Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Nasib Kaum Perempuan: Berkaca pada Novel “Perempuan di Titik Nol”. Edu, Ambros Leonangung
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 9 No 1 (2017): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak awal penciptaaan, laki-laki dan perempuan sudah ada bersama. Bahkan mereka diciptakan untuk hidup berdampingan. Tetapi di matalelaki, keberadaan perempuan bersifat problematis. Mungkin bukannya tidak dibutuhkan, tetapi kontribusinya dipertanyakan. Aneka kekerasan yang dialami perempuan sudah semestinya terjadi. Cara pandang tersebut menjadi sisi tilik untuk menjelaskan praksis aneka kekerasan terhadap perempuan. Tulisan ini ingin membedah kekerasandengan bertolak dari reflesi atas novel Perempuan di Titik Nol, karya Nawal El-Saadawi. Novel ini akan mengupassecara tajam konteks dan relevansi kekerasan yang dialami para perempuan dewasa ini.
Pendidikan Seni Musik Tradisional Manggarai dan Pembentukan Kecakapan Psikomotorik Anak Leonangung Edu, Ambros; Tarsan, Vitalis
International Journal of Community Service Learning Vol 3, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.822 KB) | DOI: 10.23887/ijcsl.v3i1.17484

Abstract

Salah satu unsur budaya yang menjadi aset orang Manggarai adalah seni musik tradisional. Bagi generasi sekarang, aset budya ini cenderung termajinalisasi. Rasa cinta anak-anak Manggarai untuk bermain music tradisional makin memudar. Partisipasi anak-anak dalam membawakan music tradisional budaya Manggarai memprihatinkan. Anak-anak kurang mengenal birama musik tradisional Manggarai seperti takitu, kedendit, concong, mbata, ndundu ndake, mumere. Jika fenomena ini terus dibiarkan maka lambat laun generasi anak Manggarai kehilangan warisan kekayaan leluhur yang sangat berharga. Kegiatan Pengadian kepada Masyarakat  PkM) ini dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan dan melestarikan musik tradisional Manggarai. Selain itu, kegiatan PkM ini juga dimaksudkan untuk memperkuat dan meningkatkan kecakapan motorik anak SD Barang Cibal, melalui pelatihan birama music tradisional Manggarai: ndundu ndake, concong, kedindit, dan takitu. Kegiatan ini didasarkan pada analisis situasi problematik yang dihadapi mitra, anak-anak SD di Kampung Barang Cibal. Pendekatan yang dipakai dalam kegiatan ini adalah pendekatan edukasi melalui pelatihan. Metode yang dipakai adalah pelatihan yang dikemas dalam suasana fun learning. Tempat pelatihan dipusatkan di rumah gendang, rumah adat Manggarai, kampong Barang Cibal. Dalam proses pelaksanaannya, kegiatan pelatihan ini melewati beberapa tahap: persiapan; rancangan kegiatan PkM; dan pelaksanaan
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU SDN REO II DALAM LITERASI MEMBACA PERMULAAN SEBAGAI DASAR GERAKAN LITERASI SEKOLAH Arifian, Florianus Dus; Edu, Ambros Leonangung; Bosco, Fabianus Hadiman; Sumardi, Vinsensius; Narut, Yosef Firman
International Journal of Community Service Learning Vol 3, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.194 KB) | DOI: 10.23887/ijcsl.v3i4.22549

Abstract

PKM ini dilatarbelakangi oleh kesulitan para guru SDN Reo II, Kabupaten Manggarai, Flores, tentang konsep dan strategi-strategi praktis dalam membentuk literasi membaca permulaan siswa. Sebagian besar siswa kelas rendah di sekolah tersebut sangat lambat menguasai aspek bentuk (grafem) dan bunyi (fonem) huruf-huruf. Problematika ini pada gilirannya menghambat siswa dalam memasuki gerakan literasi sekolah yang dicanangkan pemerintah. Oleh karena itu, PkM ini bertujuan menguatkan pemahaman mitra (guru) tentang konsep literasi membaca permulaan dan cara meningkatkan kemampuan mitra dalam merancang dan mengembangkan literasi membaca permulaan. Metode PkM yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan pelatihan. Ceramah dan diskusi menguatkan pemahaman mitra tentang konsep literasi membaca permulaan. Sementara itu, pelatihan membantu mitra dalam merancang dan mengembangkan aktivitas pembelajaran literasi membaca permulaan. Hasil PkM ini menunjukkan bahwa mitra mengalami peningkatan pemahaman terhadap konsep literasi membaca permulaan serta adanya peningkatan keterampilan dalam merancang dan mengembangkan aktivitas pembelajaran literasi membaca permulaan. Hal ini terlihat dari antusiasme mitra dalam mendiskusikan konsep literasi membaca permulaan dan output rancangan aktivitas pembelajaran literasi membaca permulaan.  Kata Kunci: Gerakan Literasi Sekolah, Membaca Permulaan, SDN Reo II
KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI EDU, AMBROS LEONANGUNG
Buana Pendidikan Jurnal Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Publisher : Fakultas Pedagogi dan Psikologi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/bp.vol14.no25.a1452

