Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMBENTUKAN PERILAKU DAMAI DENGAN REVITALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL NTB DI SEKOLAH DASAR I Nyoman Suarta; Dwi Istati Rahayu
Sekolah Dasar : Kajian Teori dan Praktik Pendidikan Vol 19, No 2 (2010): Tahun 19, Nomor 2 November 2010
Publisher : Sekolah Dasar : Kajian Teori dan Praktik Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Developing teaching model of peace behavior development through revitalization of local wisdom value NTB at elementary schools. The purpose of this Research and Development was to develop teaching model of peace behavior development through revitalization of local wisdom value NTB at elementary schools.  Subjects of the research were elementary schools students at Nusa Tenggara Barat. Results of the research: (1) modul for teachers, and (2) learning materials for students. The modul are emphasized in developing of basic concept in the context of consistent perception in implementation peace education for elementary schools children. Learning materials for students are emphasized in habit and implementation of cohabit harmoniously life ethic. The teaching model of peace behavior includes steps: (1) teachers' recommendation and drive for good behavior, (2) teachers' control and observation toward students' behavior, (3) class discussion about observation results in social studies education and or Pancasila and citizenship education. (4) continuing the implementation of good/peace behavior, (5) development good/peace behavior habit.   Abstrak: Penelitian dan pengembangan ini bertujuan mengembangkan model pembelajaran pembentukan perilaku damai dengan revitalisasi nilai kearifan lokal. Subyek penelitian di SD Propinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian (1) modul untuk guru, dan (2) bahan pembelajaran untuk siswa. Modul untuk guru lebih ditekankan pada pengembangan konsep dasar dalam rangka penyamaan persepsi untuk menerapkan pendidikan perdamaian bagi anak-anak di SD. Bahan pembelajaran untuk siswa menekankan pada proses pembiasaan dan pelaksanaan etika hidup bersama secara harmonis di masyarakat. Model pembelajaran pembentukan prilaku damai meliputi tahapan (1) ajakan dan dorongan oleh guru berbuat baik, (2) kontrol dan pengamatan oleh guru terhadap perilaku siswa, (3) membahas dalam kelas hasil pengamatan dalam pelajaran IPS dan atau PKN, (4) melanjutkan menerapkan perilaku baik/damai, (5) terbentuk kebiasaan perilaku damai.
Penerapan Permainan Pesan Berantai untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Anak Kelompok B di RA Hidayatul Ikhsan NW Tebaban Shofia Hikmatuzzohrah; M. A. Muazar Habibi; Fahruddin Fahruddin; I Nyoman Suarta
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3.672

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menyimak anak dengan menerapan permainan pesan berantai pada Kelompok B di RA Hidayatul Ikhsan NW Tebaban. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini yakni faktor guru dan faktor siswa dengan jumlah siswa 10 orang dan 1 orang guru. Pelaksanaan penerapan permainan pesan berantai yang semakin baik membuat keterampilan menyimak anak di setiap siklusnya meningkat. Pada pra siklus keterampilan menyimak anak mencapai 33,4% dikatagorikan belum meningkat hal ini disebabkan karena metode yang digunakan guru sangat monoton dalam pembelajaran yakni hanya mengajarkan anak membaca, menulis, bernyanyi dan pemberian tugas. Setelah melakukan permainan pesan berantai dengan pada siklus I mencapai 48,9% yang kemudian meningkat menjadi 76,9% pada siklus II dengan katagori terlaksana secara maksimal. Hal tersebut membuat keterampilan menyimak anak pada siklus 1 mencapai 62,7% dikatagorikan mulai meningkat. Dan mengalami peningkatan pada siklus II mencapai 82,2% dan mencapai indikator keberhasilan  yang berjumlah 76%. Hal ini dikarenakan usaha guru yang sangat maksimal dalam menerapkan permainan pesan berantai dalam proses pembelajaran sehingga keterampilan menyimak anak semakin meningkat.
Implementasi PAUD HI (Holistik Integratif) Pada TK di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2022 Baiq Den Ayu Ligina; I Nyoman Suarta; Nurhasanah Nurhasanah
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3.733

