Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

DESKRIPSI INTIMACY, PASSION, DAN COMMITMENT PASANGAN SUAMI ISTRI YANG MENIKAH SECARA KATOLIK Tjajadi, Octavia Putri; Ajisuksmo, Clara R. P.
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i2.858

Abstract

Pernikahan merupakan perjanjian antara pria dan wanita untuk membentuk keluarga bersama. Selain menikah secara agama, pasangan suami istri diwajibkan untuk mengurus dokumen di catatan sipil, sehingga pasangan suami istri ini dinyatakan sah dalam pernikahan. Hubungan pernikahan pun tidak lepas dari cinta. Menurut Sternberg, cinta terdiri dari tiga komponen, yakni intimacy, passion, dan commitment. Setiap komponen memiliki elemen tersendiri, yaitu intimacy terdiri dari sepuluh elemen, passion terdiri dari lima elemen, dan commitment terdiri dari tujuh elemen. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran intimacy, passion, dan commitment pada pasangan yang menikah secara Katolik, dengan mengunakan skala cinta Sternberg. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga pasang suami istri (6 orang) yang menikah secara Katolik dan memiliki anak. Peneliti menggunakan metode analisis Fenomenologi. Kredibilitas penelitian dilihat dari hasil jawaban setiap subjek, kemudian dianalisis secara mendalam. Hasil penelitian dari keenam subjek hampir berbeda pada setiap komponen. Intimacy ditunjukkan dengan keingian meningkatkan kesejahteraan pasangan, di mana ketiga suami melakukan peran dalam bertanggungjawab untuk mencari nafkah bagi keluarga; pemahaman satu sama lain; dan menjalin komunikasi terbuka. Sementara dari ketiga istri intimacy terbentuk karena istri sebagai partner dalam menjaga hubungan pernikahan, yakni dengan memberikan perhatian kepada suami, mencoba saling mengenal, dan memberikan dukungan untuk suami terutama ketika sakit. Selanjutnya dari passion, hanya satu subjek yang menyebutkan bahwa ia tertarik pada pasangan secara fisik dan kelima subjek menyebutkan bukan faktor fisik melainkan kecocokan kepribadian.Commitment terlihat dari pengorbanan yang berupa tindakan dan keyakinan hubungan dapat terus berlanjut. Hasil penemuan teori segitiga Sternberg memiliki tiga komponen, tetapi yang paling utama dipenelitian ini adalah komitmen sebagai komponen utama.
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS X SMA SWASTA DI JAKARTA SELATAN Paramastuti, Laurensia Lindi; Ajisuksmo, Clara R. P.
Widya Dharma: Jurnal Kependidikan Vol 26, No 2 (2014)
Publisher : Widya Dharma: Jurnal Kependidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5913.843 KB)

Abstract

Menentukan karier di masa depan merupakan togas perkembangan para remaja. Kematangan karier pada remaja ditandai dengan kemampuan dalam menentukan sikap dan kompetensi terhadap karier. Dalam proses menuju kematangan karier, siswa SMA memerlukan bimbingan guru Bimbingan dan Konseling (BK). Bimbingan karier ditujukan untuk membantu para siswa memahami kebutuhan, tujuan masa depan dan langkah-Iangkah yang tepat untuk mencapainya. Melalui pengisian Kuesioner Kematangan Karier dan focus group discussion (FGD), ditemukan tingkat kematangan karier yang bervariasi pada 65 orang siswa kelas X. Berdasarkan FGD dengan 2 kelompok siswa dan wawancara dengan guru BK, diketahui bahwa terdapat beberapa kegiatan yang efektif diterapkan bagi siswa. Sementara itu, juga terdapat peran guru BK yang butuh dikembangkan agar lebih efektif untuk ditcrapkan, seperti penentuan tujuan masa depan yang perlu dilakukan sedini mungkin. Hasil tersebut menunjukkan babwa para siswa membutubkan bimbingan yang efektif dalam mengidentifikasi masalah karier dan langkah-Iangkah yang tepat dalam menentukan karier. Untuk dapat memenuhi keburuban siswa, guru BK perlu meningkatkan pengetahuan ten tang perkembangan karier remaja dan keterampilan menginlplementasikan program pengembangan karier.
GAMBARAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM MENGAJAR SISWA TUNARUNGU Hutami, Priska Ayuningdiah; Ajisuksmo, Clara R. P.; Tunjungsari, Harini
Widya Dharma: Jurnal Kependidikan Vol 26, No 2 (2014)
Publisher : Widya Dharma: Jurnal Kependidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7200.213 KB)

