Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Efektifitas Jus Buah Naga Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III Yenny Aulya; Vivi Silawati; Ega Margareta
Jurnal SMART Kebidanan Vol 8, No 1 (2021): JUNI 2021
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/sjkb.v8i1.430

Abstract

ABSTRAK  World Health Organization (WHO) tahun 2018 menyebutkan bahwa 41,8% penyebab kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Salah satu komplikasi kehamilan yang sering terjadi adalah anemia dimana kisarannya antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya). Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada tahun 2019 di Puskesmas Teluk Naga dari 832 terdapat 82 (9,86%) menderita anemia ringan (8-11mg/dl) dan 9 (1,1%) mengalami anemia berat (<8mg/dl). Tujuan untuk mengetahui efektifitas jus buah naga terhadap anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Teluk Naga. Desain penelitian quasi eksperimentaL menggunakan rancangan pretest-posttest, control group design. Sampel berjumlah 15 responden kelompok intervensi dan 15 kelompok kontrol dengan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan  alat pengukur Hb digital, lembar observasi dan SOP pembuatan jus buah naga. Hasil uji Mann Whitney didapatkan sebelum diberikan jus buah naga diperoleh nilai rata-rata pretest 9,6 gr% dan rata-rata posttest 11,5 gr%. Pada kelompok kontrol nilai rata-rata pretest 9,5 gr% dan posttest 9,5 gr% dan p value 0,001<0,05 . Terdapat perbedaan kadar Hemoglobin pada ibu hamil trimester III dengan anemia pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan jus buah naga.Kata Kunci : anemia; ibu hamil ; jus buah naga; kadar Hb   The Effectiveness Of Dragon Fruit Juice To Increase Hemoglobin Levels On Pregnant Woman In The Third   Trimester ABSTRACT  The World Health Organization in 2018 stated that 41.8% of the causes of maternal death in developing countries were related to anemia in pregnancy. One of the complications of pregnancy that often occurs is anemia where the range is between 20% to 89% by setting Hb 11 g% as the base). Of the 832 pregnant women who checked their pregnancy in 2019 at Teluk Naga Health Center, 82 (9.86%) suffered from mild anemia (8-11mg/dl) and 9 (1.1%) had severe anemia (<8mg/dl). The purpose of this study was to determine the effectiveness of dragon fruit juice against anemia in third trimester pregnant women at Teluk Naga Health Center. Quasi-experimental research design was used with pretest-posttest design, control group design. The sample consisted of 15 respondents in the intervention group and 15 in the control group by purposive sampling. The research instrument used a digital Hb measuring device, observation sheets and SOPs for making dragon fruit juice. The results of the Mann Whitney test were obtained before being given dragon fruit juice, the average pretest value was 9.6 gr% and the posttest average was 11.5 gr%. In the control group the mean value of pretest was 9.5 gr% and posttest was 9.5 gr% and p value was 0.001 <0.05. There are differences in hemoglobin levels in third trimester pregnant women with anemia in the intervention group before and after being given dragon fruit juice. Keywords: anemia; pregnant mother ; dragon fruit juice; Hb level
ANALISIS SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI SINDROM PREMENSTRUASI DI SMPN 1 MAUK TANGERANG TAHUN 2019 Yenny Aulya; Tresna Amalia Hady
Jurnal Ilmu dan Budaya Vol 41, No 66 (2020): Vol. 41, No 66 (2020)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.948 KB) | DOI: 10.47313/jib.v41i66.801

