Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

PERILAKU 3M (MENGGUNAKAN MASKER, MENCUCI TANGAN, MENJAGA JARAK) DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 cucu herawati; Suzana indragiri; Wulan Puspasari; Nuniek Tri Wahyuni; iin kristanti
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Vol 9, No 2 (2022): JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jkm.v9i2.965

Abstract

Covid-19 dapat menular dari orang yang terinfeksi kepada orang lain di sekitarnya melalui percikan batuk atau bersin. Covid-19 juga dapat menular melalui benda-benda yang terkontaminasi percikan batuk atau bersin penderita covid-19. Salah satu desa tempat dilakukan penelitian merupakan status zonasi tinggi dengan kategori penyebaran virus tidak terkendali, transmisi lokal sudah terjadi dengan cepat dan wabah menyebar secara luas dan banyak kluster-kluster baru. Perilaku memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak merupakan salah satu upaya pencegahan untuk memutus rantai penularan covid-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) pada masa pandemi covid-19. Rancangan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, populasi  penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berada di tempat-tempat umum (pasar, cafe dan tempat belanja) berjumlah 2.950 jiwa. Jumlah sampel sebanyak 97 orang yang diambil secara accidental sampling. Data dianalisis secara statistic menggunakan analisis univariat dan penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat sebagian besar menggunakan masker sebanyak 83,5%, sebagian besar tidak mencuci tangan sebanyak 62,9% serta sebagian masyarakat tidak menjaga jarak sebanyak 52,6%. Diharapkan sosialisasi secara rutin bagi  masyarakat tentang protokol kesehatan pencegahan covid-19 berupa pemasangan banner di tempat-tempat umum, pihak desa memastikan ketersediaan sarana cuci tangan di tempat-tempat umum dan dapat membagikan masker ke warganya. Serta dilakukan monitoring dan sanksi tegas terhadap masyarakat yang tidak menjalankan protokol kesehatan pencegahan covid-19.
AKTIVITAS FISIK DAN STRES SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA HIPERTENSI PADA USIA 45 TAHUN KEATAS Cucu Herawati; Suzana Indragiri; Puji Melati
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Vol 7, No 2 (2020): JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jkm.v7i2.502

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO)  tahun 2015 hipertensi bertanggung jawab atas sekitar 54%  kematian yang disebabkan oleh serangan jantung dan stroke di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko kejadian hipertensi pada usia 45 tahun keatas di Kelurahan Kesenden Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon Tahun 2018.Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskritif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Populasi penelitian ini adalah seluruh penduduk yang berusia 45 tahun keatas sebanyak 2632 orang. Jumlah sampel sebanyak 54 orang diambil secara proportional random sampling.Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi (p =0,042)dan ada hubungan yang bermakna antara stres dengan kejadian hipertensi (p= 0,001), sedangkan tidak ada hubungan yang bermakna antara obesitas(p=0,117), konsumsi alkohol (p=1,000), kebiasaan minum kopi (p=0,750), merokok (p=1,000)dengan kejadian hipertensi. Kata Kunci : Aktivitas fisik, hipertensi, dan stres
Faktor Determinan Perilaku dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 Cucu Herawati; Suzana Indragiri; Yasinta Indah Widyaningsih
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 16. No. 1. Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.805 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.16.1.2021.52-59

Abstract

Latar belakang: Upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19 merupakan faktor utama yang harus dilakukan untuk memutus mata rantai penularan penyakit covid-19 yang semakin meningkat. Faktor determinan perilaku sangat menentukan masyarakat dalam menerapkan tidaknya upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19tersebut. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara faktor determinan perilaku dengan upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PT. X dengan jumlah 252 responden, dengan besar sampel 72 sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling.Metode pengumpulan data dengan wawancara.Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil:Adanya hubungan yang signifikan antara sikap (p-value 0,023) dan sarana prasarana (p-value 0,034) dengan upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur (p-value 0,466), pendidikan (p-value 0,553), pengetahuan (p-value 1.000), dukungan petugas kesehatan (p-value 0,811) dengan upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19. Kesimpulan: Sebaiknya melakukan kegiatan sosialisasi kebijakan secara rutin dan menerapkan sanksi bagi pegawai yang tidak menerapkan upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19 serta memastikan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan selalu dalam kondisi baik.
Dissemination of Prevention of the Spread of COVID 19 through the 7 Slum Indicators Approach in Cirebon City Heni Fariatul Aeni; Herlinawati Herlinawati; Lilis Banowati; Suzana Indragiri
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2021): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.811 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v4i2.1132

