Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Efektivitas Modul Sistem Pencernaan Berbasis Nature of Science (NOS) Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Narut, Yosef Firman
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 10 No 2 (2018): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas modul sistem pencernaan berbasis NOS dalam meningkatkan keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA. Aspek KPS yang diukur, yakni mengamati, mengajukan hipotesis, merancang percobaan dan menginterpretasi data. Penelitian experimental-quasi ini menggunakan rancangan penelitian control group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara multistage random sampling. Sampel penelitian ini adalah 30 siswa kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol pada SMA Pangudi Luhur Santu Yosef Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Efektivitas modul dalam meningkatkan KPS dapat dilihat dari analisis uji Mann-Whitney dan rerata gain score dari nilai pretest dan posttest siswa dengan menggunakan instrument tes yang tervalidasi. Instrumen tes memiliki validasi isi sebesar 96,97%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, modul sistem pencernaan berbasis NOS efektif dalam meningkatkan KPS siswa pada kelas eksperimen. Hasil uji Mann-Whitney pada kelas eksperimen diperoleh -thitung sebesar -6,679 dengan probabilitas (p) sebesar 0,000 (p < 0,005), sehingga H0 ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest KPS siswa setelah penggunaan modul. Siswa pada kelas kontrol juga mengalami peningkata nilai KPS setelah pembelajaran, namun tidak sebesar pada kelas eksperimen. Efektivitas modul juga ditentukan oleh analisis gain score dari nilai pretest dan posttest KPS siswa. Rata-rata gain score pada kelas eksperimen sebesar 0,82 dengan kategori tinggi. Rata-rata gain score pada kelas kontrol sebesar 0,52 dengan kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa modul sistem pencernaan berbasis NOS terbukti efektif dalam meningkatkan KPS siswa.
Literasi Sains Peserta Didik Dalam Pembelajaran IPA di Indonesia Narut, Yosef Firman; Supardi, Kanisius
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Literasi Sains Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dan memberikan gambaran mengenai hakikat literasi sains; analisis literasi sains peserta didik Indonesia berdasarkan survei PISA; serta upaya dan gagasan untuk pengembangan literasi sains di Indonesia melalui pendekatan saintifik. Penulisan artikel ini berdasarkan telaah kepustakaan dari berbagai sumber hasil penelitian yang relevan. Hasil yang diperoleh dari survei PISA sejak tahun 2000 sampai tahun 2015 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat literasi sains yang rendah. Padahal, salah satu tujuan utama pendidikan IPA adalah menciptakan generasi muda yang memiliki kecakapan literasi sains yang memadai. Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya; serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains. Peringkat PISA Indonesia mencerminkan sistem pendidikan Indonesia yang belum mampu memfasilitasi pemberdayaan literasi sains peserta didik. Implementasi  Kurikulum 2013 diharapkan dapat memberi ruang yang lebih besar bagi pemberdayaan literasi sains peserta didik. Kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik, sangat menonjolkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, serta menekankan pada proses berinquiri melalui tahapan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah suatu titik tolak atau cara pandang yang dilakukan oleh guru dalam rangka meniru ilmuwan, karena pendekatan ini meniru langkah-langkah metode ilmiah yang digunakan oleh ilmuwan dalam menemukan ilmu pengetahuan. Pendekatan ini dapat melatih peserta didik untuk menjadi ilmuwan dalam menemukan konsep yang dipelajari. Metode pembelajaran tradisional menjadikan peserta didik menjadi pendengar yang pasif, sedangkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik akan mendorongpeserta didik aktif dalam pembelajaran.
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU SDN REO II DALAM LITERASI MEMBACA PERMULAAN SEBAGAI DASAR GERAKAN LITERASI SEKOLAH Arifian, Florianus Dus; Edu, Ambros Leonangung; Bosco, Fabianus Hadiman; Sumardi, Vinsensius; Narut, Yosef Firman
International Journal of Community Service Learning Vol 3, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.194 KB) | DOI: 10.23887/ijcsl.v3i4.22549

