Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PERBEDAAN PENGARUH PNF DAN A-AROM EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESIS POST STROKE ISKEMIK Kristian Tiwow; Sri Saadiyah; Muhammad Thahir; Rahmat Nugraha; Hasnia Ahmad
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v14i1.2850

Abstract

PERBEDAAN PENGARUH PNF DAN A-AROM EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESIS POST STROKE ISKEMIK   Different Effect Of PNF And A-AROM Exercise On  Increased Muscle Strength Of Ischemic Hemiparesis Post Stroke PatientsKristian Tiwow1, Sri Saadiyah1; Muh Thahir1; Rahmat Nugraha1; Hasnia Ahmad1*1Jurusan Fisioterapi Polteknik Kesehatan Makassar*corresponding author ABSTRACTBackground : Ischemic stroke is a clinical condition that occurs due to blockages in the blood vessels of the brain so that it damages certain tissues in the brain. Method : The experimental quasi study, designed by design of two group pre-tests – post tests, aimed to determine the difference in the effect of Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) and Active-Assistive ROM Exercise on increased muscle strength in ischemic post stroke hemiparesis patients. Held at Inggit Medical Centre Clinic with a sample of 34 people in accordance with the criteria of inclusion, randomized into 2 groups, namely treatment group I given Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) and treatment group II given Active-Assistive ROM Exercise. Results : The wilcoxon test analysis obtained p = 0.014 for UE and p = 0.008 for LE in treatment group I, and p = 0.014 for UE and p = 0.046 for LE in treatment group II, meaning that there was a meaningful influence of Proprioiveceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) and Active-Assistive ROM Exercise on increased muscle strength. Then, based on the Mann-Whitney test obtained a value of p = 1,000 for UE and p = 0.279 for LE, which means that there was no significant difference between treatment group I and treatment group II. Conclusion : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) exercise is no more effective than Active-Assistive ROM Exercise in producing increased muscle strength in ischemic post stroke hemiparesis patientsKeywords : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF), Active-Assistive ROM Exercise, Hemiparesis, Ischemic StrokeABSTRAKLatar belakang : Stroke Iskemik merupakan kondisi klinis yang terjadi akibat adanya penyumbatan di pembuluh darah otak sehingga merusak jaringan dibagian tertentu pada otak. Metode : Penelitian quasi eksperimental dengan desain two group pre test – post test, bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik. Dilaksanakan di Klinik Inggit Medical Centre dengan sampel sebanyak 34 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi, di randomisasi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I yang diberikan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan kelompok perlakuan II yang diberikan Active-Assistive ROM Exercise. Hasil : Analisis uji wilcoxon test diperoleh p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,008 untuk AGB pada kelompok perlakuan I, dan p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,046 untuk AGB pada kelompok perlakuan II, yang berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot. Kemudian, berdasarkan uji Mann-Whitney di peroleh nilai p = 1,000 untuk AGA dan p = 0,279 untuk AGB, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II. Kesimpulan : Latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) tidak lebih efektif daripada Active-Assistive ROM Exercise dalam menghasilkan peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik.Kata Kunci : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF), Active-Assistive ROM Exercise, Hemiparesis, Stroke Iskemik.
EFEK ANGULAR JOINT MOBILIZATION DAN MAITLAND MOBILIZATION TERHADAP PERUBAHAN NYERI DAN RANGE OF MOTION PENDERITA FROZEN SHOULDER Rahmat Nugraha; Nurul Zaskia; Tiar Erawan; Miuh Thahir
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 12, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik12310

