexcorry Sumbayak
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 23 NO. 62 APRIL-JUNI 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v23i62.1547

Abstract

Telah diketahui bahwa 40% dari semua kasus pasangan infertil disebabkan oleh pihak pria. Di dalam tubuh, karbon tetraklorida (CCl4) berfungsi sebagai radikal bebas dan dapat berpotensi toksik pada kualitas dan fungsi sperma, serta dapat menyebabkan kerusakan DNA spermatozoa. Bawang dayak (Eleutherine palmifolia L., Merr.) merupakan salah satu jenis tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan. Umbinya dapat dimanfaatkan dan mengandung senyawa alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, dan steroid yang bertindak sebagai antioksidan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dimana mencit dikelompokkan menjadi lima kelompok. Kelompok kontrol (K) tidak diberi perlakuan apa pun. Kelompok I (P1) diberikan CCl4 0,007 mL/20gramBB selama 10 hari berturut-turut dan tidak menerima infusa umbi bawang dayak. Kelompok perlakuan II, III, dan IV (P2, P3, dan P4) diberikan CCl4 0,007 mL/20gramBB selama 10 hari berturut-turut serta infusa umbi bawang dayak 10% dengan masing-masing volume 0,06 mL; 0,12 mL; dan 0,24 mL pada hari ke 11- 20 secara oral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian infusa umbi bawang dayak dapat memerbaiki gambaran testis mencit jantan yang diinduksi CCl4.Kata Kunci: karbon tetraklorida (CCl4), umbi bawang dayak, tubulus seminiferus
Gambaran Makroskopik Mata Katarak Tikus Putih yang Ditetesi Umbi Bawang Dayak (Eleutherine americana) Margaretha Meytha M; Erma Mexcorry Sumbayak; Ninik Wibawani
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 24 NO. 67 JULI-SEPTEMBER 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v24i67.1681

Abstract

Katarak adalah penyakit multifaktorial. Stres oksidatif dan usia diduga sebagai faktor utama pemicu terjadinya katarak. Adanya senyawa yang mempunyai aktifitas antioksidan diharapkan dapat mencegah terjadinya katarak. Bawang dayak (Eleutherine americana) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan naphtoquinone yang memiliki senyawa antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian tetesan bawang dayak dapat memperbaiki kondisi mata tikus yang mengalami katarak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan sampel 24 ekor tikus ( Rattus norvegicus ) umur 9 hari yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 ekor tikus. Kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan diinduksi dengan natrium selenit 25µmol/kgBB secara subkutan. Kelompok perlakuan (kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok perlakuan dari hari pertama induksi, dan kelompok perlakuan dari hari kelima induksi) ditetesi satu tetes ekstrak umbi bawang dayak pada mata tikus kanan dan kiri secara berturut -turut selama 16 hari. Setelah hari ke 23, mata diamati secara makroskopis pada semua kelompok. Uji one way anova p < 0,01. Gambaran makroskopik kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol positif dan terjadinya katarak dengan perlakuan tetesan ekstrak umbi bawang dayak satu hari setelahnya tidak berbeda bermakna, namun berbeda bermakna dengan kelompok katarak dengan perlakuan tetesan ekstrak umbi bawang dayak setelah 5 hari. Sari umbi bawang dayak berpengaruh dalam mencegah katarak pada konsentrasi 0,5 g/ml. Kata kunci : bawang dayak, natrium selenit, katarak, Eleutherine americana
Uji Aktivitas Antioksidan Infusa Biji Kopi Arabika (Coffea arabica L.): Pengukuran Kadar Malondialdehid (MDA) pada Tikus Wistar (Rattus novergicus) Hiperurisemia Anna Maria Dewajanti; Erma Mexcorry Sumbayak; Maria Andriana Neno
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 24 NO. 68 OKTOBER-DESEMBER 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v24i68.1699