Abstract

Background: Based on World Health Organization reports, premenstrual syndrome has a higher prevalence in Asian countries compared to Western countries. Research results in Indonesia on 260 women of reproductive age, found there was 95 percent have at least one symptom of premenstrual syndrome, with moderate to severe levels of 3.9 percent. The impact of premenstrual syndrome on academic activities is a decrease in concentration of learning, and an increase in class attendance. This study aims to analyze the attitudes of adolescents on premenstrual syndrome at Junior High School 1 Mauk Tangerang in 2019. Methodology: This research is an analytic epidemiological study with a cross-sectional study design. The sample in this study were 151 people. The sampling technique uses purposive sampling. The research instrument consisted of a questionnaire about attitudes, knowledge, physical activity recall, psychology based on the Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) questionnaire which was a standard questionnaire, while the health education questionnaire had been tested for validity and reliability with a cronbach's alpha coefficient value of 0.66. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis, the Chi-Square test to prove whether there was a relationship between variables. Results: The majority of adolescents had a positive attitude (50.3%) on premenstrual syndrome, high knowledge (74.2%), heavy physical activity (53.6%), psychology in the category of mild anxiety (54.3%) and high health education (53.0%). The results showed that there was a relationship between knowledge, physical activity, psychology, and health education on premenstrual syndrome. Conclusions and Recommendations: There is a relationship between knowledge, physical activity, psychology, and health education with adolescent attitudes on premenstrual syndrome. It is expected to increase knowledge about reproductive health especially about menstruation, getting used to exercising and maintaining a good lifestyle.
HUBUNGAN USIA MENARCHE DAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA SISWI DI JAKARTA Yenny Aulya; Rini Kundaryanti; Rena Apriani
Menara Medika Vol 4, No 1 (2021): VOL 4 NO 1 SEPTEMBER 2021
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v4i1.2580

Abstract

Pada remaja putri yang mengalami menstruasi seringkali  nyeri keluhan berupa nyeri/ kram saat haid disebut (Dismenore primer). Siswi yang mengalami dismenore terganggu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Faktor yang meningkatkan dismenore primer yaitu menarche pada usia lebih awal, dan dipengaruhi oleh diet, di dalamnya konsumsi makanan cepat saji. Tujuan penelitian adalah Mengetahui hubungan usia menarche dan konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian dismenore primer pada siswi di Jakarta Tahun 2021. Desain penelitian menggunakan observasional analitik, desain penelitian ini merupakan jenis rancangan atau desain yang bersifat cross sectional dengan pendekatan statistik Chi-square menyebarkan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah 120 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Hasil penelitian dengan uji Chi-square dikatakan nilai usia menarche menjukkan p-value = 0,043<0,05, sedangkan konsumsi makanan cepat saji menjukkan p-value = 0,032<0,05. Sehingga dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian dismenore primer pada siswi. Ada hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian dismenore. Saran dapat memberikan informasi dan pengetahuan khusunya kesehatan reproduksi pada remaja mengenai dismenore primer. dapat menerapkan pola hidup sehat dengan olahraga teratur dan istirahat yang cukup serta mengkonsumsi makanan sehat dan menghindari makanan cepat saji.
Penggunaan Leaflet Dalam Pemberian Pendidikan Kesehatan Terhadap Motivasi Ibu Hamil Dalam Mencegah Stunting yenny aulya; Jenny Anna Siauta; Nia Chrisanta Leskona
Jurnal SMART Kebidanan Vol 9, No 1 (2022): JUNI 2022
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/sjkb.v9i1.591