Abstract

PAUD HI (Holistik Integratif) merupakan sebuah program pengembangan anak usia dini yang berorientasi pada kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak, yang terdiri dari lima layanan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi layanan PAUD Holistik Integratif pada TK di Kabupaten Lombok Barat tahun 2022. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yang menggunakan metode survei. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan stratified proporsional random sampling, dengan populasi sejumlah 162 kepala lembaga dan sampel sebesar 15% atau 24 lembaga. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan rumus formula persentase. Adapun hasil penelitian ini menunjukan sebanyak 57% layanan pembelajaran sudah cukup dilaksanakan, 29% lembaga sudah melaksanakan layanan kesehatan dan gizi dengan menjalin hubungan kerjasama secara formal, 21% lembaga sudah menerapkan layanan peran orang tua dan pengasuhan, 8% lembaga sudah melaksanakan dan menjalin hubungan kerjasama dengan layanan perlindungan secara informal, dan rata-rata 45% lembaga sudah melaksanakan layanan keamanan dan kenyamanan di satuan lembaga. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi layanan-layanan PAUD Holistik Integratif pada TK di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2022 masih belum terlaksana secara menyeluruh. Pemerintah setempat harus lebih tanggap untuk memeratakan program layanan PAUD Holistik Integratif dengan meningkatkan hubungan kerjasama satuan lembaga PAUD dengan instansi atau bidang yang terkait seperti KPAI.
Implementasi PAUD HI (Holistik Integratif) Pada TK di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2022 IKa Rachmayani; Karisniatun Karisniatun; I Nyoman Suarta
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3.731

Abstract

PAUD HI (Holistik Integratif) adalah pendidikan yang menyeluruh dan utuh yang mencangkup layanan pembelajaran, layanan gizi dan kesehatan, layanan peran orang tua dan pengasuhan layanan perlindungan anak, layanan keamanan dan kenyamanan. Tujuan penelitian ini mengimplementasikan perkembangan PAUD holistik integratif yang berada di kabupaten Lombok Tengah tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Dengan metode survei. Dengan populasi sebanyak 219 dan sampel 24 lembaga. Teknik pengumpulan data menggunakan Angket, Wawancara, Dokumentasi. Adapun hasil penelitian implementasi PAUD holistik Integratif pada 24 lembaga. Berdasarkan hasil rata –rata presentase pada layanan pembelajaran sebanyak 75% yang berarti sudah cukup terlaksana secara Holistik Integratif, layanan kesehatan dan gizi belum bersifat holistik Integratif, dikarenakan dari 87,5% yang sudah bekerjasama dengan instansi atau organisasi atau kelompok bidang kesehatan lainnya hanya 12,5% yang sudah menjalin hubungan kerjasama secara formal yang dikuatkan dengan kerjasama antara kedua belah pihak. Layanan peran orang tua dan pengasuhan belum terlaksana secara holistik integratif karena dari 24 lembaga hanya 12,5% yang sudah bekerjasama secara resmi, layanan perlindungan anak belum terlaksana secara holistik Integratif dikarenakan belum ada kerjasama dengan pihak perlindungan anak, dan layanan keamanan dan kenyamanan juga belum terlaksana secara holistik integratif karena hanyak sebanyak 45% yang bersifat Holistik integratif. Sebaiknya untuk layanan perlindungan anak dibuatkan perjanjian kerjaama dengan lembaga perlindungan anak berupa KPAI.
Implementasi PAUD HI (Holistik Integratif) di TK Se-Lombok Timur Tahun 2022 Lis Mardiana; I Nyoman Suarta; Ika Rachmayani
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3.732

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi PAUD Holistik Integratif, yang terdiri dari layanan pembelajaran (pendidikan), layanan kesehatan, gizi dan perawatan, layanan peran orang tua dan pengasuhan, layanan perlindungan anak, dan juga layanan keamanan dan kenyamanan di TK Se-Lombok Timur Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan pendekatan survei. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaga PAUD yang ada di Kabupaten Lombok Timur, terdiri dari 26 lembaga PAUD. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Alat pengumpulan data menggunakan angket campuran.  Teknik analisis data menggunakan formula persentase. Hasil penelitian menunjukkan hal berikut ini, diantaranya implementasi layanan pembelajaran ditemukan kurang holistik integratif dengan perbandingan 57% (15) lembaga melaksanakan dengan kurang holistik integratif dengan 42% (11) lembaga lainnya melaksanakan dengan cukup holistik integratif. Kemudian implementasi layanan kesehatan, gizi dan perawatan, ditemukan implementasinya cukup holistik integratif dengan persentase tertinggi, yaitu 46% (12) lembaga dan kurang holistik integratif. 34% (9) lembaga lainnya sudah holistik integratif dan 19% (5) lembaga lainnya kurang holistik integratif. Layanan peran orang tua dan pengasuhan, implementasinya kurang holistik integratif dengan persentase tertinggi, yaitu 86% (22) lembaga. Layanan perlindungan anak, implementasinya belum holistik integratif dengan persentase tertinggi, yaitu 76% (20) lembaga. Layanan keamanan dan kenyamanan, implementasinya kurang holistik integratif dengan persentase tertinggi, yaitu 73% (19) lembaga dari 26 lembaga yang diteliti. Sehubungan dengan hasil tersebut, lembaga PAUD yang ada di Lombok Timur perlu diadakannya kerjasama layanan perlindungan anak dengan instansi bidang pelindungan anak
Pengembangan Permainan Tradisional Hantu Buta Untuk Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini di Dusun Sundak Desa Rarang Baiq Yunia Herlina; I Nyoman Suarta; Baik Nilawati Astini; Nurhasanah Nurhasanah
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4.912