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kontribusi motivasi belajar siswa dan kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi belajar Sosiologi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi eksplanatoris dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian berjumlah 2428 siswa yang berasal dari SMA N 1, SMA N 2, dan MAN di Kecamatan Langke Rembong propinsi NTT. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan teknik proporsional dan simple random sampling. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik angket dan teknik tes. Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait tinggi rendahnya motivasi siswa dan kompetensi pedagogik guru. Teknik tes berupa tes pilihan ganda digunakan untuk mengukur prestasi belajar Sosiologi siswa. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis korelasi sederhana dan korelasi ganda. Hasil analisis korelasi sederhana menunjukan terdapat hubungan positif antara motivasi belajar (X1) siswa dengan prestasi belajar Sosiologi (Y) dan terdapat korelasi positif antara kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi belajar Sosiologi siswa. Koefisien korelasi motivasi belajar dengan prestasi belajar adalah ry.1 = 0,643. Koefisien korelasi kompetensi pedagogik guru (X2) terhadap prestasi belajar Sosiologi adalah ry.2 = 0,666. Taraf signifikansi kedua korelasi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang membuktikan hipotesis adanya korelasi positif antara variabel motivasi dan kompetensi pedagogik terhadap prestasi belajar Sosiologi siswa. Koefisien korelasi antara (X1) dan (X2) terhadap Y meningkat ketika dihitung secara bersama-sama menggunakan teknik korelasi ganda. Besaran koefisien korelasi kedua variabel tersebut terhadap prestasi belajar Sosiologi adalah sebesar ry.12 = 0,754. Dengan kata lain, kontribusi bersama variabel motivasi belajar dan kompetensi pedagogik terhadap prestasi belajar Sosiologi adalah sebesar 57,2%. Sebesar 42.8% hasil belajar Sosiologi dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Tata Kelola Pemerintahan Desa di Kabupaten Manggarai, NTT Ambros Leonangung Edu; Petrus Redy Partus Jaya; Stefanus Jelalut
STAATSRECHT: Indonesian Constitutional Law Journal Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : UIN JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/siclj.v4i1.14557

Abstract

This study examines the governance of villages in Manggarai Regency, NTT Province. The performance of village governance is measured by the principles of good governance; transparency, accountability, responsiveness, rule of law, and participatory. The research method uses qualitative research methods with an empirical approach. Data obtained by literature studies and interviews. The study population consisted of villages in Manggarai Regency as many as 145 villages spread across 11 sub-districts (except Langke Rembong District). The results showed that village governance was classified as positive. Village officials and villagers organize village governance according to aspects of transparency, accountability, law enforcement, responsiveness and participation. However, village governance tends to be administrative.
Kemampuan Bermedia dan Daya Kritis Para Mahasiswa Di Kabupaten Manggarai - Flores Marianus Mantovanny Tapung; Ambros Leonangung Edu; Petrus Redy Partus Jaya
SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Sharia and Law UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sjsbs.v6i2.11029

