Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Perbandingan Biaya Pekerjaan Bekisting Konvensional dan Bekisting Sistem Pada Bangunan Gedung Oni Guspari; Mafriyal Mafriyal; Rahmi Hidayati; Zulfira Mirani; Picko Wike Amelia
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 19 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jirs.v19i1.740

Abstract

Formwork is a temporary concrete mold that holds the concrete from fresh concrete until the concrete reaches sufficient strength. Besides the strength and easy to implementation, the cost of formwork is important thing to consider. In this study, the cost of column, beam and floor slab formwork will be analyzed by comparing the conventional formwork and system formwork on the 1st floor of the IAIN Bukittinggi Laboratory Development Project. This research begins by collecting the main data, namely shop drawings so that the volume and also cost of formwork can be calculated. For analysis conventional formwork using the unit price analysis based on the PUPR Ministerial Regulation 2018, but for price of materials and worker wages based on the Bukittinggi area in 2019. While for system formwork, the rental price based on formwork and scaffolding company, PT. Wijaksana Perkasa Beton. The result of this study indicated that for the 1st floor of the Laboratory Development Project of IAIN Bukittinggi, the cost of system formwork is more expensive than conventional formwork, i.e Rp 381,260,039.29 for system formwork compared to Rp 336,629,299.41 for conventional formwork. The results of this study also have not compared of the speed and ease of carrying out the work between the two types of formwork which will be investigated in the next stage.
Studi Perbandingan Pondasi Tiang Pancang dengan Pondasi Bore Pile (Studi Kasus: Pelaksanaan Pembangunan Pondasi Tower Grand Kamala Lagoon-Bekasi) Mafriyal Muluk; Desmon Hamid; Satwarnirat Satwarnirat; Dalrino Dalrino; Melia Santi
JURNAL TEKNIK SIPIL ITP Vol 7, No 1 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL (JTS) ITP
Publisher : LP2M ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran pondasi pada pembangunan struktur bawah pelaksanaan gedung menjadi sangat penting. Pemilihan jenis pondasi yang sesuai akan memperlancar proses pekerjaa tersebut, sehingga perlu perencanaan yang baik sehinga mendapatkan hasil secara efesien yang sesuai dengan kondisi di lapangan tertentu yang meliputi pengendalian waktu, biaya dan metode pelaksanaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perbandingan pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang dengan pondasi bore pile pada pekerjaan Pondasi Tower Grand Kamala Lagoon - Bekasi, mengidentifikasi kendala/permasalah yang sering terjadi pada pekerjaan fondasi grand kamala lagoon-Bekasi dan aspek yang paling mempengaruhi terhadap biaya dan waktu pelaksanaan. Berdasarkan analisa biaya, pondasi tiang pancang memerlukan anggaran biaya sebesar Rp. 14,047,100,000.00 (Empat Belas Milyar Empat Puluh Tujuh Juta Seratus Ribu Rupiah). Sedangkan pondasi bore pile memerlukan anggaran biaya sebesar Rp 12,736,500,000.00 (Dua Belas Milyar Tujuh Ratus Tiga Puluh Enam Juta Lima Ratus Ribu Rupiah). Selisih harga pada pekerjaan pemancangan tiang pancang sebesar 2,192,800,000.00 (Dua Milyar Seratus Sembilan Puluh Dua Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah). Berdasarkan hasil analisa durasi, diketahui bahwa pondasi tiang pancang memerlukan waktu 114 hari, sedangkan pondasi bore pile 84 hari. Berdasarkan hasil analisa biaya dan waktu, pondasi yang paling tepat dan dapat digunakan dalam pekerjaan pada pembangunan Pondasi Tower Grand Kamala Lagoon-Bekasi adalah pondasi bore pile, karena yang pailing cocok pada aspek lingkungan dilapangan yang kawasan padat penduduk, biaya yang lebih efesien dibandingkan pondasi tiang pancang dan durasi yang lebih cepat.Kata kunci: Pondasi Tiang Pancang, Pondasi Bore Pile, Biaya, Waktu, Pondasi Tower Grand KamalaLagoon- Bekasi
Analisa Biaya Dan Waktu Penggunaan Aluma System dan Scaffolding Proyek Arandra Residence Jakarta Mafriyal; Monika Natalia; Hendra Alexander; Febri syah; Aprilian Ambar Putra
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 8 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/siklus.v8i1.9560