Abstract

Penelitiau ini bertujuau untuk mengindentifikasi kompetensi pedagogik guru dalam melakukan pengajarau Wltuk siswa tunarungu. Penelitiau dilakukan di sebuah sekolah menengah pertama di Jakarta yaug merupakan sekolah reguler, namun memililci beberapa siswa tunarungu. Pendekatau yang digWlakau adalah pendekatau kuantitatif dan kualitatif. Dalam pengurnpulan data, peueliti meuyebarkan kuesioner kepada 17 guru untuk mengidentifikasi tingkat kompetensi pedagogik mereka dalam melakukan pengajaran untuk siswa tuna rungu. Selain ito peneliti juga melakukan observasi, wawaucara dengan kepala sekolah sehubungan dengan kompetensi guru dalam mengajar siswa touarungu, dan wawancara kelompok dengan 3 orang guru yang teridentifikasi sebagai guru yang memililci kompetensi pedagogik tingkat rendah dan sedang dalam mengajarsiswa tunarungu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88% guru memililci kompetensi pedagogik tingkat sedang dalam mengajar siswa tunarungu. Hal illi dikarenakan kurangnya pengetahuan guru mellgenai karakteristik siswa twlarungu, yang berpengarub terhadap prinsip pembelajaran, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, penggunaan media teknologi dan illformasi, memfasilitasi siswa tnnarungu untuk meningkatkan kemampuan belajar, komunikasi yang empatik dan efektif, serta pemberian unlpan batik dan evaluasi untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa tunarungu.
PENINGKATAN KAPASITAS PENGELOLA RUMAH SINGGAH UNTUK ANAK JALANAN YAYASAN BINA ANAK PERTIWI Ardista, Maria V.; Lithania, Maria; Hardi, Anastasia; Priya, Nikolas; Angela, Gabriela; Ajisuksmo, Clara R.P.
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.168 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v3i1.7997

Abstract

This activity is part of the final project of the Atma Jaya Faculty of Psychology Community Based Education course. In this activity students as a group conduct problems and needs assessments, and design and implement a communication capacity building program in the management of NGO organizations that provide assistance to street children. The student group consists of five people, carrying out activities at the Bina Anak Pertiwi Foundation (YBAP) an NGO that provides assistance to street children. There are two stages of activities carried out namely, the first stage is the assessment of problems and needs, and the second stage is the intervention to increase the capacity of YBAP management and staff. During the problem and needs assessment stage, interviews were conducted with four key informants and problem tree analysis. The results of the problem and needs assessment show that communication between management, staff, and foster children is the main problem faced by YBAP in carrying out the program of activities to assist street children. At the intervention stage, management capacity building is carried out with a focus on communication. Capacity building was carried out through four activity sessions, namely the first "Who Am I", which aims to increase their awareness of themselves as a companion to street children. The second session "They need Us" which aims to raise awareness about who and how the characteristics they serve and assist. The third session is "Chitty chatty" which aims to improve verbal and non-verbal communication skills, and the fourth session is "Broken square" which aims at increasing empathy skills and the importance of commitment to achieving common goals. The whole process of activities is carried out by participatory methods through group dynamics games, and at the end of the game there is a "debriefing" so that all participants get "insight" on the group dynamic games that are run.ABSTRAK:Kegiatan ini merupakan bagian tugas akhir dari mata kuliah Pendidikan Berbasis Komunitas Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya. Dalam kegiatan ini mahasiswa secara berkelompok melakukan asesmen permasalahan dan kebutuhan, serta merancang dan melaksanakan program peningkatan kapasitas komunikasi dalam manajemen organisasi LSM yang memberi pendampingan kepada anak jalanan. Kelompok mahasiswa terdiri dari lima orang, melakukan kegiatan di Yayasan Bina Anak Pertiwi (YBAP) sebuah LSM yang memberikan pendampingan kepada anak jalanan. Ada dua tahap kegiatan yang dilakukan yaitu, tahap pertama asesmen permasalahan dan kebutuhan, serta tahap kedua intervensi peningkatan kapasitas pengurus dan staff YBAP. Pada tahap asesmen permasalahan dan kebutuhan, dilakukan wawancara dengan empat orang informan kunci dan analisis pohon masalah. Hasil asesmen permasalah dan kebutuhan menunjukkan bahwa komunikasi antara pengurus, staff dan anak binaan menjadi persoalan utama yang dihadapi oleh YBAP dalam melaksanakan program kegiatan pendampingan anak jalanan. Pada tahap intervensi, dilakukan peningkatan kapasitas manajemen dengan fokus pada komunikasi. Peningkatan kapasitas dilakukan melalui empat sesi kegiatan, yaitu pertama “Siapa Saya”, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mereka akan diri mereka sebagai pendamping anak jalanan. Sesi kedua “Mereka butuh Kita” yang bertujuan meningkatkan kesadaran mengenai siapa dan bagaimana karakteristik yang mereka layani dan dampingi. Sesi ketiga adalah “Chitty chatty” yang bertujuan meningkatkan keterampilan komunikasi verbal dan non verbal, dan sesi keempat adalah “Broken square” yang berujuan meningkatkan keterampilan berempati dan pentingnya komitmen untuk mencapai tujuan bersama. Seluruh proses kegiatan dilakukan dengan metode partisipatoris melalui permainan dinamika kelompok, dan di setiap akhir permainan dilakukan “debriefing” sehingga seluruh peserta memperoleh “insight” atas permainan dinamika kelompok yang dijalankan.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keinginan Mahasiswa dalam Menggunakan Media Sosial Cendrawan, Julianti; R. P. Ajisuksmo, Clara
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol 17, No 2 (2020)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.698 KB) | DOI: 10.24002/jik.v17i2.1793

