Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Kajian Agronomis dan Kualitas Tepung Berbahan Ubi Kayu Lokal Lucky Hartanti; Anang Syamsunihar; Ketut Anom Wijaya
Pro Food Vol. 3 No. 2 (2017): Pro Food
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.718 KB) | DOI: 10.29303/profood.v3i2.57

Abstract

Cassava flour has a good potential to substitute wheat flour for various food products and have a good opportunity to developed. The farmers prefer to cultivate local types of cassava compared to superior varieties national. Fresh cassavas contain cyanide acid (HCN), which is harmful to health. Knowledge and skills in processing of cassava is needed to produce fresh cassava become safety product. The aimed of this research was to conducted to: 1) Examine the agronomic potential of local cassava as raw material for cassava flour industry , 2) Study quality cassava flour produced from three different types of local cassava. Cassava used in this study was a local type i.e.: “ketan”, “Pb”, “Sambung”. The method of processing cassava flour was dried cassava method “gaplek”, wet method “tapioka fermentation method “mocaf”. In general all types of local cassava had a good agronomic potential and safe to be processed into cassava flour. Mocaf from “Pb” type gave the best result. The best tapioca was produced from “ketan” type of cassava. Key Words: Cassava Flour, HCN, Local Types of Cassava ABSTRAK Tepung ubi kayu mampu menggantikan tepung terigu untuk berbagai produk pangan dan berpeluang bagus untuk dikembangkan. Petani lebih suka membudidayakan ubi kayu jenis lokal dibandingkan dengan varietas unggul nasional. Ubi kayu segar mengandung HCN yang berbahaya bagi kesehatan. Diperlukan teknik yang baik untuk mengolah ubi kayu menjadi produk yang aman dikonsumsi oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengkaji potensi agronomis ubi kayu jenis lokal sebagai bahan baku industri tepung ubi kayu.2) Mengkaji kualitas tepung ubi kayu yang dihasilkandari tiga jenis ubi kayu lokal yang berbeda Ubi kayu yang dipakai dalam penelitian adalah ubi kayu lokal jenis ketan, Pb dan ubi sambung. Metode pengolahan tepung ubi kayu yang dilakukan adalah metode kering gaplek, metode basah tapioca dan metode fermentasi mocaf. Secara umum semua ubi kayu jenis lokal berpotensi agronomis dan aman untuk diolah menjadi tepung ubi kayu. Mocaf dari ubi jenis Pb memberikan hasil terbaik. Tapioka terbaik dihasilkan dari ubi kayu jenis ketan. Kata Kunci :HCN, Tepung ubi kayu, Ubi kayu lokal
KARAKTERISTIK GIZI MAKANAN FERMENTASI TRADISIONAL KABUPATEN SANGGAU surianto surianto; sulvi purwayanti; lucky hartanti
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 6, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v6i2.19798

Abstract

Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik  dan gizi makanan fermentasi tradisional Kabupaten Sanggau yaitu pekasam ikan, peje ikan, jeruk rebung dan jeruk sawi. Variabel pengamatan meliputi pH, total asam, kadar garam, kadar air, kadar abu, protein, lemak dan kadar karbohidrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik produk fermentasi perikanan (pH, total asam, dan kadar garam) pekasam ikan dan peje ikan (pH 5,20-5,83, total asam 0,39-0,63, total garam 3,95-6,03%) lebih tinggi dibandingkan produk fermentasi sayuran jeruk rebung dan jeruk sawi (pH 4,20-5,63, total asam 0,14-0,24%, total garam 2,95-5,11%). Hasil komposisi gizi menunjukan kadar air produk fermentasi perikanan pekasam ikan dan peje ikan (kadar air 58,36-59,40%) lebih rendah dibandingkan kadar air produk fermentasi sayuran jeruk rebung dan jeruk sawi (kadar air 65,75-90,55%) sedangkan kadar abu, protein, lemak dan karbohidrat produk fermentasi perikanan pekasam ikan dan peje ikan (kadar abu 16,35-18,13%, protein 4,02-4,46%, lemak 2,13-2,44%, karbohidrat 17,05-17,66%) lebih tinggi dibandingkan kadar abu, protein, lemak dan karbohidrat produk fermentasi sayuran jeruk rebung dan jeruk sawi (kadar abu 2,25-16,52%, protein 1,66-1,75%, lemak 0,09-0,17%, karbohidrat 5,38-15,90%). Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar labeling makanan fermentasi tradisional Kabupaten Sanggau. Kata kunci : fermentasi, gizi, karakteristik, tradisional
SINGKONG PATIENT OF FORMULATION (Manihot Utillisima) AND GELATIN ON PHYSICOCYMIC AND ORANOLEPTIC PROPERTIES OF MARSHMALLOW Weliana .; Dwi Raharjo; Lucky Hartanti
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v9i1.36352