Abstract

Abstract:This study aims to describe the ability of media and the critical power of students in Manggarai Regency. The ability to media is measured by indicators: The types of social media that are most often used, the ability to apply social media, frequently sought media content, the critical power of social media content, and social media content that is often distributed. The type of research used was a descriptive cross sectional study. The research respondents were 353 students who were determined using the proportional stratified random sampling technique. Data was collected using an online questionnaire. To guarantee the credibility of the data, researchers applied the one vote method and cross-checked through interviews via mobile phones. Data is presented in the form of tables and graphs. The results of the study show that the types of media most used by students are Facebook and WhatsApp. Both types of social media are applied by students themselves. Most students are able to apply these social media proficiently. However, many students use the media to access content that does not support their intellectual knowledge and insight. The use of media is limited to building social relations or friendship among students. This habit has an impact on students' critical power in assessing hoax content and factual content. The results of this study illustrate the discrepancy between the ability to apply media and students' critical power. This condition must be the concern of educators and stakeholders in Manggarai Regency.Keywords: Media, Critical Power, Manggarai Flores Students Abstrak:Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan bermedia dan daya kritis mahasiswa di Kabupaten Manggarai. Kemampuan bermedia diukur berdasarkan indikator-indikator: Jenis media sosial yang paling sering digunakan, kemampuan mengaplikasikan media sosial, konten media yang sering dicari, daya kritis terhadap konten media sosial, dan konten media sosial yang sering disebarkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif cross sectional. Responden penelitian berjumlah 353 mahasiswa yang ditentukan menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner online. Untuk menjamin kredibilitas data, peneliti menerapkan metode one vote dan melakukan crosscheck melalui wawancara via handphone.  Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis media yang paling banyak digunakan mahasiswa adalah facebook dan whatsapp. Kedua jenis media sosial ini diaplikasikan sendiri oleh mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa mampu mengaplikasikan media-media sosial tersebut secara mahir. Namun, banyak mahasiswa menggunakan media untuk mengakses konten-konten yang kurang mendukung pengetahuan dan wawasan intelektual mereka. Penggunaan media hanya sebatas membangun relasi sosial atau pertemanan di antara mahasiswa. Kebiasaan ini berdampak pada daya kritis mahasiswa dalam menilai konten-konten hoax dan konten-konten fakta. Hasil penelitian ini menggambarkan adanya diskrepansi antara kemampuan mengaplikasikan media dengan daya kritis mahasiswa. Kondisi ini mesti menjadi perhatian para pendidik dan stakeholdersdi Kabupaten Manggarai.Kata Kunci: Media, Daya Kritis, Mahasiswa Manggarai Flores
Demokrasi dalam Keluarga di Ruang Komunikasi Digital Masa Kini Ambros Leonangung Edu; Richard A Nelwan
SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Sharia and Law UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sjsbs.v8i3.20577

Abstract

This paper background describes about democratic values such as equality, honesty, openness, freedom due to the intervention of digital technology. The basic assumption of this paper is that democracy which is known to the public is accepted and has strong roots in the family lives. Family is the first place a person gets to know democracy. Home is a space for the seeds of democracy to grow. Democracy in the family matures the democratic process in society and the state. A democraticperson in  family is a democratic cittizen in state life. The purpose of this paper is to explore democratic values in the family as a place for the development of democracy at the state level, and how the shift in democracy at the family level occurs due to the presence of digital technology which distorts communication, relationships, and the value of equality. The description in this paper comes to the conclusion that there is a good side to democracy in a family that grows above physical and emotional relationships, direct and face-to-face relationships. The facts that occur in today's families, the breakdown, estrangement, and disharmony in today's families, one of which is triggered by the lack of direct communication due to excessive entry of digital technology.Keywords: Democracy; Family; Communication; Digital Technology AbstrakTulisan ini bertolak dari kemunduran nilai-nilai demokrasi di dalam seperti kesetaraan, kejujuran, keterbukaan, kebebasan, akibat intervensi teknologi digital. Asumsi dasar tulisan ini adalah bahwa demokrasi yang dikenal publik pun diterima dan berakar kuat dalam keluarga. Keluarga adalah tempat pertama kali seorang mengenal demokrasi. Rumah adalah ruang bagi bertumbuhnya bibit-bibit demokrasi. Demokrasi dalam keluarga mematangkan proses demokrasi dalam masyarakat dan negara. Seorang yang demokratis dalam keluarga berarti demokratis dalam kehidupan negara. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengeksplorasi nilai-nilai demokrasi dalam keluarga sebagai tempat bertumbuh-kembangnya demokrasi di tingkat negara, dan bagaimana pergeseran demokrasi pada tataran keluarga terjadi akibat kehadiran teknologi digital yang mendistorsi komunikasi, relasi, dan nilai kesetaraan. Uraian dalam tulisan ini sampai pada kesimpulan bahwa terdapat sisi baik demokrasi dalam keluarga bertumbuh di atas hubungan fisik dan emosi, hubungan langsung dan tatap muka. Fakta yang terjadi pada keluarga-keluarga masa kini, keretakan, kerenggangan, dan disharmonisasi dalam keluarga-keluarga masa kini, salah satunya dipicu oleh kurangnya komunikasi langsung akibat masuknya teknologi digital yang berlebihan.Kata Kunci: Demokrasi; Keluarga; Komunikasi; Teknologi Digital
UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SDK COAL Stefania So’o; Ambros Leonangung Edu; Florianus Dus Arifian
Jurnal Literasi Pendidikan Dasar (JLPD) Vol 3 No 1 (2022): JLPD (Jurnal Literasi Pendidikan Dasar)
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar (UNIKA Santu Paulus Ruteng)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Professional competence of teachers at SDK Coal is still low. They rarely pay attention to the efforts to improve their competence. Therefore, this study aims to describe the the competency of SDK Coal teachers and how to improve itut. The type of research used is descriptive research with a qualitative approach. The subjects were SDK Coal teachers and school principal. Data collection techniques using interviews, observation, and documentation. The results show that the professional competence of SDK Coal teachers is not up to the expected standard, as can be seen from: a) competence in mastering the subject matter broadly and deeply. Teachers are fixated on source books during the learning process, they are difficult to apply concepts, and use existing sources without trying to find other sources; b) Competence in mastering the subject curriculum. Teachers do not prepare lesson plans (RPP) and tend to use conventional methods and strategies. c) Less able to develop the material in a sustainable manner with reflective actions. The teachers have not packaged learning materials properly, have not actively participated in seminar activities, and training in writing and publishing scientific papers. Based on the description above, it can be concluded that the teachers at SDK Coal have not fully made efforts to improve professional competence
Nilai Heroisme pada Tarian Caci Masyarakat Manggarai Sebagai Refleksi Karakter Bangsa Elsita Lisnawati Guntar; Yuliana Jetia Moon; Ambros Leonangung Edu
Journal Social and Humaniora Vol 19 No 2 (2019)
Publisher : Udayana University Press bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.674 KB) | DOI: 10.24843/PJIIB.2019.v19.i02.p01