Abstract

PKM ini dilatarbelakangi oleh kesulitan para guru SDN Reo II, Kabupaten Manggarai, Flores, tentang konsep dan strategi-strategi praktis dalam membentuk literasi membaca permulaan siswa. Sebagian besar siswa kelas rendah di sekolah tersebut sangat lambat menguasai aspek bentuk (grafem) dan bunyi (fonem) huruf-huruf. Problematika ini pada gilirannya menghambat siswa dalam memasuki gerakan literasi sekolah yang dicanangkan pemerintah. Oleh karena itu, PkM ini bertujuan menguatkan pemahaman mitra (guru) tentang konsep literasi membaca permulaan dan cara meningkatkan kemampuan mitra dalam merancang dan mengembangkan literasi membaca permulaan. Metode PkM yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan pelatihan. Ceramah dan diskusi menguatkan pemahaman mitra tentang konsep literasi membaca permulaan. Sementara itu, pelatihan membantu mitra dalam merancang dan mengembangkan aktivitas pembelajaran literasi membaca permulaan. Hasil PkM ini menunjukkan bahwa mitra mengalami peningkatan pemahaman terhadap konsep literasi membaca permulaan serta adanya peningkatan keterampilan dalam merancang dan mengembangkan aktivitas pembelajaran literasi membaca permulaan. Hal ini terlihat dari antusiasme mitra dalam mendiskusikan konsep literasi membaca permulaan dan output rancangan aktivitas pembelajaran literasi membaca permulaan.  Kata Kunci: Gerakan Literasi Sekolah, Membaca Permulaan, SDN Reo II
Analisis Sikap Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar di Kota Ruteng Yosef Firman Narut; Mikael Nardi
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 9 No 3 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.666 KB) | DOI: 10.24246/j.js.2019.v9.i3.p259-266

Abstract

This study mainly aims to describe and analyze the environmental cares of the 6th class elementary school students in Ruteng. Three attitude components were assessed: cognition, affection, and conation components. A descriptive qualitative research were designed through survey method which involved the 6th grade students as the population from elementary schools in Ruteng. Simple random sampling was employed to determine four elementary schools as samples; those schools were SDK Ruteng 1, SDK Ruteng 3, SDI Wae Ri'i, and SDI Karot. The data were collected through a questionnaire while the data analysis technique was based on Miles and Huberman models which covers reduction, data display, and conclusion / verification. The data were validated in triangulation test, namely: theory triangulation, data triangulation, and expert triangulation. The results of the study showed that the average score of environmental care attitudes of the 6th students’ in Ruteng was 77.81 in a good category. Meanwhile, the average of attitude score components covering the cognition component was 80.3 in the excellent category, affection component was 80.05 in the excellent category, and the conation component was 73.1 in the good category. Based on four elementary school samples, those results were consistently found and the environmental care score on the conation component was lower than the other two components. This indicates that cognitive and affective factors do not necessarily affect on students' conations. Even though the students have awareness (cognition) and feelings (affection) related to the surrounding environmental problems, these are not visible in their daily behavior (conation).
LITERASI SAINS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA DI INDONESIA Yosef Firman Narut; Kanisius Supardi
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol. 3 No. 1 (2019): JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar)
Publisher : PGSD UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Literasi Sains Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dan memberikan gambaran mengenai hakikat literasi sains; analisis literasi sains peserta didik Indonesia berdasarkan survei PISA; serta upaya dan gagasan untuk pengembangan literasi sains di Indonesia melalui pendekatan saintifik. Penulisan artikel ini berdasarkan telaah kepustakaan dari berbagai sumber hasil penelitian yang relevan. Hasil yang diperoleh dari survei PISA sejak tahun 2000 sampai tahun 2018 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat literasi sains yang rendah. Padahal, salah satu tujuan utama pendidikan IPA adalah menciptakan generasi muda yang memiliki kecakapan literasi sains yang memadai. Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya; serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains. Peringkat PISA Indonesia mencerminkan sistem pendidikan Indonesia yang belum mampu memfasilitasi pemberdayaan literasi sains peserta didik. Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat memberi ruang yang lebih besar bagi pemberdayaan literasi sains peserta didik. Kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik, sangat menonjolkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, serta menekankan pada proses berinquiri melalui tahapan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah suatu titik tolak atau cara pandang yang dilakukan oleh guru dalam rangka meniru ilmuwan, karena pendekatan ini meniru langkah-langkah metode ilmiah yang digunakan oleh ilmuwan dalam menemukan ilmu pengetahuan. Pendekatan ini dapat melatih peserta didik untuk menjadi ilmuwan dalam menemukan konsep yang dipelajari. Metode pembelajaran tradisional menjadikan peserta didik menjadi pendengar yang pasif, sedangkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik akan mendorongpeserta didik aktif dalam pembelajaran. Kata Kunci: Literasi Sains, IPA, Survei PISA, Pendekatan Saintifik
PEMBELAJARAN IPA BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MIS AMANAH RUTENG Yosef Firman Narut; Zephisius R. E. Ntelok
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol. 4 No. 2 (2020): JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar)
Publisher : PGSD UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jipd.v4i2.612