Abstract

Frozen shoulder is an inflammatory condition in which the connective tissue around the shoulder joint thickens and tightens, causing pain and loss of range of motion (ROM) both passively and actively with external rotation, abduction and internal rotation being the plane of motion that is disrupted. The method in this study is a quasi-experimental design with a randomized pretest-posttest two group, which aims to determine the difference in the effectiveness of the combination of Shortwave Diathermy (SWD) and Angular Joint Mobilization (AJM) or Shortwave Diathermy (SWD) and Maitland Mobilization in patients with Frozen shoulder in RSUD dr. La Palaloi Maros with a sample of 18 people, which were randomized into 2 groups, namely treatment group I was given SWD and AJM and treatment group II was given (SWD) and Maitland Mobilization. Paired sample t-test resulted in p value = 0.000 for external rotation, abduction and internal rotation ROM and VAS scale in treatment groups I and II, which means that there is an effect of the combination of SWD and AJM on reducing pain and increasing shoulder ROM. The results of the independent sample t-test were p = 0.000 for abduction exorotation, p = 0.006 internal rotation, and p = 0.001 on the VAS scale, which means that there is a significant difference between groups I and II. Furthermore, it was concluded that the combination of SWD and AJM was more effective than the combination of SWD and Maitland Mobilization for reducing pain and increasing shoulder ROM in patients with frozen shoulder.Keywords: shortwave diathermy; angular joint mobilization; Maitland mobilization; frozen shoulderABSTRAK Frozen shoulder adalah kondisi peradangan di mana jaringan ikat di sekitar sendi shoulder menebal dan mengencang, yang menyebabkan timbulnya nyeri dan hilangnya range of motion (ROM) secara pasif maupun aktif dengan eksternal rotasi, abduksi dan internal rotasi menjadi bidang gerak yang terganggu. Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain randomized pretest-posttest two group, yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas kombinasi Shortwave Diathermy (SWD) dan Angular Joint Mobilization (AJM) atau  Shortwave Diathermy (SWD) dan Maitland Mobilization pada penderita Frozen shoulder di RSUD dr. La Palaloi Maros dengan sampel sebanyak 18 orang, yang dirandomisasi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I diberikan SWD dan AJM dan kelompok perlakuan II diberikan (SWD) dan Maitland Mobilization. Paired sample t-test menghasilkan nilai p = 0,000 untuk ROM eksternal rotasi, abduksi dan internal rotasi dan skala VAS pada kelompok perlakuan I dan II, yang berarti ada pengaruh kombinasi SWD dan AJM terhadap penurunan nyeri dan peningkatan ROM shoulder. Hasil independent sample t-test adalah p = 0,000 untuk eksorotasiabduksi, p = 0,006 internal rotasi, dan p = 0,001 skala VAS, yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok I dan II. Selanjutnya disimpulkan bahwa kombinasi SWD dan AJM lebih efektif daripada kombinasi SWD dan Maitland Mobilization untuk menurunkan nyeri dan peningkatan ROM shoulder penderita frozen shoulder.Kata kunci: shortwave diathermy; angular joint mobilization; maitland mobilization; frozen shoulder
PENGARUH PENYULUHAN BAHAYA SEKS BEBAS MELALUI MEDIA VIRTUAL REALITY TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA Kurnia Rahma Syarif; Rahmat Nugraha; Muhammad Rezky; Yulianto Mahmud
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13, No 2 (2022): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v13i2.3063

Abstract

Masa remaja merupakan masa transisi yang dalam prosesnya terjadi banyak perubahan baik dari fisik maupun psikis. Salah satu perilaku menyimpang yang dapat dilakukan oleh remaja ialah perilaku seks bebas. Faktor yang cukup berpengaruh terhadap terjadinya seks bebas ialah kurangnya  pengetahuan tentang bahaya seks bebas, sehingga untuk menghindari faktor penyebab tersebut maka dibutuhkan pemberian informasi. Salah satu cara yang dapat digunakan ialah pelaksanaan penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan maka dibutuhkan media yang memadai untuk memaksimalkan dalam penyampaian informasi). Salah satu model yang dapat digunakan dengan melibatkan beberapa panca indera  seperti penglihatan, pendengaran dan sentuhan yaitu Virtual Reality. Virtual Reality (VR) merupakan suatu bentuk pengaplikasian teknologi untuk menciptakan suatu simulasi. Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif menggunakan metode quasy eksperimental dengan pendekatan post test nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini ialah mahasiswa/ mahasiswi jurusan DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar. Sedangkan sampelnya ialah Mahasiswa/ mahasiswi tingkat I jurusan DIII Keperawatan yang memenuhi kriteria. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahawa ada pengaruh penyuluhan bahaya seks bebas melalui media virtual reality terhadap tingkat pengetahuan remaja dibuktikan dengan nilai p value 0.001 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan setelah diberikan penyuluhan bahaya seks bebas melalui media virtual reality terhadap tingkat pengetahuan remaja
PENERAPAN SHORTWAVE DIATHERMY, MANUAL CORRECTION LATERAL SHIFT DAN CORE STABILITY PADA LUMBAR RADICULOPATHY Sudaryanto Sudaryanto; Arpandjam’an Arpandjam’an; Ainun Ainun; Rahmat Nugraha; Virny Dwiya Lestari
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v14i2.3148

