Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA YANG MENGGUNAKAN KOMPUTER Heni Fa'riatul Aeni; Awaludin Awaludin
Jurnal Kesehatan Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.514 KB) | DOI: 10.38165/jk.v8i1.92

Abstract

World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa 2%-5% dari karyawan di negara industri tiap tahun mengalami Nyeri Punggung Bawah (NPB). Sebanyak 90% kasus nyeri punggung bukan disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. Menggunakan komputer yang dilakukan dalam posisi duduk dalam waktu yang lama berisiko mengalami keluhan nyeri punggung bawah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap kerja duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja yang menggunakan komputer di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung tahun 2017. Jenis penelitian adalah survei analitik dengan rancangan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja yang menggunakan komputer di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung tahun 2017 sebanyak 59 orang dan pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Pengambilan data penelitian dengan menggunakan observasi dan wawancara. Instrumen untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan lembar observasi. Analisa data menggunakan analisa univariat dengan persentase dan bivariat dengan uji Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap kerja duduk sebagian besar responden dengan dalam kategori sedang yaitu 29 orang (47,5) dan keluhan nyeri punggung bawah dalam kategori rendah yaitu 30 orang (50,8%). Hasil uji spearman rho menunjukan bahwa nilai p value = 0,010, maka p value < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap kerja duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja yang menggunakan komputer. Kata Kunci             :     Sikap Kerja Duduk, Nyeri Punggung Bawah   ABSTRACTWorld Health Organization (WHO), says that 2% -5% of employees in industrialized countries each year to experience the Lower Back Pain (LBP). As many as 90% of cases of back pain is not caused by organic disorder, but by mistake body position at work. Using a computer that is done in a sitting position for a long time at risk of low back pain. The purpose of this study to determine the relationship sitting working attitude with complaints of low back pain in workers who use computers at the Harbor Health Office of Class II Bandung in 2017. This type of research is analytic survey research with cross-sectional design. The population in this study were all employees who use computers at the Port Health Office Class II Bandung in 2017 as many as 59 people and sampling using total sampling method. Data retrieval research using observation and interviews. Instruments for data collection in this study is a questionnaire and observation sheet Data were analyzed using univariate analysis with percentages and bivariate Spearman Rho test.The results showed that the attitude of the sit-down with the majority of respondents in the medium category is 29 (47.5) and low back pain in the low category were 30 people (50.8%). Spearman rho test results showed that the p value = 0.010, then the p value <α (0.05) means that Ho refused meaning that there is a significant correlation between sitting working attitude with complaints of low back pain in workers who use computers. Keywords                 :     Sitting Working Attitude, Low Back Pain
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN PASIEN DALAM MEMILIH PELAYANAN RAWAT INAP Heni Fa&#039;riatul Aeni; Yuniah Sunaryo
Jurnal Kesehatan Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v5i1.158

