Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

MEMBENTUK KEDIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA: STUDI BERDASARKAN PEMIKIRAN JOHN DEWEY JUNTAK, JUSTIN NIAGA SIMAN; SETYANTI, ELIANA; ANAKOTTA, ELKA; LESILOLO, HERLY J.
LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/learning.v4i2.2826

Abstract

Education is something that is planned and planned from an educational person to his students, so that the goals of education can be achieved. Likewise, the education carried out at UKTS as a private campus in Surakarta includes lectures in the SPARK program which carries the concept of Smart, Proactive, Innovative, Collaborative, Christian Values which is expected to bring progress in the field of education. One way to realize student discipline and motivation to learn is to hold morning and afternoon assembly activities with a semi-military "like" model with the hope that students will increase their discipline and motivation to study. The aim of this research is to see whether the discipline and motivation to learn in students can be formed through semi-military education as seen from the literature study of John Dewey's thoughts. The results of the research revealed that students' learning motivation and discipline tend to be low, because students come to study only because they get a scholarship and students also study with compulsion because of the disciplinary process implemented by the campus, which is a mismatch with John Dewey's thinking which emphasizes that education must prepare students to live in society. ABSTRAKPendidikan adalah sesuatu yang terencana dan direncanakan dari seorang pendidikan kepada siswanya, sehingga tujuan dari pendidikan dapat tercapai. Demikian pula pendidikan yang dilakukan di UKTS sebagai kampus swasta di Surakarta mengadalam perkuliahan dalam program SPARK yang mengusung konsep Smart, Proacktive, Innovative, Collaborative, Christian Values diharapkan akan membawa kemajuan di bidang pendidikan. Salah satu cara untuk mewujudkan kedispilinan dan motivasi belajar mahasiswa maka diadakan kegiatan apel pagi dan sore dengan model “mirip” semi militer dengan harapan bahwa mahasiswa meningkat kedisiplinan dan motivasi belajarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah untuk membentuk kediplinan dan motivasi belajar mahasiswa melalui pendidikan semi militer dilihat dari studi literatur pemikiran John Dewey. Hasil penelitian terungkap bahwa motivasi belajar dan kedisiplinan mahasiswa cenderung rendah, karena mahasiswa datang untuk belajar hanya karena mereka mendapatkan beasiswa dan mahasiswa belajar juga dengan keterpaksaan karena proses pendisiplinan yang diterapkan oleh pihak kampus, dimana adanya ketidaksesuaian dengan pemikiran John Dewey yang menekankan bahwa pendidikan harus mempersiapkan siswa untuk hidup di masyarakat.
LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN PELATIHAN LEADERSHIP DAN PUBLIC SPEAKING BAGI PENGURUS OSIS SMA/SMK SURAKARTA JUNTAK, JUSTIN NIAGA SIMAN; SETYANTI, ELIANA; WAHYUDI, SABDA; KRISTRIYANTO, KRISTRIYANTO
COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/community.v4i1.3195

Abstract

This Community Service aims to strengthen the presence of the OSIS (Student Council) at the high school and vocational school levels in Surakarta, where the OSIS members are teenagers aged 15-18 years who are still in the process of seeking their identity and self-discovery. It is crucial for these teenagers to lead school organizations, and this requires the important skill of public speaking, which is especially needed by OSIS members at high schools and vocational schools, particularly in Christian institutions in the city of Surakarta. This basic leadership training provides new knowledge on how students must be prepared to become leaders for themselves and their peers, equipped with the ability to speak in public. This will enhance students' confidence and communication skills, enabling them to relate to their peers in the OSIS management as well as with other OSIS institutions in a healthy and responsible manner. ABSTRAKPengabdian kepada Masyarakat ini memiliki tujuan untuk menguatkan keberadaan OSIS di tingkat SMA maupun SMK di Surakarta, dimana anggota OSIS ini adalah siswa yang berusia remaja yaitu 15-18 tahun dimana mereka masih mencari jati diri dan identitas mereka. Pentingnya para remaja untuk memimpin organisasi sekolah membutuhkan peran penting kemampuan untuk public speaking, dimana hal ini menjadi kebutuhan para pengurus OSIS SMA dan SMK khususnya di lembaga Yayasan Kristen di kota Surakarta. Pelatihan dasar kepemimpinan siswa ini memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana para siswa harus siap menjadi pemimpin bagi dirinya dan teman-temannya yang juga dilengkapi dengan kemampuan untuk berbicara dimuka umum. Hal ini akan meningkatkan percaya diri dan kemampuan berkomunikasi siswa untuk berelasi dengan teman-temannya di kepengurusan OSIS maupun antar lembaga OSIS lainnya secara sehat dan bertanggungjawab.
KREATIFITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PRAKOSO, KRISTIAN ANDHI; JUNTAK, JUSTIN NIAGA SIMAN
EDUCATOR : Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educator.v4i1.3140

