Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENYERTAAN MODAL SOSIAL DALAM STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) (Studi Kasus pada LPD Desa Pakraman Penglatan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali) Atmaja, Ananta Wikrama Tungga
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika Vol 1, No 1: EDISI DESEMBER 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jinah.v1i1.312

Abstract

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah lembaga keuangan yang didirikan oleh desapakraman. Dalam aktivitas operasionalnya, LPD menyertakan modal sosial dalam aktivitasoperasionalnya selain menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan lembaga keuangansebagaimana institusi keuangan lainnya. Penyertaan modal sosial ini juga dimanfaatkandalam memperkuat struktur pengendalian internya. Hal inilah yang menyebabkan LPDmampu berkembang dan menjadi lembaga keungan utama bagi krama desa pakraman.Latar belakang inilah yang menyebabkan keberadaan LPD menarik untuk dipahami untukmengatahui: 1) motivasi dan alasan maknawi pendirian LPD, 2) struktur organisasi yangmengatur hubungan LPD dan segenap stakeholder-nya, dan 3) bentuk penyertaan modalsosial dalam struktur pengendalian intern LPD. Penelitian ini mempergunakan metodologikualitatif yang memfokuskan kajian kepada pemahaman atas perilaku manusia dalammenerapkan struktur pengendalian intern. Lokasi penelitian ini adalah di LPD DesaPakraman Penglatan, Kabupaten Buleleng dengan tahapan yakni; 1) pengumpulan data, 2)reduksi data, 3) penyajian data, dan 4) analisis data dan pengambilan keputusan. Penelitianini menujukkan bahwa 1) LPD Desa Pakraman Penglatan mendirikan LPD untuk mengikutiinstruksi dari penguasa supra desa yang bersesuaian dengan kebutuhan krama akanlembaga keuangan, 2) LPD memiliki krama desa pakraman dan berbagai institusi yangmengatur aktivitas operasional LPD sebagai stakeholder utamanya dimana hubunganmereka dilandasi oleh modal sosial yang berlandaskan pada ideologi Tri Hita Karana, 3)Modal sosial yang disertakan dalam struktur pengendalian intern LPD berwujudkepercayaan, jaringan sosial, dan pranata sosial.Kata kunci: Lembaga perkreditan Desa (village bank), desa pakraman, strukturpengendalian internal, modal sosial.
PENYERTAAN MODAL SOSIAL DALAM STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) (Studi Kasus pada LPD Desa Pakraman Penglatan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali) Ananta Wikrama Tungga Atmaja
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika Vol. 1 No. 1: EDISI DESEMBER 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jinah.v1i1.312

Abstract

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah lembaga keuangan yang didirikan oleh desapakraman. Dalam aktivitas operasionalnya, LPD menyertakan modal sosial dalam aktivitasoperasionalnya selain menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan lembaga keuangansebagaimana institusi keuangan lainnya. Penyertaan modal sosial ini juga dimanfaatkandalam memperkuat struktur pengendalian internya. Hal inilah yang menyebabkan LPDmampu berkembang dan menjadi lembaga keungan utama bagi krama desa pakraman.Latar belakang inilah yang menyebabkan keberadaan LPD menarik untuk dipahami untukmengatahui: 1) motivasi dan alasan maknawi pendirian LPD, 2) struktur organisasi yangmengatur hubungan LPD dan segenap stakeholder-nya, dan 3) bentuk penyertaan modalsosial dalam struktur pengendalian intern LPD. Penelitian ini mempergunakan metodologikualitatif yang memfokuskan kajian kepada pemahaman atas perilaku manusia dalammenerapkan struktur pengendalian intern. Lokasi penelitian ini adalah di LPD DesaPakraman Penglatan, Kabupaten Buleleng dengan tahapan yakni; 1) pengumpulan data, 2)reduksi data, 3) penyajian data, dan 4) analisis data dan pengambilan keputusan. Penelitianini menujukkan bahwa 1) LPD Desa Pakraman Penglatan mendirikan LPD untuk mengikutiinstruksi dari penguasa supra desa yang bersesuaian dengan kebutuhan krama akanlembaga keuangan, 2) LPD memiliki krama desa pakraman dan berbagai institusi yangmengatur aktivitas operasional LPD sebagai stakeholder utamanya dimana hubunganmereka dilandasi oleh modal sosial yang berlandaskan pada ideologi Tri Hita Karana, 3)Modal sosial yang disertakan dalam struktur pengendalian intern LPD berwujudkepercayaan, jaringan sosial, dan pranata sosial.Kata kunci: Lembaga perkreditan Desa (village bank), desa pakraman, strukturpengendalian internal, modal sosial.
Pendidikan dalam Penguatan Profil Pancasila di Sekolah Melalui Perspektif Progresivisme Kade Sukiastini, I Gusti Ayu Ngurah; Suastra, I Wayan; Atmaja, Ananta Wikrama Tungga
Journal of Education and Instruction (JOEAI) Vol 6 No 2 (2023): JOEAI (Journal of Education and Instruction)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joeai.v6i2.8344