Abstract

This study aims to determine the formulation of the use of cassava starch and gelatin on the physicochemical and organoleptic properties of marshmallows. This study used a Randomized Block Design (RBD) by 1 factor consisting of 7 levels formulation of cassava starch concentration. Each treatment was repeated 4 times to obtain 28 combination samples. Parameters of observation included water content, ash content, texture, total dissolved solids, and sensory. Effectiveness Index Test results showed that the best concentration was found in the best concentration was found in the  addition of 4.65g cassava, 19,85g gelatin starch concentration, by the physcochemical and scusory properties water content was 19,93%, ash content was 1,62%, texture was 0,025kg, total dissolved solids were 26,30°Brix. The best sensory test results were 4,72 (likes) sweetness, 4,72 (likes) texture, 4,72 (likes) color and 4,68 (likes) elasticity. Keywords: Cassava Starch, Formulations, Gelatin, Marshmallows
KAJIAN BELIMBING WULUH (Averrhoa belimbi linn) SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL TAHU Siti Rokhaenah; Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi; Lucky Hartanti
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i2.31460

Abstract

ABSTRACTTofu is a traditional food consumed by many Indonesia as a high source of protein. It is delicious and cheap. It is a soft food product which is made from a soybean processing. It utilizes the nature of protein which coagulates if acidified. The star fruit which contains high citric acid (92,6-133,8) can be used as a tofu coagulant. The purpose of this research was to gain the optimal amount of the extract of wuluh star fruit to be used as a tofu coagulant. Thus, it could result in the best tofu in terms of its physiochemical and sensory characteristics. The best treatment was gained from 7% extrac of wuluh star fruit. The physiochemical characteristics of tofu had 48,21% of water content, 2,39mg/100 mg of vitamin C, 0,06kg/force level of solidity, and 13,88g/100g protein. Mean while, the result of test of preference were taste by 3,76 (dislike), texture by 3,68 (dislike), fragrance 4,08 (like), and color 4,12 (like).Keyword:  wuluh star fruit, coagulant, tafu
KAJIAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) DAN JERUK SAMBAL (CITRUS MICOCARPA) PADA PEMBUATAN PERMEN JELLY Nurhayati Nurhayati; Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi; Lucky Hartanti
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 6, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.636 KB) | DOI: 10.26418/jspe.v6i2.19758

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi lidah buaya dan jeruk sambal untuk menghasilkan karakteristik fisikokimia dan sensori dari permen jelly terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yang terdiri dari enam perlakuan lidah buaya : jeruk sambal yaitu 100 : 0 %, 90 : 10 %, 80 : 20 %, 70 : 30 %, 60 : 40 %, dan 50 : 50 %. Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali. Variabel pengamatan meliputi kadar abu, total asam, tingkat kekerasan dan uji sensori yang meliputi kekenyalan, rasa, dan warna. Hasil penelitian terbaik permen jelly lidah buaya dan jeruk sambal adalah lidah buaya 80 % dan jeruk sambal 20 % dengan hasil analisis kadar abu (0,49 %), total asam (0,12 %), dan tingkat kekerasan (0,17 kg force). Hasil uji organoleptik terbaik yaitu kekenyalan 3,24 (kenyal), rasa 2,64 (asam), dan warna 3,04 (kuning).
KAJIAN KUALITAS JELLY KERING LIDAH BUAYA (Aloe vera) DENGAN SUBSTITUSI NANAS (Ananas comosus. L) Sariffudin Sariffudin; Suko Priyono; Lucky Hartanti
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.7 KB) | DOI: 10.26418/jspe.v6i1.18863

