Claim Missing Document
Check
Articles

Ketimpangan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Ekonomi di Wilayah Perbatasan Herawati, Cucu; Bakhri, Syaeful
Afiasi : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 4 No 1 (2019): afiasi
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.759 KB) | DOI: 10.31943/afiasi.v4i1.9

Abstract

Permasalahan pembangunan di Indonesia saat ini bukan hanya pada sektor pendidikan saja, tetapi juga pada sektor ekonomi dan sektor kesehatan. Rasio Puskesmas terhadap penduduk di Kabupaten Cirebon 1 : 40.289. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Cirebon masih fluktuatif, dibandingkan di Kota Cirebon setiap tahunnya mengalami kenaikan. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji aksesbilitas masyarakat terhadap pelayanan publik dasar bidang kesehatan dan ekonomi pasar tradisional. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan desain Cross sectional. Lokasi penelitian di wilayah perbatasan Kabupaten Cirebon, Sampel dalam penelitian sebanyak 280 responden. Analisis data dengan distribusi frekwensi, analisis Gap, dan studi komparasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kemudahan akses terhadap fasilitas kesehatan sebagian besar responden menyatakan puas (35,4%), sarana prasarana 28,2% tidak puas, kemampuan petugas cukup puas (41.4%), kepastian waktu   pelayanan 32,1% tidak puas, kemudahan melakukan komunikasi 25,4% tidak puas, kebijakan Pemerintah terhadap pembiayaan kesehatan tidak  puas (27,9%), dan perbandingan pelayanan kesehatan menunjukkan tidak   puas  (33,9%).  Adanya GAP pelayanan kesehatan dasar sebesar 10,8. Didapatkan 1 pasar tradisional di Kabupaten Cirebon melayani 66.968 penduduk, sedangkan untuk kota Cirebon 1 pasar melayani 38.811. Saran yang diusulkan sebaiknya Pemerintah melakukan perbaikan terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan dasar dan penambahan pasar tradisional baru sebagai entitas ekonomi yang akan menghidupkan perekonomian masyarakat.
Prospek dan tantangan kabupaten layak anak (KLA) di kabupaten Cirebon Bakhri, Syaeful; Herawati, Cucu; Nuroniyah, Wardah
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 15 No 2 (2020)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/yinyang.v15i2.3782

Abstract

In the development of KLA in Indonesia, there has not been a single region in West Java Province that has won the title of child-friendly regency/city. Cirebon Regency itself has succeeded in achieving the title of Child-Friendly City (KLA) in the Primary category in 2015. This study aims to determine the prospects and challenges of the Cirebon Regency towards a Child-Friendly Regency with a better grade. The research approach used is a type of qualitative descriptive research with data collection methods in-depth interviews, data processed through SWOT analysis. The results of the study show a combination of strategies with the highest priority, namely Strength – Opportunity (SO), followed by Weakness – Opportunity (WO), then Strength – Threat (ST), and Weakness – Threat (WT). With an interpretation that the intended strategy is how to maximize strength and opportunities to support the running of child-friendly regional action plans in the Cirebon Regency.
KESENJANGAN MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK DI PERBATASAN KABUPATEN CIREBON Syaeful Bakhri; Cucu Herawati
Value : Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol 14 No 1 (2019): Edisi: Januari-Juni 2019
Publisher : Prodi Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jv.v14i1.728

Abstract

Pelayanan publik yang memadai berkumpul dan berpusat pada daerah perkotaan, jarak dan waktu tempuh merupakan salah satu keluhan masyarakat yang tinggal didaerah perbatasan. Pelayanan publik di Kabupaten Cirebon terutama yang berada di daerah perbatasan masih belum maksimal. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan kesenjangan pelayanan publik yang ada di Wilayah perbatasan Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon. Metode penelitian ini menggunakan metode kombinasi (Mixed Methods), yang menyatukan metode penelitian kualitatif dengan metode kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 280 responden yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Cirebon, dengan teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah perbatasan Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon terdapat gap antara harapan dengan fenomena di hampir seluruh sektor pelayanan publik Pemerintah Kabupaten Cirebon, pelayanan pendidikan gap sebesar 7,8, pelayanan kependudukan dan catatan sipil gap sebesar 9,8, pelayanan infrastruktur jalan gap sebesar 5,4, pelayanan sumber air bersih gap sebesar 6,8, dan pada pelayanan sampah menunjukan adanya gap sebesar 11. Gap yang tertinggi ditemukan pada sektor pelayanan sampah sebesar 11. Perlunya Pemerintah Kabupaten Cirebon meningkatkan perhatian serta keseriusannya dalam memberikan pelayananan publik kepada masyarakat di wilayah perbatasan, terutama pada sektor pelayanan sampah dan pelayanan kependudukan dan catatan sipil. Kata Kunci : Kesenjangan, Pelayanan publik, Daerah Perbatasan.
PERILAKU 3M (MENGGUNAKAN MASKER, MENCUCI TANGAN, MENJAGA JARAK) DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 cucu herawati; Suzana indragiri; Wulan Puspasari; Nuniek Tri Wahyuni; iin kristanti
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Vol 9, No 2 (2022): JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jkm.v9i2.965