Abstract

Pendidikan memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan nilai-nilai masyarakat. Indonesia sebagai negara berlandaskan Pancasila memiliki tanggung jawab untuk mengintegrasikan nilai-nilai luhur tersebut melalui pendidikan. Salah satu pendekatan yang menarik adalah progresivisme, yang menekankan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Perspektif progresivisme menawarkan pendekatan yang memberdayakan siswa untuk mengembangkan kreativitas, pemikiran kritis, dan partisipasi aktif. Konsep ini sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, yang tidak hanya ingin menciptakan siswa yang cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat dan moralitas yang tinggi. Penelitian ini mengeksplorasi potensi penguatan profil Pancasila melalui perspektif progresivisme. Dalam penelitian ini, studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data dari buku, jurnal penelitian, berita, dan artikel online. Teknik pengumpulan data ini didokumentasikan dan dianalisis melalui metode analisis isi, yang digunakan untuk menghasilkan kesimpulan yang dapat diterima dan dapat diteliti ulang sesuai konteksnya. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil langkah-langkah berikut. 1. Menyediakan peralatan, 2. Membuat bibliografi kerja, 3. Mengatur waktu, dan 4. Membaca dan membuat catatan penelitian. Hasil penelitian ini menyajikan pandangan holistik terhadap pendidikan dalam memperkuat profil Pancasila melalui perspektif progresivisme. Dengan memahami potensi dan tantangan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan sistem pendidikan yang lebih adaptif dan sesuai dengan nilai-nilai keindonesiaan.. Kata kunci: Pendidikan, Profil Pancasila, Progresivisme
Critical Study : Independent Curriculum from the Perspective of Educational Philosophical Schools and the Philosophy of Ki Hajar Dewantara Fitriani, Herdiyana; Suastra, I Wayan; Atmaja, Ananta Wikrama Tungga
Empiricism Journal Vol. 4 No. 2: December 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/ej.v4i2.1645

Abstract

The Merdeka Curriculum is a development of the K13 curriculum which focuses on aspects of developing the potential, talents, and interests of students through digitizing learning with the use of technology. This curriculum is a starting point for facing the Society 5.0 era which predominantly uses technology. The Merdeka Curriculum is compiled based on four schools of educational philosophy, each of which has characteristics that complement each other in curriculum preparation, only the dominance is different in each curriculum. The development of an independent curriculum needs to be reviewed in terms of educational philosophy so that the dominance of this philosophy can be identified so that the output results are identified with the basis of the curriculum. This research uses a qualitative method with a literature study approach (library research), primary sources are obtained from scientific literature and secondary sources are obtained from supporting sources, such as essays, papers, seminar results, and others. The results of this study are first, the perennialism school of philosophy does not dominate in the independent curriculum because it is only used as a stronghold of cultural values so as not to collapse in the modern era. Second, the essentialism school of philosophy dominates in the content of learning materials. Third, the progressivism school of philosophy fills in the process of student character building through the Pancasila student profile. Fourth, the constructionism school of philosophy dominates the whole because of the renewal of the structure and system of school stakeholders.
Kurikulum Merdeka: Filsafat Pendidikan dan Nilai-Nilai Ki Hajar Dewantara dalam Sorotan Kritis Juliangkary, Eliska; Suastra , I Wayan; Atmaja, Ananta Wikrama Tungga
Empiricism Journal Vol. 4 No. 2: December 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/ej.v4i2.1665

