Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Beda Pengaruh Pemberian Mc Kenzie Exercise dengan William Flexion Exercise Terhadap Penurunan Nyeri pada Penderita Low Back Pain Non Spesifik di RSUD Salewangang Maros Maya Triyanita; Ulfah Eka Wardani; Sudaryanto .
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33660/jfrwhs.v6i2.168

Abstract

Latar Belakang: Nyeri low back pain non spesifik biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan atau rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara menunduk yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian Mc Kenzie Exercise dan William Flexion Exercise terhadap penurunan nyeri pada penderita low back pain non spesifik. Metode: jenis penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan desain pre test –post test two group design, dengan sampel adalah penderita low back pain non spesifik yang sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah sampel adalah 18 orang yang dibagi secara acak ke dalam 2 kelompok. Hasil: Berdasarkan Uji Paired T Sample menunjukkan bahwa Mc Kenzie Exercise menghasilkan penurunan nyeri yang signifikan dengan 3,711 ± 1,2067 cm dengan nilai p< 0,05, sedangkan William Flexion Exercise menghasilkan penurunan nyeri yang signifikan dengan 3,244 ± 1,0979 cm dengan nilai p< 0,05. Berdasarkan Uji Independent T Sample, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antar kelompok perlakuan dengan nilai p=0,403>0,05. Kesimpulan : Kesimpulan penelitian ini tidak memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri pada penderita low back pain non spesifik. Namun dari nilai ratarata, Mc Kenzie Exercise mempunyai pengaruh yang lebih besar.
Efek Thoracic Manipulation Terhadap Perubahan Lingkup Gerak Sendi Cervical Pada Non-Specific Neck Pain Sudaryanto Sudaryanto; Syahyu Ratih Fahria Madu
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16, No 1 (2021): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v16i1.2147

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Non-spesific neck pain merupakan nyeri leher yang tidak beradiasi ke lengan atau upper extremitas, dimana nyeri terjadi pada area leher, occipital, dan punggung bagian atas. Pada umumnya nyeri muncul pada akhir keterbatasan ekstensi, lateral fleksi, rotasi, dan fleksi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain randomized control group pre test – post test, bertujuan untuk mengetahui efek penambahan Thoracic Manipulation pada intervensi Ultrasound dan Muscle Energy Technique terhadap peningkatan LGS cervical pada penderita non-spesific neck pain. Sampel penelitian adalah mahasiswa jurusan fisioterapi yang mengeluh non-spesific neck pain (sesuai dengan kriteria inklusi), dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 24 orang yang dibagi secara acak ke dalam 2 kelompok. Alat ukur yang digunakan adalah inclinometer. Hasil: Berdasarkan analisis uji paired sample t pada kelompok kontrol dan perlakuan diperoleh nilai p < 0,05 untuk LGS ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi cervical, yang berarti bahwa kelompok kontrol (Ultrasound dan Muscle Energy Technique) dan kelompok perlakuan (Ultrasound, Muscle Energy Technique dan Thoracic Manipulation) dapat memberikan peningkatan LGS cervical yang signifikan. Berdasarkan uji independen sample t, diperoleh nilai p > 0,05 untuk LGS ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi cervical, yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara Ultrasound, Muscle Energy Technique, Thoracic Manipulation dan Ultrasound, Muscle Energy Technique terhadap peningkatan LGS cervical. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan Thoracic Manipulation pada intervensi Ultrasound dan Muscle Energy Technique tidak lebih efektif secara signifikan terhadap peningkatan LGS cervical pada penderita non-spesific neck pain. Kata Kunci : Thoracic Manipulation, LGS Cervical, Non-Spesific Neck Pain
EFEKTIFITAS KOMBINASI ULTRASOUND DAN MAITLAND MOBILIZATION ATAU KALTENBORN MOBILIZATION TERHADAP PERUBAHAN NYERI DAN RANGE OF MOTION SHOULDER PADA PENDERITA FROZEN SHOULDER DI RSAD TK. II PELAMONIA MAKASSAR Sudaryanto Sudaryanto; Olga Nurkhalida Nashrah
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15, No 1 (2020): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.363 KB) | DOI: 10.32382/medkes.v15i1.1333