Abstract

Covid-19 dapat menular dari orang yang terinfeksi kepada orang lain di sekitarnya melalui percikan batuk atau bersin. Covid-19 juga dapat menular melalui benda-benda yang terkontaminasi percikan batuk atau bersin penderita covid-19. Salah satu desa tempat dilakukan penelitian merupakan status zonasi tinggi dengan kategori penyebaran virus tidak terkendali, transmisi lokal sudah terjadi dengan cepat dan wabah menyebar secara luas dan banyak kluster-kluster baru. Perilaku memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak merupakan salah satu upaya pencegahan untuk memutus rantai penularan covid-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) pada masa pandemi covid-19. Rancangan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, populasi  penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berada di tempat-tempat umum (pasar, cafe dan tempat belanja) berjumlah 2.950 jiwa. Jumlah sampel sebanyak 97 orang yang diambil secara accidental sampling. Data dianalisis secara statistic menggunakan analisis univariat dan penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat sebagian besar menggunakan masker sebanyak 83,5%, sebagian besar tidak mencuci tangan sebanyak 62,9% serta sebagian masyarakat tidak menjaga jarak sebanyak 52,6%. Diharapkan sosialisasi secara rutin bagi  masyarakat tentang protokol kesehatan pencegahan covid-19 berupa pemasangan banner di tempat-tempat umum, pihak desa memastikan ketersediaan sarana cuci tangan di tempat-tempat umum dan dapat membagikan masker ke warganya. Serta dilakukan monitoring dan sanksi tegas terhadap masyarakat yang tidak menjalankan protokol kesehatan pencegahan covid-19.
AKTIVITAS FISIK DAN STRES SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA HIPERTENSI PADA USIA 45 TAHUN KEATAS Cucu Herawati; Suzana Indragiri; Puji Melati
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Vol 7, No 2 (2020): JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jkm.v7i2.502

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO)  tahun 2015 hipertensi bertanggung jawab atas sekitar 54%  kematian yang disebabkan oleh serangan jantung dan stroke di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko kejadian hipertensi pada usia 45 tahun keatas di Kelurahan Kesenden Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon Tahun 2018.Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskritif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Populasi penelitian ini adalah seluruh penduduk yang berusia 45 tahun keatas sebanyak 2632 orang. Jumlah sampel sebanyak 54 orang diambil secara proportional random sampling.Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi (p =0,042)dan ada hubungan yang bermakna antara stres dengan kejadian hipertensi (p= 0,001), sedangkan tidak ada hubungan yang bermakna antara obesitas(p=0,117), konsumsi alkohol (p=1,000), kebiasaan minum kopi (p=0,750), merokok (p=1,000)dengan kejadian hipertensi. Kata Kunci : Aktivitas fisik, hipertensi, dan stres
Peran Dukungan Keluarga, Petugas Kesehatan dan Perceived Stigma dalam Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Tuberculosis Paru Cucu Herawati; R Nur Abdurakhman; Nararya Rundamintasih
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 15. No. 1. Tahun 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.267 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.15.1.2020.19-23

Abstract

Latar belakang: Tuberculosis merupakan penyebab kematian kedua setelah Human Immunodificiency Virus. Kepatuhan pasien dalam pengobatan TB Paru sangat penting untuk mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dalam rangka menurunkan penyebaran TB. Peran determinan perilaku terutama predisposing factor dan reinforcing factor mempunyai peranan penting dalam rangka meningkatkan kepatuhan pengobatan penderita TB. Tujuan: Untuk mengetahui peran dukungan keluarga, petugas kesehatan dan perceived stigma dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pada penderita Tuberculosis. Metode: Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain studi cross secstional. Populasi penelitian sebanyak 31 responden penderita Tuberculosis di wilayah UPT Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon Tahun 2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Analisa data menggunakan univariat dan bivariate dengan uji chi-square. Hasil: Didapatkan ada hubungan antara dukungan keluarga (p-value 0,007), dukungan petugas kesehatan (p-value 0,03) dan perceived stigma (p-value 0,047) dengan kepatuhan minum obat pada Penderita TB Paru. Kesimpulan: Perlunya meningkatkan peran dukungan keluarga dan petugas kesehatan dalam konseling dan edukasi terkait penyakit serta dampak pengobatan TB Paru sehingga dapat mengurangi perceived stigma pada penderita dan dapat meningkatkan kepatuhan minum obat Tuberculosis.
Stigma dan Tingkat Kecemasan Masyarakat pada Covid-19 Lilis Banowati; Cucu Herawati; Wiwiet Indriyani
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 16. No. 3. Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.855 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.16.3.2021.131-135