Abstract

The Use of Leaflets in Providing Health Education towards The Motivation of Pregnant Mothers In Preventing StuntingABSTRAK Stunting merupakan salah satu kondisi pertumbuhan terlambat yang terjadi pada anak balita akibat kekurangan gizi seimbang dan kurangnya PHBS selama periode 1.000 HPK, sehingga memiliki indeks tinggi badan menurut umur dengan z-score kurang dari -2 SD. Data prevalensi balita stunting di Indonesia menurut WHO tahun 2020 berada pada posisi ke 115 dari 151 negara di dunia. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengatahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan leaflet terhadap motivasi ibu hamil dalam mencegah stunting di Puskesmas kecamatan Sawangan Depok. Penelitian ini menggunakan quasy eksperiment dengan desaign penelitin one group pretest-posttest desaign. Sampel yaitu ibu hamil terimester I dan II berjumlah 52 orang. Instrumen penelitian menggunakan leaflet dan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji Wilxocon. Hasil: diperoleh rata-rata motivasi sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan leaflet adalah 59.02, motivasi setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan leaflet adalah 78.12. Analisis bivariat diperoleh p-value = 0.000 (p < 0.005). Simpulan dan sara: Ada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan leaflet terhadap motivasi ibu hamil dalam mencegah stunting. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat menggunakan media leaflet sebagai media sederhana dalam memberikan pendidikan kesehatan. Kata Kunci: stunting; pendidikan kesehatan; media leaflet, motivasi; ibu hamilABSTRACT Stunting is one of the conditions of delayed growth that occurs in children under five due to lack of balanced nutrition and lack of Clean and Healthy Living Behavior during the 1,000 days of birth period, so that they have a height index for age with a z-score of less than -2 SD. Data on the prevalence of stunting under five in Indonesia according to WHO in 2020 is in the 115th position out of 151 countries in the world. This study was intended to determine the effect of health education using leaflets on the motivation of pregnant women in preventing stunting at the Sawangan District Health Center, Depok. This study used a quasi-experimental research design with one group pretest-posttest design. The samples were 52 pregnant women in the first and second trimesters. The research instrument used leaflets and questionnaires. Bivariate analysis using Wilxocon test. Results: the average motivation before being given health education using leaflets was 59.02, motivation after being given health education using leaflets was 78.12. Bivariate analysis obtained p-value = 0.000 (p < 0.005). Conclusions and suggestions: There is an effect of health education using leaflets on the motivation of pregnant women in preventing stunting. It is expected that health workers, especially midwives, can use leaflet media as a simple medium in providing health education.Keywords: stunting; health education; leaflet media, motivation; pregnant mother
DURASI DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK PRA SEKOLAH DI TK ISLAM PERMATA HATI KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2019 Yenny Aulya; Suprihatin Suprihatin; Ririn Arantika
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 6, No 4 (2020): Volume 6 Nomor 4 Oktober 2020
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v6i4.2911

Abstract

ABSTRACT Background: In 2011 there were 38% of gadget users in children aged 5 years in Indonesia and in 2013 increased to 72%. The use of devices makes children lazy to move and activities. This situation will affect the child's development both in terms of physical, motor, psychological, and social child.Objective: To identify the relationship between the duration and frequency of using a device to the social development of preschool children in the Permata Hati Hati Dua Islamic Kindergarten, Tangerang Regency in 2019.Methodology: This research is an analytic epidemiological study with cross sectional study design. The population in this study were all parents of students at the Permata Hati Kindergarten, totaling 54 people. Sampling uses total sampling. Primary data were collected using a questionnaire. Data analysis through two stages, namely univariate and bivariate using the Chi-Square test.Results: The majority of pre-school children had poor social development (55.6%), with duration of playing devices> 1 hour / day (53.7%), and frequency of use of devices> 3 days a week (55.6 %). The results of this study indicate that there is a significant relationship between the duration and frequency of use of the device to the social development of children.Conclusions : There is a relationship between the duration and frequency of the use of the device to the social development of pre-school children.            Suggestion : It is hoped that parents will be more selective in giving toys to children, especially granting permission to play devices. It is necessary to be firm and mentor from parents in providing limitations on the duration and frequency of device use by children  Keywords: Duration, frequency, device, social development, preschool children ABSTRAK Latar Belakang : Tahun 2011 terdapat 38% pengguna gawai pada anak usia 5 tahun di Indonesia dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 72%. Penggunaan gawai membuat anak menjadi malas bergerak dan beraktifitas. Keadaan seperti ini akan mempengaruhi perkembangan anak baik dari segi fisik, motorik, psikologis, dan sosial anak.Tujuan : Untuk mengidentifikasi hubungan durasi dan frekuensi penggunaan gawai terhadap perkembangan sosial anak prasekolah di TK Islam Permata Hati Kelapa Dua Kabupaten Tangerang Tahun 2019.Metodologi : Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan  desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian yaitu seluruh orang tua siswa di TK Islam Permata Hati yang berjumlah 54 orang. Pengambilan sampel menggunakan total sampling. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data melalui dua tahapan yaitu univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square.Hasil Penelitian : Sebagian besar anak pra sekolah memiliki perkembangan sosial yang kurang baik (55,6%), dengan durasi bermain gawai > 1 jam/hari (53,7%), dan frekuensi penggunaan gawai > 3 hari dalam seminggu (55,6%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara durasi dan frekuensi penggunaan gawai terhadap perkembangan sosial anak.Simpulan  : Ada hubungan durasi dan frekuensi penggunaan gawai terhadap perkembangan sosial anak pra sekolah.Saran Diharapkan orang tua lebih selektif dalam memberikan mainan kepada anak,terutama pemberian izin bermain gawai.Perlu Ketegasan dan pendampingan dari orang tua dalam memberi Batasan durasi dan frekuensi penggunaan gawai oleh anak  Kata Kunci : Durasi, Frekuensi, Gawai, Perkembangan sosial, Anak Prasekolah 
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BAYI Yenny Aulya; Suprihatin Suprihatin; Siti Badriah Ahmad
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 4 (2021): Vol.7 No.4 Oktober 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i4.3602