Abstract

Menurut Anderson R (1968) dalam behavioral model of families use of health services, perilaku orang sakit berobat ke pelayanan kesehatan secara bersama-sama dipengaruhi oleh faktor predisposisi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan), faktor pemungkin (ekonomi keluarga, akses terhadap sarana pelayanan kesehatan yang ada dan penanggung biaya berobat) dan faktor kebutuhan (kondisi individu yang mencakup keluhan sakit).Penurunan utilisasi atau jumlah pasien rawat inap yang jika dibandingkan pada semester 1 tahun 2013 (bulan Januari 2013 sampai dengan Juni 2013) dengan semester 1 tahun 2012 (bulan Januari 2012 sampai dengan Juni 2012) menunjukan penurunan sebanyak 0,87%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan keputusan pasien rawat inap dalam memilih pelayanan rawat inap di RS Pertamina Cirebon tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dengan populasi penelitian adalah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan sebanyak 492, sedangkan jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 dengan metode pengambilan non random sampling yang menggunakan teknik quota sampling. Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor karakteristik pasien yang memiliki hubungan dengan keputusan pasien untuk memilih pelayanan rawat inap hanya karakteristik sosial pengaruh kelompok acuan, sedangkan faktor karakteristik pasien (pendidikan, pekerjaan, keadaan ekonomi, dan cara pembayaran), faktor sosial keluarga, faktor budaya tidak ada hubungan dengan keputusan untuk memilih pelayanan rawat inap. Faktor psikologi pasien yang memiliki hubungan dengan keputusan untuk memilih pelayanan rawat inap hanya persepsi terhadap bauran pemasaran SDM dan proses, sedangkan faktor lainnya seperti  motivasi, pembelajaran, bauran produk, harga, tempat, promosi, dan bukti fisik tidak ada hubungan dengan keputusan untuk memilih pelayanan rawat inap di RS Pertamina Cirebon.Kata Kunci : karakteristik pasien, psikologi, keputusan pasien ABSTRACTAccording to Anderson R (1968) in behavioral models of families use of health services, the behavior of the sick medical treatment to the ministry of health jointly influenced by predisposing factor (age, gender, education, employment), enabling factor (economi families, access to the means of the existing health services and treatment costs of the insures), and the reinforcing factors (condition of the individual that includes complaints of pain). Utilization decline or in-patient number that when compared in semester of 1 years 2013 (January 2013 inclusive Juni 2013) with semsester of 1 years 2012 (January 2012 inclusive Juni 2012) shows declineas much 0,87%. This research aimed to know factors that related to in-patient decision in selecting service in-patient in Rumah Sakit Pertamina Cirebon years 2014. Research used inquantitative with cross sectional with a population was all patients hospitalized in one month as much as 492, while the number of samples taken as many as 100 by the method of making non-random sampling using quota sampling technique. The results showed that the factor characteristics of patients who have a relationship with the patient’s decision to choose inpatient services only social characteristics influence the reference group, while the factor of patient characteristics (education, employment, economic conditions, and method of payment), family social factors, cultural factors do not exist relationship with the decision to choose inpatient services. Psychological factors of patients who have a relationship with the decision to choose in patient only the perception of the marketing mix of human resources and processes, while other factors such as motivation, learning, product mix, price, place, promotion, and physical, evidence of no  association with the decision to choose a service pertamina hospital patient in Cirebon.Keywords : patient characteristics, psychology, patient decision.
Finding Leprosy Patients with ICF (Intensive Case Finding) in Tuk Village Working area of UPTD Community Health Centers Kedawung Cirebon Regency in 2021 Cucu Herawati; Suzana Indragiri; Nuniek Tri Wahyuni; Awis Hamid Dani; Heni Fa’riatul Aeni; Eka Prilianto
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.786 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i1.2024

Abstract

Leprosy is an infectious disease that causes very complex problems, not only physical health problems but also stigma problems. Stigma delays diagnosis and treatment so that patients who come to health workers already experience disability. The government's efforts to increase the early detection of leprosy, one of which is the intensified case finding/ICF. So the purpose of this community service is to analyze the findings of leprosy patients with ICF. The materials used in this community service are cotton, family survey form (SSF), promotional materials, and IEC teaching aids. The target of this activity is the community in RW 03 and RW 04, Tuk Village, Kedawung Health Center, Cirebon Regency. The methods used are: coordination, interview, and examination. Data analysis with univariate analysis. The results of this community service were: the achievement of finding cases of leprosy was by the target, there were no leprosy suspects found, and several other skin health problems were found, such as itching, scabies, and tinea versicolor. There should be an increase in informal education for leprosy programmers, increasing outreach efforts and the community should be able to recognize the early symptoms of leprosy.
Hubungan Pengetahuan Covid-19 dengan Kecemasan Ibu Hamil Pada Masa Pendemi di Poli Kandungan Rumah Sakit Asiah Asiah; Heni Fa'riatul Aeni; Yani Rohayani; Nuniek Tri Wahyuni
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v10i1.158

