Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Comparison of Resilience and Subjective Well-being to Fathers and Mothers Who Have Postlingual Deafness Children Destalya Anggrainy Mogot Pandin; Efi Fitriana; Aulia Iskandarsyah; Juke Siregar
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol 7, No 3 (2019): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.09 KB) | DOI: 10.29210/134600

Abstract

This study aims to compare the resilience and subjective well-being of fathers with mothers who have postlingual deafness children. Participants in this study were 336 parents (168 fathers and 168 mothers) who had postlingual deafness children, were biological fathers and mothers of postlingual deafness children, lived with their partners and children who experienced postlingual deafness, were able to communicate verbally and in writing using Indonesian good, domiciled in West Java. This research uses a comparative study approach. The instrument used in this study is the CD-RISC which has been modified into Indonesian by Lamsinar & Ratna (2011) and subjective well-being instruments constructed by researchers based on the Diener theory. The findings in this study reveal that there are significant differences in resilience and subjective well-being between fathers and mothers who have postlingual deafness children. Based on the average resilience and average subjective well-being seen in the group, the group of fathers who have postlingual deafness children has a higher score compared to the group of mothers who have postlingual deafness children.
Efektivitas elektif dental hypnosis dalam meningkatkan kemampuan praktik dental hypnosis mahasiswa preklinik kedokteran gigiThe effectiveness of dental hypnosis elective in improving the ability of dental hypnosis practice in preclinical dentistry students Anisa Nurhanifah; Gilang Yubiliana; Aulia Iskandarsyah
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 32, No 3 (2020): Desember 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v32i3.27774

Abstract

Pendahuluan: Hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar dan diikuti dengan adanya penerimaan suatu sugesti/ide atau pemikiran sehingga menyebabkan perubahan perilaku, dan susunan mental emosional. Hipnosis sangat menguntungkan  jika diintegrasikan dengan praktik dokter gigi. Dokter gigi harus dipersiapkan dengan baik untuk memberikan dukungan yang efektif melalui hipnosis bagi pasien. Persiapan dokter gigi dapat dilakukan dengan mempersiapkan mahasiswa preklinik kedokteran gigi dalam tahapan menempuh  pendidikan dokter gigi. Tujuan penelitian untuk menganalisis efektivitas mata kuliah elektif dental hypnosis dalam meningkatkan kemampuan praktik dental hypnosis pada mahasiswa preklinik kedokteran gigi di Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental design berjenis one-group pre-test and post-test design pada mahasiswa preklinik kedokteran gigi dengan metode total sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 18 orang mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi yang bersedia. Penelitian dilakukan dengan mengukur kemampuan mahasiswa melakukan praktik dental hypnosis sebelum dan sesudah mengikuti mata kuliah elektif dental hypnosis dengan menggunakan alat ukur kemampuan dental hypnosis. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis statistik non parametrik yaitu uji Wilcoxon. Hasil: Nilai pre-test sebelum kuliah elektif dental hypnosis adalah 10, 11 (kategori kurang) sedangkan rerata nilai hasil post test adalah 31,61 (kategori baik) dengan nilai p sebesar 0,0001. Simpulan: Elektif dental hypnosis merupakan mata kuliah yang efektif dalam meningkatkan kemampuan praktik dental hypnosis pada mahasiswa preklinik kedokteran gigi.Kata kunci: Praktik dental hypnosis, perkuliahan, mahasiswa preklinik kedokteran gigi.                                           ABSTRACTIntroduction: Hypnosis is the penetration of critical factors of the conscious mind and followed by accepting a suggestion/idea or thought that causes changes in behaviour and mental-emotional structure. Hypnosis is very beneficial when integrated with the dental practice. The dentist must be well prepared to provide effective support for the patient through hypnosis. Preparation can be done by preparing preclinical dentistry students. The research objective was to analyse the effectiveness of dental hypnosis elective course in improving the ability of dental hypnosis practice in preclinical dentistry students at Jendral Achmad Yani University Cimahi. Methods: This study used a pre-experimental design with one group pre-test and post-test design in preclinical dentistry students with a total sampling method that obtained 18 students from the Jendral Achmad Yani Cimahi University. The study was conducted by measuring students’ ability to practice dental hypnosis before and after participating in the dental hypnosis elective course using a dental hypnosis ability measuring instrument. The data were then analysed using non-parametric statistical analysis, namely the Wilcoxon test. Results: The pre-test score before the elective course of dental hypnosis was 10, 11 (poor category) while the mean post-test score was 31.61 (good category) with a p-value of 0.0001. Conclusion: Dental hypnosis elective is an effective course in improving dental hypnosis practice ability in preclinical dentistry students.Keywords: Dental hypnosis practice, lectures, preclinical dentistry students.
PERBEDAAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP DOKTER KANDUNGAN PRIA DAN WANITA Nago Tejena; Nindya Putri Aprodita; Keumala Nuranti; Aulia Iskandarsyah
Journal of Psychological Science and Profession Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.391 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v1i3.15231