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Shortwave Diathermy, Manual Correction Lateral Shift dan Core Stability pada Lumbar Radiculopathy di RSAD TK II Pelamonia Makassar. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalam pada 1 jenis kasus terhadap 2 sampel. Modalitas yang digunakan adalah shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability, sedangkan evaluasi yang digunakan untuk melihat kemajuan terapi adalah nyeri (VAS), Derajat SLR (goniometer), dan kemampuan aktivitas fungsional Oswestry Disability Indeks(ODI). Hasil penelitian berdasarkan pemeriksaan fisioterapi didapatkan diagnosa yaitu nyeri radikuler dan keterbatasan SLR akibat hernia nucleus pulposus lumbal, sedangkan problematik yang ditemukan adalah adanya nyeri radikuler, spasme otot, keterbatasan gerak dan gangguan aktivitas fungsional. Setelah dilakukan terapi berupa shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability sebanyak 8 kali intervensi didapatkan perubahan nilai VAS untuk nyeri gerak dari 8 menjadi 4, nyeri tekan dari 7 menjadi 3 dan nyeri diam dari 5 menjadi 2 pada pasien A sedangkan pasien B nyeri gerak dari 6 menjadi 3, nyeri tekan dari 5 menjadi 2 dan nyeri diam dari 3 menjadi 0. Untuk perubahan Derajat SLR setelah 8 kali intervensi didapatkan peningkatan dari 50o menjadi 75o pada pasien A, sedangkan pasien B terjadi peningkatan dari 60o menjadi 80o. Perubahan kemampuan aktivitas fungsional didapatkan juga peningkatan dengan presentase skor awal yaitu 48% termasuk disabilitas berat menjadi 30% yaitu disabilitas sedang pada pasien A dan pada pasien B didapatkan peningkatan dengan presentase skor awal yaitu 26% termasuk disabilitas sedang menjadi 18% yaitu disabilitas minimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability dapat memberikan efek terhadap penurunan nyeri radikuler, spasme otot, keterbatasan gerak dan gangguan aktivitas fungsional pada penderita lumbar radiculopathy.Kata Kunci: lumbar radiculopathy, shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability
PERBANDINGAN EFEK MOBILISASI SARAF DAN SPINAL MOBILIZATION WITH LEG MOVEMENT TERHADAP PENURUNAN NYERI FUNGSIONAL PADA LUMBAR RADICULOPATHY Sudaryanto, Sudaryanto; Erawan, Tiar; Nugraha, Rahmat; Maidah, St Khadijah Indah
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 18, No 1 (2023): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v18i1.3351