Abstract

Slum areas are known to be incubators of disease because they are occupied by high density residents. This activity aims to conduct dissemination in slum settlements in 11 urban villages (Kesenden, Kebonbaru, Pegambiran, Jagasatru, Pulasaren, Drajat, Sunyaragi, Karyamulya, Argasunya, Harjamukti, and Kecapi) with the theme of Prevention of the spread of COVID-19 through the 7 slum indicators approach. The methods applied in this activity were lecture along with question and answer. This activity was implemented by carrying out health protocols to prevent the transmission of COVID-19 wherein there were only 30 participants attended in each village who were required to wear masks and keep social distancing. This dissemination activity was limited to only 2 hours, effective from 08.30 to 11.00 a.m. Based on the results of the activity implementation, basically most of the people had a fairly good knowledge on COVID-19, but not all had a good attitude since there were some people who thought that the virus mostly attacks the middle to upper class. There was also indifference attitude towards government recommendations since they thought that God determines their health status.
Finding Leprosy Patients with ICF (Intensive Case Finding) in Tuk Village Working area of UPTD Community Health Centers Kedawung Cirebon Regency in 2021 Cucu Herawati; Suzana Indragiri; Nuniek Tri Wahyuni; Awis Hamid Dani; Heni Fa’riatul Aeni; Eka Prilianto
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.786 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i1.2024

Abstract

Leprosy is an infectious disease that causes very complex problems, not only physical health problems but also stigma problems. Stigma delays diagnosis and treatment so that patients who come to health workers already experience disability. The government's efforts to increase the early detection of leprosy, one of which is the intensified case finding/ICF. So the purpose of this community service is to analyze the findings of leprosy patients with ICF. The materials used in this community service are cotton, family survey form (SSF), promotional materials, and IEC teaching aids. The target of this activity is the community in RW 03 and RW 04, Tuk Village, Kedawung Health Center, Cirebon Regency. The methods used are: coordination, interview, and examination. Data analysis with univariate analysis. The results of this community service were: the achievement of finding cases of leprosy was by the target, there were no leprosy suspects found, and several other skin health problems were found, such as itching, scabies, and tinea versicolor. There should be an increase in informal education for leprosy programmers, increasing outreach efforts and the community should be able to recognize the early symptoms of leprosy.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Tertusuk Jarum Suntik pada Perawat Herlinawati; Rokhmatul Hikmat; Suzana Indragiri; Riani Andriyani Hidayat
HEALTH CARE : JURNAL KESEHATAN Vol 10 No 2 (2021): Health Care : Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKes Payung Negeri Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36763/healthcare.v10i2.143

Abstract

Based on data derived from Infection Control and Prevention (PPI), there were 6 cases of needle stick injury (NSI) in 2018-May 2019. NSI is a kind of unwanted accident and an exposure to blood pathogens may cause infection. This study aims to determine the factors correlated with the incidents of needle stick injury among nurses. This was a quantitative study with a cross sectional design. The population involved 150 nurses in the Inpatient Unit, Emergency Unit and Intensive Care Unit (ICU). The study samples were 60 nurses who were selected through proportional random sampling. Data were taken by interview using a questionnaire as the data collection instrument. Data were analyzed using chi-square test. The results of statistical tests showed that training (p=0.011) and work standards (p=0.002) had a significant correlation with the incidents of needle stick injury. Meanwhile, universal precautions (p=0.356) and knowledge (p=0.643) did not show a significant correlation with the incidents of needle stick injury
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENGHAMBAT SMK3 DENGAN IMPLEMENTASI PELAKSANAAN SMK3 Heni Fa'riatul Aeni; Suzana Indragiri; Juwita Dwi Septiani; Lilis Banowati
Jurnal Kesehatan Vol 13, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v13i1.280