Abstract

Biaya bekisting/perancah termasuk komponen biaya terbesar pada pekerjaan struktur bertingkat. Dari total biaya konstruksi, perkiraan biaya bekisting adalah 10% dan berkisar 40 s/d 60 persen dari biaya beton bertulang. Oleh sebab itu biaya bekisting membutuhkan perhatian khusus, jika kurag tepat dapat menimbulkan pembengkakan biaya dan keterlambatan penyelesaian proyek. Mengingat pekerjaan selanjutnya yaitu pembesian dan pengecoran beton tergantung pada pekerjaan bekising ini. Penelitian ini dilakukan pada Proyek Apartment Arandra Residence Jakarta untuk pekerjaan bekisting balok dan pelat lantai. Disini akan dibandingkan 2 jenis bekisting yaitu bekisting aluma dan scaffolding. Tinjauan dilakukan untuk 15 lantai, dimana balok dan pelat lantainya menggunakan beton fc’ 35. Dari hasil penelitian, diperoleh waktu pelaksanaan pekerjaan bekisting scaffolding 270 hari sedangkan bekisting aluma system 210 hari. Biaya penggunaan bekisting scaffolding sebesar Rp. 5.079.575.760,00 sedangkan bekisting aluma system sebesar Rp. 6.857.471.478,00Penggunaan bekisting aluma system lebih cepat 60 hari dan lebih murah 16,96% dibandingkan bekisting scaffolding.
Studi Perbandingan Pondasi Tiang Pancang dengan Pondasi Bore Pile (Studi Kasus: Pelaksanaan Pembangunan Pondasi Tower Grand Kamala Lagoon-Bekasi) Mafriyal Muluk; Desmon Hamid; Satwarnirat; Dalrino; Melia Santi
Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Padang Vol 7 No 1 (2020): Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Padang
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.868 KB) | DOI: 10.21063/jts.2020.V701.026-33

Abstract

Peran pondasi pada pembangunan struktur bawah pelaksanaan gedung menjadi sangat penting. Pemilihan jenis pondasi yang sesuai akan memperlancar proses pekerjaa tersebut, sehingga perlu perencanaan yang baik sehinga mendapatkan hasil secara efesien yang sesuai dengan kondisi di lapangan tertentu yang meliputi pengendalian waktu, biaya dan metode pelaksanaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perbandingan pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang dengan pondasi bore pile pada pekerjaan Pondasi Tower Grand Kamala Lagoon - Bekasi, mengidentifikasi kendala/permasalah yang sering terjadi pada pekerjaan fondasi grand kamala lagoon-Bekasi dan aspek yang paling mempengaruhi terhadap biaya dan waktu pelaksanaan. Berdasarkan analisa biaya, pondasi tiang pancang memerlukan anggaran biaya sebesar Rp. 14,047,100,000.00 (Empat Belas Milyar Empat Puluh Tujuh Juta Seratus Ribu Rupiah). Sedangkan pondasi bore pile memerlukan anggaran biaya sebesar Rp 12,736,500,000.00 (Dua Belas Milyar Tujuh Ratus Tiga Puluh Enam Juta Lima Ratus Ribu Rupiah). Selisih harga pada pekerjaan pemancangan tiang pancang sebesar 2,192,800,000.00 (Dua Milyar Seratus Sembilan Puluh Dua Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah). Berdasarkan hasil analisa durasi, diketahui bahwa pondasi tiang pancang memerlukan waktu 114 hari, sedangkan pondasi bore pile 84 hari. Berdasarkan hasil analisa biaya dan waktu, pondasi yang paling tepat dan dapat digunakan dalam pekerjaan pada pembangunan Pondasi Tower Grand Kamala Lagoon-Bekasi adalah pondasi bore pile, karena yang pailing cocok pada aspek lingkungan dilapangan yang kawasan padat penduduk, biaya yang lebih efesien dibandingkan pondasi tiang pancang dan durasi yang lebih cepat.
Hand Sanitizer Alami dari Limbah Kulit Nenas Riswandi -; Mafriyal -; Yan Partawijaya; Zulfira Mirani
Jurnal Abdimas: Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.599 KB)

