Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perbandingan Traksi Oscilasi dan Theraband Exercise terhadap Peningkatan Aktivitas Fungsional dan Penurunan Nyeri Pada Penderita Osteoarthritis Knee Joint Sri Saadiyah; sudaryanto Sudaryanto
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16, No 2 (2021): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v16i2.2034

Abstract

Osteoarthritis knee merupakan penyakit degeneratif sendi, ditandai dengan adanya degenerasi kartilago sendi dan pembentukan tulang baru (osteofit) pada bagian pinggir sendi sehingga dapat membatasi aktivitas fungsional knee. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui adanya pengaruh antara pemberian dan Traksi Oscillasi dengan Ultrasound dan Theraband Exercise dengan Ultrasound terhadap peningkatan aktivitas fungsional dan penurunan nyeri pada penderita Osteoarthritis Knee. Penelitian ini adalah jenis penelitian Quasi Eksperimen dengan desain pre test – pos test two group menggunakan alat pengukuran berupa Index WOMAC dan VAS sebanyak 100 orang sebagai sampel yang ditentukan dengan menggunakan tekhnik pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling. Kelompok I diberi perlakuan Traksi Oscillasi dengan Ultrasound dan kelompok II diberi perlakuan Theraband Exercise dengan Ultrasound dilakukan 12 kali selama 2 bulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nilai aktivitas fungsional sebelum dan sesudah pemberian Traksi Oscillasi dengan Ultrasound dengan selisih rata-rata 30,8556±7,89312 dengan hasil uji Wilcoxon p=0,000<0,05. Pada pemberian Theraband Exercise dengan Ultrasound selisih rata-rata 43,6888±7,36802 dengan hasil uji Wilcoxon p=0,000<0,05.Sedangkan pada penurunan nyeri menunjukkan adanya perbedaan nilai sebelum dan sesudah pemberian Traksi Oscillasi dengan Ultrasound dengan selisih rata-rata 2,10±0,707 dengan hasil uji Wilcoxon p=0,000<0,05. Pada pemberian Theraband Exercise dengan Ultrasound selisih rata-rata 2,40±0,495 dengan hasil uji Wilcoxon p=0,000<0,05.Pada uji Mann-Whitney untuk peningkatan aktivitas fungsional diperoleh nilai p=0,000<0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan antar kedua kelompok. Untuk penurunan nyeri diperoleh nilai p=0,033<0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan antar kedua kelompok. Kesimpulan pemberian Theraband Exercise dengan Ultrasound lebih signifikan dibandingkan Traksi Oscillasi dengan Ultrasound terhadap peningkatan aktivitas fungsional dan penurunan nyeri pada penderita osteoarthritis knee.Kesimpulan adanya pengaruh Traksi Oscillasi dengan Ultrasound terhadap peningatan aktivitas fungsional knee dan penurunan nyeri pada penderita osteoarthritis knee, namun yang memberikan pengaruh lebih adalah Theraband Exercise dengan Ultrasound.Kata kunci : Ultrasound, Traksi Oscillasi, Theraband Exercise, Aktivitas Fungsional Knee, Penurunan Nyeri, Osteoarthritis Knee
EFEKTIFITAS LATIHAN STABILISASI OPEN-CLOSED CHAIN DENGAN LATIHAN RESISTANCE KONSENTRIK TERHADAP PERUBAHAN KEMAMPUAN STAIR CLIMBING TEST PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS KNEE Sri Saadiyah; Sudaryanto Sudaryanto
GLOBAL HEALTH SCIENCE Vol 3, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Communication and Social Dinamics (CSD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.964 KB) | DOI: 10.33846/ghs.v3i1.212