Abstract

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam pelayanan rumah sakit. Namun, sampai saat ini pelaksanaan SMK3 di rumah sakit masih belum terlaksana dengan baik diantaranya dalam hal seminar K3, pemeriksaan kesehatan secara berkala, pemakaian APD, pemeriksaan dan pengawasan kondisi lingkungan kerja.  Hal ini dikarenakan terdapat berbagai faktor penghambat yang mengganggu kelancaran pelaksanaan program SMK3 RS. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor penghambat dengan implementasi pelaksanaan SMK3 di Rumah Sakit. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Dari populasi 214 karyawan dengan sampel sebanyak 69 karyawan yang dipilih berdasarkan metode proportional random sampling. Uji statistik menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α 0,05). Dari hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengelolaan data dan informasi yang berkaitan dengan K3 dengan pelaksanaan SMK3 (p value 0,014), terdapat hubungan antara pelaksanaan law enforcement dengan pelaksanaan SMK3 (p value 0,002), tidak terdapat hubungan antara kualitas SDM dengan pelaksanaan SMK3 (p value 0,775), tidak terdapat hubungan antara tingkat upah dan jaminan sosial dengan pelaksanaan SMK3 (p value 0,750). Sarannya adalah merekrut karyawan S1 Kesehatan Masyarakat khususnya dibidang K3, melakukan pemeriksaan kesehatan karyawan diawal kerja dan secara berkala, mengadakan penyuluhan atau seminar K3 minimal sebulan sekali, diadakan sanksi dalam setiap pelanggaran peraturan K3, dan diadakan reward bagi karyawan teladan yang selalu mematuhi peraturan K3.Kata Kunci: Faktor penghambat; implementasi pelaksanaan SMK3AbstractOccupation Safety and Health Management System (OSHMS) is a factor that plays an important role in hospital services. However, until now OSHMS is often not well implemented in hospitals due to various inhibiting factors that interfere with the smooth implementation of the OSHMS program in hospitals including in terms of K3 seminars, periodic health checks, use of PPE, inspection and supervision of working environment conditions. The current study aims to determine the correlation between the inhibiting factors and the implementation of OSHMS in hospitals. This was a quantitative study with cross sectional design. Data were collected through interviews using a questionnaire. Thea study population involved 214 employees and the study samples involved 69 employees who were selected based on proportional random sampling method. Statistical test used chi square test with 95% confidence level (α 0.05). Based on the results of the chi square test, it was shown that there was a correlation between the management of data and information related to OSHMS with the implementation of OSHMS (p value of 0.014), a correlation between the implementation of law enforcement and the implementation of OSHMS (p value of 0.002), no correlation between the quality of human resources and the implementation of OSHMS (p value of 0.775), there was no correlation between the level of wages and social security with the implementation of OSHMS (p value of 0.750). It is recommended to recruit employees with Bachelor of Public Health qualification, especially in the field of OSH, conduct health checks for the employees at the beginning of work and periodically, hold OSH counseling or seminars at least once a month, impose sanctions for every violation of OSH regulations, and provide rewards for exemplary employees who always comply with OSH regulations. Keywords: inhibiting factors; implementation of OSHMS
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Suzana Indragiri
Jurnal Kesehatan Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.098 KB) | DOI: 10.38165/jk.v7i1.119