Abstract

Resiko tertular Covid-19 pada saat hamil menjadi salah satu faktor pemicu kecemasan ibu hamil. Diketahui bahwa tingkat kecemasan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu yang palig penting adalah pengetahuan, dimana pengetahuan erat kaitannya dengan usia, lingkungan, dan dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini pengalaman difokuskan untuk mengetahui seberapa siginifikan hubungan antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan kecemasan ibu hamil pengguna pelayanan poli kandungan sebuah rumah sakit. Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini 290 ibu hamil poli kandungan di sebuah rumah sakit. Sampel sebanyak 43 responden dengan teknik purposive sampling menggunkan rumus 10-15% dari populasi. Sedangkan data analisis bivariat menggunakan rumus uji statistik Chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan responden terhadap Covid-19 dengan kategori baik mencapai 40 (93%) responden. Sedangkan status kecemasan ibu hamil kategori tidak mengalami kecemasan mencapai 23 (53,5%) responden. Analisis bivariat diperoleh nilai p 0,049<0,05, hal tersebut menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan Covid-19 dengan kecemasan ibu hamil. Tempat pelayanan kesehatan harus bisa meningkatkan sarana informasi Covid-19 melalui berbagai media promosi kesehatan, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil pengguna pelayanan poli kandungan rumah sakit yang sedang mengalami kecemasan mengenai dampak pandemik Covid-19.
KELUHAN OTOT RANGKA PADA MAHASISWA SAAT PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID-19 Isyeu Sriagustini; Arie Ardiyanti Rufaedah; Heni Fa&#039;riatul Aeni
Jurnal Kesehatan Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v13i2.305

Abstract

Angka kejadian penyakit Covid-19 terus meningkat sejak dinyatakan sebagai pandemic oleh WHO. Negara yang terkena dampak berusaha untuk mengendalian penularan dan penyebaran penyakit ini. Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan pembatasan sosial. Upaya tersebut menyebabkan berubahnya berbagai tatanan kehidupan sosial masyarakat termasuk bidang pendidikan. Pembelajaran daring menjadi alternatif agar proses belajar mengajar dapat dilakukan saat pembatas sosial. Namun akibatnya mahasiswa lebih banyak aktifitas digital dibandingkan aktivitas fisik. Keterbatasan fasilitas kerja dapat menjadi faktor risiko adanya keluhan otot rangka selama pembelajaran daring. Tujuan penelitian ini menggambarkan keluhan otot rangka pada mahasiswa saat pembelajaran daring selama pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data diambil dengan survei kepada 182 mahasiswa menggunakan instrumen penilaian (kuesioner) Nordic Body Map (NBM). Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa 100% masih melakukan pembelajaran daring, alat yang digunakan lebih banyak smartphone (71,3 %), durasi pembelajaran sehari 8 jam (47,1 %), dan posisi saat pembelajaran paling banyak duduk sembarangan (49,3 %). Keluhan di sekitar mata paling tinggi dirasakan oleh mahasiswa. Mahasiswa merasakan keluhan sangat sakit pada 10 bagian tubuh tertinggi adalah punggung (74,8%), pinggang (72,4%), leher atas (67,5%), bahu kanan (61,8%), leher bawah (57,7%), pergelangan tangan kanan (57,7%), bahu kiri (56,9%), pantat buttock (48,0%), tangan kanan (46,3%), dan pantat bottom (44,7%). Adapun tingkat risiko keluhan otot rangka paling banyak pada kategori risiko rendanh (83%). Disimpulkan bahwa terdapat keluhan otot rangka pada mahasiswa saat pembelajaran daring selama pandemik Covid-19. Meskipun belum memerlukan tidakan perbaikan, namun disarankan untuk tetap melakukan posisi kerja sealamiah mungkin dan perhatikan aturan ergonomi tentang posisi kerja.Kata Kunci: Covid-19; Ergonomi; Gangguan Otot Rangka; Pembelajaran DaringAbstractThe incidence of Covid-19 disease has continued to increase since it was declared a pandemic by WHO. Affected countries are trying to control the transmission and spread of the disease. The Indonesian government issued a policy of social restrictions. These efforts led to the change of various social life orders of the community including the field of education. Online learning becomes an alternative so that the teaching and learning process can be done during social barriers. But as a result, students have more digital activity than physical activity. Limitations of work facilities can be a risk factor for skeletal muscle complaints during online learning. The purpose of this study illustrates skeletal muscle complaints in students during online learning during the Covid-19 pandemic. The research method used is descriptive. The data was taken with a survey of 182 students using the Nordic Body Map (NBM) musculoskeletal disorder assessment   instrument. The results showed that 100% of students still dared to learn, the tools used were more smartphones (71.3%), the length of study was 8 hours a day (47.1%), and the most sitting position while studying (49.3%). Complaints around the eyes are the highest complaints felt by students. Students feel very sick complaints in the 10 highest body parts, namely the back (74.8%), waist (72.4%), upper neck (67.5%), right shoulder (61.8%), lower neck (57, 7%), buttocks (57.7%), left shoulder (56.9%), buttocks (48.0%), right hand (46.3%), and buttocks (44.7%). The highest risk level for skeletal muscle complaints was in the low-risk category (83%). It was concluded that there were skeletal muscle complaints in students in daring learning during the Covid-19 pandemic. Although it does not require repair, it is recommended to keep the working position as natural as possible and pay attention to ergonomic rules related to working position.Keywords: Covid-19; Ergonomics; Musculoskeletal; Online learning
PENDAMPINGAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) PADA KELOMPOK BERISIKO (WANITA PENJAJA SEX) DI TEMPAT HIBURAN MALAM Heni Fa&#039;riatul Aeni; Eka Prilianto; Iis Iis; Rif&#039;atun Nisa; Suzana Indragiri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan (JIRAH) Vol 1, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.164 KB)