Abstract

This study mainly aims to determine the effect of the use of audiovisual media on learning outcomes of fourth grade students at MIS Amanah Ruteng in the 2018/2019 school year. This research includes quantitative research, with the type of experimental research. The design in this study was the prepostest control group design. The sampling technique is done by total sampling, which the entire population of fourth grade is used as a sample. The research sample consisted of 21 students of 4thA grade as the control class and 21 students of 4thB grade as the experimental class. The data collection technique in this study was a multiple choice test technique with 30 instruments. The results of the validity test contained 26 valid items and 4 items were invalid with a reliability of 0.932. Based on the results of the analysis showed the value of tcount was 7.38 and the value of ttable was 2.02 at a significance level of 0.05. The calculation results showed the value of tcount 7.38 > 2.02 ttable. This shows that the null hypothesis (Ho) was rejected and the alternative hypothesis (Ha) was accepted. Based on the results of this study, it was concluded that science learning assisted by audiovisual media was proven to be able to improve student learning outcomes.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR Sofiana Haul; Yosef Firman Narut; Mikael Nardi
Jurnal Literasi Pendidikan Dasar (JLPD) Vol 2 No 1 (2021): JLPD (Jurnal Literasi Pendidikan Dasar)
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar (UNIKA Santu Paulus Ruteng)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.422 KB)

Abstract

The aims of this study are: 1) to determine the implementation of environmental awareness character education in elementary schools; 2) to describe the obstacles faced in the implementation of environmental awareness character education in elementary schools; 3) to describe the tips taken to support the success of environmental awareness character education in elementary schools. This environmental awareness character needs to be formed from an early age, namely, at elementary school age. The writing method used is a literature study which contains theories relevant to the research problem. The data sources in this study were secondary sources that relevant to the research variables. Data collection techniques was carried out by tracing and reviewing various literatures related to research. The data analysis technique used in discussing and analyzing the data is by using descriptive analysis methods and comparative methods. The results showed that the implementation of environmental awareness character education in elementary schools was carried out in three stages, namely: 1) integrated learning planning strengthening environmental care character education. Environmental awareness values ​​are integrated into planning documents such as lesson plans and syllabus. 2) Implementation of integrated learning to strengthen environmental awareness character education. The teacher integrates the values ​​of environmental awareness by utilizing the environment as a learning resource, and arranges classes so that the implementation of environmental awareness characters can run well. 3) Integrated learning assessment of the achievement of environmental awareness character. The character of environmental awareness becomes one of the components of attitude assessment. In addition, the formation of environmental awareness was carried out through positive habits both at home, at school, and in the community. The obstacles in implementing character education in elementary schools are influenced by internal and external factors. Internal factors are students' low understanding of environmental cleanliness. While external factors, namely, inadequate facilities and the indecision of the rules made by the school. The tips taken to support the success of environmental awareness character education in elementary schools, namely: 1) implementation of an environment-based curriculum in schools; 2) participatory based environmental activities; and 3) management of supporting facilities that are environmentally friendly. Thus, it can be concluded that the implementation of environmental awareness character education in schools can run well if there is work between the important components in education, namely teachers, students, parents, and the community.
EFEKTIVITAS MODUL SISTEM PENCERNAAN BERBASIS NATURE OF SCIENCE (NOS) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA Yosef Firman Narut
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.3 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v10i2.177

