Setyanti, Eliana
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MEMBENTUK KEDIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA: STUDI BERDASARKAN PEMIKIRAN JOHN DEWEY JUNTAK, JUSTIN NIAGA SIMAN; SETYANTI, ELIANA; ANAKOTTA, ELKA; LESILOLO, HERLY J.
LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/learning.v4i2.2826

Abstract

Education is something that is planned and planned from an educational person to his students, so that the goals of education can be achieved. Likewise, the education carried out at UKTS as a private campus in Surakarta includes lectures in the SPARK program which carries the concept of Smart, Proactive, Innovative, Collaborative, Christian Values which is expected to bring progress in the field of education. One way to realize student discipline and motivation to learn is to hold morning and afternoon assembly activities with a semi-military "like" model with the hope that students will increase their discipline and motivation to study. The aim of this research is to see whether the discipline and motivation to learn in students can be formed through semi-military education as seen from the literature study of John Dewey's thoughts. The results of the research revealed that students' learning motivation and discipline tend to be low, because students come to study only because they get a scholarship and students also study with compulsion because of the disciplinary process implemented by the campus, which is a mismatch with John Dewey's thinking which emphasizes that education must prepare students to live in society. ABSTRAKPendidikan adalah sesuatu yang terencana dan direncanakan dari seorang pendidikan kepada siswanya, sehingga tujuan dari pendidikan dapat tercapai. Demikian pula pendidikan yang dilakukan di UKTS sebagai kampus swasta di Surakarta mengadalam perkuliahan dalam program SPARK yang mengusung konsep Smart, Proacktive, Innovative, Collaborative, Christian Values diharapkan akan membawa kemajuan di bidang pendidikan. Salah satu cara untuk mewujudkan kedispilinan dan motivasi belajar mahasiswa maka diadakan kegiatan apel pagi dan sore dengan model “mirip” semi militer dengan harapan bahwa mahasiswa meningkat kedisiplinan dan motivasi belajarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah untuk membentuk kediplinan dan motivasi belajar mahasiswa melalui pendidikan semi militer dilihat dari studi literatur pemikiran John Dewey. Hasil penelitian terungkap bahwa motivasi belajar dan kedisiplinan mahasiswa cenderung rendah, karena mahasiswa datang untuk belajar hanya karena mereka mendapatkan beasiswa dan mahasiswa belajar juga dengan keterpaksaan karena proses pendisiplinan yang diterapkan oleh pihak kampus, dimana adanya ketidaksesuaian dengan pemikiran John Dewey yang menekankan bahwa pendidikan harus mempersiapkan siswa untuk hidup di masyarakat.
LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN PELATIHAN LEADERSHIP DAN PUBLIC SPEAKING BAGI PENGURUS OSIS SMA/SMK SURAKARTA JUNTAK, JUSTIN NIAGA SIMAN; SETYANTI, ELIANA; WAHYUDI, SABDA; KRISTRIYANTO, KRISTRIYANTO
COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/community.v4i1.3195

Abstract

This Community Service aims to strengthen the presence of the OSIS (Student Council) at the high school and vocational school levels in Surakarta, where the OSIS members are teenagers aged 15-18 years who are still in the process of seeking their identity and self-discovery. It is crucial for these teenagers to lead school organizations, and this requires the important skill of public speaking, which is especially needed by OSIS members at high schools and vocational schools, particularly in Christian institutions in the city of Surakarta. This basic leadership training provides new knowledge on how students must be prepared to become leaders for themselves and their peers, equipped with the ability to speak in public. This will enhance students' confidence and communication skills, enabling them to relate to their peers in the OSIS management as well as with other OSIS institutions in a healthy and responsible manner. ABSTRAKPengabdian kepada Masyarakat ini memiliki tujuan untuk menguatkan keberadaan OSIS di tingkat SMA maupun SMK di Surakarta, dimana anggota OSIS ini adalah siswa yang berusia remaja yaitu 15-18 tahun dimana mereka masih mencari jati diri dan identitas mereka. Pentingnya para remaja untuk memimpin organisasi sekolah membutuhkan peran penting kemampuan untuk public speaking, dimana hal ini menjadi kebutuhan para pengurus OSIS SMA dan SMK khususnya di lembaga Yayasan Kristen di kota Surakarta. Pelatihan dasar kepemimpinan siswa ini memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana para siswa harus siap menjadi pemimpin bagi dirinya dan teman-temannya yang juga dilengkapi dengan kemampuan untuk berbicara dimuka umum. Hal ini akan meningkatkan percaya diri dan kemampuan berkomunikasi siswa untuk berelasi dengan teman-temannya di kepengurusan OSIS maupun antar lembaga OSIS lainnya secara sehat dan bertanggungjawab.
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBELAJARAN SOSIAL ANAK GENERASI ALPHA DI GKJ JENAWI SRAGEN Natalia, Yustika Widia; Setyanti, Eliana; Kristriyanto, Kristriyanto
TEACHER : Jurnal Inovasi Karya Ilmiah Guru Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/teacher.v5i2.5869