Abstract

Christian Religious Education teachers at the Foundation have attempted to implement creative teaching methods, such as using PowerPoint during lessons, singing, group assignments, and ice-breaking activities. However, it turns out that these teachers face difficulties; many students are disengaged, unfocused during lessons, and often neglect homework due to a lack of motivation in the classroom. The issues addressed in this study are: first, how creative are the Christian Religious Education teachers at the Krida Wacana Sragen Foundation? Second, what is the role of teacher creativity in motivating students? The objectives of the research are as follows: first, to describe the forms of teacher creativity in teaching Christian Religious Education. Second, to explain the impact of teacher creativity on student motivation. The research method used is qualitative descriptive. The results of this study reveal that when Christian Religious Education teachers at the Krida Wacana Sragen Foundation employ various creative efforts, there is an increase in student motivation. ABSTRAKGuru Pendidikan Agama Kristen di Yayasan telah mencoba melakukan metode pembelajaran yang kreatif antara lain dengan menggunakan power point saat mengajar, menyanyi, mengerjakan tugas secara kelompok, dan ice breaking (mencairkan suasana). Namun ternyata guru Pendidikan Agama Kristen di Yayasan memiliki kesulitan atau masalah, banyak murid yang asik sendiri, tidak fokus di dalam mengikuti pelajaran bahkan tugas-tugas atau PR yang diberikan kadanglaka banyak yang tidak mengerjakan karena kurangnya motivasi belajar peserta didik dalam proses belajar dikelas. Ada pun rumusan masalah yang hendak diangkat adalah pertama, bagaimana kreativitas guru Pendidikan Agama Kristen di Yayasan Krida Wacana Sragen? Kedua, bagaimana peran kreativitas guru terhadap motivasi belajar peserta didik. Ada pun tujuan penelitian diungkapkan sebagai berikut: Pertama, mendeskripsikan bentuk-bentuk kreativitas guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen. Kedua, menjelaskan dampak kreativitas guru terhadap motivasi belajar peserta didik. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ketika guru PAK di Yayasan Krida Wacana Sragen telah melakukan berbagai upaya kreativitas dan hasilnya siswa juga memiliki peningkatan motivasi belajarnya.
DAMPAK IBADAH HARI MINGGU SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN KRISTEN TERHADAP JEMAAT DALAM MENJALANI MASA LANSIA DI GEREJA KRISTEN JAWA WURYANTORO PRASETYA, YOSUA EL YOGA WAHYU; JUNTAK, JUSTIN NIAGA SIMAN
SECONDARY: Jurnal Inovasi Pendidikan Menengah Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/secondary.v4i2.3001