Abstract

Pada keadaan hiperurisemia terjadi peningkatan jumlah radikal bebas. Salah satu indikator peningkatan radikal bebas pada manusia adalah meningkatnya kadar malondialdehid (MDA). Tujuan penelitian ini untuk menguji aktivitas infusa biji kopi arabika sebagai antioksidan dengan cara mengukur kadar MDA darah. Tikus dibagi dalam 5 kelompok kontrol (tikus normal), tikus hiperurisemia tanpa perlakuan dengan kopi, serta tiga kelompok tikus hiperurisemia yang diberi perlakuan pemberian kopi dosis yang berbeda (0,5 mg/200g berat badan (BB); 0,25 mg/200g BB; dan 0,15 mg/200g BB). Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus yang diambil darahnya pada jam ke-6 dan jam ke-21. Uji posthoc menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p < 0,05 pada jam ke-21 setelah pemberian infusa kopi arabika. Penurunan kadar MDA paling efektif pada kelompok K3, yaitu tikus hiperurisemia dengan pemberian dosis kopi 0,5 mg/200g BB. Kesimpulannya adalah infusa kopi arabika memiliki aktivitas sebagai antioksidan, dibuktikan dengan adanya penurunan kadar MDA tikus hiperurisemia pada penelitian ini. Kata kunci: hiperurisemia, kopi arabika, malondialdehid, tikus wistar.
Pengaruh Pemberian Infusa Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap Gambaran Mikroskopik Ginjal Mencit yang Diinduksi CCl4 (Karbon Tetraklorida) Erma Mexcorry Sumbayak; Nia Vebriyani
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 25 No 1 (2019): JANUARI - APRIL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v25i1.1756

Abstract

Karbon tetraklorida (CCl4) adalah senyawa kimia yang tidak berwarna, mudah menguap, berbau tajam dan bersifat toksik terhadap ginjal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada epitel tubulus ginjal. Bawang dayak mengandung senyawa metabolit sekunder golongan naftokuinon yang diketahui memiliki bioaktivitas sebagai antikanker dan antioksidan yang biasanya terdapat di dalam sel vakuola dalam bentuk glikosida. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa bawang dayak terhadap perubahan gambaran histologi ginjal mencit yang diinduksi CCl4. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan sampel 25 ekor mencit yang dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok pertama sebagai kontrol (K) yang diberi minyak kelapa 0,1 mL secara oral selama 10 hari pertama. Kelompok perlakuan I (P1), perlakuan II (P2), perlakuan III (P3) dan perlakuan IV (P4) diberikan CCl4 0,007 mL/20gramBB/hari dilarutkan dalam 0,1 mL minyak kelapa secara oral selama 10 hari pertama. Kelompok P2, P3 dan P4 diberi perlakuan infusa bawang dayak masing-masing dosis 0,06 mL; 0,12 mL; dan 0,24 mL secara oral selama 10 hari kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa bawang dayak dapat menurunkan tingkat nekrosis epitel tubulus ginjal secara signifikan (p < 0,05) antara kelompok P1 terhadap P3 dan P4, dan tidak pada P2. Dosis yang paling baik mengurangi tingkat nekrosis epitel tubulus ginjal mencit yaitu pada P4 dengan dosis bawang dayak sebesar 0,24 mL/mencit/hari.
Hubungan Antara Nyeri Punggung Bawah dan Lamanya Duduk pada Mekanik Motor di Kalianda Lampung Selatan Merlinda Merlinda; Flora Rumiati; Erma Mexcorry Sumbayak
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 26 No 1 (2020): JANUARI - APRIL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v26i1.1763

Abstract

Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan nyeri atau perasaan tidak nyaman yang dirasakan pada daerah di bawah margin costalis hingga ke lipat gluteal. Nyeri ini dapat bersifat lokal ataupun radikuler atau keduanya. Berdasarkan data yang diambil dari National Safety Council menyatakan bahwa NPB adalah pernyakit akibat kerja tertinggi yang terjadi dengan persentase 22% dari 1.700.000 kasus yang ada. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara lamanya duduk dengan keluhan NPB pada mekanik motor. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik observasional potong lintang. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner Rolland-Morris versi Bahasa Indonesia. Sebanyak 106 orang responden terpilih secara consecutive sampling dari seluruh mekanik motor yang ada di Kalianda Lampung Selatan. Angka kejadian NPB yang berhubungan dengan durasi duduk pada mekanik motor di Kalianda Lampung Selatan adalah sebanyak 37,7%. Pada penelitian ini juga ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara lamanya duduk dengan keluhan NPB (p<0,05).