Abstract

Background: Based on WHO (Word Health Organization) report, Acute Respiratory Infection is still a major health problem in the world. This disease is a major cause of infectious disease morbidity and mortality worldwide. 59% of the visit rates at Zaenab Medika Clinic is Acute Respiratory Infection. Objective: This study aims to analyze the incidence of Acute Respiratory Infection among infants in Zaenab Medika Clinic district Bekasi.Methodology: This research is an analytic epidemiological study with a cross-sectional study design. The sample in this study were 88 infants. The sampling technique uses accidental sampling technique. The research instrument consisted of questionnaires, luxmeter, rollmeter, KMS. The questionnaire was tested for validity and reliability with a Cronbach's alpha coefficient of 0.972. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis, the Chi-Square test to prove whether there was a relationship between variables.Results:  The results of the bivariate analysis, it was that there was one independent variable related to the incidence of Acute Respiratory Infection in infants at the Zaenab Medika Clinic in Bekasi Regency, namely the physical environment of residence with a p value = 0.027. While the unrelated variables are maternal education, exclusive breastfeeding, and nutritional status.Conclusions: There is a Significant relationship between the physical environment of the residence and the incidence of Acute Respiratory Infection in infants. Suggestion Mothers who have babies with Acute Respiratory Infection are expected to pay more attention to the physical environment of the residence in accordance with the home health requirements of the Republic of Indonesia's Ministry of Health. Keywords: Physical environment of residence, maternal education, exclusive breastfeeding, nutritional status ABSTRAK Latar Belakang: Berdasarkan laporan WHO (Word Health Organization), Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia penyakit ini menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi di seluruh dunia. Sebanyak 59% dari angka kunjungan di Klinik Zaenab Medika adalah penyakit ISPA.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian ISPA pada bayi di Klinik Zaenab Medika Kabupaten BekasiMetodologi: Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan desain studi cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 88 bayi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner, luxmeter, rollmeter, KMS. Kuesioner telah diuji validitas dan reabilitas dengan nilai koefisien cronbach’s alpha 0,972. Data dianalisis menggunkan analisis univariat dan bivariat yaitu uji Chi-Square untuk membuktikan ada tidaknya hubungan antar variabel.Hasil Penelitian:  Hasil analisis bivariat di ketahui bahwa terdapat satu variabel independen yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada bayi di Klinik Zaenab Medika Kabupaten Bekasi, yaitu lingkungan fisik tempat tinggal dengan nilai p=0,027. Sedangkan variabel yang tidak berhubungan yaitu Pendidikan ibu, ASI ekslusif, dan Status gizi          .Kesimpulan: Ada hubungan Signifikan antar Lingkungan fisik tempat tinggal dengan kejadian ISPA pada bayi. Saran Ibu yang memiliki bayi dengan ISPA di harapkan lebih memperhatikan Lingkungan fisik tempat tinggal sesuai dengan persyartan kesehatan rumah kementrian kesehatan republik indonesia. Kata kunci: Lingkungan fisik tempat tinggal, pendidikan ibu, ASI ekslusif, Status Gizi
AANALISIS FAKTOR RISIKO PENYEBAB PENULARAN COVID-19 PADA TENAGA KESEHATAN DI JAKARTA SELATAN Yenny Aulya; Evania Sale Gegu; Retno Widowati
Menara Medika Vol 6, No 1 (2023): VOL 6 NO 1 SEPTEMBER 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v6i1.4662