Abstract

The elderly have physical limitations which cause the elderly to be reluctant to go to church using limited physical reasons. Not only that, there was a phenomenon of many adiyuswa experiencing depression, getting angry, and protesting to God about the conditions they were experiencing, so this caused a commotion among the seniors at GKJ Wuryantoro. This research uses descriptive qualitative methodology, with a locus at GKJ Wuryantoro. The aim of the research is to find out the impact of Sunday worship as a model of Christian education on the congregation in their elderly years at the Wuryantoro Javanese Christian Church. The results of the research can be stated that the impact of Sunday worship services has a positive impact on strengthening faith and bringing a closer relationship with God. ABSTRAKLansia memiliki keterbatasan fisik yang menyebabkan para lansia yang enggan pergi ke gereja dengan memakai alasan fisik yang terbatas. Tidak hanya itu muncul fenomena banyak adiyuswa yang mengalami depresi, marah-marah, dan protes kepada Tuhan atas kondisi yang mereka alami, sehingga hal ini menyebabkan kegaduhan di kalangan para lanisa di GKJ Wuryantoro. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif, dengan locus di GKJ Wuryantoro. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana dampak ibadah hari Minggu sebagai model pendidikan Kristen terhadap jemaat dalam menjalani masa lansia di Gereja Kristen Jawa Wuryantoro. Hasil penelitian ini dapat disampaikan bahwa dampak ibadah ibadah hari Minggu memiliki dampak yang positif untuk menguatkan iman dan mendekatkan hubungan kepada Tuhan.
PERAN ORANG TUA KRISTEN TERHADAP POLA ASUH KEPADA ANAK SULUNG DAN ANAK BUNGSU RENTANG USIA 13 -16 TAHUN DI PPA IO0999 MARIA MARTA GKI SANGKRAH SURAKARTA WICAKSONO, TITUS CAHYO; JUNTAK, JUSTIN NIAGA SIMAN
SECONDARY: Jurnal Inovasi Pendidikan Menengah Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/secondary.v4i2.3005

Abstract

Educating children requires the role of parents, especially for the eldest and youngest children. This research aims to analyze the role of Christian parents in the parenting style given to children, especially the eldest and youngest children within the scope of PPA IO0999 MARIA MARTA with an age range of 13-16 years at GKI Sangkrah. In this case, the motivation, mobility and mindset of Christian parents greatly influence how parenting can be given to children. This research uses descriptive qualitative methodology. With this background, is it true that the behavior of the eldest child and the youngest child arises because of the differences in the parenting style given to them by Christian parents? The basis for the differences in parenting patterns given by Christian parents to their eldest and youngest children is due to adjustments in the child's character or indeed the role of Christian parents being inappropriate in providing parenting patterns to their eldest and youngest children. The results of the research are that several eldest and youngest children in PPA IO0999 MARIA MARTA behaved inappropriately in terms of the behavior and character of the eldest and eldest children in general. ABSTRAKMendidik anak memerlukan peran orang tua, terlebih bagi anak sulung dan bungsu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana peran orang tua Kristen terhadap pola asuh yang diberikan kepada anak terkhusus anak sulung dan anak bungsu dalam lingkup PPA IO0999 MARIA MARTA dengan rentang usia 13-16 tahun di GKI Sangkrah Surakarta. Dalam hal ini motivasi, mobilitas, serta pola pikir orang tua Kristen sangat mempengaruhi bagaimana pola asuh bisa diberikan kepada anak. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif. Dengan latar belakang apakah benar perilaku anak sulung dan anak bungsu yang muncul karena adanya perbedaan pola asuh yang diberikan orang tua Kristen terhadap mereka. Dasar perbedaan pola asuh yang diberikan orang tua Kristen terhadap anak sulung dan anak bungsu apakah karena penyesuaian karakter anak atau memang peranan orang tua Kristen yang kurang tepat dalam memberika pola asuh kepada anak sulung maupun bungsu. Adapun hasil penelitian adalah beberapa anak sulung dan bungsu di PPA IO0999 MARIA MARTA yang berperilaku tidak semestinya dalam hal perilaku dan karakter anak sulung dan anak sulung pada umumnya.
PERANAN POLA ASUH ORANG TUA DALAM MELAKSANAKAN PENDIDIKAN KRISTIANI TERHADAP REMAJA MENURUT AMSAL 1:8-9 DI GEREJA KRISTEN JAWA BAHTERA KASIH WINASIH, AGUSTIN JATI; JUNTAK, JUSTIN NIAGA SIMAN
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v4i2.3333