Abstract

AbstractVoluntary Counseling and Testing or abbreviated as VCT is one of the public health strategies which has a role as an entry point for all HIV/AIDS health services. The implementation of VCT is influenced by the perception of risk, wherein individuals who perceipts themselves at risk of HIV/AIDS will consider to perform VCT. The purpose of this activity is to increase trust in health (Health Belief Model) in VCT services. The method used is pre-test counseling and HIV test. VCT activities ran smoothly, which was indicated by the cooperativeness of VCT service recipients when they were asked for information required by providers. VCT service should be improved by providing counseling on the prevention of transmission as well as signs and symptoms of HIV/AIDS Keywords: Voluntary Counseling and TestingAbstrak: Konseling dan Testing Sukarela yang dikenal sebagai Voluntary Counselling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat dan sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV/AIDS. Pemanfaatan VCT salah satunya dipengaruhi oleh persepsi terhadap risiko yakni individu yang memiliki persepsi bahwa dirinya berisiko terhadap HIV/AIDS akan mempertimbangkan untuk melakukan VCT. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kepercayaan terhadap kesehatan (Health Belief Model) pada layanan VCT.  Metode yang dilakukan yaitu konseling pra test dan tes HIV. Kegiatan VCT berjalan dengan lancar yang ditandai dengan kooperatifnya penerima layanan VCT saat diminta informasi yang dibutuhkan oleh petugas. Meningkatkan layanan VCT dengan memberikan konseling mengenai mencegah penularan serta tanda dan gejala HIV/AIDS. Kata Kunci: Voluntary Counseling and Testing
Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Pencegahan Kebiasaan Merokok di dalam Rumah Heni Fa&#039;riatul Aeni
Dimasejati: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/dimasejati.202351.13035

Abstract

Kurangnya wawasan masyarakat tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat  (PHBS) dan bahaya kebiasaan merokok di dalam rumah merupakan salah satu penyebab munculnya penyakit paru-paru, diabetes dan serangan jantung. Tidak merokok di dalam rumah merupakan salah satu dari 10 indikator program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam lingkup rumah tangga. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan memberikan intervensi pencegahan kebiasaan  merokok di dalam rumah di Kelurahan Panjunan RW 07 Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon Tahun 2022. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini dengan cara advokasi kepada ketua RW 07 dan penyuluhan kesehatan melalui penyuluhan/ceramah, pre-test, post-test, tanya jawab, dan penempelan stiker bahaya merokok di dalam rumah. Hasil uji statistik pre-test rata-rata 60 dan post-test rata-rata 81 dengan nilai p=0,0003 (<0,05) maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan mengenai bahaya merokok sebelum diberi penyuluhan dengan sesudah diberi penyuluhan. Temuan ini menunjukkan bahwa pengetahuan peserta bimbingan mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata post test.