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi lidah buaya dannanas terbaik pada pembuatan jelly kering lidah buaya dengan substitusi nanasberdasarkan sifat fisikokimia dan sensori. Penelitian ini menggunakan RancanganAcak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yang terdiri dari tujuh perlakuan yaitulidah buaya dengan substitusi nanas 100:0 %, 85:15 %, 70:30 %, 55:45 %, 40:6025:%,75 % dan 10:90%. Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali. Variabelpengamatan meliputi kadar air, kadar abu, pH, total padatan terlarut, vitamin C,total asam, tingkat kekerasan dan uji sensori yang meliputi tekstur, keasaman, danwarna. Hasil penelitian terbaik jelly kering lidah buaya dengan substitusi nanasadalah lidah buaya 25 % dan nanas 75 % dengan hasil analisis kadar air (29,62%),kadar abu (0,79 %), pH( 3,60 ), total padatan terlarut (26,82 0brix), vitamin C(38,50 mg/100), total asam (7,92%), tingkat kekerasan (0,03 Kg Force). Hasil ujiorganoleptik terbaik yaitu tekstur 3,44 (keras), keasaman 3,80 (asam) dan warna3,68 (sangat kuning).Kata kunci : jelly kering, lidah buaya, nanas,substitusi
KAJIAN SUHU DAN LAMA PENGERINGAN PADA KUALITAS BAHAN BAKU BUBUR PEDAS KHAS NATUNA APRIANA APRIANA; Tri Rahayuni; Lucky Hartanti
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.143 KB) | DOI: 10.26418/jspe.v7i2.24303

Abstract

Bubur pedas Natuna adalah makanan tradisional melayu yang berbahan dasar beras dan beberapa rempah – rempah, yang biasa disajikan pada bulan Ramadhan maupun perayaan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan suhu dan lama pengeringan terbaik terhadap kualitas bahan baku bubur pedas khas Natuna. Penelitian dilaksanakan di Laboraturium Teknologi Hasil Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak dimulai pada Maret sampai Agustus 2017. Rancangan penelitian ini menggunakan metode percobaan faktorial dalam RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 2 faktor perlakuan yaitu suhu (40 ˚C, 50 ˚C, 60˚C) dan lama ( 4 jam, 5 jam, 6 jam) dengan 3 ulangan. Variabel pengamatan meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, karbohidrat dan sensori, jika perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan uji BNJ 5 %. Uji sensori menggunakan metode Kruskal-Wallis selanjutnya untuk mendapatkan perlakuan terbaik dilakukan uji indeks efektifitas. Hasil penelitian pengeringan bahan baku bubur pedas khas Natuna menghasilkan kualitas terbaik dengan perlakuan suhu 60˚C selama 6 jam. Bahan baku yang dihasilkan memiliki karakter fisikokimia dan sensori : rendemen 85, 39 %, kadar air 4,53 %, kadar abu 1,43 %, kadar lemak 7,48 %, kadar protein 0,006% dan karbohidrat 86,55 %. Hasil analisis sensori  terbaik yaitu warna 3,70 (kuning), aroma 4,60 (sangat wangi khas bubur pedas), kerenyahan 4,50 (renyah) dan kesukaan 3,97 (suka).
Kajian Pembuatan Minuman Herbal Celup Kayu Sepang dengan Penambahan Jahe dan Daun Jeruk Purut Sebagai Minuman Fungsional rizki rizki; Retno Budi Lestari; Lucky Hartanti
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 4, No 1: April 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v4i1.9750