Abstract

This study is motivated by behavioral deviations among adolescents, such as absenteeism from church activities, reliance on online games during fellowship, use of inappropriate language, following negative social media trends, and smoking within the context of GKJ Bahtera Kasih and their schools. These phenomena indicate that many parents still do not fully understand Adolescent Christian Education (PAK) and how their parenting styles reflect Christian values. The purpose of this research is to explain the role of parenting styles in Christian Education, identify factors influencing the implementation of PAK and Adolescent Christian Education in line with Proverbs 1:8-9, and demonstrate how parents apply Christian education according to these teachings at GKJ Bahtera Kasih. This study employs a qualitative descriptive method with data collection techniques through interviews and documentation. Conducted in 2024, the research involved interviews with five informants reflecting various parenting styles in a Christian context. The findings reveal that the democratic parenting style is the most dominant approach applied by the informants, focusing on open communication, joint decision-making, and discipline accompanied by explanations and support for children's independence. This aligns with the teachings of Proverbs 1:8-9, which emphasize the importance of listening to parental advice and respecting their teachings. This parenting style supports the moral and spiritual development of children, addressing current adolescent behavioral challenges and creating an environment conducive to positive character growth in line with Christian values. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena penyimpangan perilaku di kalangan remaja, seperti ketidakhadiran dari kegiatan gereja, ketergantungan pada permainan game online selama persekutuan, penggunaan bahasa kasar, pengikut tren media sosial yang negatif, dan kebiasaan merokok dalam lingkup GKJ Bahtera Kasih serta sekolah mereka. Fenomena ini menunjukkan bahwa masih terdapat banyak orang tua yang belum sepenuhnya memahami Pendidikan Agama Kristen (PAK) Remaja dan bagaimana pola asuh mereka mencerminkan nilai-nilai Kristiani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peranan pola asuh orang tua dalam Pendidikan Kristen, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan PAK dan PAK Remaja sesuai dengan ajaran Amsal 1:8-9, serta mendemonstrasikan bagaimana orang tua menerapkan pendidikan agama Kristen menurut ajaran tersebut di GKJ Bahtera Kasih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2024, melibatkan wawancara dengan lima narasumber yang mencerminkan berbagai pola asuh dalam konteks Kristen. Hasil temuan menunjukkan bahwa pola asuh demokratis merupakan pendekatan yang paling dominan diterapkan oleh narasumber, dengan fokus pada komunikasi terbuka, pengambilan keputusan bersama, serta disiplin yang diiringi penjelasan dan dukungan terhadap kemandirian anak. Hal ini sejalan dengan ajaran Amsal 1:8-9 yang menekankan pentingnya mendengarkan nasihat orang tua dan menghormati ajaran mereka. Pola asuh ini mendukung perkembangan moral dan spiritual anak, yang diharapkan dapat mengatasi tantangan perilaku remaja saat ini dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan karakter positif sesuai dengan nilai-nilai Kristiani.
PEMBELAJARAN SOSIAL ORANG TUA DALAM MENDAMPINGI ANAK SEKOLAH MINGGU DI GEREJA KRISTEN JAWA PETORAN SURAKARTA Agustiana, Nova; Juntak, Justin Niaga Siman
EDUCATOR : Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educator.v5i1.5038

