Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DALAM MELATIH TOILET TRAINING DENGAN KEMANDIRIAN TOILETING PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA TUBAN KULON KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR Umi Barokah; Vitri Dyah Herawati; Ahmad Syamsul Bahri
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol 8 No 1 (2015): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol.8 No 1 April 2015
Publisher : Universitas Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik berarti mempunyai pemahaman yang baik tentang manfaat dan dampak toilet training, sehingga ibu akan mempunyai sikap yang positif terhadap konsep toilet training. Sikap merupakan kecenderungan ibu untuk bertindak atau berperilaku. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap anak-anak di Dusun Tuban Kulon mayoritas memiliki kebiasaan yang salah dalam penerapan konsep toilet training, kejadian tersebut juga diperkuat dengan perilaku ibu yang salah dalam menanggapi keadaan anaknya. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa hubungan pengetahuan dan perilaku ibu dalam melatih toilet training dengan kemandirian toileting pada anak usia toddler di Dusun Tuban Kulon Gondangrejo Karanganyar. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan sampel sebanyak 35 ibu dari anak usia toddler di Dusun Tuban Kulon Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar diambil secara total sampling. Kuisioner digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian. Teknik analisa data menggunakan analisis Spearman Rank dan analisa regresi linier sederhana pada taraf signifikansi 95%. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu mayoritas berpengetahuan baik (68,6%) didukung dengan perilaku ibu mayoritas berperilaku baik (62,9%) serta anak usia toddler mayoritas mandiri dalam melakukan toileting (60%). Dari hasil analisis Spearman Rank diketahui untuk hubungan pengetahuan ibu dengan kemandirian toileting diperoleh (r) sebesar 0,685 > r tabel (0,334) dengan p value sebesar 0,000 < 0,05. Artinya ada hubungan yang signifikan antara hubungan pengetahuan ibu dengan kemandirian toileting pada anak usia toddler dan untuk hubungan perilaku ibu dengan kemandirian toileting diperoleh nilai (r) sebesar 0,719> r tabel (0,334) dengan p value sebesar 0,000 < 0,05. Artinya ada hubungan yang signifikan antara hubungan perilaku ibu dengan kemandirian toileting pada anak usia toddler. Hasil analisis multivariat diperoleh Nilai Fhitung sebesar 20,650 > Ftabel (4,15) dengan p value = 0,000 < 0,05. Artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku ibu dengan kemandirian toileting pada anak usia toddler. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan dan perilaku ibu dalam melatih toilet training dengan kemandirian toileting pada anak usia toddler di Dusun Tuban Kulon Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.
Risk Management in the Production of Sugar in Mojo Sugar Factory, Sragen Regency Rizki Musidatun Bakdiyah; Umi Barokah; Mei Tri Sundari
Jurnal Manajemen Indonesia Vol 20 No 1 (2020): Jurnal Manajemen Indonesia
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telkom University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jmi.v20i1.2793

Abstract

This research aims to determine the risk, kind of risks and formulate the risk handling strategies in the sugar production in Mojo Sugar Factory, Sragen Regency. The analysis method used the variation coefficients (CV) score and Enterprise Risk Management (ERM) approach. The results showed the score of CV is 0.77> 0.5 which means that there is a high risk of sugar production in Mojo Sugar Factory. There are 12 risks identified in this research. The risks with low status are the risk of broken sugar cane and risk of the damaged truck; The risks with medium status miscalculations risk in the yield distribution and the late receipt of funds from PTPN IX. The risk of high status is new tools operation difficulties. The risk of very high status is low sugar cane quality, sugar cane sent to other factories, steam drop, the tools and machines performance stopping while grinding, sugar cane production that is below RKAP, losses, and the total production of sugar that is below the RKAP. The risk management strategies for low-status risks are giving strict punishment to farmers’ partners and more regular and scheduled maintenance. The management strategies for medium status is involving technology in calculating results and implementing wiser based financial management. The management strategy for high-status risk is assisting the operation of new tools by experts. The management strategies for very high status are holding an intensive meeting, conducting education, training programs for employees, benchmarking with other sugar factories which have better performance, make a good relation with the partner. Keywords— Risk; Risk Management; ERM; Risk Analysis; Sugar
PERILAKU EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN KARANGANYAR Umi Barokah; Masyhuri Masyhuri; Lestari Rahayu Waluyati; Slamet Hartono
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian (J-SEP) Vol 8 No 2 (2015): JSEP
Publisher : University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In 2012, the upland area in Karanganyar Districtreached 45.11% of agricultural land. The farmer problems are technical (erosion, soil fertility, water availability) and economic (fluctuation of production, pricing and income). They take off farm acivity in order to increase household income.The main objective of the study is to determine (1) farming cost andincome, (2) the diversity and contribution of off farm activity, (3) household income (4) consumption and investment of upland farm household.Based on altitude and proportion of upland area, the study was carried out in Jatiyoso. Respondent of 60 farmers was drawn randomly from Wonorejo village. The methods is descriptively analysis were applied to explain economic behavior of upland farm households. In average, the cost of upland farm is Rp 4.9120.720 and income Rp 13.716.773 in a year. Contribution of off farm activity (45,92%) more than upland farming (37,47%). Excess income are prioritized for investment to buy land and livestock. Food consumption from production itself reaches15,55 %. Non-food consumption especially to improve human quality in education and health. Keywords: farm household, income, off farm activity, up land
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SARJANA BIDANG AGROBISNIS DALAM MENGAHADAPI DUNIA KERJA UMI BAROKAH; WIWIT RAHAYU; SETYOWATI SETYOWATI
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 4, No 2 (2008): FEBRUARY
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v4i2.48907