Abstract

ABSTRAK Latar belakang : Frozen Shoulder yang biasa dikenal sebagai bahu beku atau adhesive capsulitis adalah inflamasi synovium dan fibrosis pada kapsul sendi yang menyebabkan hilangnya mobilitas sendi bahu yang dapat menyebabkan nyeri dan keterbatasan gerak sendi terutama exsternal rotasi, abduksi dan internal rotasi shoulder.Metode : Penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain randomized pre test - post test two group, bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara kombinasi Ultrasund, Maitland Mobilization dan Ultrasound, Kaltenborn Mobilization terhadap perubahan nyeri dan ROM shoulder pada penderita frozen shoulder. dilaksanakan di Poli Fisioterapi RSAD Tk.II Pelamonia Makassar dengan sampel sebanyak 18 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi, di randomisasi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan 1 yang diberikan Ultrasound dan Maitland Mobilization dan kelompok perlakuan 2 yang diberikan Ultrasound dan Kaltenborn Mobilization.Hasil : Berdasarkan analisis uji  paired sample t diperoleh nilai p = 0,000 untuk semua kelompok data (VAS, ROM external-internal rotasi, dan abduksi) baik pada kelompok perlakuan 1 dan 2, yang berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna kombinasi Ultrasound dan Maitland Mobilization serta Ultrasound dan Kaltenborn Mobilization terhadap perubahan nyeri dan ROM shoulder. Kemudian, berdasarkan uji independent t diperoleh nilai p = 0,144 untuk nyeri dan ROM external rotasi, nilai p = 0,386 untuk abduksi, nilai p = 0,852 internal rotasi, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan 1 dan 2.Kesimpulan : Kombinasi Ultrasound dan Maitland Mobilization tidak lebih efektif daripada kombinasi Ultrasound dan Kaltenborn Mobilization dalam menghasilkan perubahan nyeri dan ROM shoulder pada penderita frozen shoulder. Kata Kunci : Ultrasound, Maitland Mobilization, Kaltenborn Mobilization, Frozen Shoulder.
EFEK PENAMBAHAN MOBILISASI SCAPULA PADA MOBILISASI END-RANGE TERHADAP PENDERITA FROZEN SHOULDER DI RUMAH SAKIT TADJUDDIN CHALID MAKASSAR Sudaryanto Sudaryanto; Hermiati Hermiati
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15, No 2 (2020): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v15i2.1800

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang : Frozen shoulder atau capsulitis adhesive, adalah kondisi bahu yang ditandai dengan nyeri gerak yang hebat dan hilangnya gerakan aktif dan pasif shoulder, umumnya disebabkan oleh inflamasi dan kontraktur kapsul sendi shoulder sehingga menyebabkan keterbatasan gerak terutama eksorotasi shoulder. Metode : Penelitian ini adalah penelitian ekspirimen dengan desain randomized control group pre test-post test, bertujuan untuk mengetahui efektifitas penambahan mobilisasi scapula pada mobilisasi end-range yang dikombinasikan dengan ultrasound therapy terhadap perubahan ROM dan disabilitas shoulder pada penderita frozen shoulder, dilaksanakan di Poli Fisioterapi RS. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar dengan sampel sebanyak 14 orang, dibagi secara acak kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan yang diberikan Ultrasound Therapy, Mobilisasi End-range dan Mobilisasi Scapula, dan kelompok kontrol diberikan Ultrasound Therapy dan Mobilisasi End-range. Hasil: Berdasarkan analisis uji paired sample t pada kelompok perlakuan dan kontrol diperolah nilai p=0,000 (ROM eksorotasi, endorotasi dan SPADI) dan p=0,002 (abduksi) untuk kelompok perlakuan, nilai p=0,000 (ROM eksorotasi dan SPADI), p=0,002 (ROM abduksi), p=0,012 (ROM endorotasi) untuk kelompok kontrol, yang berarti ada pengaruh yang signifikan pada kelompok perlakuan dan kontrol terhadap peningkatan ROM Eksorotasi, Abduksi dan Endorotasi serta perbaikan disabilitas shoulder. Hasil uji independent sampel t  diperoleh nilai p=0,782 (ROM eksorotasi), p=0,918 (ROM abduksi), p=0,049 (ROM endorotasi), p=0,061 (SPADI) yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok sampel. Kesimpulan : Kombinasi Ultrasound, Mobilisasi End-range dan Mobilisasi scapula tidak lebih efektif daripada kombinasi Ultrasound dan Mobilisasi End-range terhadap perubahan ROM (Eksorotasi, Abduksi, Endorotasi) dan disabilitas shoulder pada penderita Frozen Shulder. Kata Kunci : Mobilisasi End-range, Mobilisasi Scapula, Ultrasound Therapy, Frozen Shoulder. Range Of Motion, Disabilitas
KOMBINASI TEKNIK PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITA TION DAN Mc.KENZIE EXERCISE LEBIH EFEKTIF DARIPADA Mc.KEN ZIE EXERCISE TERHADAP PERUBAHAN FUNGSIONAL LUMBAL PADA PENDERITA HNP LUMBAL Sudaryanto Sudaryanto; Fahrul Islam
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13, No 1 (2018): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.324 KB) | DOI: 10.32382/medkes.v13i1.7

