Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Bahasa Kulisusu Melalui Platform Digital Seesaw untuk Pembentukan Nilai Sosial Emosional pada Siswa Sekolah Dasar Acoci; Nurlaila, Maryam; Aziz, Fatimah
Arus Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 5 No 2: Agustus (2025)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajsh.v5i2.1270

Abstract

Bahasa  daerah  menjadi  upaya  penting  dalam  menjaga  identitas  budaya  lokal  di  tengah  arus  globalisasi.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengeksplorasi  penggunaan  platform  digital  Seesaw  sebagai  media  pembelajaran  interaktif  dalam  mendukung  revitalisasi  Bahasa  Kulisusu  di  tingkat  sekolah  dasar,  serta  mengkaji  pengaruhnya  terhadap  pembentukan  nilai  sosial  emosional  siswa.  Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  kuantitatif  dan  kualitatif  melalui  metode  action  research.  Sebanyak  45  siswa  kelas  IV-VI  terlibat  sebagai  subjek  penelitian.  Materi  pembelajaran  dikembangkan  dengan  integrasi  Bahasa  Kulisusu  dalam  aktivitas  di  Seesaw  yang  mencakup  rekaman  cerita  rakyat,  lagu  daerah,  dialog  keseharian,  dan  permainan  edukatif.  Data  diperoleh  melalui  observasi,  wawancara,  dan  angket  nilai  sosial  emosional  siswa  berdasarkan  indikator.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  82%  siswa  mengalami  peningkatan  kemampuan  menggunakan  Bahasa  Kulisusu  secara  aktif  dalam  konteks  digital.  Selain  itu,  nilai  sosial  emosional  seperti  empati  (76%),  kerja  sama  (81%),  dan  kesadaran  sosial  (79%)  mengalami  peningkatan  setelah  penggunaan  platform  selama  8  minggu.  Temuan  ini  memperkuat  bahwa  platform  digital  seperti  Seesaw  tidak  hanya  efektif  dalam  pembelajaran  bahasa  daerah,  tetapi  juga  dalam  menanamkan  nilai-nilai  karakter  pada  siswa.
Antara Tren dan Nilai: Studi Sosiologis tentang Budaya Konsumtif Pelajar dalam Era Viral dan Implikasinya terhadap Pendidikan Karakter Basit, Abdul; Aziz, Fatimah; Mukramin, Samun
Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran Vol. 8 No. 2 (2025): Mei - Agustus 2025
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/jsgp.8.2.2025.6377

Abstract

Urgensi penelitian ini terletak pada pentingnya memahami dampak budaya viral terhadap perilaku konsumtif pelajar serta implikasinya terhadap pendidikan karakter di era digital. Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh budaya viral terhadap pola konsumsi pelajar dan mengidentifikasi dampaknya terhadap pembentukan karakter. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain etnografi digital dan fenomenologi. Subjek terdiri dari enam pelajar SMA di Kota Polewali yang dipilih melalui purposive sampling. Kriteria mencakup penggunaan media sosial minimal tiga jam per hari, pengalaman membeli produk karena tren viral, serta akun media sosial yang dapat diobservasi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, diskusi kelompok terfokus, dan dokumentasi digital selama Mei–Juni 2025. Analisis tematik dilakukan menggunakan model Braun dan Clarke dengan pendekatan induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya viral mendorong perilaku konsumtif berbasis validasi sosial. Nilai karakter seperti kesederhanaan dan tanggung jawab cenderung tergeser oleh keinginan untuk diakui secara sosial. Terdapat kesenjangan antara pendidikan karakter di sekolah dan realitas digital yang dihadapi pelajar. Beberapa pelajar menunjukkan strategi adaptif seperti seleksi informasi dan manajemen waktu digital sebagai bentuk resiliensi. Penelitian merekomendasikan integrasi literasi digital ke dalam pendidikan karakter, penguatan kebijaksanaan digital, dan reformulasi pendekatan pendidikan karakter agar relevan dengan konteks digital saat ini.
Analisis Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi pada Program Sekolah Penggerak di SMP IT Al-Fatih Makassar Nasriah, Nasriah; Nawir, Muhammad; Aziz, Fatimah
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 3 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i3.931

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui bentuk pelaksanaan, proses pelaksanaan, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi pada sekolah SMP IT Al-Fatih Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskripif dengan pendekatan fenomenologi. Informan penelitian sebanyak 7 (tujuh) orang terdiri dari kepala sekolah, wakasek kurikulum, 5 orang guru. Jenis data primer dan data skunder. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan 3 (tiga) teknik yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data ada tiga yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Triangulasi data yang digunkan terdiri dari triangulasi sumber, triangulasi Teknik dan triangulasi waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi terdiri dari diferensiasi konten, proses, dan produk. Dalam diferensiasi konten, guru memberikan materi pembelajaran yang berbeda kepada kelompok siswa berdasarkan tingkat pemahaman, minat, dan profil belajar siswa. Dalam diferensiasi proses, guru memberikan berbagai pilihan kepada siswa untuk memilih cara mereka memahami dan menguasai materi. Dalam diferensiasi produk, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih cara mereka memahami dan menguasai materi. SMP IT Al-Fatih di Makassar menggunakan proses pembelajaran berdiferensiasi, yang mencakup penyesuaian materi, strategi pengajaran, dan evaluasi siswa. Guru melakukan evaluasi diagnostik sebelum mengajar untuk mengetahui kebutuhan siswa. Mereka berkonsentrasi pada kemampuan siswa, memilih materi yang sesuai, dan menggunakan teknologi untuk menarik perhatian siswa. Di setiap kelas, evaluasi dilakukan secara berbeda, memungkinkan siswa berpartisipasi secara aktif. Faktor pendukungnya termasuk motivasi siswa, suasana belajar positif, supervisi berkala, dan dukungan kepala sekolah. Hambatan yang ditemui seperti stigmatisasi pada siswa masih perlu diatasi.
A Systematic Literature Review of Models, Technologies, and Global Impacts in Inclusive Education in the Digital Age Said, Hasmira; Ampa, Andi Tenri; Aziz, Fatimah; Nongko, Pahenra A
PPSDP International Journal of Education Vol. 4 No. 2 (2025): PPSDP International Journal of Education (Special Issue)
Publisher : Perkumpulan Program Studi Doktor Pendidikan (PPSDP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59175/pijed.v4i2.746

Abstract

Inclusive education faces persistent challenges related to resource gaps and social isolation. The post-pandemic convergence with digital technologies and the need for novel collaborative models present a transformative opportunity, yet no systematic review has holistically integrated these three core elements. This Systematic Literature Review (SLR) aims to map the collaborative models, technological roles, and critical success factors for implementing technology-mediated collaborative inclusive education. Following the PRISMA protocol, searches were conducted in Scopus, Web of Science, and ERIC databases (2019-2024). From an initial pool of 2,348 articles, 48 met the inclusion criteria for thematic analysis. The review identified three innovative models: (1) Global Collaboration Networks connecting students across geographical boundaries; (2) AI-Powered Personalization & Peer Matching for optimal learning group formation; and (3) Digital Community-Engaged Projects. Technologies such as AI and Extended Reality (XR) acted as catalysts for personalization and empathy simulation. Key enabling factors were visionary leadership and teacher training, while primary challenges included the digital divide and algorithmic bias.  The findings signify a paradigm shift towards “Inclusion through Distributed Digital Collaboration.” This integration has a high impact on democratizing access and creating authentic, inclusive learning experiences. Future research should focus on AI ethics, implementation in low-resource settings, and exploring immersive technologies like the Metaverse.