Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan

CONNECTIVITY OF BIVALVES BETWEEN MANGROVE AND SEAGRASS ECOSYSTEMS IN KELAPA DUA ISLANDS: KONEKTIVITAS BIVALVIA ANTARA EKOSISTEM MANGROVE DAN LAMUN DI PULAU KELAPA DUA Srimariana, Endang Sunarwati; Ningtyas, Azizah Lutfia; Lestari, Dea Fauzia; Subhan, Beginer; Zamani, Neviaty Putri; Sidabutar, Tumpak
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 16 No 2 (2025): MEI 2025
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.16.198-211

Abstract

Pulau Kelapa Dua, bagian dari Kepulauan Seribu, kaya akan keanekaragaman hayati dalam ekosistem mangrove dan lamun. Bivalvia berfungsi sebagai bioindikator yang penting untuk menilai kesehatan ekosistem ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan keanekaragaman bivalvia antara lingkungan mangrove dan lamun dan mempelajari hubungan bivalvia pada kedua habitat ini. Data dikumpulkan melalui survei kepadatan mangrove dan lamun, pengukuran kualitas air, dan analisis sedimen. Metode transek garis dan plot digunakan untuk pengamatan mangrove, sedangkan metode Seagrass Watch diterapkan untuk pengamatan lamun. Sampel bivalvia dikumpulkan menggunakan pipa PVC (hingga kedalaman 10 cm) untuk individu di bawah permukaan dan survei visual untuk spesies yang terlihat di permukaan. Substrat berpasir di pulau ini mendukung berbagai spesies bivalvia. Sebanyak lima belas spesies bivalvia dari enam famili teridentifikasi: Tellinidae, Cardiidae, Veneridae, Lucinidae, Donacidae, dan Pinnidae. Kepadatan bivalvia secara signifikan lebih tinggi di ekosistem lamun (1.029 ind./100 m²) dibandingkan dengan ekosistem mangrove (366 ind./100 m²), dengan famili Tellinidae menunjukkan kepadatan tertinggi (664 ind./100 m²). Indeks ekologi menunjukkan kondisi yang stabil, dengan komunitas bivalvia yang beragam dan tersebar merata, mencerminkan lingkungan yang sehat. Analisis korespondensi mengungkapkan bahwa spesies bivalvia lebih terkonsentrasi di stasiun yang merepresentasikan ekosistem lamun, menegaskan hubungan yang lebih erat dengan habitat lamun.
CORAL REEF HEALTH ASSESSMENT ON THE EAST COAST OF KEI BESAR ISLAND, SOUTHEAST MALUKU: PENILAIAN KESEHATAN TERUMBU KARANG DI PESISIR TIMUR PULAU KEI BESAR, MALUKU TENGGARA Lestari, Dea Fauzia; Ayuningtias, Astri; Srimariana, Endang Sunarwati
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 16 No 3 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.16.302-312

Abstract

Pulau Kei Besar di Maluku Tenggara memiliki potensi terumbu karang yang signifikan, menjadikannya daerah yang penting secara ekologis dan memiliki peluang pengembangan yang besar. Seperti terumbu karang pesisir lainnya, terumbu karang di sekitar Pulau Kei Besar sangat rentan terhadap bahaya signifikan yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia dan tekanan lingkungan. Salah satu langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan mengetahui kondisi ekosistem dengan melakukan analisis kesehatan terumbu karang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis indeks kesehatan terumbu di perairan pesisir timur Pulau Kei Besar. Penelitian lapang dilaksanakan pada 3-18 November 2018 di enam lokasi di wilayah pesisir timur Pulau Kei Besar. Lokasi-lokasi ini dipilih karena merupakan area padat penduduk di pesisir timur. Hasilnya menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang di pesisir timur Kei Besar tergolong pada kategori sedang hingga tinggi. Tutupan karang keras (hard coral) berkisar antara 27% (terendah di Hollat) hingga 78.67% (tertinggi di Fako). Biomassa ikan target bervariasi dari 32.92 kg/ha (terendah di Kilwait) hingga 311.41 kg/ha (tertinggi di Weduar). Indeks kesehatan terumbu karang di pantai timur Pulau Kei Besar secara umum memiliki skor 6 dari total 10 dan hanya Hollat yang memiliki skor 5.