Abstract

Latar belakang : Lumbar radiculopathy merupakan kondisi yang menyebabkan rasa sakit dan kesemutan sepanjang distribusi saraf sciatic yang terkait dan dapat menyebabkan kelemahan serta keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Metode : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengaruh Mobilisasi saraf dan Spinal Mobilization With Leg Movement (SMWLM) terhadap penurunan nyeri fungsional pada penderita Lumbar radiculopathy. Desain penelitian adalah randomized pre test – post test two group design, yaitu terdapat 2 kelompok ; kelompok treatment 1 mendapatkan Mobilisasi Saraf dan kelompok treatment 2 mendapatkan SMWLM, kedua kelompok diberikan Short Wave Diathermy. Jumlah sampel berdasarkan kriteria inklusi adalah 20 orang, dirandomisasi kedalam 2 kelompok yaitu sebanyak 10 orang kelompok treatment 1 dan 10 orang kelompok treatment 2. Pengumpulan data diperoleh melalui pengukuran Patient Specifik Functional Scale (PSFS) di awal penelitian dan akhir penelitian. Hasil : Hasil uji paired sample t diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) baik pada kelompok treatment 1 dan kelompok treatment 2, yang berarti Mobilisasi Saraf dan SMWLM menghasilkan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri fungsional. Kemudian berdasarkan hasil uji independent sample t diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan rerata selisih yang signifikan antara kelompok treatment 1 dan kelompok treatment 2, dimana nilai rerata selisih kelompok treatment 2 (20%) > nilai rerata selisih kelompok treatment 1 (11,14%). Kesimpulan : Intervensi SMWLM menghasilkan penurunan nyeri fungsional yang lebih besar secara signifikan daripada intervensi Mobilisasi saraf pada penderita Lumbar Radiculopathy.Kata Kunci : Mobilisasi Saraf, Spinal Mobilization With Leg Movement, Nyeri Fungsional, Lumbar Radiculopathy
PERBANDINGAN EFEK MOBILISASI SARAF DAN SPINAL MOBILIZATION WITH LEG MOVEMENT TERHADAP PENURUNAN NYERI FUNGSIONAL PADA LUMBAR RADICULOPATHY Sudaryanto Sudaryanto; Tiar Erawan; Rahmat Nugraha; St Khadijah Indah Maidah
Media Kesehatan Politeknik Makassar Vol 18 No 1 (2023): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v18i1.433

Abstract

Latar belakang : Lumbar radiculopathy merupakan kondisi yang menyebabkan rasa sakit dan kesemutan sepanjang distribusi saraf sciatic yang terkait dan dapat menyebabkan kelemahan serta keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Metode : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengaruh Mobilisasi saraf dan Spinal Mobilization With Leg Movement (SMWLM) terhadap penurunan nyeri fungsional pada penderita Lumbar radiculopathy. Desain penelitian adalah randomized pre test – post test two group design, yaitu terdapat 2 kelompok ; kelompok treatment 1 mendapatkan Mobilisasi Saraf dan kelompok treatment 2 mendapatkan SMWLM, kedua kelompok diberikan Short Wave Diathermy. Jumlah sampel berdasarkan kriteria inklusi adalah 20 orang, dirandomisasi kedalam 2 kelompok yaitu sebanyak 10 orang kelompok treatment 1 dan 10 orang kelompok treatment 2. Pengumpulan data diperoleh melalui pengukuran Patient Specifik Functional Scale (PSFS) di awal penelitian dan akhir penelitian. Hasil : Hasil uji paired sample t diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) baik pada kelompok treatment 1 dan kelompok treatment 2, yang berarti Mobilisasi Saraf dan SMWLM menghasilkan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri fungsional. Kemudian berdasarkan hasil uji independent sample t diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan rerata selisih yang signifikan antara kelompok treatment 1 dan kelompok treatment 2, dimana nilai rerata selisih kelompok treatment 2 (20%) > nilai rerata selisih kelompok treatment 1 (11,14%). Kesimpulan : Intervensi SMWLM menghasilkan penurunan nyeri fungsional yang lebih besar secara signifikan daripada intervensi Mobilisasi saraf pada penderita Lumbar Radiculopathy. Kata Kunci : Mobilisasi Saraf, Spinal Mobilization With Leg Movement, Nyeri Fungsional, Lumbar Radiculopathy
PERBEDAAN PENGARUH PNF DAN A-AROM EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESIS POST STROKE ISKEMIK: Different Effect Of PNF And A-AROM Exercise On Increased Muscle Strength Of Ischemic Hemiparesis Post Stroke Patients Kristian Timow; Sri Saadiyah; Muh Thahir; rahmat Nugraha; Hasnia Ahmad
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 1 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i1.44