Abstract

Background: The increasing number of positive patients with Covid-19, the social impact in the form of stigma from being shunned by neighbors and even families and the impact of mental health, namely causing major psychosocial stresses that can trigger anxiety. Purpose  this study was to determine the stigma and level of public anxiety about Covid- 19. Methods: This type of research is descriptive quantitative, the study population is all people in the UPTD Haurgeulis Puskesmas, Indramayu Regency, as many as 88,468 people. The number of samples was 100 respondents using purposive sampling technique. Data were analyzed statistically using univariate analysis and data presentation in the form of frequency distributions. Results: This study shows that people have a low stigma as much as 1% and those who experience a high stigma are as much as 99%. As well as people who do not experience anxiety as much as 14% and most of them experience mild anxiety as much as 86%. Conclusion: The public should be wiser in sorting out information related to Covid-19 from various sources and can manage anxiety with good self-coping management, for example by relaxation and positive thinking related to Covid-19.
Faktor Determinan Perilaku dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 Cucu Herawati; Suzana Indragiri; Yasinta Indah Widyaningsih
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 16. No. 1. Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.805 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.16.1.2021.52-59

Abstract

Latar belakang: Upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19 merupakan faktor utama yang harus dilakukan untuk memutus mata rantai penularan penyakit covid-19 yang semakin meningkat. Faktor determinan perilaku sangat menentukan masyarakat dalam menerapkan tidaknya upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19tersebut. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara faktor determinan perilaku dengan upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PT. X dengan jumlah 252 responden, dengan besar sampel 72 sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling.Metode pengumpulan data dengan wawancara.Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil:Adanya hubungan yang signifikan antara sikap (p-value 0,023) dan sarana prasarana (p-value 0,034) dengan upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur (p-value 0,466), pendidikan (p-value 0,553), pengetahuan (p-value 1.000), dukungan petugas kesehatan (p-value 0,811) dengan upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19. Kesimpulan: Sebaiknya melakukan kegiatan sosialisasi kebijakan secara rutin dan menerapkan sanksi bagi pegawai yang tidak menerapkan upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19 serta memastikan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan selalu dalam kondisi baik.
PERAWATAN DIRI SEBAGAI FAKTOR RISIKO KECACATAN PADA PENDERITA KUSTA Cucu Herawati
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 14. No. 1. Tahun 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.525 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.v14i1.4791

Abstract

Latar Belakang: Kecacatan yang dialami oleh penderita kusta menyebabkan berbagai dampak diantaranya dampak sosial, psikologis, dan ekonomi. Dampak sosial yang dialami penderita yaitu terisolasi dari pergaulan karena adanya stigma dan dsikriminasi, masalah psikologis menimbulkan stres, cemas dan depresi, serta dampak ekonomi dapat meningkatkan kemiskinan karena kurangnya produktifitas penderita. Maka diperlukan upaya pencegahan supaya tidak mengalami cacat diantaranya dengan perawatan diri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pendidikan, pendapatan, tipe kusta, dan perawatan diri terhadap cacat tingkat II kusta. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain Cross Sectional. Total populasi 43 penderita dengan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 35 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling, untuk menentukan mana saja yang termasuk sampel dari tiap Puskesmas menggunakan teknik simple random sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan telaah dokumen. Hasil: Didapatkan tidak ada hubungan antara tipe kusta (p=0.234) dengan cacat tingkat II dan terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan (p=0.042), pendapatan (p=0.009), dan perawatan diri (0.001) dengan cacat tingkat II di Kabupaten Cirebon Tahun 2019. Nilai OR perawatan diri sebesar 11.73 maka perawatan diri yang kurang mempunyai risiko 12 kali terjadinya cacat tingkat II dibandingkan dengan yang melakukan perawatan diri baik. Kesimpulan: Perlunya peningkatan peran aktif penderita untuk mencari informasi tentang penyakit kusta dan meningkatkan perilaku kebiasaan perawatan diri yang rutin untuk mencegah terjadinya cacat.
KONDISI EKONOMI, STIGMA, DAN TINGKAT RELIGIUSITAS SEBAGAI FAKTOR DALAM MENINGKATKAN UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 Awis Hamid Dani; Cucu Herawati; Herlinawati Herlinawati; Syaeful Bakhri; Lilis Banowati; Nuniek Tri Wahyuni; R. Nur Abdurakhman
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/V8I2.13306