Abstract

Latar Belakang : Ischialgia merupakan keluhan nyeri yang terjadi di sepanjang perjalanan nervus ischiadicus. Sebagian besar disebabkan oleh penjepitan akar saraf L4-L5 dan L5-S1 yang biasa dikenal dengan Hernia Nukleus Pulposus. HNP lumbal sering disebabkan oleh kebiasaan postur yang jelek saat melakukan aktivitas pekerjaan yang berlangsung lama. Keluhan ischialgia akan menghambat gerak fungsional lumbal. Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan randomized pre test – post test control group design yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas penambahan teknik PNF pada intervensi TENS dan Mc.Kenzie Exercise dibandingkan dengan TENS dan Mc.Kenzie Exercise saja terhadap perbaikan fungsional lumbal pada penderita ischialgia akibat HNP lumbal, dilaksanakan di RSAD. Tk.II Pelamonia, jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 20 orang (sesuai dengan kriteria inklusi) diacak kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan sebanyak 10 orang yang diberikan TENS, Mc.Kenzie Exercise dan teknik PNF, serta kelompok kontrol sebanyak 10 orang diberikan TENS dan Mc.Kenzie Exercise. Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data adalah skala Back Bournemouth Questionnaire. Hasil : Hasil penelitian berdasarkan hasil uji paired sample t pada kelompok perlakuan diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa TENS, Mc.Kenzie Exercise dan teknik PNF dapat menghasilkan perbaikan fungsional lumbal yang signifikan sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa TENS dan Mc.Kenzie Exercise dapat menghasilkan perbaikan fungsional lumbal yang signifikan pada penderita ischialgia akibat HNP lumbal. Kemudian berdasarkan hasil uji independent sample t diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa penambahan teknik PNF pada intervensi TENS dan Mc.Kenzie Exercise lebih efektif daripada TENS dan Mc.Kenzie Exercise saja terhadap perbaikan fungsional lumbal pada penderita ischialgia akibat HNP lumbal. Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa penambahan teknik PNF pada intervensi TENS dan Mc.Kenzie Exercise lebih efektif daripada TENS dan Mc.Kenzie Exercise saja terhadap perubahan fungsional lumbal pada penderita ischialgia akibat HNPlumbal.Kata Kunci : TENS, Mc.Kenzie Exercise, teknik PNF, Fungsional Lumbal, HNP lumbal
EFEKTIFITAS ANTARA FRICTION DAN HOLD RELAX TERHADAP PERUBAHAN KEMAMPUAN GRIP AND PINCH STRENGTH PADA KONDISI NYERI OTOT EKSTENSOR CARPI RADIALIS LONGUS ET BREVIS DI PT. MARUKI INTERNATIONAL INDONESIA Sudaryanto Sudaryanto; Nurul Iman
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 8, No 2 (2018): MEI 2018
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.067 KB)

Abstract

Salah satu cidera yang sering muncul adalah muscle pain ekstensor carpi radialis longus et brevis, yang dapat menyebabkan kesulitan pasien untuk melakukan aktivitas. Desain penelitian quasi eksperimen ini adalah pre test post test two group, yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas friction dan hold relax untuk meningkatkan grip and pinch strength pada kondisi nyeri otot ekstensor carpi radialis longus et brevis. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi maka diperoleh besar sampel 44 orang. Alat pengumpulan data adalah Grip and Pinch Strength. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rerata grip and pinch strength pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II, hasil uji T pada kelompok perlakuan I diperoleh nilai p < 0,05, yang berarti bahwa pemberian friction dapat meningkatkan kemampuan grip and pinch strength yang signifikan. Sedangkan pada kelompok perlakuan II, nilai p < 0,05, yang berarti bahwa pemberian hold relax dapat meningkatkan kemampuan grip and pinch strength. Berdasarkan hasil uji independent smpel t diperoleh nilai p > 0,05, yang berarti bahwa intervensi friction tidak lebih efektif secara signifikan dibandingkan hold relax terhadap peningkatan kemampuan grip and pinch strength pada kondisi nyeri otot ekstensor carpi radialis longus et brevis. Intervensi Friction tidak lebih efektif daripada Hold Relax. Kata kunci: Friction, Hold relax, Grip and pinch strength, Nyeri otot ekstensor carpi radialis longus et Brevis.
EFEKTIFITAS LATIHAN STABILISASI OPEN-CLOSED CHAIN DENGAN LATIHAN RESISTANCE KONSENTRIK TERHADAP PERUBAHAN KEMAMPUAN STAIR CLIMBING TEST PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS KNEE Sri Saadiyah; Sudaryanto Sudaryanto
GLOBAL HEALTH SCIENCE Vol 3, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Communication and Social Dinamics (CSD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.964 KB) | DOI: 10.33846/ghs.v3i1.212