Abstract

Menyusui merupakan suatu pengambilan keputusan yang sangat bijaksana dari kedua orang tua. ASI merupakan makanan terbaik dan paling cocok untuk bayi yang dapat menjamin pertumbuhan bayi menjadi manusia yang berkualitas, karena mengandung zat gizi yang sesuai dan optimal bagi tumbuh kembang bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Kesenden Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon tahun 2013. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan yang bersifat studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu  yang memiliki bayi umur 7- 24 bulan yang datang ke Posyandu sebanyak 340  bayi. Sampel adalah ibu yang memiliki bayi umur 7-24 bulan sebanyak 75 orang yang dipilih berdasarkan metode proportionate random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistik (uji chi square) menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan ibu (p value : 0,000), keterpaparan informasi ibu (p value: 0,003) dan dukungan keluarga (p value: 0,004) dan didapat pula hasil yang tidak berhubungan antara pendidikan (p value: 1,000), pekerjaan ibu (p value: 0,698) dan dukungan tenaga kesehatan (p Value: 1,000) dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Kesenden Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon Tahun 2013.Kata Kunci :        Faktor-faktor, perilaku ibu, ASI eksklusif  ABSTRACTBreastfeeding is a very wise decision from both parents. Breast milk is the best and most suitable food for babies who can guarantee the growth of a quality human babies, because it contains the appropriate nutrients for optimal growth and development of infants. This study aimed to determine the factors associated with exclusive breastfeeding mother's behavior in the Village Kesenden Work Areas UPTD Kejaksan Cirebon City Health Center in 2013. The research method is a cross sectional study. Population in this research were mothers whi come in the result of infants aged 7-24 months as many  as 340 mother. Samples were mothers of infants aged 7-24 months as many as 75 people were selected based on proportionate random sampling method. Data was collected through questionnaires. The results showed that based on the results of the statistical test (chi square test) showed that there is a significant relationship between maternal knowledge (p value: 0.000), maternal exposure information (p value: 0,003) and family support (p value: 0.004) and also the results obtained are not related between education (p value: 1,000), maternal employment (p value: 0.698) and support health workers (p value: 1.000) with the behavior of the mother in breastfeeding Eksklusif di Kesenden work Area Urban health Center Kejaksan UPTD Cirebon Year 2013. Advice to Cirebon City Health Department provides media-related IEC exclusive breastfeeding, to enable health workers to be more intensive re-education breastfeeding, to immediately consult public health services (clinics lactation) for mothers who have problems lactating or breastfeeding.Keywords : Factor-factor,  maternal behavior, exclusive breastfeeding.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEEFEKTIFAN DAN KEEFISIENAN ADMINISTRASI PELAYANAN PADA PASIEN RAWAT JALAN Citra Amelia Oktaviani; Mokh Firman Ismana; Suzana Indragiri
Jurnal Kesehatan Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v6i1.140

Abstract

Keefektifan  adalah melakukan pekerjaan yang benar dan sesuai dengan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan, sedangkan keefisienan adalah hasil dari usaha yang telah dicapai lebih besar dari usaha yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan administrasi pelayanan pada pasien di instalasi rawat jalan rumah sakit sumber kasih kota Cirebon tahun 2014. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Hal yang ingin di teliti adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan administrasi pelayanan diantaranya ketepatan waktu, sarana dan prasarana, sistem komputerisasi, dan sumber daya manusia terhadap keefektifan dan keefisienan administrasi pelayanan pada pasien di instalasi rawat jalan rumah sakit sumber kasih kota Cirebon tahun 2014. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistic Package For Social Science). Populasi penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang berkunjung ke rumah sakit sumber kasih pada bulan januari sampai desember tahun 2013, yaitu sebanyak  947 pasien, dengan pengambilan  sampel ditentukan dengan cara Consecutive Sampling yaitu pengambilan sampel ditentukan berdasarkan urutan datangnya pasien, sebanyak  90 pasien. Didapatkan dari hasil penelitian, pasien yang mempuyai keefektifan dan  keefisienan yang efektif dan efisien  sebanyak 34,4% dan 65,6% pasien yang  mempunyai keefektifan dan keefisienan yang  tidak efektif dan efisien. Hasil uji statistic (uji chi square) diperoleh bahwa ada hubungan yeng bermakna antara ketepatan waktu dengan keefektifan dan keefisienan administrasi pelayanan (p- value = 0,002), ada hubungan yeng bermakna antara sarana dan prasarana dengan keefektifan dan keefisienan administrasi pelayanan (p- value = 0,017), ada hubungan yeng bermakna antara sistem komputerisasi dengan keefektifan dan keefisienan  administrasi pelayanan (p- value = 0,011), ada hubungan yeng bermakna antara sumber daya manusia dengan keefektifan dan keefisienan administrasi pelayanan (p- value = 0,000). Kata Kunci          : Keefektifan dan keefisienan administrasi pelayanan. ABSTRACTEffectiveness is doing the job properly and in accordance with the proper way to achieve a goal that has been planned, while efficiency is the result of the effort that has been achieved is greater than the work done.This study to determine the factors related to the effectiveness and efficiency of administrative services to patients in hospital outpatient installation source love Cirebon city in 2014. The method used in this research is descriptive analytical cross-sectional research design. Things to be investigated are the factors related to the effectiveness and efficiency of administrative services including timeliness, facilities and infrastructure, computerized systems, and human resources administration of the effectiveness and efficiency of care for patients in hospital outpatient installation source Cirebon city of love year 2014.The data was collected using a questionnaire interview. Processing and data analysis were performed using the SPSS (Statistics Package For Social Science ) version 18. The study population was patients who visited the outpatient hospital source of love in the month of January to December in 2013, as many as 947 patients, with a sampling determined by sampling Consecutive sampling is determined by the order of arrival of the patient, as many as 90 patients. Obtained from the results of the study , patients who mempuyai effectiveness and efficiency of effective and efficient as much as 34.4 % and 65.6 % of patients who have the effectiveness and efficiency are not effective and efficient . The results of statistical tests (chi square test) found that there is a significant relationship between timeliness GCC with administrative effectiveness and efficiency of care (p - value = 0.002), there was a significant relationship between the GCC infrastructure to the effectiveness and efficiency of administrative services (p - value = 0.017), there was a significant relationship between the GCC with a computerized system effectiveness and efficiency of administrative services (p - value = 0.011 ), no significant relationship between the GCC human resources administration with the effectiveness and efficiency of care (p - value = 0.000).Keywords : Administrative effectiveness and efficiency of service
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA TENAGA KERJA BAGIAN JARING Endang Nur Amaludin; Suzana Indragiri
Jurnal Kesehatan Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.923 KB) | DOI: 10.38165/jk.v8i1.97