Abstract

Penggunaan media sosial memberikan kemudahan pada individu dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini berdampak pada peningkatan jumlah pengguna media sosial di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keinginan individu dalam menggunakan media sosial. Penelitian dilakukan di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta dengan responden penelitian sebanyak 137 mahasiswa strata satu (S1). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perilaku pencarian informasi, perilaku hedonik, dan rasa kekomunitasan terhadap keinginan individu untuk menggunakan media sosial.
The Implementation of Community Based on Total Sanitation among Fisherman Families in West Java Ajisuksmo, Clara R.P.; Iustitiani, Nilla S.D
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v16i2.23019

Abstract

The aim of this study was to obtain a picture on the implementation of Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) the Indonesian term for Community Led Total Sanitation (CLTS) among the families of fisherman in Eretan Kulon, Indramayu West Java. Participants of this Household Survey were categorized into two, namely households that have under-five children and households that have youth. Father or mother or any adult who live with under-five children or youth were purposively chosen as the participants of this study. In total 307 Households (HH Under five 51.14%; HH Youth 48.86%) participated in this study. Five pillars of STBM were used to develop a questionnaire for this HH Survey. The result revealed that among the five pillars of STBM, the highest mean score was in safe management of drinking water and food (Mean=4.08), followed by washing hands with soap (Mean=3.45), management of solid waste (Mean=2.79), management of liquid water (Mean=2.64), and open defecation (Mean=1.90). The result of this study indicated that not all families have latrines so that they still practice of open defecation. The study also showed that solid and liquid waste management is still not considered important to maintain health and environmental hygiene.
GAMBARAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM MENGAJAR SISWA TUNARUNGU Priska Ayuningdiah Hutami; Clara R. P. Ajisuksmo; Harini Tunjungsari
Widya Dharma: Jurnal Kependidikan Vol 26, No 2 (2014)
Publisher : Widya Dharma: Jurnal Kependidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitiau ini bertujuau untuk mengindentifikasikompetensi pedagogik guru dalam melakukan pengajarauWltuk siswa tunarungu. Penelitiau dilakukan di sebuah sekolah menengah pertama di Jakarta yaug merupakan sekolah reguler, namun memililci beberapa siswa tunarungu. Pendekatau yangdigWlakau adalah pendekatau kuantitatif dan kualitatif. Dalam pengurnpulan data, peueliti meuyebarkan kuesioner kepada 17 guru untuk mengidentifikasi tingkat kompetensi pedagogik mereka dalam melakukan pengajaran untuk siswa tuna rungu. Selain ito peneliti juga melakukan observasi, wawaucara dengan kepala sekolah sehubungan dengan kompetensi guru dalam mengajar siswa touarungu, dan wawancara kelompokdengan 3 orang guru yang teridentifikasi sebagai guru yangmemililci kompetensi pedagogik tingkat rendah dan sedang dalam mengajarsiswa tunarungu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88% guru memililci kompetensi pedagogik tingkat sedang dalam mengajar siswa tunarungu. Hal illi dikarenakan kurangnya pengetahuan guru mellgenai karakteristik siswa twlarungu, yang berpengarub terhadap prinsip pembelajaran, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, penggunaanmedia teknologi dan illformasi, memfasilitasi siswa tnnarunguuntuk meningkatkan kemampuan belajar, komunikasi yang empatik dan efektif, serta pemberian unlpan batik dan evaluasi untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa tunarungu.
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS X SMA SWASTA DI JAKARTA SELATAN Laurensia Lindi Paramastuti; Clara R. P. Ajisuksmo
Widya Dharma: Jurnal Kependidikan Vol 26, No 2 (2014)
Publisher : Widya Dharma: Jurnal Kependidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menentukan karier di masa depan merupakan togas perkembangan para remaja. Kematangan karier pada remaja ditandai dengan kemampuan dalam menentukan sikap dan kompetensi terhadap karier. Dalam proses menuju kematangan karier, siswa SMA memerlukan bimbingan guru Bimbingan dan Konseling (BK). Bimbingan karier ditujukan untukmembantu para siswa memahami kebutuhan, tujuan masa depan dan langkah-Iangkah yang tepat untuk mencapainya. Melalui pengisian Kuesioner Kematangan Karier dan focus group discussion (FGD), ditemukan tingkat kematangan karier yang bervariasi pada 65 orang siswa kelas X. Berdasarkan FGD dengan 2 kelompok siswa dan wawancara dengan guru BK, diketahui bahwa terdapat beberapa kegiatan yang efektif diterapkan bagi siswa. Sementara itu, juga terdapat peran guru BK yang butuh dikembangkan agar lebih efektif untuk ditcrapkan, seperti penentuan tujuan masa depan yang perlu dilakukan sedini mungkin. Hasil tersebut menunjukkan babwa para siswa membutubkan bimbingan yang efektif dalam mengidentifikasi masalah karier dan langkah-Iangkah yang tepat dalam menentukan karier. Untuk dapat memenuhi keburuban siswa, guru BK perlu meningkatkan pengetahuan ten tang perkembangan karier remaja dan keterampilan menginlplementasikan program pengembangan karier.
Supporting Factors and Consequences of Child Marriage Nilla S. D. Iustitiani; Clara R. P. Ajisuksmo
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 33 No. 2 (2018): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 33, No. 2, 2017)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.365 KB) | DOI: 10.24123/aipj.v33i2.1581

