Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : EPIC : Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control

PENGEMBANGAN ALAT UJI KEMATANGAN JERUK PAMELO DENGAN METODE IMPEDANSI Donie Agus Ardianto; Sunardi Sunardi; Luki Utomo
EPIC (Journal of Electrical Power Instrumentation and Control) Vol 3, No 1 (2020): EPIC
Publisher : Universitas Pamulang, Prodi teknik Elektro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/epic.v3i1.3724

Abstract

Citrus Pamela / Citrus Maxima adalah jeruk dengan ukuran besar dan kulit tebal. Pamelo setengah matang atau matang berwarna hijau atau hijau kekuningan sehingga agak sulit untuk dibedakan. Dalam penelitian ini, dikembangkan perangkat untuk menentukan kematangan pamelo menggunakan metode impedansi. Sifat listrik pamelo dibandingkan untuk menentukan kematangan buah. Pengukuran impedansi dan fase dilakukan dengan menyuntikkan arus bolak-balik menggunakan probe dua-elektroda yang terhubung ke buah. Frekuensi bolak-balik dipilih antara 1 kHz hingga 100 kHz. Kami juga mengukur keasaman dan kadar gula pamelo dengan menggunakan pH meter dan Refractometer Brix. Hasil penelitian menunjukkan AD5933 dapat digunakan untuk mengukur rangkaian ekuivalen model cole dan juga mengukur impedansi jeruk pamelo. Pengukuran kadar gula (obrix) pada sampel jeruk menunjukkan nilai antara 10.5 % hingga 14.00 % dan pH dari 4.00 hingga 5.85.Kata kunci : kematangan buah, citrus pamelo, sifat kelistrikan buah, bio-impedansi
PERANCANGAN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU PADA DAERAH TROPIS UNTUK IRIGASI PERTANIAN Sunardi Sunardi; Zeazelia Erwinda Sorometa
EPIC (Journal of Electrical Power Instrumentation and Control) Vol 3, No 2 (2020): EPIC
Publisher : Universitas Pamulang, Prodi teknik Elektro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/epic.v3i2.10380

Abstract

Di Indonesia pengelolaan lahan pertanian masih banyak memanfaatkan air. Akan tetapi permasalahan muncul ketika musim kemarau petani harus memompa air dari sungai yang jaraknya cukup jauh. Pompa air yang digunakan umumnya menggunakan bahan bakar bensin. Jika pompa air menyala dalam selang waktu yang lama, maka petani terbebani dengan biaya untuk pembelian bensin. Oleh karena itu diperlukan cara yang hemat dan efisien untuk menyalurkan air ke lahan persawahan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat prototipe alat pembangkit listrik tenaga bayu (angin) yang nantinya skala prototipe ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk membuat PLTB skala besar sebagai sumber listrik untuk menjalankan pompa air sehingga petani dapat memperoleh air irigasi dan juga dapat menghemat biaya bahan bakar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan membuat rancang bangun pembangkit listrik tenaga angin menggunakan turbin angin sumbu vertikal (TASV) dan alat yang digunakan antara lain inverter 500W, pompa air AC 25W, baterry charger controller dan baterai 40Ah. Dari hasil pengujian prototype pembangkit listrik tenaga angin diperoleh nilai kecepatan angin, tegangan dan arus yang tertinggi terjadi pada jam 16.00 sampai 17.00 yaitu kecepatan angin 3,4 m/s, tegangan 6.16V dan arus 0.51A. Dari hasil pengujian pengisian baterai diketahui bahwa dalam waktu 3 jam, turbin angin hanya mengisi baterai 47% yaitu 5.71V. Kecepatan angin yang tidak konstan mengakibatkan nilai tegangan dan arus tidak stabil, sehingga berpengaruh juga terhadap lama pengisian baterai.Kata kunci: turbin angin; sumbu vertikal; energi terbarukan
Perancangan Modul Pemantau Tegangan, Arus, dan Daya Listrik Tiga Fasa Chiller Room Via Data Logger Transcend MicroSD Gedung The Tower Jakarta Sunardi Sunardi; Rahmad Budiman; Wawan Gunawan
EPIC (Journal of Electrical Power Instrumentation and Control) Vol 6, No 1 (2023): EPIC
Publisher : Universitas Pamulang, Prodi teknik Elektro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/epic.v6i1.29730