Abstract

Sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja tidak lepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dalam bekerja yang langsung berhubungan dengan peralatan dan mesin untuk menunjang proses produksi. Penggunaan berbagai alat dan mesin ini menyebabkan tenaga kerja tidak akan terlepas dari resiko yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja. Risiko ini dapat menimpa tenaga kerja kapan dan dimana saja, sehingga membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak yang berkaitan seperti pengusaha, tenaga kerja dan perusahaan. Perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja dan mempunyai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh proses produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan penggunaan APD pada tenaga kerja bagian jaring di PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan yang bersifat studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja bagian jaring sebanyak 222 tenaga kerja, jumlah sample 89 tenaga kerja yang dipilih berdasarkan metode proporsional random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner, metode pengolahan data dengan menggunakan wawancara analisa data dengan menggunakan uji statistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan uji statistik (Chi-Square) menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) nilai P value = 0,946, dan ada hubungan antara sikap dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) nilai P value = 0,000, pada tenaga kerja bagian jaring PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon Tahun 2016.  Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, penggunaan alat pelindung diri   ABSTRACT Human resources as labor can not be separated from issues relating to safety in work directly related to the equipment and machinery to support the production process. The use of various tools and machinery have led to labor will not be separated from the risks relating to occupational safety and health. This risk can override the workforce anytime and anywhere, thus requiring special attention from various parties associated as employers, labor and business. Companies that employ workers and have the potential dangers posed by the production process that can cause accidents such as explosions, fires, pollution and occupational diseases, shall implement occupational safety and health. This study aims to determine the relationship of knowledge and attitudes to the use of PPE in the labor section nets in PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon. The research method is descriptive analytic approach that is both cross-sectional study. The population in this study is a part of the net the entire workforce of 222 workers, the number of workers 89 samples were selected based on proportional random sampling method. Data were collected by questionnaires, data processing method using interview data analysis using statistical tests. The results showed that, based on statistical tests (Chi-Square) shows that there is no relation between knowledge and the use of personal protective equipment (PPE) P value = 0.946, and there is a relationship between attitudes to the use of personal protective equipment (PPE) P value = 0,000, the labor section nets PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon 2016.Keywords : knowledge, attitude, use of personal protective equipment