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam. Wanita muslim memegang nilai-nilai untuk membatasi interaksi fisik dengan lawan jenis, sehingga diasumsikan akan timbul kesulitan ketika bertemu dengan dokter kandungan pria. Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan gambaran perbedaan sikap ibu hamil terhadap dokter kandungan pria dan wanita. Partisipan penelitian ini adalah 132 ibu hamil beragama Islam yang mengenakan hijab, yang berada dalam masa kehamilan pertama. Metode penelitian yang digunakan adalah metode komparatif dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sikap ibu hamil diukur melalui kuesioner yang dibuat berdasarkan teori Sikap (Ajzen, 2005). Selain itu, melalui kueisioner serupa juga dijaring data mengenai belief of competence. Reliabilitas alat ukur sikap berada dalam kategori tinggi (r = 0.889 untuk dokter pria dan r = 0.831 untuk dokter wanita), sedangkan reliabilitas alat ukur belief of competence berada pada kategori sangat tinggi (r = 0.95 untuk dokter pria dan wanita). Analisis data menggunakan teknik analisa kuantitatif dengan menggunakan uji beda T-test untuk membandingkan sikap terhadap dokter kandungan pria dan wanita, serta analisis regresi untuk melihat kontribusi belief of competence pada sikap partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap ibu hamil terhadap dokter wanita secara significant lebih positif dibandingkan dokter pria (t(262) = 3.87, p < 0.001). Faktor gender, budaya, dan agama dinilai sebagai kontributor terhadap sikap ini. Sementara ketika ibu hamil memiliki sikap positif terhadap dokter pria, belief of competence dinilai sebagai faktor yang paling berkontribusi (R2 = 0.46, p < 0.001). Kata kunci—Sikap, Ibu Hamil, Dokter Kandungan, Studi Komparatif
Sikap terhadap Pensiun, Perencanaan Pensiun, dan Kualitas Hidup pada Karyawan dalam Masa Persiapan Pensiun Aulia Iskandarsyah; Hari Setyowibowo
Journal of Psychological Science and Profession Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.15 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v4i1.25106

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hubungan antara sikap terhadap pensiun, perencanaan pensiun, dan kualitas hidup pada karyawan dalam Masa Persiapan Pensiun (MPP). Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Sebanyak 300 karyawan dalam masa persiapan pensiun di PT. X dijaring dengan menggunakan teknik purposive sampling dalam 3 termin. Partisipan mengisi form demografis standar, skala sikap terhadap pensiun, skala perencanaan pensiun, dan WHOQOL-BREF. Hasil dari analisis regresi menunjukkan bahwa perencanaan pensiun adalah prediktor yang signifikan untuk domain fisik (β=0,22, p=0,01), domain psikologis (β=0,4, p=0,01), dan domain lingkungan (β=0,24, p=0,01) dari kualitas hidup, sementara sikap terhadap pensiun tidak secara signifikan memprediksi kualitas hidup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan pensiun adalah prediktor dari kualitas hidup karyawan yang sedang berada dalam masa persiapan pensiun. Selain itu, pentingnya menyediakan program persiapan pensiun secara adekuat dan mencukupi, memungkinkan para karyawan membuat perencanaan pensiun secara lebih baik.
MENGENAL LEBIH DEKAT: OCCUPATIONAL STRESS PADA DOKTER INTERNSIP Annisa Yuliarahma Wintoro; Ratu Rantilia Dwiputri; Seruni Yuniarti; Aulia Iskandarsyah
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.709 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i1.16840