Abstract

This study aims to give an overview of the causes and consequences of child marriage by qualitative research using in-depth interview techniques. Participants were eight girls who married during their childhood and live in Java, Indonesia. Interviews were analyzed by using content analysis techniques. The results show that underlying factors causing child marriage, include the following: (1) unwanted pregnancy; (2) the influence of parents and the surrounding environment for fear of slander and unwanted things; (3) education; and (4) economy. The consequences of child marriage include: (1) dicontinuation of education; (2) economic instability; (3) violation of law, age falsification, unregistered marriage, difficulties in obtaining birth certificates; (4) deprivation of children's liberty and autonomy; (5) psychological problems; (6) violence; and (7) health problems especially in girls.
PENDIDIKAN VOKASIONAL ANAK PEREMPUAN DI LAPAS ANAK DAN WANITA Clara R.P. Ajisuksmo; Meitri Angelina; Adhelia C. Luberizky; Natasha R. Soewono
Jurnal Kependidikan Vol. 45, No.1 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.348 KB) | DOI: 10.21831/jk.v45i1.7189

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai program pendidikanvokasional yang diberikan untuk anak perempuan yang berkonfl ik dengan hukum dan tinggal diLembaga Pemasyarakatan Anak dan Perempuan di Tangerang. Penelitian ini dilakukan denganmenggunakan pendekatan kualitatif, dengan menerapkan Focus Group Discussion (FGD)yang diikutioleh 5 orang anak dan Key Informant Interview (KII) dengan kepala divisi bimbingan dan pendidikandi Lapas Anak dan Perempuan Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pendidikanvokasional kurang dilaksanakan secara optimal karena ada kekhawatiran dari petugas bahwa Lapasmelakukan eksploitasi kepada anak. Selain itu, keikutsertaan anak dalam pendidikan vokasional lebihkarena keinginan untuk cepat keluar dari Lapas sebagai konsekuensi ada kebijakan bahwa salah satupersyaratan untuk bisa keluar dari Lapas adalah keikutsertaan dalam kegiatan vokasional. Hal yangdianggap anak menguntungkan adalah adanya sertifi kat yang diberikan oleh lembaga pelaksanapelatihan sehingga sertifi kat ini bisa dijadikan modal untuk bekerja atau membuka usaha.