Abstract

Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan deskripsi tentang pengembangan permainan tradisional hantu buta untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional anak usia dini di Dusun Sundak Desa Rarang yang dilatar belakangi rendahnya perkembangan sosial emosional anak usia dini khususnya dalam kegiatan bermain permainan tradisional hantu buta di Dusun Sundak, Desa Rarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan permainan tradisional hantu buta untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional anak usia dini di Dusun Sundak, Desa Rarang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan dokumentasi. Hasil dari Penelitian ini menggunakan tiga tahap pengembangan dengan enam kali pertemuan, setiap tahap terjadi peningkatan dengan cara memodifikasi alat dan bahan, langkah-langkah main, serta aturan main. Hasil yang diperoleh pada tahap pengembangan I sebesar 46,5%, terjadi peningkatan di tahap pengembangan II dengan presentase sebesar 71,5% dan pada tahap pengembangan III mendapatkan presentase nilai sebesar 86,5%. Berdasarkan hasil penelitian pada pengembangan I, II, dan III, perkembangan sosial emosional anak dapat dikatakan meningkat karena nilai yang diperoleh anak pada masing-masing tahapan mengalami peningkatan yang signifikan.
Pengembangan Media Permainan Smart Jenga dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Pembina Ampenan Tahun 2022 Wanda Azizah; I Nyoman Suarta; Baik Nilawati Astini; I Made Suwasa Astawa
JURNAL JENDELA PENDIDIKAN Vol. 2 No. 03 (2022): Jurnal Jendela Pendidikan: Edisi Agustus 2022
Publisher : CV. Jendela Edukasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57008/jjp.v2i03.279

Abstract

Bermain merupakan hak dasar bagi anak usia dini, karena dengan bermain seluruh aspek perkembangan anak dapat terstimulasi dengan cara yang menyenangkan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya penggunaan media permainan untuk menstimulasi kemampuan kognitif anak secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media permainan smart jenga guna meningkatkan kemampuan kognitif anak. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan metode pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi dengan teknik analisis kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah smart jenga yang terdiri dari balok jenga, dadu, dan jenga card dengan penerapan menggunakan tahapan permainan yang terdiri dari persiapan permainan yakni menyiapkan alat dan bahan, kelompok, kesepakatan bermain, dan urutan main; kegiatan main yakni anak mengelompokkan balok dan kartu, mengambil balok, menyelesaikan instruksi kartu; dan akhir permainan yakni menghitung skor dan menentukan pemenang, dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. Hal ini dibuktikan dengan hasil persentase yang diperoleh yaitu 47,16% pada tahap pengembangan I menjadi 74,75% pada tahap pengembangan II dan pada tahap pengambangan III capaian kognitif siswa memenuhi keritiria berkembang sangat baik dengan nilai rata-rata yaitu 88,33%. Dengan demikian dapat  disimpulkan bahwa pengembangan  smart jenga dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B TK Negeri Pembina Ampenan dan hasil penelitian ini dapat dmanfaatkan dalam menstimulasi perkembangan kognitif anak.
Pengembangan Kegiatan Meronce Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Mekar Sari Kota Mataram Nuraya Nuraya; Nurhasanah Nurhasanah; I Nyoman Suarta; I Made Suwasa Astawa
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4b (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4b.1052