Abstract

Osteoarthritis knee dapat menyebabkan negatif power pada otot regio knee akibat penurunan stabilisasi knee. Hal ini menyebabkan penurunan fungsi dari kontraksi eksentrik dari ekstensor knee selama fase menumpu, sehingga menimbulkan kesulitan saat melakukan aktivitas naik-turun tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas antara Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain dengan Latihan Resistance Konsentrik terhadap perubahan kemampuan Stair Climbing Test pada penderita osteoarthritis knee, dengan desain randomised control pre test – post test group, dilaksanakan di RSAD. Tk.II Pelamonia. Sampel yang didapatkan sebanyak 32 penderita osteoarthritis knee (sesuai dengan kriteria inklusi) diacak kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan sebanyak 16 pasien diberikan intervensi MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain serta kelompok kontrol sebanyak 16 pasien diberikan MWD dan Latihan Resistance Konsentrik. Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data adalah Stair Climbing Test. Hasil penelitian berdasarkan hasil uji paired sampel t untuk kelompok kontrol diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa MWD dan Latihan Resistance Konsentrik dapat memberikan perbaikan stair climbing test yang signifikan, sedangkan untuk kelompok perlakuan diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain memberikan perbaikan stair climbing test yang signifikan pada penderita osteoarthritis knee. Kemudian berdasarkan hasil uji independent sampel t diperoleh nilai p = 0,180 > 0,05 yang berarti bahwa MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain tidak lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan MWD dan Latihan Resistance Konsentrik terhadap peningkatan kemampuan stair climbing test pada penderita osteoarthritis knee, tetapi dilihat dari nilai rerata intervensi MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain dapat menghasilkan peningkatan kemampuan stair climbing test yang lebih besar dibandingkan dengan MWD dan Latihan Resistance Konsentrik pada penderita osteoartritis knee”. Dapat disimpulkan bahwa intervensi MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain tidak lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan MWD dan Latihan Resistance Konsentrik terhadap perubahan kemampuan stair climbing test pada penderita osteoarthritis knee. Kata Kunci: Latihan stabilisasi open-closed chain, Latihan resistance konsentrik, Stair climbing test, Osteoarthritis knee
Kombinasi Program Motor Lesson, Roprioceptive Neuromuscular Facility Dan Latihan Core Stability Terhadap Peningkatan Keseimbangan Duduk Untuk Berdiri Dan Postural Kekuatan Otot Penderita Stroke Sri Saadiyah Leksonowati; Sudaryanto Sudaryanto
Jurnal Health Sains Vol. 3 No. 11 (2022): Jurnal Health Sains
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jhs.v3i11.679

Abstract

ABSTRACT The global stroke epidemiology is changing rapidly. Although age-standardized stroke death rates have declined worldwide in the last two decades, the absolute number of people who have a stroke each year, live with the consequences of stroke, and die from stroke are increasing. This study aims to determine the effect of a combination of motor relearning programs, proprioceptive neuromuscular facilitation and core stability exercise on improving sitting-to-standing balance and postural muscle strength in stroke patients. This research is a pre-experimental study involving treatment variables, namely a combination of motor relearning programs, proprioceptive neuromuscular facilitation and core stability exercise, while the response variables are sitting to standing balance and postural muscle strength in stroke patients. The target population was stroke patients at the hospital in Makassar City, while the sample for this study was 45 stroke patients at the Makassar City Hospital at the time of the study. This study used the Berg Balance Scale, and Manual Muscle Testing for Sitting to Standing Balance and Muscle Strength before and after the intervention with a frequency of 1 time a week for 3 months. The results of the MRP, PNF and Core Stability studies, the mean balance of the pretest value is 0.64 ± 0.484 (scale 0-4), and the post test value is 3.04 ± 0.767 (scale 0-4), and the p value is 0.000 or < 0.05, the mean pretest value of muscle strength is 0.64 ± 0.484 (0-5 scale), and the post test value is 3.42 ± 0.583 (0-5 scale), and the p value is 0.000 or <0.05. In conclusion, the combination of motor relearning programs, proprioceptive neuromuscular facilitation and core stability exercise has an effect on increasing sitting to standing balance and postural muscle strength in stroke sufferers.
Implementasi Terapi Latihan pada Usia Produktif di Pabrik Gula Desa Arasoe Rahmat Nugraha; Sudaryanto Sudaryanto
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 6, No 3 (2023): September 2023
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v6i3.1526