Abstract

Dokter yang telah studi dan mengambil sumpah dokter, berdasarkan Undang-undang No.20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, diwajibkan mengikuti intersip selama satu tahun. Selama menjalani internsip, terdapat perbedaan antara ekspektasi dan realita yang membuat mereka frustrasi, namun tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengubah keadaan sehingga dapat menyebabkan perasaan tertekan (stres). Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan tingkat stres dari dokter internsip. Adapun partisipan dari penelitian ini yaitu 95 dokter internsip yang bekerja minimal 3 bulan dan ditempatkan di luar kota asal. Penelitian ini menggunakan alat ukur occupational stressdengan reliabiltas 0.91. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 44,21% dokter berada pada tingkat stres sedang, artinya mereka mengalami stres yang masih dapat dihadapi sehingga tidak dapat menimbulkan gangguan fisik. Berdasarkan hasil penelitian, hal yang paling mengganggu para dokter internsip adalah upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka kerjakan. Selain itu ketidakjelasan peran mereka di rumah sakit pun menjadi salah satu faktor yang menyebabkan stres. Terdapat 27,37% dokter internship yang berada pada kategori agak tinggi dan 3,16% pada tingkat tinggi, artinya mereka dapat berpotensi menimbulkan gangguan fisik. Hasil penelitian dapat digunakan oleh Institusi yang berkaitan dengan dokter internsip agar memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan occupational stress.
Quality of Life among Patients Undergoing Haemodialysis in Bandung: A Mixed Methods Study Kustimah Kustimah; Ahmad Gimmy Prathama Siswadi; Achmad Djunaidi; Aulia Iskandarsyah
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkp.v8i1.1330

Abstract

Quality of life (QoL) has become one of important outcome measures of renal replacement therapy, including haemodialysis. However, the assessment of QoL is not comprehensively measured and most research about it use quantitative approach. Since QoL is subjective, assessing and understanding the qualitative evidence are very important. This study aimed to explore QoL in patients with end-stage renal disease (ESRD) undergoing haemodialysis. This research is a cross-sectional study used a mixed method approach. Patients undergoing dialysis were recruited from the dialysis unit in one private hospital in Bandung. They completed the Kidney Disease and Quality of Life (KDQOL-36™) questionnaire and then went on face to face interview. Quantitative data were analysed descriptively and qualitative data were analysed using thematic analysis with qualitative data analysis software. A total of 87 patients completed the questionnaires and 34 of them participated in 20-60 minutes interview. The symptom and problem list had the highest mean score (M= M=63.60), indicated that patients experienced lack of energy, mobility and physical appearance that further produced difficulties in their daily activities. Additionally, mental component summary showed a higher mean score (M=49.23) than the physical component (M=36.22) indicated that patients most likely had worse mental health condition than their general physical health. Worse mental health condition induced with negative feeling among patients. Patient’s inability to do daily activity and change in physical appearance had impact on their confidence for social relationship. Conclusion: ESRD patients undergoing haemodialysis were bothered by the symptom of illness and worsen by the negative feelings.
Validasi Kuesioner Eating In The Absence of Hunger Versi Bahasa Indonesia Anggita Dian Cahyani; Surya Cahyadi; Wilis Srisayekti; Aulia Iskandarsyah
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.539 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i3.1971

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan validitas konstruk kuesioner Indonesian Eating in the Absence of Hunger (EAH). Skala EAH asli (PEMS) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Inggris untuk mengkonfirmasi kesetaraan konseptual dan linguistik. Skala tersebut diberikan kepada mahasiswa. Analisis faktor konfirmatori menunjukkan bahwa EAH versi Indonesia memiliki validitas dan reabilitas yang baik. Dengan demikian, alat ukur ini dapat digunakan untuk memahami fenomena EAH di Indonesia yang diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya obesitas. Selain itu, kuesioner ini dapat digunakan untuk memetakan keadaan psikologis masyarakat Indonesia terkait perilaku makan. Dengan demikian akan membantu dalam upaya preventif dan kuratif untuk mengatasi obesitas.