Abstract

Since the World Health Organization (WHO) declared the COVID-19 outbreak a global pandemic on March 11, 2020, in addition to its impact causing health, psychological and social problems it also affects economic activity around the world which cannot cause long-term and considerable economic implications, p. This affects the Government and society in efforts to prevent and control Covid-19, as several countries impose lockdowns, quarantine, stay at home, business closures, and travel bans. The purpose of this study was to see the relationship between stigma, reduced levels of religiosity, and economic conditions with efforts to prevent Covid-19 in society. This type of research uses descriptive-analytic with a cross-sectional design and asks for data using a survey using a questionnaire instrument via an online google form. The population in this study was 86 respondents in Cirebon, West Java, Indonesia. Statistical analysis used bivariate analysis with Chi-Square and multivariate logistic regression. The results showed that there was a relationship between economic conditions and efforts to prevent Covid-19 with a value of P-value 0.001 (<0.05). There is a relationship between stigma and efforts to prevent Covid-19 with a P-value of 0.001. There is a relationship between the level of religiosity and efforts to prevent Covid-19 with a value of 0.022. Meanwhile, there is no relationship between prevention and efforts to prevent Covid-19 with a value  P-value of 0.933. Economic conditions are the most influential variables on the prevention of Covid-19 with an Odds Ratio (OR) of 5.7 and have a regression coefficient value of 0.63, meaning that someone who has a good economic condition has a high probability of taking preventive measures at 63%.
Co-Authors A.D.Achmad Abdurakhman, R. Nur Aeni, Heni Fa'riatul Amaliah, Lili Andreani, Novi Anis Yuslichah Awis Hamid Dani Awis Hamid Dhani Awis Hamid Dhani Bakhri, Syaeful Charien Rahayu Lestari Dani, Awis Hamid Desi Andalasari Desi Susilawati Dewi Mutiah Dhani, Awis Hamid Didi Taswidi Eka Nurjanah Eka Prilianto Endayani, Heni Eva Lusiana Fajar Ardianing Gofur Faridasari, Ira Guritno, Syah Dewa Putra Hartini, Nonih Sri Hastuti, Messy Healthy Seventina Heni Endayani Heni Fa&#039;riatul Aeni Heni Fa'riatul Aeni Herlinawati Herlinawati Herlinawati Herlinawati Herlinawati Herlinawati Herlinawati Hety Sriwaty Hikhmat, Rokhmatul Hikmat, Rokhmatul Iin Kristanti iin kristanti iklimah, putri Indragiri, Suzana Indrini, Putri Kristanti, Iin Kurniasih, Uun Kusumaning Ayu, Ratu Tsamarah Laili Nurjannah Laili Nurjannah Laili Nurjannah Yulistiyana Laili Nurjannah Yulistiyana Lilis Banowati Lilis Banowati Lilis Banowati Mahasih, Teki Mashuri Aji Wijaya Masrifah Masrifah Mei Marisha Mely Selviana Muslimin Muslimin Mutiah, Dewi Nararya Rundamintasih Nuniek Tri Wahyuni Nur Arofah Nur Arofah, Nur Nurjannah Yulistiyana, Laili Nurjannah, Laili Puji Melati Putri Indrini Putri, Megi Melati Dwi Putri, Septya R. Nur Abdurakhman R. Nur Abdurakhman Rohayani, Rohayani Setiawan, Septya Putri Sirait, Healthy Seventina Siti Rodatul Jannah Sri Kushartati Sri Lestari Sri Rizki Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sudar Sudar Sudrajat Sudrajat SUPRIATIN Supriatin Supriatin Supriatin Supriatin, Supriatin sutarsih, cicih Thohir Thohir Tri Novita Tri Wahyuni, Nuniek Triyana Widianto Wahyuni, Nuniek Tri Wardah Nuroniyah Widianto, Triyana Wiwiet Indriyani Wulan Puspasari Yasinta Indah Widyaningsih Yoga Rizki Ramadhani Yulistiyana, Laili Nurjannah Yulistiyana, Laili Nurjannah Yusron Adi Utomo