Abstract

Latar belakang : Stroke Iskemik merupakan kondisi klinis yang terjadi akibat adanya penyumbatan di pembuluh darah otak sehingga merusak jaringan dibagian tertentu pada otak. Metode : Penelitian quasi eksperimental dengan desain two group pre test – post test, bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik. Dilaksanakan di Klinik Inggit Medical Centre dengan sampel sebanyak 34 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi, di randomisasi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I yang diberikan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan kelompok perlakuan II yang diberikan Active-Assistive ROM Exercise. Hasil : Analisis uji wilcoxon test diperoleh p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,008 untuk AGB pada kelompok perlakuan I, dan p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,046 untuk AGB pada kelompok perlakuan II, yang berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot. Kemudian, berdasarkan uji Mann-Whitney di peroleh nilai p = 1,000 untuk AGA dan p = 0,279 untuk AGB, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II. Kesimpulan : Latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) tidak lebih efektif daripada Active-Assistive ROM Exercise dalam menghasilkan peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik. Kata Kunci : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF), Active-Assistive ROM Exercise, Hemiparesis, Stroke Iskemik.
PENERAPAN SHORTWAVE DIATHERMY, MANUAL CORRECTION LATERAL SHIFT DAN CORE STABILITY PADA LUMBAR RADICULOPATHY: Application Of Shortwave Diathermy, Manual Correction Lateral Shift And Core Stability In Lumbar Radiculopathy Sudaryanto Sudaryanto; Arpandjaman arpandjaman; Ainun Ainun; Rahmat Nugraha; Virny Dwiya Lestari
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 2 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i2.48

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Shortwave Diathermy, Manual Correction Lateral Shift dan Core Stability pada Lumbar Radiculopathy di RSAD TK II Pelamonia Makassar. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalam pada 1 jenis kasus terhadap 2 sampel. Modalitas yang digunakan adalah shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability, sedangkan evaluasi yang digunakan untuk melihat kemajuan terapi adalah nyeri (VAS), Derajat SLR (goniometer), dan kemampuan aktivitas fungsional Oswestry Disability Indeks(ODI). Hasil penelitian berdasarkan pemeriksaan fisioterapi didapatkan diagnosa yaitu nyeri radikuler dan keterbatasan SLR akibat hernia nucleus pulposus lumbal, sedangkan problematik yang ditemukan adalah adanya nyeri radikuler, spasme otot, keterbatasan gerak dan gangguan aktivitas fungsional. Setelah dilakukan terapi berupa shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability sebanyak 8 kali intervensi didapatkan perubahan nilai VAS untuk nyeri gerak dari 8 menjadi 4, nyeri tekan dari 7 menjadi 3 dan nyeri diam dari 5 menjadi 2 pada pasien A sedangkan pasien B nyeri gerak dari 6 menjadi 3, nyeri tekan dari 5 menjadi 2 dan nyeri diam dari 3 menjadi 0. Untuk perubahan Derajat SLR setelah 8 kali intervensi didapatkan peningkatan dari 50o menjadi 75o pada pasien A, sedangkan pasien B terjadi peningkatan dari 60o menjadi 80o. Perubahan kemampuan aktivitas fungsional didapatkan juga peningkatan dengan presentase skor awal yaitu 48% termasuk disabilitas berat menjadi 30% yaitu disabilitas sedang pada pasien A dan pada pasien B didapatkan peningkatan dengan presentase skor awal yaitu 26% termasuk disabilitas sedang menjadi 18% yaitu disabilitas minimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability dapat memberikan efek terhadap penurunan nyeri radikuler, spasme otot, keterbatasan gerak dan gangguan aktivitas fungsional pada penderita lumbar radiculopathy. Kata Kunci: lumbar radiculopathy, shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability
EFEKTIVITAS ACTIVE CYCLE OF BREATHING TECHNIQUE TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX PADA INDIVIDU PENYINTAS COVID-19 DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MAKASSAR : Effectiveness Of The Active Cycle Of Breathing Technique On Increasing Vo2 Max In Individual Survival Of Covid-19 In Makassar Lung Health Center Virny Dwiya; Rahmat Nugraha; Supartina Hakim; Nurawalia Syahri
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15 No 1 (2023): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v15i1.54