Abstract

Perusahaan Listrik Negara (PLN), semisal produsen utama listrik, harus buat yang terbaik untuk mengisi konsumsi daya dan kualitas daya saat ini dari 71,05 juta pelanggan ini. Perolehan data dengan Power Meter bagi Gardu induk singkat (GI). Dalam Gardu induk konvensional, power meter dipakai sebagai power meter Analog jarum sering digunakan menampilkan nilai pengukuran. Monitoring tegangan dan arus listrik chiller room Gedung The Tower Jakarta. Ada beberapa solusi akan masalah tersebut, salah satunya ialah data logger. Data logger adalah alat elektronik akan dipakai buat merekam data dari waktu ke waktu akan terintegrasi melalui power meter dan instrumen tertentu. Dalam hal ini, data logger dapat dipakai sebagai collecting data dengan power meter, hasil collecting data logger dapat dilihat melalui aplikasi Spreadsheet. Setelah dilakukan collecting data dan pengukuran tegangan, arus listrik dan daya listrik 3 fasa saat beroperasionalnya chiller tegangan 1 fasa R-N senilai 234,01 V, fasa S-N senilai 236,15 V, fasa T-N senilai 234,90 masih batas aman sesuai standar nasional indonesia instalasi dan teknis PUIL. Tegangan 3 fasa R-S senilai 407,09 V, fasa S-T senilai 408,62 V, fasa T-R senilai 404,42 V masih batas aman sesuai standar nasional indonesia dan teknis PUIL. Arus listrik fasa R senilai 702,76 A, fasa S senilai 683,12 A, fasa T senilai 748,92 A, adanya ketidakseimbangan beban pada tiap-tiap fasa. pada daya reaktif saat pump chiller running minus, pada durasi beban rendah dan motor induksi dibebani ringan. Arus netral pada chiller room saat beroperasional senilai 3,53, adanya ketidakseimbangan beban / arus harmonisa pada instalasi chiller room saat beroperasional.
Analisis Pengaruh Perubahan Arus Eksitasi Terhadap Tegangan Keluaran dan Daya Reaktif di PLTG Gilimanuk Tama, Agi; Yulanda, Erik Agustian; Sunardi, Sunardi; Wirakusuma, Komang Adi; Laksono, Pranoto Budi
EPIC Journal of Electrical Power Instrumentation and Control Vol 7 No 1 (2024): EPIC
Publisher : Universitas Pamulang, Prodi teknik Elektro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/epic.v7i1.38427

Abstract

One of the most important components of a power plant is the generator, the change in a load will affect the voltage of the generator. The excitation system also has the task of monitoring and controlling the output voltage of the generator, therefore the generator must be able to generate electrical power in accordance with the amount of load given. The purpose is to compare the results of EDS measurements with the results of the calculations obtained, which will be analyzed with the aim of minimizing the occurrence of interference with excitation and reactive power in the generator. The analysis shows that the largest excitation current is found at 21:00 setting the excitation current by 868 A, the resulting voltage is 16.0 kV, while from the calculation results of 15.8 kV, from the comparison of measurements with calculations having 0.2 kV or 200 V. At 09:00 with an excitation current of 778 A, with an anchor current of 7.9 kA the reactive power produced is 25 MVAR, while in the calculation of the reactive power obtained at 24.6 MVAR, in the measurement with the calculation has a difference of 0.4 MVAR or 400 kVAR. At 22:00 it gets a reactive power of 15 MVAR so that it produces a power factor of 0.96, while in the cosphi calculation which is obtained at 0.95. It can be concluded that the greater the excitation current, the generator output voltage will be large, if the excitation current is large, the reactive power will also be large, if the reactive power is large, it will cause cosphi to decrease because the reactive power is inversely proportional to cosphi which will later cause power losses.