Abstract

This research purposedto know the strategy of ability development for agrobusiness to face the word of employment. The basic method which used in this research is a descriptive method. the respondent of this research consist of the alumnus of JPROSEPA UNS (27 respondents) and the users (2 govermental insttutions and 3 private institutions)
Analisis Pendapatan dan Risiko Usahatani Padi di Kabupaten Sukoharjo Dicky Wahyu Prabowo; Sri Marwanti; Umi Barokah
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2021.005.01.14

Abstract

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui biaya dan pendapatan yang diperoleh petani padi di Kabupaten Sukoharjo, mengetahui tingkat risiko produksi, harga dan pendapatan usahatani padi, serta mengetahui upaya penanggulangan risiko tersebut. Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif dan analisis. Lokasi penelitian di Kabupaten Sukoharjo yang meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Polokarto dan Kecamatan Mojolaban. Metode pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis koefisien variasi (CV). Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata total biaya yang dikeluarkan petani padi di Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 14.315.734/Ha. Rata-rata pendapatan yang diterima petani padi di Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 22.088.449/Ha. Nilai CV risiko produksi usahatani padi di Kabupaten Sukoharjo untuk per usahatani 0,54 Ha yaitu 0,68 sedangkan per 1 Ha yaitu 0,07. Nilai CV risiko harga usahatani padi di Kabupaten Sukoharjo yaitu 0,05. Nilai CV risiko pendapatan usahatani padi di Kabupaten Sukoharjo untuk per usahatani 0,54 Ha adalah 0,67 sedangkan per 1 Ha adalah 0,17. Upaya penanggulangan risiko produksi yang dilakukan oleh petani padi di Kabupaten Sukoharjo adalah melakukan pergantian varietas, melakukan gropyokan, melakukan pencabutan pada tanaman padi yang terserang penyakit. Upaya penanggulangan risiko pendapatan yang dilakukan petani padi adalah mengikuti program asuransi pertanian dari Pemerintah dan menjadi buruh tani.
KERAGAAN AGRONOMIS GALUR-GALUR PADI SAWAH TADAH HUJAN GREEN SUPER RICE (GSR) DI INDONESIA Untung Susanto; Umi Barokah
Agrin Vol 20, No 1 (2016): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2016.20.1.314