Abstract

Efektivitas Modul Sistem Pencernaan Berbasis Nature of Science (NOS) Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas modul sistem pencernaan berbasis NOS dalam meningkatkan keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA. Aspek KPS yang diukur, yakni mengamati, mengajukan hipotesis, merancang percobaan dan menginterpretasi data. Penelitian experimentalquasi ini menggunakan rancangan penelitian control group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara multistage random sampling. Sampel penelitian ini adalah 30 siswa kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol pada SMA Pangudi Luhur Santu Yosef Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Efektivitas modul dalam meningkatkan KPS dapat dilihat dari analisis uji Mann-Whitney dan rerata gain score dari nilai pretest dan posttest siswa dengan menggunakan instrument tes yang tervalidasi. Instrumen tes memiliki validasi isi sebesar 96,97%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, modul sistem pencernaan berbasis NOS efektif dalam meningkatkan KPS siswa pada kelas eksperimen. Hasil uji Mann-Whitney pada kelas eksperimen diperoleh -thitung sebesar -6,679 dengan probabilitas (p) sebesar 0,000 (p < 0,005), sehingga H0 ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest KPS siswa setelah penggunaan modul. Siswa pada kelas kontrol juga mengalami peningkata nilai KPS setelah pembelajaran, namun tidak sebesar pada kelas eksperimen. Efektivitas modul juga ditentukan oleh analisis gain score dari nilai pretest dan posttest KPS siswa. Rata-rata gain score pada kelas eksperimen sebesar 0,82 dengan kategori tinggi. Rata-rata gain score pada kelas kontrol sebesar 0,52 dengan kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa modul sistem pencernaan berbasis NOS terbukti efektif dalam meningkatkan KPS siswa.
The Effect of Problem-Based Approach Assisted with Mobile Augmented Reality toward Students’ Science Process Skills And Achievement Yuliana Wahyu; Kanisius Supardi; Marlinda Mulu; Yosef Firman Narut
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram Vol 9, No 2: December 2021
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.668 KB) | DOI: 10.33394/j-ps.v9i2.4342

Abstract

Problem Based Learning (PBL) is a student-oriented approach. PBL is a student-centered approach that can answer 21t century educational challenges. This research approach applies the PBL approach assisted by Mobile Augmented Reality (MAR) as a technology-based media that combines the virtual world with the real world to science process skills and achievement. The purpose of the study was to investigate the effect of the PBL approach assisted with MAR on the learning process skills and outcomes of the students at the Primary Education Teacher Program of Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) St. Paulus Ruteng. The research design used was a pretest/posttest control group design with a one-way MANOVA statistical test. Based on the results of hypothesis testing (F test) shows that 1) there is a significant difference in the science process skills of students who take learning with the MAR-assisted PBL model and students who take conventional learning; 2) there is a significant difference in the learning outcomes of students who take learning with the PBL model assisted by MAR and students who take conventional learning; 3) there is a significant difference in the skill process and science learning outcomes of students who take learning with the MAR-assisted PBL model and students who take conventional learning.
PERAN GURU KELAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR Oktaviani Tuti Sasmita; Yosef Firman Narut; Remigius Baci
Jurnal Literasi Pendidikan Dasar Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Literasi Pendidikan Dasar
Publisher : Jurnal Literasi Pendidikan Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) berbagai problematika rendahnya motivasi belajar siswa di SD; 2) peran guru kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SD . Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian kepustakaan. Berdasarkan sumber datanya, data penelitian terbagi atas data primer dan sekunder. Data primer adalah data rujukan utama yang langsung dihimpun oleh peneliti dari sumber ilmiah yang relevan seperti, jurnal ilmiah. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber lain yang tidak diperoleh dari sumber primer dan sifatnya melengkapi seperti, buku-buku yang relevan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menelusuri dan menelaah berbagai literatur yang terkait dengan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles & Huberman yaitu, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukan terdapat problematika yang menunjukan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah. Adapun kondisi belajar peserta didik saat berlangsungnya pembelajaran di kelas, ada yang mengantuk; corat-coret buku atau menggambar sendiri; mengobrol dengan teman sebangku; melamun pada waktu guru menjelaskan materi pelajaran; keinginan/dorongan dan ketertarikan yang rendah dalam belajar. Siswa terlihat bosan dengan cara pembelajaran yang monoton, yaitu peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat. Siswa juga tampak kurang termotivasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Ketika belajar, siswa terlihat murung, kurang bergairah, dan kurang semangat dalam belajar. Siswa merasa belajar itu membosankan. Guru kelas memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi yang baik dan intens dari guru kelas, akan menstimulus siswa untuk memiliki kesiapan belajar yang lebih baik. Kesiapan belajar yang baik, akan mempermudah siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif, sehingga mudah menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada akhirnya, motivasi belajar akan berdampak secara tidak langsung pada pencapaian hasil belajar siswa itu sendiri.