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kegiatan meronce untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun di PAUD Mekar Sari Kota Mataram dan cara memainkan kegiatan meronce untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun. Jenis penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif dengan subjek 5 anak di kelompok A. Metode pengumpulan data adalah observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah kegiatan meronce yang terdiri dari bahan alam yaitu daun mangga dan bahan buatan yaitu manik-manik dan potongan sedotan dengan penerepan menggunakan tahapan persiapan yaitu menyiapkan alat dan bahan, mengkondisikan anak sebelum kegiatan dimulai, kesepakatan kegiatanan main; penerapan yaitu anak mengambil manik-manik dengan tangan kanan menggunakan dua jari dan memasukan tali ke lubang manik-manik dan merapatkan; penutup yaitu merapikan alat kegiatan meronce,  menanyakan perasaan selama kegiatan. Hal ini melalui tahap pengembangan I kegiatan meronce untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak mencapai presentase nilai akhir 60,5% dengan kategori mulai berkembang (MB), pada tahap pengembangan II kegiatan meronce untuk meningkatkan kemampuan motorik halus meningkat menjadi 77% dengan kategori berkembang sesuai harapan (BSH), dan tahap pengembangan III kegiatan meronce untuk meningkatkan kemampuan motorik halus mencapai 92% dengan kategori berkembang sangat baik (BSB). Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  pengembangan  kegiatan meronce dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun di PAUD Mekar Sari Kota Mataram dan kegiatan meronce dapat digunakan sebagai alat stimulasi dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
Penerapan Permainan Pesan Berantai untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Anak Kelompok B di RA Hidayatul Ikhsan NW Tebaban Shofia Hikmatuzzohrah; M. A. Muazar Habibi; Fahruddin Fahruddin; I Nyoman Suarta
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3.672

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menyimak anak dengan menerapan permainan pesan berantai pada Kelompok B di RA Hidayatul Ikhsan NW Tebaban. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini yakni faktor guru dan faktor siswa dengan jumlah siswa 10 orang dan 1 orang guru. Pelaksanaan penerapan permainan pesan berantai yang semakin baik membuat keterampilan menyimak anak di setiap siklusnya meningkat. Pada pra siklus keterampilan menyimak anak mencapai 33,4% dikatagorikan belum meningkat hal ini disebabkan karena metode yang digunakan guru sangat monoton dalam pembelajaran yakni hanya mengajarkan anak membaca, menulis, bernyanyi dan pemberian tugas. Setelah melakukan permainan pesan berantai dengan pada siklus I mencapai 48,9% yang kemudian meningkat menjadi 76,9% pada siklus II dengan katagori terlaksana secara maksimal. Hal tersebut membuat keterampilan menyimak anak pada siklus 1 mencapai 62,7% dikatagorikan mulai meningkat. Dan mengalami peningkatan pada siklus II mencapai 82,2% dan mencapai indikator keberhasilan  yang berjumlah 76%. Hal ini dikarenakan usaha guru yang sangat maksimal dalam menerapkan permainan pesan berantai dalam proses pembelajaran sehingga keterampilan menyimak anak semakin meningkat.
Implementasi PAUD HI (Holistik Integratif) Pada TK di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2022 IKa Rachmayani; Karisniatun Karisniatun; I Nyoman Suarta
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3.731

Abstract

PAUD HI (Holistik Integratif) adalah pendidikan yang menyeluruh dan utuh yang mencangkup layanan pembelajaran, layanan gizi dan kesehatan, layanan peran orang tua dan pengasuhan layanan perlindungan anak, layanan keamanan dan kenyamanan. Tujuan penelitian ini mengimplementasikan perkembangan PAUD holistik integratif yang berada di kabupaten Lombok Tengah tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Dengan metode survei. Dengan populasi sebanyak 219 dan sampel 24 lembaga. Teknik pengumpulan data menggunakan Angket, Wawancara, Dokumentasi. Adapun hasil penelitian implementasi PAUD holistik Integratif pada 24 lembaga. Berdasarkan hasil rata –rata presentase pada layanan pembelajaran sebanyak 75% yang berarti sudah cukup terlaksana secara Holistik Integratif, layanan kesehatan dan gizi belum bersifat holistik Integratif, dikarenakan dari 87,5% yang sudah bekerjasama dengan instansi atau organisasi atau kelompok bidang kesehatan lainnya hanya 12,5% yang sudah menjalin hubungan kerjasama secara formal yang dikuatkan dengan kerjasama antara kedua belah pihak. Layanan peran orang tua dan pengasuhan belum terlaksana secara holistik integratif karena dari 24 lembaga hanya 12,5% yang sudah bekerjasama secara resmi, layanan perlindungan anak belum terlaksana secara holistik Integratif dikarenakan belum ada kerjasama dengan pihak perlindungan anak, dan layanan keamanan dan kenyamanan juga belum terlaksana secara holistik integratif karena hanyak sebanyak 45% yang bersifat Holistik integratif. Sebaiknya untuk layanan perlindungan anak dibuatkan perjanjian kerjaama dengan lembaga perlindungan anak berupa KPAI.