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengupas lapisan-lapisan Kurikulum Merdeka, mengurai akar filsafatnya, dan meneliti manifestasinya melalui idealisasi Ki Hajar Dewantara. Penelitian ini mengadopsi metode library research, yang melibatkan analisis literatur. Untuk mengumpulkan informasi terkait konsep merdeka belajar dan keempat filsafat yang dijelaskan yaitu aliran filsafat progresivisme, konstruktivisme, humanisme, dan filsafat Ki Hadjar Dewantara, penelitian ini merujuk pada berbagai literatur, buku, artikel, dan referensi lain yang relevan dengan tujuan penulisan artikel ini. Penelitian ini menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana filosofi pendidikan dan nilai-nilai Kihajar Dewantara diintegrasikan ke dalam kurikulum merdeka. Kesimpulan menggarisbawahi Kurikulum Merdeka mencerminkan harmonisasi antara aliran progresivisme, konstruktivisme, humanisme, dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Dengan menekankan peran aktif siswa, kreativitas, kebebasan berpikir, dan pengembangan karakter, kurikulum ini menciptakan pendekatan inklusif. Meskipun sejalan dengan prinsip-prinsip filosofi pendidikan, implementasinya menghadapi tantangan, seperti pemahaman guru yang belum merata dan keterbatasan sumber daya. Dukungan, pelatihan, dan penyesuaian infrastruktur diperlukan untuk memastikan keberhasilan dan efektivitas Kurikulum Merdeka. Merdeka Curriculum: The Philosophy of Education and Values of Ki Hajar Dewantara Under Critical Scrutiny Abstract This article aims to peel back the layers of the Merdeka Curriculum, unravel its philosophical roots, and examine its manifestations through the idealization of Ki Hajar Dewantara. This research adopts the library research method, involving literature analysis. To gather information related to the concept of independent learning and the four philosophies described, namely the philosophies of progressivism, constructivism, humanism, and the philosophy of Ki Hadjar Dewantara, this study refers to various literature, books, articles, and other references relevant to the purpose of writing this article. This research results in a deeper understanding of how the philosophy of education and the values of Ki Hajar Dewantara are integrated into the independent curriculum. The conclusion emphasizes that the Merdeka Curriculum reflects a harmonization of the philosophies of progressivism, constructivism, humanism, and the thinking of Ki Hadjar Dewantara. By emphasizing the active role of students, creativity, freedom of thought, and character development, this curriculum creates an inclusive approach. Although aligned with the principles of educational philosophy, its implementation faces challenges, such as uneven teacher understanding and resource limitations. Support, training, and infrastructure adjustments are needed to ensure the success and effectiveness of the Merdeka Curriculum.
Internalisasi Pendidikan Karakter dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Patiung, Amos; Suastra, I Wayan; Atmaja, Ananta Wikrama Tungga
Empiricism Journal Vol. 4 No. 2: December 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/ej.v4i2.1666

