Claim Missing Document
Check
Articles

Why SOGIE (Sexual Orientation, Gender Identity and Expression)? Candraningrum, Dewi
Jurnal Perempuan Vol 20, No 4 (2015): Plurality of Gender & Sexualities
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bill Draft on the Elimination of Sexual Violence Candraningrum, Dewi
Jurnal Perempuan Vol 21, No 2 (2016): Bill Draft on the Elimination of Sexual Violence
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hana Salomina Hikayobi: “Compelled to voice the Voiceless” Candraningrum, Dewi; Dhewy, Anita
Jurnal Perempuan Vol 20, No 4 (2015): Plurality of Gender & Sexualities
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

"Three Earthly Bodies" Candraningrum, Dewi
Jurnal Perempuan Vol 19, No 1 (2014): Women Bodies in Ecology
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SRHR (Sexual & Reproductive Health & Rights) & Climate Change Candraningrum, Dewi
Jurnal Perempuan Vol 20, No 3 (2015): SRHR (Sexual & Reproductive Health & Rights) & Climate Change
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Women’s Labors in International Market: Mother’s Love, Agency and Plurality of Activism Politics Candraningrum, Dewi
Jurnal Perempuan Vol 20, No 2 (2015): International Gender Instrument: Beijing +20
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Activism of international women’s labors does not deal with one version of global action yet manifesting in pluralism of actions with divergent and different forms. Many faces of Asia-Pacifics women’s movements, for example, are having multiple expressions in engaging with emancipatory politics at all levels. Effort to generalize their fights, resistance, and resilience will at the end reduce the capacity of their political movement in terms of framework, tradition, generation, ethnicity and nationalism. Women are collectively challenging the injustice, violence, and inequality by demonstrating differences which are linguistically, geographically and culturally defined. Thus, flexibility of action and resilience is the best cure to patriarchy. Keywords:
When Bulls No Longer Drink Water under Keningar Trees: Women’s Worldview at Mount Merapi Candraningrum, Dewi
Jurnal Perempuan Vol 19, No 1 (2014): Women Bodies in Ecology
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Filsafat ekofeminisme telah mulai memasuki lokus perdebatan bagaimana dia memandang hubungan antara identitas manusia dan percakapan antara manusia, binatang dan alam. Sebelumnya dan masih hidup secara permanen dalam pandangan dunia masyarakat modern bahwa binatang dan alam adalah segala sesuatu yang dikaitkan dengan instrumentalisasi perikehidupan manusia. Perikehidupan selalu dikaitkan dengan kemanusiaan. Perikehidupan manusia memutus dirinya pada kebutuhan-kebutuhan dirinya, sandang-pangannya, tanah-rumahnya, dan segala kenyamanan-kenyamanan yang didapat dari alam dan binatang. Binatang adalah piara, alam adalah instrumen sumber daya untuk eksploitasi tanpa mempertimbangkan keberlanjutannya, tanpa mempertimbangkan sirkularitas ekosistem, ketergantungan antara alam, manusia dan binatang. Manusia meletakkan identitas dirinya secara superior di atas kedua elemen tersebut. Manusia tak lagi dapat mewarisi apa-apa yang ada dalam artefak nenek-moyangnya, dari candi-candi purba, yang mewariskan kesatuan dengan alam, dengan binatang, dengan tumbuhan, dengan Riset 132 pohon-pohon. Modernitas dan kapitalisme telah menceraikan manusia dari kesatuan itu: dari keterkaitan, dari kesetaraan, dari aksi kasihsayang, terhadap alam, terhadap binatang, terhadap pohon-pohon.
Self, Body, and Relation: a Study of FTM Transgender in Jakarta Agustine, Sri; Sutrisno, Evi Lina; Candraningrum, Dewi
Jurnal Perempuan Vol 20, No 4 (2015): Plurality of Gender & Sexualities
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The existence of Male to Female (MTF) or in Indonesian word known as Waria is more popular than Female to Male (FTM). Existence of FTM or someone biologically born as woman but identified herself as man is not well-researched and well-documented. That is why this group is difficult to be identified in the public discourse. Jakarta was chosen in this research as this city represented FTM from other areas around Indonesia. This study found that someone that biologically woman is not otomatically identified herself as woman. The process of self-definition is fluid. In the process of finding the self, FTM faced violences from states, society, work-place, and family.
How are Women's Human Rights? Candraningrum, Dewi
Jurnal Perempuan Vol 20, No 2 (2015): International Gender Instrument: Beijing +20
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1409.052 KB)

Abstract

Women's Status in the Governance Candraningrum, Dewi
Jurnal Perempuan Vol 19, No 4 (2014): Women in 2014 Cabinet
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.725 KB)

Abstract