Abstract

This research was aimed to initially test 40 rainfed lowland dedicated GSR lines along with 3 checks, i.e.PSBRC68, Situbagendit, and Silugonggo. The trial was conducted in ICRR experimental station in Sukamandiwith irrigation only until 2 weeks after transplanting and during flowering. The trial was conducted during DS2012 following Randomized Complete Block Design of three replication in 1 m x 1 m plot size and planting spaceof 20 cm x 20 cm. Transplanting was conducted to 21 days old seedings. The results showed that identified fiveline that have higher yields than the best check Silugonggo ( 4.22 t/ha ), which Luyin 46 ( 5.18 t/ha ), 926 ( 5.12t/ha ), SACG - 7 ( 4.46 t/ha ), LH1 ( 4.36 t/ha ) and Weed Tolerant Rice ( 4.30 t/ha ). A total of three lines , namelyZX788 ( 84 HSS ), 08FAN4 ( 89 HSS ) and D100 ( 91 HSS ) has a ripe age is significantly more early maturity ofthe check is very early maturing Silugonggo ( 95 HSS ). GSR lines tested had similar agronomic characters withexisting varieties, among others, from 46.67 to 100.2 cm plant height, number of productive tiller 6-10 fruit,flowering age 56-86 HSS, or physiological maturity round 84 -102 HSS, filled grain 47-185 grains per panicle,1000 grain weight 17.94 to 32.34 g, and the results ranged from 0.95 to 5.18 t/ha.Key words: GSR, rainfed lowland, agronomic performance, yield ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menguji awal daya adaptasi 40 galur GSR untuk padi sawah tadah hujan(GSR-Rainfed Lowland/GSR-RFLL) yang diintroduksi dari IRRI sebagai salah satu set pengujian dalam INGER(International Network for Rice Genetic Evaluation) beserta 3 varietas cek, yaitu PSBRC68, Situbagendit, danSilugonggo. Pengujian dilakukan pada kondisi sawah irigasi di Kebun Percobaan BB Padi di Sukamandi, namundengan perlakuan kering fase vegetatif, yaitu pengairan diberikan hingga dua minggu setelah tanam dan pada saattanaman berbunga, sebagai simulasi kondisi kering di lahan tadah hujan. Penelitian dilakukan pada MK 2012menggunakan rancangan acak kelompok tiga ulangan pada plot berukuran 1 m x 1 m dan jarak tanam 20 cm x 20cm. Tanam pindah dilaksanakan pada saat bibit berumur 21 HSS. Hasil pengujian mengidentifikasi lima galuryang memiliki daya hasil lebih tinggi daripada cek terbaik Silugonggo (4,22 t/ha), yaitu Luyin 46 (5,18 t/ha), 926(5,12 t/ha), SACG-7 (4,46 t/ha), LH1 (4,36 t/ha) dan Weed Tolerant Rice (4,30 t/ha). Sebanyak tiga galur, yaituZX788 (84 HSS), 08FAN4 (89 HSS) dan D100 (91 HSS) memiliki umur masak yang secara nyata lebih genjahdari cek sangat genjah Silugonggo (95 HSS). Galur-galur GSR yang diuji memiliki karakter agronomi setaradengan varietas unggul yang telah ada, antara lain tinggi tanaman 46,67-100,2 cm, jumlah anakan produktif 6-10buah, umur berbunga 56-86 HSS, atau masak fisiologis sekitar 84-102 HSS, gabah isi per malai 47-185 butir,bobot 1000 butir 17,94-32,34 g, dan hasil berkisar 0,95-5,18 t/ha.Kata kunci: GSR, sawah tadah hujan, keragaaan agronomis, hasil
Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Pembelian Susu Sapi Segar di Kota Surakarta Heruka Ahmad Milareva; Sugiharti Handayani; Umi Barokah
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2023.007.01.26

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi dan atribut yang paling dipertimbangkan konsumen terhadap pembelian susu sapi segar di Kota Surakarta. Metode dasar pada penelitian ini menggunakan kausal komparatif dengan teknik survei kepada 100 responden. Penelitian ini dilakukan kepada responden yang telah melakukan pembelian susu sapi segar sebanyak satu kali sebelumnya dan dikonsumsi secara pribadi. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling menggunakan angket kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah chi-square yang dioperasikan melalui program SPSS dan analisis multiatribut fishbein. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa : (1) Terdapat perbedaan preferensi antar konsumen susu sapi segar di Kota Surakarta. Atribut susu sapi segar yang menjadi preferensi konsumen susu sapi segar di Kota Surakarta adalah harga yang sedang (Rp.6.000- Rp.9.000), aroma susu yang creamy khas susu sapi, varian rasa yang murni putih atau vanila, kebersihan tempat penjualan yang dapat ditoleransi adalah sedikit kotor berupa sisa minyak yang menempel pada meja makan, jumlah menu tambahan makanan yang lebih dari 10 jenis makanan, dan suasana tempat yang biasa saja. (2) Atribut yang paling dipertimbangkan dalam keputusan pembelian susu sapi segar di Kota Surakarta mulai dari yang paling dipertimbangkan sampai dengan yang kurang dipertimbangkan adalah varian rasa, suasana tempat, kebersihan tempat penjualan, aroma susu, jumlah menu tambahan makanan, dan harga
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI SEMANGKA (CITRULLUS VULGARIS) DI KOTA BATAM Damasia Yosefina Harianja; Rhina Uchyani Fajarningsih; Umi Barokah
Paradigma Agribisnis Vol 5, No 1 (2022): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v5i1.6761