Abstract

Profil Pelajar Pancasila yaitu pendidikan karakter yang mulai terkikis oleh waktu dan semakin dilupakan. Di dalam pendidikan karakter ini terwujudlah pelajar Pancasila yang menjadi profil bangsa indonesia di ranah nasional maupun internasional. Profil pelajar pancasila memiliki 6 aspek penting yang harus tertanam kepada peserta didik diantaranya yaitu berakhlak mulia, berkhibinekaan global, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, serta kreatif. Guru menjadi pemeran penting dalam menginternalisasikan profil Pelajar Pancasila kepada peserta didik terutama untuk tingkat sekolah dasar sebagai tahapan awal pembentukan pengetahuan dan sikap serta karakter peserta didik. Penulisan artikel ini menggunakan studi kepustakaan. Kemudian teknik yang digunakan yaitu pengumpulan data melalui beberapa sumber seperti jurnal, artikel, skripsi, tesis, dan informasi lainnya yang relevan dengan artikel ini. Tahapan studi kepustakaan artikel ini yaitu memilih data, menyederhanakan data yang diperoleh, penjabaran data, dan penarikan kesimpulan data-data yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana internalisasi internalisasi pendidikan karakter dalam mewujudkan profil pelajar pancasila. Internalization of Character Education in Realizing The Pancasila Student Profile Abstract The pancasila student profile is character education which is starting to be eroded by time and increasingly forgotten. In this character education, pancasila students are realized who become the profile of the indonesian nation in the national be embedded in students, including having noble character, global diversity, independence, mutual coorperation, critical reasoning and creativity. Teachers play an important role in internalizing the pancasila student profile to students, especially at the elementary school level, as an initial stage in forming students knowledge, attitudes and character. This article was written using literature study. Then the technique used is data collection through several sources such as journals, articles, heses, and othr information relevant to this article. The stages of this article’s literature study are selecting data, simplifying the data obtained, elaboratingthe data, and drawing conclusions from the data studied. This research aims to find out how to internalize character education in realizing the pancasila student profile.
Sisi Lain Kurikulum Merdeka di Balik Trilogi Filosofi Ki Hajar Dewantara Hajiriah, Titi Laily; Suastra, I Wayan; Atmaja, Ananta Wikrama Tungga
Empiricism Journal Vol. 4 No. 2: December 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/ej.v4i2.1667

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang topik yang sedang diteliti, memvalidasi klaim atau hipotesis yang ada, mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan, mengumpulkan data pendukung, dan menyelidiki penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik yang sedang dipelajari. Sisi lain kurikulum merdeka yang merupakan peruwujan Pendidikan Merdeka KI Hajar Dewanatara dan dipandang secara ekplisit oleh aliran-aliran filsafat.  Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian (library research). Library research adalah penelitian yang langsung menyelidiki teks atau manuskrip. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan mencari jurnal, wanacara terstruktur dan mengutip perntayataab dalam bentuk video di lini massa yang relevan dengan judul penelitian. Teknik analisis data yang digunakan menekankan pentingnya menganalisis data secara sistematis dan menggabungkan teori dengan temuan empiris. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang fenomena yang diteliti dan menghasilkan temuan yang dapat digunakan untuk pengembangan teori lebih lanjut. Adapun hasil hari penelitian ini yaitu terdapat ke pelaksanaan di lapangan yang mengurangi interaksi antara guru dan murid karena pembelajaran dilakukan secara daring, administrasi yang lebih banyak, moral dan karakter siswa terkontrol secara massif, pemerataan proses pembelajaran yang tidak merata. Kesimpulan  hasil penelitian ini menunjukkan ternyata perlu evaluasi dari dampak pembalarajan daring yang terlanjur di publish secara bebas di media sosial sebagai bentuk penerapan merdeka belajar yang berfalsafah pada trilogi Ki Hajar Dewantara ada dampak penerapan kurikulum merdeka yang disampaikan secara publik melalui media sosial yang perlu dipertimbangkan penyelesaiannya. The Other Side of the Independent Curriculum Behind Ki Hajar Dewantara's Trilogy of Philosophy Abstract This research aims to gain a better understanding of the topic being researched, validate existing claims or hypotheses, identify knowledge gaps, gather supporting data, and investigate previous research relevant to the topic being studied. The other side of the independent curriculum which is a development of Independent Education KI Hajar Dewanatara and is viewed explicitly by philosophical schools. This research applies a qualitative approach with the type of research (library research). Library research is research that directly investigates texts or manuscripts. The data collection technique is to search journals, structured interviews and cite events in the form of videos in the mass line that are relevant to the title of the study. The data analysis techniques used emphasize the importance of analyzing data systematically and combining theory with empirical findings. This approach allows researchers to gain a deep understanding of the phenomenon under study and produce findings that can be used for further theory development. The results of this research day are implementation in the field that reduces interaction between teachers and students because learning is carried out online, more administration, morale and character of students are massively controlled, uneven distribution of the learning process. The conclusion of  the results of this study shows that it is necessary to evaluate the impact of online learning that has been published freely on social media as a form of application of independent learning with philosophy in the Ki Hajar Dewantara trilogy, there is an impact of implementing an independent curriculum that is delivered publicly through social media that needs to be considered for resolution.
Filsafat dalam Pemecahan Masalah Pendidikan Ajito, Timoteus; Atmaja, Ananta Wikrama Tungga; Suastra, Wayan; Tika, I Nyoman
Indo-MathEdu Intellectuals Journal Vol. 5 No. 6 (2024): Indo-MathEdu Intellectuals Journal
Publisher : Lembaga Intelektual Muda (LIM) Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54373/imeij.v5i6.2190