Abstract

Salah satu pekerjaan dengan risiko LBP yang paling tinggi adalah pekerja yang selalu memindahkan atau mengangkat barang dan aktivitas membungkuk selama bekerja. Berdasarkan observasi di Desa Arasoe Kecamatan Cina Kabupaten Bone, banyak pekerja di Pabrik Gula Bone melakukan aktivitas membungkuk selama bekerja dan aktivitas memindahkan atau mengangkat barang selama bekerja. Kebanyakan para pekerja di Pabrik Gula Arasoe Bone adalah laki-laki dengan kategori usia produktif (25 – 45 tahun). Aktivitas para pekerja banyak melibatkan gerakan-gerakan pada trunk khususnya lumbal seperti gerakan fleksi, lateral fleksi dan rotasi. Gerakan tersebut dapat dilihat secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh karyawan saat mengambil dan membawa barang. Aktivitas ini dilakukan berulang-ulang dalam aktivitas pekerjaan, dan lama kelamaan akan memicu terjadinya Low Back Pain. Dalam kegiatan pengabdian ini, Ada beberapa kegiatan yang dilakukan, seperti: penyuluhan tentang postur yang benar saat bekerja, pemeriksaan kesehatan bagi para pekerja, dan memberikan pengobatan fisioterapi secara gratis bagi para pekerja berupa terapi latihan, manual terapi dan dry needling. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan banyak pekerja yang mengalami low back pain yang bersifat kronik sehingga pemberian treatment berupa terapi latihan,manual terapi, dry needling sangat membantu pekerja untuk menurunkan nyeri serta meningkat aktivitas fungsional pekerja pabrik.
PERBANDINGAN EFEK MOBILISASI SARAF DAN SPINAL MOBILIZATION WITH LEG MOVEMENT TERHADAP PENURUNAN NYERI FUNGSIONAL PADA LUMBAR RADICULOPATHY Sudaryanto Sudaryanto; Tiar Erawan; Rahmat Nugraha; St Khadijah Indah Maidah
Media Kesehatan Politeknik Makassar Vol 18 No 1 (2023): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v18i1.433

Abstract

Latar belakang : Lumbar radiculopathy merupakan kondisi yang menyebabkan rasa sakit dan kesemutan sepanjang distribusi saraf sciatic yang terkait dan dapat menyebabkan kelemahan serta keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Metode : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengaruh Mobilisasi saraf dan Spinal Mobilization With Leg Movement (SMWLM) terhadap penurunan nyeri fungsional pada penderita Lumbar radiculopathy. Desain penelitian adalah randomized pre test – post test two group design, yaitu terdapat 2 kelompok ; kelompok treatment 1 mendapatkan Mobilisasi Saraf dan kelompok treatment 2 mendapatkan SMWLM, kedua kelompok diberikan Short Wave Diathermy. Jumlah sampel berdasarkan kriteria inklusi adalah 20 orang, dirandomisasi kedalam 2 kelompok yaitu sebanyak 10 orang kelompok treatment 1 dan 10 orang kelompok treatment 2. Pengumpulan data diperoleh melalui pengukuran Patient Specifik Functional Scale (PSFS) di awal penelitian dan akhir penelitian. Hasil : Hasil uji paired sample t diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) baik pada kelompok treatment 1 dan kelompok treatment 2, yang berarti Mobilisasi Saraf dan SMWLM menghasilkan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri fungsional. Kemudian berdasarkan hasil uji independent sample t diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan rerata selisih yang signifikan antara kelompok treatment 1 dan kelompok treatment 2, dimana nilai rerata selisih kelompok treatment 2 (20%) > nilai rerata selisih kelompok treatment 1 (11,14%). Kesimpulan : Intervensi SMWLM menghasilkan penurunan nyeri fungsional yang lebih besar secara signifikan daripada intervensi Mobilisasi saraf pada penderita Lumbar Radiculopathy. Kata Kunci : Mobilisasi Saraf, Spinal Mobilization With Leg Movement, Nyeri Fungsional, Lumbar Radiculopathy