Abstract

ABSTRACT This study aims to analyze the influence of parents’ social learning experiences on their parenting styles in accompanying their children in Sunday School, and to identify the main factors that contribute to the lack of parental involvement in these religious activities. The research uses a qualitative approach with a case study method. The informants include three parents and two Sunday School teachers at the Gereja Kristen Jawa (GKJ) Petoran Surakarta. Data were collected through in-depth interviews and observation. The findings reveal that parents' past experiences of spiritual learning significantly influence how they guide their children’s faith development. Parents who received religious education during childhood tend to understand the importance of involvement in their children's spiritual lives, although time constraints and work obligations often hinder direct participation. Conversely, parents without early Christian formation often rely entirely on the church for their children’s religious education. Sunday School teachers observed that the lack of parental involvement negatively impacts the children's discipline and motivation in participating in religious activities. These findings align with Albert Bandura's social learning theory, which emphasizes the importance of modeling, reinforcement, and observation in the learning process. Children learn not only through verbal instruction but also by imitating significant figures in their environment, especially their parents. Therefore, active parental involvement plays a critical role in fostering the children’s engagement and spiritual growth in Sunday School. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengalaman pembelajaran sosial orang tua terhadap pola asuh mereka dalam mendampingi anak-anak di Sekolah Minggu, serta mengidentifikasi faktor-faktor utama yang menyebabkan kurangnya keterlibatan orang tua dalam kegiatan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Informan terdiri dari tiga orang tua dan dua guru Sekolah Minggu di Gereja Kristen Jawa Petoran Surakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman pembelajaran sosial yang diperoleh orang tua pada masa kecil sangat mempengaruhi cara mereka membimbing anak dalam kehidupan rohani. Orang tua yang memiliki latar belakang pembelajaran iman cenderung lebih memahami pentingnya pendampingan, meskipun keterbatasan waktu dan pekerjaan seringkali menjadi kendala utama. Sementara itu, orang tua yang tidak memiliki pengalaman rohani sejak kecil cenderung menyerahkan pembinaan anak sepenuhnya kepada gereja. Guru Sekolah Minggu mengamati bahwa kurangnya keterlibatan orang tua berdampak pada kedisiplinan dan motivasi anak dalam kegiatan rohani. Temuan ini selaras dengan teori pembelajaran sosial Albert Bandura, yang menekankan pentingnya modeling (keteladanan), penguatan, dan observasi dalam proses belajar. Anak-anak belajar bukan hanya dari pengajaran verbal, tetapi juga dari meniru perilaku signifikan di sekitar mereka, terutama orang tua. Oleh karena itu, keterlibatan orang tua secara aktif menjadi faktor penting dalam membentuk keaktifan dan pertumbuhan iman anak di Sekolah Minggu.
Sinergi Gereja dan Orang Tua dalam Mempersiapkan Anak Mengikuti Perjamuan Kudus: Tantangan dan Solusinya di Gereja Kristen Jawa Juntak, Justin Niaga Siman; Tarumasely, Yowelna; Sahertian, Christiana Demaja Wilhelmina; ., Kristriyanto; Wahyudi, Sabda
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 7 No 1 (2025): JIREH: Januari-Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v7i1.369

Abstract

This study aims to understand how the practice of Children's Holy Communion at Gereja Kristen Jawa Dagen-Palur and GKJ Danukusuman is implemented as part of Christian education for children. The subjects of this study include parents of children who have participated in the Children's Holy Communion and church pastors. A qualitative approach with a case study method was employed to gain an in-depth understanding through interviews, observation, and document analysis. The findings indicate that while the Children's Holy Communion can serve as a significant moment in the growth of a child's faith, the follow-up discipleship efforts remain suboptimal. The churches face challenges in designing structured follow-up programs, and parental involvement in accompanying their children's faith journey is still limited. As a result, the continuity of Christian faith education for children is not well maintained. Therefore, this study recommends that churches develop post-communion discipleship programs that actively involve families.
PENERAPAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BERBASIS KONTEKSTUAL TERHADAP KEHIDUPAN PERIBADAHAN PERMADI, YOAS BRATA; JUNTAK, JUSTIN NIAGA SIMAN
ACADEMIA: Jurnal Inovasi Riset Akademik Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/academia.v4i2.3133

