D.P.M.A. CANDRAWATI
Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG TELUR DALAM RANSUM TERHADAP KOMPOSISI FISIK KARKAS BURUNG PUYUH UMUR 10 MINGGU M. M., Rano; Candrawati, D.P.M.A.; Wirapartha, M.
Jurnal Peternakan Tropika Vol 11 No 3 (2023): Vol. 11 No. 3 Tahun 2023
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung cangkang telur dalam ransum terhadap komposisi fisik karkas burung puyuh umur 10 minggu, dilaksanakan di Perumahan Pasraman Unud, Blok F-30 dan Laboratorium Ternak Unggas Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, selama 4 minggu. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan menggunakan 4 ekor burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica). Perlakuan ransum terdiri dari: P0: Tanpa penambahan tepung cangkang telur dalam ransum; P1: penambahan 4% tepung cangkang telur dalam ransum; P2: penambahan 6% tepung cangkang telur dalam ransum; P3: penambahan 8% tepung cangkang telur dalam ransum. Variabel yang diamati meliputi bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, dan komposisi fisik karkas (persentase daging, persentase tulang, persentase lemak termasuk kulit). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bobot potong burung puyuh Coturnix-coturnix japonica yang diberi penambahan 4% (P1), 6% (P2), dan 8% (P3) tepung cangkang telur dalam ransum nyata (P<0,05) lebih tinggi daripada kontrol (P0). Bobot karkas berpengaruh nyata (P<0,05) dibanding perlakuan kontrol (P0). Persentase karkas berpengaruh nyata (P<0,05) dibanding perlakuan kontrol (P0). Komposisi fisik karkas (persentase daging) berpengaruh nyata (P<0,05) dibanding perlakuan kontrol (P0). Persentase tulang dan persentase lemak termasuk kulit burung puyuh perlakuan P1, P2, dan P3 tidak berpengaruh nyata (P>0,05) dengan kontrol P0. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penambahan tepung cangkang telur pada level pada level 4%, 6%, dan 8% dalam ransum dapat meningkatkan bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, dan komposisi fisik karkas bagian daging, tetapi memberi hasil yang sama terhadap persentase tulang dan persentase lemak termasuk kulit burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) umur 10 minggu. Kata kunci: Coturnix-coturnix japonica, komposisi fisik karkas, cangkang telur
PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN KULIT KACANG KEDELAI TERFERMENTASI DENGAN RAGI TAPE TERHADAP KARKAS DAN KADAR KOLESTEROL DAGING ITIK BALI JANTAN UTAMI, I A P.; BIDURA, I G.N.G.; WARMADEWI, D. A.; CANDRAWATI, D.P.M.A.; PUSPANI, E.; PARTAMA, I B. G.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.171 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Denpasar, Bali yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan 15%pakan serat (pollard dan kulit ari kacang kedelai) dengan dan tanpa terfermentasi dengan ragi tape (Saccharomycessereviseae) dalam ransum terhadap karkas dan kadar kolesterol daging itik bali jantan umur 2-8 minggu.Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima macam perlakuandan lima kali ulangan. Tiap ulangan (unit percobaan) menggunakan 4 ekor itik bali jantan umur dua minggudengan berat badan homogen (246±12,75 g). Ke lima perlakuan yang dicobakan, yaitu itik yang diberi ransum basaltanpa penggunaan kulit gandum, kulit ari kacang kedelai, dan ragi sebagai kontrol (A); ransum dengan penggunaankulit gandum 15% (B); ransum dengan kulit gandum 15% terfermentasi 0,20% ragi tape (C); ransum dengan penggunaankulit ari kacang kedelai 15% (D); dan ransum dengan kulit ari kacang kedelai 15% terfermentasi 0,20%ragi tape (E); Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Variabel yang diamati, yaitu berat karkas, persentasekarkas, lemak abdominal, dan kadar kolesterol daging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 15% pollard(B) dan 15% kulit ari kacang kedelai (D) ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat potong,berat karkas, dan persentase karkas itik, dibandingkan dengan kontrol (A). Penggunaan 15% pollard (C) dan kulitari kacang kedelai (E) terfermentasi ragi pada itik nyata (P<0,05) meningkatkan berat potong dan berat karkasitik dibandingkan dengan tanpa fermentasi, serta memberikan hasil yang sama (P>0,05) dibandingkan dengankontrol. Penggunaan 15% pollard dan kulit ari kacang kedelai terfermentasi, secara nyata (P<0,05) menurunkanpersentase lemak abdomen dan kadar kolesterol daging itik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwapenggunaan pollard dan kulit ari kacang kedelai 15% dalam ransum tidak berpengaruh terhadap karkas itik baliumur 2-8 minggu. Penggunaan 15% pollard dan kulit ari kacang kedelai terfermentasi dengan ragi tape dalam ransumdapat menurunkan lemak abdomen dan kadar kolesterol daging itik.
PENGARUH PENGGUNAAN DAUN KATUK (SAURUPUS ANDROGYNUS) DAN DAUN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM) DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER1) BIDURA, I G. N. G.; CANDRAWATI, D.P.M.A.; SUMARDANI, N.L.G.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 10 No 1 (2007)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.932 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Tabanan, Bali untuk mempelajari pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Saurupus androgynus) dan daun bawang putih (Allium sativum), serta kombinasinya dalam ransum terhadap penampilan ayam broiler umur 2 ? 7 minggu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lenglap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah ransum tanpa penggunaan daun katuk atau bawang putih sebagai kontrol (A), ransum dengan 3 % tepung daun katuk (B), 3 % daun bawang putih (C), dan 1,5 % tepung daun katuk + 1,5 % tepung daun bawang putih (D). Semua ransum dalam bentuk tepung, isokalori (ME : 2900 kkal/kg), and isoprotein (CP : 20 %). Ransum dan air minum diberikan secara ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum dan air minum, berat badan akhir, dan pertambahan berat badan ayam pada perlakuan B, C, dan D secara nyata (P<0,05) meningkat jika dibandingkan dengan kontrol (A). Penggunaan 3 % tepung jerami bawang putih (C) lebih efektif untuk meningkatkan penampilan ayam jika dibandingkan dengan tepung daun katuk (B) atau kombinasi keduanya (D). Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung daun katuk, bawang putih, dan kombinasinya dalam ransum ternyata dapat meningkatkan pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum ayam broiler umur 2 ? 7 minggu. Penggunaan tepung daun bawang putih lebih efektif dalam meningkatkan pertambahan berat badan ayam broiler umur 2 ? 7 minggu jika dibandingkan dengan daun katuk atau kombinasi keduanya.