Abstract

Osteoarthritis knee dapat menyebabkan negatif power pada otot regio knee akibat penurunan stabilisasi knee. Hal ini menyebabkan penurunan fungsi dari kontraksi eksentrik dari ekstensor knee selama fase menumpu, sehingga menimbulkan kesulitan saat melakukan aktivitas naik-turun tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas antara Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain dengan Latihan Resistance Konsentrik terhadap perubahan kemampuan Stair Climbing Test pada penderita osteoarthritis knee, dengan desain randomised control pre test – post test group, dilaksanakan di RSAD. Tk.II Pelamonia. Sampel yang didapatkan sebanyak 32 penderita osteoarthritis knee (sesuai dengan kriteria inklusi) diacak kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan sebanyak 16 pasien diberikan intervensi MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain serta kelompok kontrol sebanyak 16 pasien diberikan MWD dan Latihan Resistance Konsentrik. Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data adalah Stair Climbing Test. Hasil penelitian berdasarkan hasil uji paired sampel t untuk kelompok kontrol diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa MWD dan Latihan Resistance Konsentrik dapat memberikan perbaikan stair climbing test yang signifikan, sedangkan untuk kelompok perlakuan diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain memberikan perbaikan stair climbing test yang signifikan pada penderita osteoarthritis knee. Kemudian berdasarkan hasil uji independent sampel t diperoleh nilai p = 0,180 > 0,05 yang berarti bahwa MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain tidak lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan MWD dan Latihan Resistance Konsentrik terhadap peningkatan kemampuan stair climbing test pada penderita osteoarthritis knee, tetapi dilihat dari nilai rerata intervensi MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain dapat menghasilkan peningkatan kemampuan stair climbing test yang lebih besar dibandingkan dengan MWD dan Latihan Resistance Konsentrik pada penderita osteoartritis knee”. Dapat disimpulkan bahwa intervensi MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain tidak lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan MWD dan Latihan Resistance Konsentrik terhadap perubahan kemampuan stair climbing test pada penderita osteoarthritis knee. Kata Kunci: Latihan stabilisasi open-closed chain, Latihan resistance konsentrik, Stair climbing test, Osteoarthritis knee
PERBEDAAN PENGARUH PNF DAN A-AROM EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESIS POST STROKE ISKEMIK: Different Effect Of PNF And A-AROM Exercise On Increased Muscle Strength Of Ischemic Hemiparesis Post Stroke Patients Kristian Timow; Sri Saadiyah; Muh Thahir; rahmat Nugraha; Hasnia Ahmad
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 1 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i1.44

Abstract

Latar belakang : Stroke Iskemik merupakan kondisi klinis yang terjadi akibat adanya penyumbatan di pembuluh darah otak sehingga merusak jaringan dibagian tertentu pada otak. Metode : Penelitian quasi eksperimental dengan desain two group pre test – post test, bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik. Dilaksanakan di Klinik Inggit Medical Centre dengan sampel sebanyak 34 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi, di randomisasi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I yang diberikan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan kelompok perlakuan II yang diberikan Active-Assistive ROM Exercise. Hasil : Analisis uji wilcoxon test diperoleh p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,008 untuk AGB pada kelompok perlakuan I, dan p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,046 untuk AGB pada kelompok perlakuan II, yang berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot. Kemudian, berdasarkan uji Mann-Whitney di peroleh nilai p = 1,000 untuk AGA dan p = 0,279 untuk AGB, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II. Kesimpulan : Latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) tidak lebih efektif daripada Active-Assistive ROM Exercise dalam menghasilkan peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik. Kata Kunci : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF), Active-Assistive ROM Exercise, Hemiparesis, Stroke Iskemik.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN FUNGSIONAL LUMBAL AKIBAT HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP) DI WILAYAH TAMALANREA MAKASSAR: Physiotherapy Management of Lumbal Functional Disorders Due To Hernia Nucleus Pulposus (HNP) In The Tamalanrea Area, Makassar Darwis Durahim; Aliya Qisty; Sri Saadiyah; Andi Halimah; Suharto Suharto
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 2 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i2.46

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penatalaksanaan Fisioterapi pada Gangguan Fungsional Lumbal Akibat Hernia Nucleus Pulposus (HNP) di Wilayah Tamalanrea Makassar. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalam pada 1 jenis kasus terhadap 2 sampel. Modalitas yang digunakan adalah Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise Hasil yang diperoleh yaitu gangguan aktivitas fungsional lumbal yang diukur menggunakan Oswestry Disability Indeks.(ODI). Problematik fisioterapi yang ditemukan melalui pemeriksaaan fisioterapis adalah terdapat nyeri radikular atau menjalar, nyeri tekan pada otot – otot erector spine, keterbatasan gerak lumbal, dan spasme otot – otot erector spine. Setelah dilakukan terapi berupa Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise sebanyak 6 kali intervensi didapatkan perubahan nilai VAS pada pasien 1 untuk nyeri diam dari 3,4 menjadi 0, nilai gerak dari 6,8 menjadi 2 dan nyeri tekan dari 7,2 menjadi 2, sedangkan pada pasien 3 untuk nyeri diam dari 5,2 menjadi 0, nilai gerak dari 7,5 menjadi 2 dan nyeri tekan dari 8,0 menjadi 4. Untuk perubahan aktivitas fungsional pada pasien 1 persentase skor awal yaitu 23% yang termasuk cacat sedang menjadi 3% yaitu kategori cacat minimal, sedangkan pasien 2 persentase skor awal 29% yang termasuk cacat sedang menjadi 2% yaitu kategori cacat minimal Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise dapat memberikan efek terhadap penurunan nyeri, penurunan spasme otot dan peningkatan aktivitas fungsional pada penderita Hernia Nucleus Pulposus (HNP). Kata kunci: Hernia Nucleus Pulposus (HNP), Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA NYERI AKIBAT SINDROM PIRIFORMIS DI RSUD dr. LA PALALOI: Physiotherapy Management of Resulting Pain Piriformis Syndrome in RSUD dr. La palaloi Laila Fitri Kumara; Hasnia Ahmad; Sudaryanto Sudaryanto; Sri Saadiyah; Tiar Erawan
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15 No 1 (2023): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v15i1.55