Abstract

Church is a life together in one community, where in one community there are characteristics that are owned and of course with all the strengths and challenges that are owned. GKJ Jambeyan is a rural church in the Sragen area of ??Central Java, where the community is still very traditional and prioritizes local culture, namely Javanese culture, which is an element that binds their fellowship. In the midst of this fellowship, there is a problem, namely that there are some people who feel that they do not fit in with the service pattern applied by the church, where the church is considered old-fashioned and does not adapt to the conditions of the times so that some decide not to worship at GKJ Jambeyan anymore. The formulation of the problem to be raised is first, how is the implementation of contextual-based Christian religious education in GKJ Jambeyan? Second, what is the impact of the implementation of contextual-based Christian religious education on the worship life of the congregation at GKJ Jambeyan? The objectives of the study are expressed as follows: First, to analyze the implementation of contextual-based Christian religious education in GKJ Jambeyan. Second, to examine the impact of the implementation of contextual-based Christian religious education on the worship life of the congregation at GKJ Jambeyan. The research method used is descriptive qualitative. The results of this study reveal that Javanese culture, which is the result of contextualization, is a force that must be developed because it is a bond of fellowship. ABSTRAKGereja adalah kehidupan bersama dalam satu komunitas, dimana dalam satu komunitas ada ciri khas yang dimiliki dan tentunya dengan segenap kekuatan dan tantangan yang dimiliki. GKJ Jambeyan adalah gereja pedesaan di daerah Sragen Jawa Tengah, dimana masyakaratnya masih sangat tradisional dan mengedepankan budaya local yaitu budaya Jawa yang menjadi unsur pengikat persekutuan mereka. Di tengah-tengah persekutuan itu ada persoalan yaitu ada beberapa orang yang merasa tidak cocok dengan pola pelayanan yang diterapkan oleh gereja, dimana gereja dianggap kolot dan tidak menyesuaikan keadaan jaman sehingga ada yang memutuskan tidak beribadah lagi di GKJ Jambeyan. Ada pun rumusan masalah yang hendak diangkat adalah pertama, bagaimana penerapan pendidikan agama Kristen berbasis kontekstual di GKJ Jambeyan? Kedua, bagaimana dampak penerapan pendidikan agama Kristen berbasis kontekstual terhadap kehidupan peribadahan jemaat di GKJ Jambeyan? Ada pun tujuan penelitian diungkapkan sebagai berikut: Pertama, menganalisis penerapan pendidikan agama Kristen berbasis kontekstual di GKJ Jambeyan. Kedua, mengkaji dampak penerapan pendidikan agama Kristen berbasis kontekstual terhadap kehidupan peribadahan jemaat di GKJ Jambeyan. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa budaya Jawa yang merupakan hasil kontekstualisasi menjadi kekuatan yang harus dikembangkan karena sebagai pengikat persekutuan.
PERAN FAMILY ALTAR DALAM PERKEMBANGAN IMAN REMAJA PEMUDA DI GEREJA BETHANY PASAR LEGI SURAKARTA Soediro, Melkisedekh Bagaskara Agung; Juntak, Justin Niaga Siman
ACADEMIA: Jurnal Inovasi Riset Akademik Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/academia.v5i2.6227

Abstract

Social media has posed a significant challenge to Christian youth discipleship in today’s digital age. This study is based on the growing disinterest among young people in church services and ministries, as observed at Bethany Church Pasar Legi, Surakarta. The research focuses on analyzing the role of the Family Altar as a small group community designed to nurture youth faith and spiritual involvement. This study employed a descriptive qualitative method with data collected through interviews, observations, and documentation. Informants included youth members, ministry leaders, and Family Altar coordinators. The findings reveal five key factors influencing faith development among youth: the personal quality of spiritual leaders, open communication and relationships, consistent spiritual formation, active participation in ministry, and family support through Family Altar practices. Family Altar effectively fosters a relational and reflective space for youth to grow in their faith. In conclusion, Family Altar is a relevant spiritual innovation for addressing digital-era challenges and has potential to be replicated in other church settings. ABSTRAKMedia sosial telah menjadi tantangan besar dalam pembinaan iman remaja Kristen di era digital. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena menurunnya minat remaja pemuda terhadap ibadah dan pelayanan gereja, seperti yang terjadi di Gereja Bethany Pasar Legi Surakarta. Fokus penelitian ini adalah menganalisis peran Family Altar sebagai komunitas kecil yang dirancang untuk menumbuhkan iman dan keterlibatan rohani remaja. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan terdiri dari pemuda, pengurus ibadah, dan pemimpin Family Altar. Hasil penelitian menunjukkan lima faktor utama yang memengaruhi pengembangan iman remaja: kualitas pribadi pemimpin rohani, komunikasi dan relasi yang terbuka, pembinaan spiritual yang konsisten, partisipasi aktif pemuda, serta dukungan dari lingkungan keluarga melalui praktik Family Altar. Family Altar terbukti mampu membangun komunitas yang relasional dan reflektif bagi remaja untuk bertumbuh dalam iman. Kesimpulannya, Family Altar merupakan inovasi pelayanan yang relevan dalam menghadapi tantangan era digital serta berpotensi menjadi model pembinaan iman yang dapat direplikasi di gereja-gereja lain.