Abstract

ABSTRACT The rapid development of digital technology has shaped the unique characteristics of Generation Alpha children born into a world already saturated with gadgets and the internet. Their high exposure to digital media has led to a decline in essential social skills such as empathy, communication, and interpersonal relationships. In this context, parents play a vital role as the primary social educators who influence their children’s character development through the parenting styles they apply. This study aims to describe and analyze parenting styles in relation to the social learning of Generation Alpha children in the context of Gereja Kristen Jawa (GKJ) Jenawi, Sragen. Using a descriptive qualitative approach, data were collected through in-depth interviews with five parents and five children aged 7–12 who actively participate in church activities. The results show that most parents adopt a democratic parenting style characterized by role modeling, two-way communication, logical discipline, and positive reinforcement through praise. In addition, parents actively regulate gadget usage, reflect on their own behaviors, and provide non-digital alternative activities for their children. These practices create a family microsystem environment that supports holistic social learning. In conclusion, active parental involvement using a balanced and adaptive parenting approach in the digital era can effectively foster children’s social competencies. These findings highlight the need for church and community-based support programs to assist parents in contextual and sustainable parenting practices. ABSTRAK Perkembangan teknologi digital yang pesat telah membentuk karakteristik unik pada Generasi Alpha, yakni anak-anak yang sejak lahir akrab dengan gawai dan internet. Tingginya keterpaparan terhadap media digital berdampak pada menurunnya keterampilan sosial anak, seperti empati, komunikasi, dan relasi interpersonal. Dalam konteks ini, orang tua memegang peranan penting sebagai pendidik sosial pertama yang dapat membentuk karakter anak melalui pola asuh yang diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pola asuh orang tua terhadap pembelajaran sosial anak Generasi Alpha di lingkungan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Jenawi, Sragen. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap lima orang tua dan lima anak usia 7–12 tahun yang aktif mengikuti kegiatan gereja. Hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh demokratis yang diwujudkan melalui keteladanan, komunikasi dua arah, disiplin yang edukatif, serta pemberian pujian sebagai bentuk penguatan positif. Selain itu, orang tua secara aktif mengatur penggunaan gadget dengan bijak, melakukan refleksi terhadap perilaku mereka sendiri, dan menyediakan alternatif kegiatan non-digital bagi anak-anak. Pola pengasuhan ini membentuk lingkungan mikrosistem keluarga yang mendukung proses pembelajaran sosial secara holistik. Kesimpulannya, peran aktif orang tua dengan pendekatan pengasuhan yang seimbang dan adaptif terhadap era digital mampu mengembangkan kemampuan sosial anak secara efektif. Temuan ini berimplikasi pada pentingnya peran gereja dan komunitas dalam mendukung orang tua melalui program pendampingan pengasuhan yang kontekstual dan berkelanjutan.
Penerapan Unsur-Unsur Pendidikan Kristen dalam Perjamuan Kudus Anak sebagai Upaya Pembentukan Kecerdasan Spiritual Siman Juntak, Justin Niaga; Prabawani, Yohanes Ayom; Wahyudi, Sabda; Setyanti, Eliana; Kristriyanto
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 4 No 2 (2024): HaratiJPK: Oktober
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/harati.v4i2.739