Abstract

Caci adalah sebuah tarian heroik karena berbentuk “perang” atau tanding di antara pria-pria pemberani dan perkasa. Para pria petarung dengan gagah masuk ke arena diiringi deru musik gong dan gendang menambah semangat untuk beradu. Dua pria saling berhadapan, yang satu sebagai penyerang (paki) dengan cambuk keras dengan ujungnya yang kecil dan tajam, sambil melenggak-lenggok (kelong) mencari siasat untuk memukul lawan (ta’ang) berperisai lengkap. Daerah kepala adalah incaran utama diserang. Fokus penelitian ini adalah menganalisis nilai heroisme pada tarian caci. Akan tetapi, heroisme yang dikaji hanya dari konten lagu-lagu caci yang berisi syair-syair keberanian. Dalam usaha merampungkan penelitian ini, peneliti memadukan penelitian kepustakaan dan lapangan. Adapun kandungan nilai heroisme yang ditemukan dalam tarian dan nyanyian caci yang atraktif dan ekspresif tersebut ialah nilai keberanian, prestasi, ketekunan, kesetiaan, kejujuran dan sportivitas, dan menghormati adat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tarian caci masyarakat manggarai Manggarai kaya akan makna dan memiliki kandungan nilai heroisme yang sangat tinggi.
REMAJA, SEKSUALITAS, DAN PROTOTIPE PENDIDIKAN DALAM KELUARGA Ambros Leonangung Edu
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 7 No. 1 (2015): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.659 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v7i1.23

Abstract

Globalisasi sebagai suatu proses perkembangan dalam tata ekonomi global yang makin maju pada sisi lain memiliki dampak ekstrem yakni ketidaksetaraan gender dan industri seks, di mana perempuan-perempuan, gadis-gadis, dan terutama anak-anak remaja rentan menjadi target perdagangan. Fakta tentang hal ini dapat kita lihat bahwa sebagian besar korban kekerasan seksual adalah kelompok-kelompok tersebut. Kondisi yang disebabkan oleh fenomena ini amat beragam dan bersifat ironis, seperti ideologi seksualitas sebagai komoditas yang tampak kasat mata di internet dan berbagai media visual yang tersebar luas dan dalam dunia kehidupan nyata sehari-hari yang bersifat pornografis. Para remaja direkrut untuk bermain di film, sinetron, atau masuk iklan untuk membentuk gambaran dan memancing daya tarik seksual. Perubahan psiko-seksual serba cemat yang dialami remaja membuat mereka sangat sensitif dan mudah terjebak ke dalam pandangan-pandangan ideologis seksual yang sesat. Meskipun demikian, mengingat remaja dipandang sebagai generasi penerus, agen perubahan sosial, maka mereka harus diarahkan untuk membentuk perilaku positif. Pada sisi tilik inilah tugas orangtua dan keluarga terpanggil untuk melakukan tindakan segera menuju perubahan positif akibat dampak proses globalisasi yang masif saat ini. Pendidikan seksualitas di keluarga adalah salah satu tawaran untuk membentuk sikap, perspektif, dan keyakinan remaja atas seksualitas, serta mengurangi potensi risiko negatif akibat diorientasi seksual.