Abstract

Philosophy and education have a very close relationship where education and philosophy cannot be separated from each other because both are interdependent. Education without a philosophical foundation is just a concept without providing practical impact through education. Thus, this symbiotic relationship is very important to develop a comprehensive, meaningful, and impactful education system. Therefore, the importance of integration between education and philosophy. To ensure that educational efforts and educational processes run effectively, a philosophical and scientific foundation is needed as a principle and normative guideline for implementing training. This paper aims to describe the philosophical view in solving educational problems. This research method uses a literature review by collecting literature from various sources related to the philosophical view of education. The data analysis technique used is narrative analysis. The study results show that, for education to run effectively, an intellectual and scientific foundation is needed as a principle and normative guideline for implementing training. This means that, overall, an understanding of the philosophy of education is crucial for an educator. It helps them understand the goals of education, choose the right teaching methods, and understand their roles and responsibilities as quality educators
Dialog Antara Filsafat Pendidikan Barat Dan Nilai Budaya Timur Dalam Pembentukan Karakter Siswa Suastra, Wayan; Atmaja, Ananta Wikrama Tungga; Tika, I Nyoman
AL-MIKRAJ Jurnal Studi Islam dan Humaniora (E-ISSN 2745-4584) Vol 5 No 01 (2024): Al-Mikraj, Jurnal Studi Islam dan Humaniora
Publisher : Pascasarjana Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/almikraj.v5i01.6333

Abstract

This article discusses the interaction between Western educational philosophy and Eastern cultural values ​​in the context of character building for students. By identifying key elements from both educational traditions, this study aims to find common ground that can enrich the educational process in Indonesia. Library methods are used in this study to review the literature from Western educational philosophy and Eastern cultural values ​​to shape the character of students in Indonesia. This study identifies the main principles of both approaches, such as individualism and freedom from the West, and collectivism and social responsibility from the East, and analyzes their potential to complement each other. The result is a theoretical framework that combines both values, creating a holistic character education for students in Indonesia. The result of this work is that the integration of Western educational philosophy with Eastern cultural values ​​in Indonesia is important to form a generation with character and competence. Western philosophy emphasizes the development of individualism and critical thinking, while Eastern values ​​emphasize collectivism and social responsibility. Character education that includes morality and emotional intelligence helps students have integrity, empathy, and social harmony. This holistic educational approach prepares students for academic success while having a strong personality. Policy support and training for educators are needed to teach these values ​​effectively and relevantly.
PENGARUH FILSAFAT, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN DALAM PEMBENTUKAN PARADIGMA PENDIDIKAN MODERN Sukroyanti, Baiq Azmi; Suastra, I Wayan; Atmaja, Ananta Wikrama Tungga; Tika, I Nyoman
Consilium: Education and Counseling Journal Vol 5 No 1 (2025): EDISI : MARET
Publisher : Biro 3 Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Abduracman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/consilium.v5i1.5486

Abstract

Dalam dunia pendidikan, filsafat, masyarakat, dan kebudayaan saling terkait erat dalam membentuk sistem pendidikan yang relevan dan adaptif. Filsafat memberikan landasan teoritis untuk merumuskan tujuan dan metode pendidikan, sementara masyarakat sebagai konteks sosial memengaruhi nilai dan norma yang diimplementasikan dalam pendidikan. Kebudayaan memperkaya pendidikan dengan nilai-nilai lokal yang penting, khususnya dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana ketiga elemen ini berinteraksi dan membentuk paradigma pendidikan modern.