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh formula minuman herbal celup kayu sepang dengan penambahan jahe dan daun jeruk purut sebagai minuman fungsional yang tepat dengan sifat fisikokimia terbaik dan sensori yang dapat diterima masyarakat. Metode penelitian  menggunakan rancangan acak lengkap dengan 1 faktor perlakuan yang terdiri dari 6 taraf perlakuan.Taraf perlakuannya adalah: t0 (1g kayu sepang : 0g jahe : 0g daun jeruk purut), t1 (1 g kayu sepang : 0 g jahe : 1 g daun jeruk purut), t2 (1g kayu sepang : 0,25g jahe : 0,75g daun jeruk purut), t3 (1g kayu sepang : 0,50g jahe : 0,50g daun jeruk purut), t4 (1g kayu sepang : 0,75g jahe  : 0,25g daun jeruk purut), t5 (1 kayu sepang : 1g jahe : 0 g daun jeruk purut), masing-masing perlakuan diulang 4 kali. parameter pengamatan meliputi: sifat fisikokimia minuman herbal celup kayu sepang , yaitu: kadar air (serbuk), kadar abu (serbuk), pH (serbuk dan seduhan), vitamin C (serbuk dan seduhan), total fenol (serbuk dan seduhan), jika perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNJ 5%. Uji sensori menggunakan metode Kruskal-Wallis selanjutnya untuk mendapatkan perlakuan terbaik dilakukan uji indeks efektifitas. Hasil penelitian menunjukkan dengan penambahan jahe dan daun jeruk purut berpengaruh nyata terhadap vitamin C serbuk dan seduhan, pH serbuk dan seduhan, kadar air dan kadar abu serbuk, total fenol serbuk dan seduhan, rasa, aroma, warna, dan kesukaan. Perlakuan minuman herbal celup kayu sepang dengan penambahan jahe dan daun jeruk purut terbaik adalah formula t3 (1g kayu sepang: 0,50g jahe : 0,50g daun jeruk purut) dengan karakter fisikokimia vitamin C 35,5 mg/100g (serbuk); 23 mg/100g (seduhan), pH 6,44 (serbuk); 6,26 (seduhan), kadar air 9,69% (serbuk), kadar abu 1,33(serbuk), total fenol 1,26% (serbuk); 0,97% (seduhan), total asam 2,44% (serbuk); 1,70% (seduhan), dengan karkter sensori aroma 3,28 (agak wangi), warna 3,07 (agak jingga), rasa 3,17 (agak pedas jahe), dan kesukaan 3,79 (suka).
SINGKONG PATIENT OF FORMULATION (Manihot Utillisima) AND GELATIN ON PHYSICOCYMIC AND ORANOLEPTIC PROPERTIES OF MARSHMALLOW Weliana .; Dwi Raharjo; Lucky Hartanti
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v9i1.36348

Abstract

This study aims to determine the formulation of the use of cassava starch and gelatin on the physicochemical and organoleptic properties of marshmallows. This study used a Randomized Block Design (RBD) by 1 factor consisting of 7 levels formulation of cassava starch concentration. Each treatment was repeated 4 times to obtain 28 combination samples. Parameters of observation included water content, ash content, texture, total dissolved solids, and sensory. Effectiveness Index Test results showed that the best concentration was found in the best concentration was found in the  addition of 4.65g cassava, 19,85g gelatin starch concentration, by the physcochemical and scusory properties water content was 19,93%, ash content was 1,62%, texture was 0,025kg, total dissolved solids were 26,30°Brix. The best sensory test results were 4,72 (likes) sweetness, 4,72 (likes) texture, 4,72 (likes) color and 4,68 (likes) elasticity. Keywords: Cassava Starch, Formulations, Gelatin, Marshmallows
KAJIAN PENAMBAHAN JAHE PADA KUALITAS MANISAN KERING BIJI KARET astuti rabayani; tri rahayuni; lucky hartanti
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 5, No 3 (2016): Desember 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v5i3.17086

Abstract

Manisan kering biji karet merupakan salah satu inovasi hasil olahan pangan fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perlakuan terbaik dari penambahan jahe pada kualitas manisan biji karet yang dihasilkan. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menggunakan 1 faktor  perlakuan yaitu penggunaan penambahan jahe dengan 6 taraf perlakuan yaitu 0, 20,40,60, 80 dan 100 g jahe. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali. Variabel pengamatan meliputi sifat fisikokimia dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan jahe berpengaruh nyata terhadap lemak, karbohidrat,  dan Total Padatan Terlarut serta berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air, kadar abu, protein serta vitamin C. Perlakuan penambahan jahe terbaik adalah 80 g jahe dengan karakter fisikokimia berupa kadar air (7,80 %), kadar abu (4,18 %),protein (5,67 %),  lemak (19,36 %), karbohidrat (61,94 %), Total Padatan Terlarut (40,50 0Brix) dan vitamin C (8,58 %) dengan karakter organoleptik terbaik yaitu rasa 3,86 (sangat pedas jahe), aroma 4,08 (wangi), tekstur 4,24 (renyah) dan kesukaan 3,9 (suka).