Abstract

Pendahuluan: Coronavirus disease 2019 (COVID-19 ) yaitu penyakit menular yang diakibatkan oleh virus Sars-Cov-2 yang penyebarannya dari manusia ke  manusia melalui droplet yang keluar dari batuk dan bersin. Tenaga kesehatan merupakan profesi yang secara langsung melakukan interaksi dengan pasien yang terkonfirmasi COVID-19  sehingga sangat rentan terpapar bahkan tertular penyakit infeksi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko penyebab penularan COVID-19  pada tenaga kesehatan di Jakarta Selatan. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang tenaga kesehatan. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen. Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan hasil bahwa yaitu ketepatan pemakaian APD p-value 0,0610,05, cuci tangan pakai sabun p-value 0,1410,05, kontak erat p-value 0,0000,05, pengetahuan p-value 0,0840,05, komorbid p-value 0,4150,05 dan beban kerja p-value 0,0010,05. Kesimpulan dan Saran: Diketahui faktor risiko yang berhubungan signifikan dengan penularan COVID-19  pada tenaga kesehatan yaitu kontak erat dan beban kerja, sedangkan faktor risiko yang tidak berhubungan yaitu ketepatan pemakaian APD, cuci tangan pakai sabun, pengetahuan dan komorbid. Diharapkan upaya tenaga kesehatan untuk tetap teliti dan mematuhi prosedur dalam menerapkan protokol kesehatan saat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat agar tidak tertular virus COVID-19 .
PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA WANITA LANSIA Asti Mukarromah; Yenny Aulya; Anni Suciawati
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 14 No. 2, Juli 2023
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/jk.v14i2.992

Abstract

Hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi di dalam arteri yang dapat menaikkan resiko penyakit kardiovaskular. Pengobatan non farmakologi yang dapat digunakan untuk membantu penurunan tekanan darah tinggi diantaranya dengan daun salam (Syzygium polyanthum). Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh dari air rebusan daun salam terhadap tekanan darah. Jenis penelitian ini quasi-experiment dengan pretest-posttest with control group design. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling sebanyak 38 responden. Analisis yang digunakan menggunakan uji Paired t-test dan analisis uji beda menggunakan uji Independent t-test. Selisih rata-rata penurunan tekanan darah antara sebelum dan setelah intervensi diperoleh selisih tekanan sistolik 24.43 mmHg dan tekanan diastolik 3.84 mmHg. Hasil uji Paired t test pada tekanan sistolik p value 0.000 (<0.05) dan tekanan diastolik p value 0,001 (<0,005). Ada pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan tekanan darah wanita lansia. Abstract Hypertension is a condition of high blood pressure in the arteries that can increase the risk of cardiovascular. One of the non-pharmacological treatments to reduce high blood pressure is bay leaf (Syzygium polyanthum). This study to determine the effect of consumption of bay leaf decoction water on reducing blood pressure in elderly women. This study used quasi-experiment with pretest-posttest with control group design. The sampling used a purposive sampling technique which involved 38. The analysis used uses the Paired test and Independent test. The average difference blood pressure between before being given bay leaf decoction water was systolic blood pressure of 24.43 mmHg and the average blood pressure of diastolic was 3.84 mmHg. Paired t-test results of systolic obtained p value 0.000 (<0.05) and diastolic obtained p value 0.000 (<0.05). There is an effect of giving bay leaf decoction water on reducing blood pressure in elderly women.
Analisis Preeklampsia Ibu Hamil pada Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas Sepatan Kabupaten Tangerang Tahun 2021 Yenny Aulya; Vivi Silawati; Wulan Safitri
Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi Vol. 10 No. 2 (2021): September
Publisher : Universitas Baiturrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36565/jab.v10i2.387

