Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Profil Kelulushidupan dan Pertumbuhan Kerang Hijau (Perna viridis) pada Posisi Compound Structure yang Berbeda di Timbulsloko, Sayung, Demak Rahayu, Eka Puji; Hastuti, Sri; Widowati, Lestari Lakhsmi
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 13, No 1 (2024): Journal of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Compound structure merupakan sabuk pantai buatan dari bambu sebagai pemecah gelombang untuk mencegah abrasi pantai. Compound structure juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat budidaya. Kerang hijau (Perna viridis) merupakan biota lunak (moluska) yang hidup sessil di laut. Budidaya kerang hijau hanya mengandalkan pakan alami. Perbedaan posisi mempengaruhi kelulushidupan dan pertumbuhan kerang hijau. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui profil kelulushidupan dan pertumbuhan kerang hijau pada posisi Compound structure berbeda di Timbulsloko, sayung, Demak. Perlakuan berupa kelulushidupan dan pertumbuhan dengan variabel terikat perbedaan posisi. Sampel uji menggunakan 50 ekor spat/kantong dengan 6 kantong setiap lokasi selama 2 bulan. Pengumpulan data meliputi nilai kelulushidupan, pertumbuhan mutlak, pertumbuhan spesifik (SGR), serta kualitas daging. Hasil kelulushidupan kerang hijau CS A 100±0% lebih baik dibanding CS B dengan 72,33±19,82% akibat perbedaan salinitas dari arus dari muara sungai. SGR bobot dan panjang CS A dan CS B tidak berbeda nyata. SGR bobot CS A 1,53±0,23%/hari, CS B 1,40±0,24%/hari. SGR panjang CS A 0,49±0,13%/hari, CS B 0,36±0,10%/hari. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh klorofil-a yang mencukupi kebutuhan pakan dan C organik untuk pertumbuhan cangkang. Kualitas daging CS A 29,96±1,44% lebih tinggi dibanding CS B dengan 26,41±2,32% karena pengaruh N dan P dari sungai yang berpengaruh pada kandungan klorofil-a sebagai pakan kerang hijau.
PENGARUH BERAT LAHIR DAN USIA GESTASI TERHADAP KADAR THYROID STIMULATING HORMONE (TSH) DAN FREE THYROXINE (FT4) PADA NEONATUS Rahayu, Eka Puji; Irfani, Farida Noor; Shafriani, Nazula Rahma
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34223

Abstract

Hipotiroid kongenital (HK) merupakan kondisi terjadinya penurunan atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapatkan sejak bayi baru lahir. Hipotiroid kongenital adalah salah satu penyebab keterbelakangan mental paling umum yang dapat dicegah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berat lahir dan usia gestasi terhadap kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan Free Thyroxine  (FT4) pada neonatus. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan metode kuantitatif. Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari Instalasi Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada periode bulan Januari 2022 hingga Juni 2024. Total seluruh sampel yang masuk dalam kriteria penelitian sebanyak 31 neonatus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata TSH pada neonatus sebesar 12,85 uIU/mL dengan nilai minimal 0,18 dan maksimal 60,00. Rata-rata kadar FT4 pada neonatus sebesar 17,28 dengan nilai minimal 2,41 dan maksimal 27,30. Hasil uji t menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara berat lahir dan usia gestasi terhadap kadar TSH dengan nilai signifikansi berturut-turut sebesar 0,5 33 >? (?=0,05) dan 0,603 > ? (?=0,05) dengan nilai r sebesar 0,014. Berat lahir dan usia gestasi juga tidak mempengaruhi kadar FT4 dengan nilai signifikansi berturut-turut yaitu 0,188 dan 0,952>? (?=0,05) dengan nilai r sebesar 0,098. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh berat lahir dan usia gestasi terhadap kadar TSH dan FT4 pada neonatus.
Analisis Metafungsi Bahasa dalam Lagu “The Greatest Love Of All” Karya Whitney Houston melalui Kerangka Kerja Halliday Rahayu, Eka Puji; Puspitasari, Dewi; Widyaningrum, Agnes
Dinamika Bahasa dan Budaya Vol 20 No 1 (2025): DINAMIKA BAHASA DAN BUDAYA
Publisher : Universitas Stikubank (UNISBANK) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35315/bb.v20i1.10076

Abstract

This study examines Whitney Houston’s song “The Greatest Love of All” through the Systemic Functional Linguistics (SFL) lens, focusing on the ideational, interpersonal, and textual metafunctions outlined by M.A.K. Halliday. The analysis, employing a qualitative methodology, reveals how the lyrics articulate self-empowerment, personal growth, and societal responsibility themes. The ideational metafunction emphasizes the representation of encounters, such as the significance of sustaining future eras and grasping self-love and its transformative potential. The interpersonal metafunction highlights the relationship flow between the singer and the gathering of people, utilizing a high disposition of revelation and methodology to motivate certainty and specialization. In the meantime, the printed metafunction ensures topical coherence and consistency through structural harmony. Thus, revealing the etymological processes in the song, this thought demonstrates how music acts as a powerful means of expressing the passionate and ideological messages that resonate within it. Keywords: Systemic Functional Linguistics (SFL), Language Metafunctions, Self-Improvement, Lyric Analysis, Ideological Messages in Music