Abstract

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar pada sektor pertanian, terutama subsektor hortikultura. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor- faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan usahatani semangka di Kota Batam. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian yaitu Kecamatan Galang, Kota Batam yang dipilih secara purposive. Analisis data yang digunakan adalah (1) Biaya usahatani; (2) Penerimaan; (3) Analisis keuntungan; (4) Analisis pengaruh faktor-faktor untuk mengetahui faktor- faktor yang memengaruhi keuntungan usahatani semangka di Kota Batam; (5) Uji asumsi klasik; (6) Pengujian Model. Hasil perhitungan dan analisis data penelitian menunjukkan bahwa rata rata biaya mengusahakan usahatani semangka sebesar Rp 87.929.887,3/MT/Ha, rata-rata penerimaannya adalah Rp 191.729.323,3/MT/Ha dan rata-rata nilai keuntungan sebesar Rp 103.725.288,7/MT/Ha. Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebesar 65,9% keuntungan usahatani semangka dapat dijelaskan oleh variabel bebas dan sisanya sebesar 34,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Uji F menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang diamati yaitu umur petani, luas lahan, tingkat pendidikan, biaya benih dan biaya pupuk secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap keuntungan usahatani semangka. Uji t menunjukkan bahwa luas lahan, biaya benih dan biaya pupuk berpengaruh nyata, sedangkan umur petani dan tingkat Pendidikan secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap keuntungan usahatani semangka di Kota Batam.
Analisis Value Added Kopi Robusta Pada Umkm Kopi Mukidi Di Kabupaten Temanggung Inayya Putri Pidata; Minar Ferichani; Umi Barokah
Paradigma Agribisnis Vol 5, No 2 (2023): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v5i2.6780

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan berapa nilai tambah, profitabilitas, efisiensi dan keuntungan yang didapatkan dari usaha mengolah kopi robusta menjadi kopi bubuk robusta oleh UMKM Kopi Mukidi di Kabupaten Temanggung. Penelitian ii menggunakan analisis deskriptif. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja) di UMKM Kopi Mukidi. Metode pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekuder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan responden, observasi dan pencatatan data dari dinas terkait. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis biaya, analisis penerimaan, analisis keuntungan, analisis efisiensi, analisis profitabilitas dan analisis nilai tambah metode Hayami. Berdasarkan hasil penelitian pengolahan biji kopi robusta menjadi kopi bubuk pada UMKM Kopi Mukidi mampu menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 38.766 tiap kg dengan rasio nilai tambah sebesar 40,39%. Keuntungan yang didapatkan oleh UMKM Kopi Mukidi pada bulan Maret 2021 adalah sebesar Rp 2.647.478,-. Nilai profitabilitas yang dihasilkan oleh UMKM Kopi Mukidi adalah 52,81% dan efisiensi usaha UMKM Kopi Mukidi pada bulan Maret 2021 adalah 1,53.Kata Kunci : Analisis Nilai Tambah, Analisis Keuntungan, Metode Hayami, Kopi Robusta
ANALISIS USAHA TANI BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG DI DESA BOCOR, KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN Riski Utomo; Umi Barokah; Aulia Rahmawati
Jurnal Agroteknologi (Agronu) Vol 1 No 01 (2022): Jurnal Agroteknologi (Agronu)
Publisher : Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama Kebumen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.939 KB) | DOI: 10.53863/agronu.v1i01.277

Abstract

This study aims to determine (1) the amount of income and income of farmers in the cultivation of corn during one growing season, (2) the amount of R/C of corn business in one growing season. This is done because many farmers have not done farming analysis to find out the profit or loss of corn cultivation starting from the cost of cultivation support equipment, the cost of production facilities, and the cost of the required labor. Farmers in Bocor Village, Buluspeseantren Sub-district, Kebumen Regency, especially in upland areas are able to plant two planting seasons in one year. Moreover, in recent years the selling price of dry shelled corn has been able to penetrate the price of 5000/kg. This research was conducted by interview method directly to one corn farmer. This interview was conducted with the aim of obtaining real data about the costs needed by farmers to cultivate corn in one growing season. The results of this study indicate that the total cost for one planting season is Rp. 20,445,002, - for revenue of Rp. 39,150,000, - so that the income value is Rp. 18,704,978. The amount of R/C in corn farming once a planting season per hectare is 1.91, meaning that for every Rp. 1,- the costs incurred will receive an income of Rp. 1.91,- and an income of Rp. 0.91.-. The analysis of the corn cultivation business shows that the farming is profitable and feasible because the R/C > 1 is 1.91. Keywords: Cultivation, Corn, Capital