Abstract

The Holy Communion is a part of faith maintenance. GKJ Jambeyan has implemented Holy Communion for children who have not yet taken the confirmation, or in other words, for teenagers who have not yet professed their faith. There are two teenagers who often cause trouble even after participating in Children's Communion, such as using foul language and harming others. Additionally, parents of two teenagers from GKJ Jambeyan have expressed concerns about their children being difficult to manage and burdensome. Moreover, one of these two teenagers withdrew from fellowship, even though they had attended Children's Communion, during which they received guidance on living as Christians. However, one of the teenagers experienced a positive change in daily behavior, making the spiritual transformation among these teenagers an interesting subject for research. This study uses a quantitative method to examine the existing correlation. The results of this study show that the application of educational elements in Children's Communion has a 93.7% impact on the spiritual intelligence of teenagers at GKJ Jambeyan. Furthermore, if there is an increase in the spiritual intelligence of GKJ Jambeyan teenagers, there is a 90.7% increase in the application of educational elements in Children's Communion.
KEPEMIMPINAN ROHANI DAN TRANSFORMASI IMAN PEMUDA: STUDI KASUS DI GKJ CAKRANINGRATAN SURAKARTA Cahyono, Yosua Felix; Setyanti, Eliana; Wahyudi, Sabda
ACADEMIA: Jurnal Inovasi Riset Akademik Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/academia.v5i2.6226

Abstract

This study aims to explore the role of spiritual leadership in influencing the spiritual development of youth at the Gereja Kristen Jawa (GKJ) Cakraningratan Surakarta. Spiritual leadership is understood as a leadership model rooted in Christian values, exemplary life, and submission to God's sovereignty. The study employs a qualitative case study approach. Data were collected through in-depth interviews with pastors, church elders, youth committee leaders, and active youth members, supported by observations and church documentation. The findings reveal that spiritual leadership significantly impacts youth faith formation. Youth guided by spiritual, communicative, and consistent leaders demonstrate increased involvement in ministry, reflective decision-making, and deeper personal spirituality. However, the study also identifies gaps between the ideal model and current practice, including leadership absence, lack of personal discipline, and ineffective communication. These findings highlight the importance of continuous development of spiritual leadership within church-based youth ministry. Authentic spiritual leaders serve as catalysts for nurturing the faith of the younger generation. This study contributes both theoretically and practically to the development of a contextual, spiritually grounded leadership model relevant to the contemporary church context. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran kepemimpinan rohani dalam memengaruhi perkembangan spiritual pemuda di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Cakraningratan Surakarta. Kepemimpinan rohani dipahami sebagai bentuk kepemimpinan yang berakar pada nilai-nilai Kristiani, keteladanan hidup, dan ketundukan terhadap kedaulatan Tuhan. Pendekatan penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pendeta, majelis pamong, ketua komisi pemuda, serta anggota pemuda aktif, didukung oleh observasi dan dokumentasi kegiatan gereja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan rohani memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan iman pemuda. Pemuda yang dipimpin oleh figur yang rohani, komunikatif, dan konsisten menunjukkan peningkatan partisipasi dalam pelayanan, pengambilan keputusan yang reflektif, dan kedalaman spiritualitas pribadi. Namun demikian, penelitian juga menemukan adanya kesenjangan antara kepemimpinan ideal dan praktik di lapangan, seperti kurangnya kehadiran pemimpin, minimnya disiplin pribadi, dan komunikasi yang tidak efektif. Implikasi dari temuan ini menegaskan pentingnya pembinaan kepemimpinan rohani secara berkelanjutan dalam pelayanan kategorial pemuda. Pemimpin rohani yang otentik dapat menjadi motor penggerak pembentukan iman generasi muda gereja. Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dan praktis bagi pengembangan model kepemimpinan berbasis spiritualitas yang kontekstual dan relevan dalam gereja masa kini.