Abstract

Hand Sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri. Rinela, A (2017), ekstrak kulit nenas yang diaplikasikan sebagai hand sanitizer dapat menghambat atau membunuh bakteri dengan sangat baik dan dinyatakan lolos mutu fisik. Anto, J (2020), hand sanitizer dari ekstrak kulit nana merupakan terobosan baru dalam pemanfaatan limbah kulit nenas. Hand Sanitizer sangat dibutuhkan masyarakat luas, terutama di era pandemi covid-19. Setiap orang membutuhkan hand sanitizer dalam rangka protokol covid-19. Hal ini mendorong tim kegiatan untuk melaksanakan pengabdian masyarakat pembuatan hand sanitizer alami dari limbah kulit nenas bagi anak-anak Panti Assuhan Khusus Mentawai Padang. Metode yang akan diterapkan adalah dengan memberikan penyuluhan, pelatihan sederhana oleh tim pengabdian masyarakat. Tjuan yang akan dicapai, nantinya anak-anak Panti Asuhan mampu membuat hand sanitizer sendiri, dapat dimanfaatkan untuk dipakai kalangan sendiri ataupun untuk dijual di pasaran. Selain itu, anak-anak Panti Asuhan dapat membangun etos kerja dan berwirausaha mandiri yang berkesinambungan.
Metode Kawat Strimin Untuk Mencegah Keruntuhan Getas Pada Dinding Yan Partawijaya; Mafriyal -; Jajang Atmaja; Satwarnirat -; Hendra Alexander
Jurnal Abdimas: Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.851 KB)

Abstract

Dinding bangunan umumnya terbuat dari bata yang mempunyai beberapa kelemahan diantaranya berat dan getas. Akibat beratnya yang cukup besar maka akan menaikkan beban mati struktur sehingga beban gempa juga akan naik. Hal ini disebabkan karena beban gempa akan meningkat secara linier terhadap berat struktur bangunan tersebut. Sedangkan akibat dari sifatnya yang getas maka pada tingkat perubahan bentuk (deformation) yang relatif rendah retak-retak tidak dapat dihindari (Satiawan, 2016). Salah satu metode perkuatan dinding terhadap keruntuhan adalah dengan metode kawat strimin. Nusantoro, A. 2012, Pemasangan kawat dstrimin dilakukan di sepanjang tulangan, di sebelah luar dan dalam dengan lebar minimal 45 cm. Kemudian kawat strimin diikat (luar dan dalam) dengan menggunakan 2 utas kawat D2 mm, terakahir ditutup dengan mortar. Dengan teknologi ini, masyarakat dapat memperkuat dinding rumah tinggal mereka terhadap gempa dengan biaya yang murah, material mudah didapat dan waktu pelaksanaan yang singkat serta pengerjaan yang tidak rumit. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian ini adalah dapat memberikan wawasan, meningkatkan ketrampilan/skill bagi masyarakat Kampani dalam memperbaiki rumah tinggal agar mempunyai perkuatan terhadap gempa dengan metode kawat strimin. Metode yang diterapkan pada kegiatan ini dengan melakukan penyuluhan, sosialisasi, diskusi dengan pemuka masyarakat dan memberikan palatihan pemasangan kawat strimin untuk mencegah keruntuhan getas.