Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Investigasi Permukaan Besi Square Hollow Hasil Pengerollan menggunakan Teknologi Mesin Roller Bending Eko Saputra; Carli Carli; Hartono Hartono; Sunarto Sunarto; Ali Sai'in
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 18, No 1 (2023): Volume 18, Nomor 1, April 2023
Publisher : Mechanical Engineering Department - Semarang State Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/jrm.v18i1.4382

Abstract

Industri skala kecil menengah saat ini masih banyak dijumpai menggunakan teknologi penunjang produksi secara manual menggunakan tenaga manusia, salah satunya adalah industri pembuat tralis atau rangka. Banyak industri kecil saat ini masih melakukan pengerolan besi dengan metode manual, dengan cara memotong sebagian (menyobek) square hollow. Metode manual ini menghasilkan kualitas pengerolan yang tidak rapi dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Solusi yang dapat dilakukan agar kualitas pengerolan rapi adalah dengan mengeroll menggunakan mesin pengerol. Namun teknologi mesin roller juga memiliki keterbatasan radius pengerolan sehingga produk pengerolan tidak akurat. Indikator kualitas pengerolan adalah muncul tidaknya kerutan pada permukaan besi hasil pengerolan. Beberapa faktor penyebab ketidak akuratan tersebut adalah dimensi profil dan ketebalan besi square hollow yang bervariasi. Semakin kecil dimensi profile besi square hollow maka sulit dilakukan pengerolan. Berdasarkan survey literature, belum ditemukan investigasi pengaruh variasi radius terhadap kerutan pada permukan besi square hollow, padahal kualitas terbaik dari permukaan hasil pengerollan sangat disukai oleh pelanggan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi kualitas besi square hollow akibat variasi radius pengerolan. Pengerolan dilakukan pada besi square hollow ukuran 20×20 mm dan 40×40 mm dengan variasi radius pengerolan yang dilakukan adalah 2000 mm, 1500 mm, 1000 mm, 750 mm, dan 500 mm. Hasil pengujian menggunakan square hollow ukuran 20×20 mm dan 40×40 mm menghasilkan radius pengerolan yang dapat dibuat paling kecil adalah 500 mm, dengan kondisi permukaan pada square hollow 20×20 mm yang masih bagus dan 40×40 mm sudah muncul kerutan.
Pengaruh Kecepatan Potong Mesin CNC Laser Cutting terhadap Akurasi Potong untuk Efisiensi Proses Blanking Sunarto Sunarto; Bambang Tjahjono; Hartono Hartono; Carli Carli; Riles Melvy Wattimena; Ali Sai’in; M. Showi Nailul Ulum; Nur Hidayati; Gutomo Gutomo; Eko Saputra
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 18, No 3 (2023): Volume 18, Nomor 3, Desember 2023
Publisher : Mechanical Engineering Department - Semarang State Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/jrm.v18i3.5115

Abstract

Saat ini proses blanking dapat digantikan dengan mesin laser cutting. Namun proses laser cutting dapat memotong lebih cepat atau lambat bergantung waktu pemotongan. Jika waktu pemotongan tidak tepat, maka hasil pemotongan bisa tidak sesuai. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kecepatan porong terhadap akurasi pemotongan. Dalam rangka mendukug penelitian ini, maka dibuatlah rancang bangun mesin laser cutiing yang dilengkapi dengan motor stepper, motherboard, coupling, dan input sumbemya. Proses pengujian pertama CNC laser cutting diode dengan daya laser 20 watt mampu melakukan cutting pada bahan akrilik berwarna hitam ketebalan 2 mm dengan waktu tercepat yaitu 56 detik, dan mampu melakukan cutting pada bahan akrilik berwarna hitam ketebalan 4 mm dengan waktu tercepat yaitu 102 detik. Proses evaluasi/pengujian kedua yaitu pemotongan akrilik dengan tebal 2 mm dan 4 mm menggunakan daya 100% diperoleh data sebagai berikut; hasil ukuran dari pemotongan tebal 2 mm mendapatkan akurasi sebesar 99,40% dengan kecepatan potong 120 hingga 220 mm/menit, dan hasil ukuran dari pemotongan tebal 4 mm mendapatkan akurasi sebesar 99,50% dengan kecepatan potong 60 hingga 110 mm/menit. Fase akhir presentasi menghasilkan pemodelan mesin CNC laser cutting diode daya 20 watt dengan dimensi mesin 570 × 550 × 18 mm, work area 400 × 430 × 18 mm dan bobot mesin 6 kg, dapat dijalankan dengan PC/laptop melalui software Lightburn dan Laser GRBL.
Pengembangan Desain Teknologi Mesin Roller Bending untuk Besi Square Hollow Saputra, Eko; Carli, Carli; Sunarto, Sunarto; Sai'in, Ali
Jurnal Rekayasa Mesin Vol. 19 No. 3 (2024): Volume 19, Nomor 3, Desember 2024
Publisher : Mechanical Engineering Department - Semarang State Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/jrm.v19i3.6045

Abstract

Kebutuhan mesin roller bending yang mampu melakukan bending dalam jumlah banyak meningkat imbas dari peningkatan jumlah rumah yang membutuhkan jasa dibidang tralis. Beberapa penelitian di bidang roller bending telah menciptakan mesin roller bending dengan satu stasiun roller. Padahal kebutuhan mesin roller bending yang mampu melakukan bending dalam kapasitas banyak diperlukan. Oleh karena hal itu, penelitian tentang mesin roller bending dengan kapasitas besar diperlukan. Dengan melakukan langkah-langkah penelitian pengembangan atau riset and development (R&D), maka ditargetkan terciptanya mesin roller bending hasil penelitian pengembangan. Tujuan penelitian ini adalah pengembangan mesin roller bending dari rancangan sebelumnya agar bisa diperoleh mesin yanag lebih efektif. Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa mesin dapat memproduksi lebih banyak 4x lipat dan menghasilkan hasil kerutan yang lebih baik yaitu muncul pada radius pengerolan 1000 mm.
PENGARUH ORIENTASI SERAT GELAS JENIS WOVEN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN LENTUR BAHAN KOMPOSIT MATRIKS POLYESTER Carli, Carli; S. A, Widyanto
Technologic Vol 3 No 1 (2012): Technologic
Publisher : LPPM Politeknik Astra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada penelitian ini membahas tentang pengaruh orientasi serat gelas terhadap kekuatan tarik dan lentur pada komposit serat gelas / polyester , jumlah lapisan serat sebanyak 6 lembar, arah serat 0/90˚ dan ± 45˚ dengan fraksi volume serat 20%. Serat gelas dipilih karena memiliki kekuatan, kekakuan, ringan, tahan terhadap korosi, serta tahan temperatur tinggi sehingga cocok untuk pembuatan elemen mesin seperti automobile , pesawat terbang maupun maritim. Metode dalam pembuatan sampel komposit adalah dengan metode Hand Lay-Up,. Alat untuk menguji spesimen adalah mesin ujitarik dan mesin uji bending, spesimen uji bending menggunakan standar uji ASTM D 6272 dengan metode Four-Point Bending, sedangkan untuk uji tarik menggunakan standar uji ASTM D 3039. Hasil pengujian tarik dan bending menunjukkan bahwa komposit serat gelas dengan dengan orientasi serat 0/90˚memiliki kekuatan tarik maksimum dan Modulus Elastisitas lebih tinggi bila dbandingkan dengan orientasi serat ±45˚.sebaliknya dilihat dari kelenturannya komposit orientasi serat ±45˚ nilai defleksi lebih tinggi (lebih lentur).