Abstract

Latar Belakang: Virus Corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV- 2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. (WHO,2020). Individu penyintas COVID-19 merupakan individu yang telah terkena dan sembuh dari COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan negative dari Test PCR (polymerase chain reaction). Test PCR merupakan metode pemeriksaan virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus. Individu penyintas COVID-19 memiliki penurunan nilai VO2 Max dan penurunan Kapasitas Vital Paru (KVP), dengan Latihan Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) yang terdiri dari Breathing Control (BC), Thoracic Expansion Exercise (TEE), dan Forced Expiration Technique (FET) dapat meningkatkan nilai VO2 Max dan Kapasitas Vital Paru (KVP). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ACBT terhadap peningkatan nilai VO2 Max dan peningkatan kapasitas fungsional individu penyintas COVID-19. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experiment dengan pre–post test design with one group dengan menggunakan accidental sampling, sebanyak 15 orang individu penyintas COVID-19 di BBKPM Makassar. Alat ukur VO2 Max menggunakan 6 Minutes Walking Test (6MWT). Hasil: Berdasarkan hasil uji hipotesis, didapatkan hasil dengan pemberian latihan Active Cycle of Breathing Technique didapatkan nilai mean pretest sebesar 9,04 ± 0,479, nilai posttest sebesar 9,68 ± 0,307, dan nilai p sebesar 0,000 atau < 0,05. Ini berarti ada perbedaan pengaruh nilai VO2 Max sebelum dan sesudah pemberian latihan Active Cycle of Breathing Technique dengan nilai p = 0,000 < 0,05. Artinya pemberian latihan Active Cycle of Breathing Technique mempunyai pengaruh terhadap peningkatan VO2 Max pada individu pasca COVID-19. Kesimpulan : Latihan Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) efektif dalam membantu peningkatan VO2 Max pada individu penyintas Covid-19 di Balai Besar Kesehatan Paru Makassar Kata Kunci: Active Cycle of Breathing Technique (ACBT), VO2 Max, 6 Minutes Walking Test
ANALISIS KEJADIAN SKOLIOSIS PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN SUDIANG TAHUN 2023: Analysis of the Incident of Scoliosis in Elementary School at Sudiang District 0n 2023 Rahmat Nugraha; Andi Halimah; Aco Tang; Burhan
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15 No 2 (2023): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v15i2.381

Abstract

Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis ini sepintasterlihat sangat sederhana. Tujuan dari penelitian adalah Untuk mengetahui anak Sekolah Dasar Pajjaiang Sudiang Kecamatan Biringkanaya Makassar berdasarkan cara penggunaan tas, berat tas yang digunakan dan lama menggunakan tas .Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Pajjaiang Sudiang pada Maret – Juli 2023. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Metode penelitian ini adalah metode cross sectional dengan sampel berjumlah 60 orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan jumlah murid karena beban tas sekolah yang membawa tas dengan beban ringan lebih banyak, dibandingkan yang membawa tas dengan beban berat. Jumlah murid berdasarkan lama penggunaan tas yaitu selama 4 tahun, 5 tahun dan 6 tahun adalah sama. Jumlah murid berdasarkan cara menggunakan tas dengan cara yang benar lebih banyak daripada jumlah murid yang menggunkan tas dengan cara yang kurang benar. Kemudian, jumlah murid yang tidak mengalami skoliosis lebih banyak daripada yang mengalami scoliosis. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada pengaruh cara penggunaan tas , berat tas yang digunakan ,dan lama menggunakan tas terhadap kejadian skoliosis pada anak kelas IV-VI Sekolah Dasar Pajjaiang Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.