Abstract

Latar Belakang : Piriformis sindrom adalah gangguan neuromuscular yang terjadi ketika saraf sciatic terkompresi atau teriritasi oleh otot piriformis yang menyebabkan nyeri, kesemutan dan mati rasa di bokong dan sepanjang saraf sciatic. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kasus piriformis sindrom di RSUD Salewangang Maros. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel sebanyak 2 orang. Modalitas yang digunakan adalah Microwave Diathermy (MWD), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), Friction dan Stretching dengan alat ukur Visual Analog Scale (VAS) dan Penn Spasme Frequency Scale. Problematik fisioterapi sesuai hasil pemeriksaan yaitu berupa nyeri dan spasme. Hasil Penelitian : Hasil pemeriksaan yang diukur menggunakan VAS di peroleh penurunan nyeri diam pada Ny. E dengan nilai VAS 3 menjadi nilai 1 dan pada Ny. M dengan nilai VAS 4 menjadi 2, nyeri tekan pada Ny. E dengan nilai 7 menjadi 4 dan Ny. M dengan nilai 7,8 menjadi 5, nyeri gerak pada Ny. E dengan nilai 5 menjadi 2 dan Ny. M dengan nilai 6,7 menjadi 3. Hasil pemeriksaan yang diukur menggunakan skala frekuensi spasme diperoleh penurunan spasme pada Ny. E dengan nilai frekuensi 2 menurun menjadi 1 dan Ny. M dengan nilai frekuensi 3 menurun menjadi 1. Kesimpulan : Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian MWD, TENS, friction dan stretching dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan nyeri dan penurunan spasme pada pasien piriformis sindrom. Kata Kunci : Piriformis Sindrom; MWD; TENS; Friction; Stretching
PENGARUH LATIHAN ANKLE PUMPING DAN STATIC KONTRAKSI TERHADAP PENURUNAN PERIPHERAL OEDEMA PADA WANITA HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH PUSKESMAS SUDIANG MAKASSAR 2023: The Effect of Ankle Pumping and Static Contraction Exercises on The Reduction of Peripheral Oedema in Pregnant Women in Third Trimester in The Sudiang Makassar Health Center Area 2023 Supartina Hakim; Siti Nurul Fajriah; Sri Saadiyah; Virny Dwiya Lestari; Firman
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15 No 2 (2023): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v15i2.382

Abstract

Peripheral odema atau pembengkakan kaki pada wanita hamil adalah kondisi dimana terjadi karena pembesaran uterus yang menekan vena cava inferior sehingga mengakibatkan akumulasi cairan pada kaki. Pembengkakan pada kaki menimbulkan problem keram pada kaki sehingga sulitnya berjalan. Peneltian ini menggunakan metode pra eksperimen dengan rancangan penelitian pre test- post test one group dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh latihan ankle pumping dan static kontraksi terhadap penurunan peripheral odema pada wanita hamil trimester III. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah puskesmas Sudiang Makassar pada tanggal 1 April 2023 – 30 Juli 2023 dengan sampel yang berjumlah 10 orang menggunakan teknik penelitian purposive sampling serta dengan metode pengukuran Eight Method of Ankle odema measurement untuk mengukur penurunan odema. Hasil penelitian berdasarkan analisis deskriptif data menunjukkan nilai rerata penurunan odema pretest sebesar 0,630±0,1160 dan posttest sebesar 0,150±0,1269. Kemudian, berdasarkan hasil uji paired t- sampel diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa pemberian latihan ankle pumping dan statik kontraksi menghasilkan penurunan odema yang signifikan pada wanita hamil trimester III. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian latihan ankle pumping dan statik kontraksi pada wanita hamil trimester III memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan peripheral odema, sehingga disarankan fisioterapis di rumah sakit untuk menggunakan latihan ankle pumping dan statik kontraksi sebagai pengobatan pada peripheral odema.