Abstract

Medical record data at the Sepatan Health Center in 2019 showed that the incidence of preeclampsia from 735 deliveries was obtained as many as 93 people (12.65%) pregnant women who underwent examinations in the January-December 2020 period, and increased to 116 people (13.25%) from 875. childbirth, and in January 2021 there were 35 preeclampsia of pregnant women and 81 preeclampsia of pregnant women, out of 875 deliveries. Analyzing factors associated with preeclampsia of pregnant women during the Covid-19 pandemic at the Sepatan Public Health Center, Tangerang Regency in 2021. Methods This type of research is an analytical survey research, with a cross sectional approach. This population is all pregnant women who experience preeclampsia in January 2021 as many as 35 respondents, using a total sampling technique of 35 respondent’s pregnant women with preeclampsia. The results showed that five variables were statistically proven to have a significant relationship with the incidence of preeclampsia, namely age (p = 0.010 <0.05), parity (p = 0.021 <0.05), history of disease (p = 0.004 <0, 05) multiple pregnancy (p = 0.026 <0.05) and nutritional status (p = 0.007 <0.05). There is a significant relationship between age, parity, history of disease, multiple pregnancies and nutritional status on the incidence of preeclampsia of pregnant women at the Puskesmas Sepatan, Tangerang District in 2021.  For midwives to be more observant in examining preeclampsia, especially age (<20 years or> 35 years), mothers who are pregnant for the first time, have a history of disease, pregnancy with multiple fetuses and nutritional status who are overweight in pregnant women
Pengaruh Promosi Kesehatan menggunakan Leaflet terhadap Persepsi Remaja Putri tentang Seks Pranikah di SMAN 2 Cibeber Kabupaten Lebak-Banten Yenny Aulya; Jenny Anna Siauta; Fitri Rizki Pebriant; Febry Mutiariami Dahlan
Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi Vol. 11 No. 2 (2022): September
Publisher : Universitas Baiturrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36565/jab.v11i2.518

Abstract

Adolescence in the 10-19 year age range will experience physical growth and maturity of reproductive organ functions, plus emotional changes in adolescents will also become more aggressive and easy to react to stimuli. The prevalence of adolescents who have premarital sex was 41%, and this figure shows an increase from year to year. The existing IDHS survey shows that the prevalence of adolescents who have premarital sex is 4.5% for men and 0.7% for women. To determine the effect of health promotion using leaflets on adolescent girls’ perceptions of premarital sex at SMAN 2 Cibeber, Lebak-Banten Regency.  This study was a Quasi-Experiment with One group pre test post test design. The sample was class XI students which consisted of 35 people. The sampling technique used was total sampling. Bivariate univariate data analysis using paired t test non parametric test. The average value of the perception of adolescent girls about premarital sex before health promotion intervention was 37.65 and after health promotion intervention was increased to 52.94. The results of bivariate analysis using paired t test showed that p value 0.000 <0.05, there was a significant effect of health promotion on adolescents' perceptions of premarital sex. There was a significant effect in providing health promotion using leaflets on adolescent perceptions about the dangers of premarital sex.  It is expected that adolescent grils after being given health promotion the dangers of premarital sex can prevent it.