Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

THE INFLUENCE OF THE INTENSITY OF INTERNET MEDIA USAGE AND LEARNING MOTIVATION ON INCREASING LEARNING OUTCOMES OF BOGA DASAR SUBJECTS FOR GRADE X STUDENTS AT SMK NEGERI 57 JAKARTA Evy Fardia; Mahdiyah -; Ridawati -
International Journal of Education, Information Technology, and Others Vol 1 No 2 (2018): International Journal of Education, Information Technology, and Others
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.687 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.2536651

Abstract

Purpose of this study is to examine the intensity of internet media usage and learning motivation towards improving student learning outcomes and strengthen theories related to learning motivation, intensity of internet media usage to improve student learning outcomes. This study was conducted at SMK 57 Jakarta using a quantitative approach with survey method. The target population is students of 57 Jakarta Vocational School majoring in Catering, while the affordable population is students of class X (ten) SMK Negeri 57 Jakarta 2017-2018 academic year totaling 139 people and 103 students as research samples using Slovin formula. Data analysis techniques used in this research is with descriptive and inferential statistics which are Regression Linearity Tests. Based on the results of the analysis above it can be concluded that there is no significant influence between the intensity of Internet Media Usage on Basic Food Subject Learning Outcomes. Based on the results of the above analysis it can be concluded that there is no significant effect between Student learning Motivation on Basic Food Subject Learning Outcomes. Based on the results of the analysis above it can be concluded that there is no significant effect between the intensity of Internet Media Usage and Learning Motivation simultaneously on Basic Food Subject Learning Outcomes.
HUBUNGAN PENGETAHUAN HYGIENE SANITASI DAN SIKAP HIDUP SEHAT SISWA SMK TERHADAP PENERAPAN PERSONAL HYGIENE (Survey Di SMK Negeri Rumpun Pariwisata di Jakarta Pusat Tahun 2017) Yohana Dyahayu Luhsudarmi; Yuliatri Sastrawijaya; Ridawati Ridawati
JPTV (Jurnal Pendidikan Teknik dan Vokasional) Vol 2 No 1 (2016): JPTV: Jurnal Pendidikan Teknik dan Vokasional FT UNJ Vol. 2 No 1 Tahun 2016
Publisher : LPPM, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.369 KB) | DOI: 10.21009/JPTV.2.1.2

Abstract

Abstrak: Hubungan Pengetahuan Hygiene Sanitasi Dan Sikap Hidup Sehat Siswa Smk Terhadap Penerapan Personal Hygiene (Survey Di Smk Negeri Rumpun Pariwisata Di Jakarta Pusat Tahun 2017). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara pengetahuan hygiene sanitasi dan sikap hidup sehat siswa SMK terhadap penerapan personal hygiene.Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri rumpun Pariwisata di Jakarta Pusat tahun 2017 yang melibatkan tiga ratus siswa Tata Boga kelas X, XI dan XII sebagai responden. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara dua variable dengan penerapan personal hygiene. Pertama terdapat hubungan positif antara pengetahuan hygiene sanitasi terhadap penerapan personal hygiene. kesimpulan tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi pengetahuan hygiene sanitasi, akan semakin baik pula penerapan personal hygiene. Kedua terdapat hubungan antara sikap hidup sehat siswa SMKN dengan penerapan personal hygiene. Kesimpulan tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi sikap hidup sehat siswa, akan semakin baik pula penerapan personal hygiene Ketiga terdapat hubungan pengetahuan hygiene sanitasi (X1) dan sikap hidup sehat siswa (X2) secara bersama-sama dengan penerapan personal hygiene (Y) ditunjukan oleh persamaan garis regresi 22,342 + 0,394X1 + 0,109X2. Koefisien korelasi ganda antara kedua variabel bebas dengan variabel terikat (Ry12) sebesar 0,540. Dari koefisien korelasi tersebut, dapat dihitung koefisien determinasi (R) koefisien korelasi tersebut, dapat dihitung koefisien determinasi (R2y12) sebesar 0,291 berarti bahwa 29,1% proporsi varians penerapan personal hygiene dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh pengetahuan hygiene sanitasi serta sikap hidup sehat.
KUALITAS ORGANOLEPTIK SAMBAL CABAI HIJAU DENGAN PENAMBAHAN KACANG HIJAU Mega Putri Novianti; Ari Fadiati; Ridawati Ridawati
Jurnal Gizi dan Kuliner (Journal of Nutrition and Culinary) Vol 2, No 1 (2022): EDISI FEBRUARI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.442 KB) | DOI: 10.24114/jnc.v2i1.31306

Abstract

ABSTRAK: Sambal cabai hijau dengan penambahan kacang hijau merupakan sebuah produk inovasi sambal dengan bahan tambahan kacang-kacangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kualitas organoleptik sambal cabai hijau dengan penambahan kacang hijau. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan 3 jenis perlakuan yaitu sambal cabai hijau dengan penambahan kacang hijau 10%, 20% dan 30%. Panelis ahli pada uji organoleptik berjumlah 5 orang dengan penentuan secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan instrumen kualitas produk dengan pengukurannya menggunakan skala Likert. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan analisis data menggunakan skala Likert dan data yang disajikan merupakan data deskriptif. Produk sambal cabai hijau dengan penambahan kacang hijau dengan kualitas organoleptik terbaik adalah dengan penambahan kacang hijau sebanyak 30%. Penelitian lanjutan yang dapat dilakukan adalah dengan mengukur tingkat penerimaan konsumen terhadap sambal cabai hijau dengan penambahan kacang hijau. Kata kunci: sambal cabai hijau, kacang hijau, kualitas, organoleptik
Pengaruh Perbandingan Kacang Merah dan Tepung Tapioka dalam Pembuatan Keripik Tempe Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.) terhadap Daya Terima Konsumen dan Sifat Pedro Reynald Ananta; I Gusti Ayu Ngurah Singamurni; Ridawati
Jurnal Sains Boga Vol 5 No 2 (2022): Jurnal Sains Boga Volume 5 Nomor 2, November 2022
Publisher : Program Studi Tata Boga Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009//JSB.005.2.03

Abstract

Red bean (Phaseolus vulgaris L.) is a cowpea of ​​the Fabaceae family which has the same potential and properties as soybeans to be processed into tempeh chips. Tempe chips are processed tempeh with tapioca starch as a mixing ingredient during fermentation for 36 hours at a temperature of 25-30 ℃ then thinly sliced ​​1.5 cm thick and fried in palm oil at 180 ℃ using the deep frying method. This study aims to see how much consumer acceptance is in terms of color, bean density, shape, aroma, crispness and taste and the physical properties of red bean tempeh chips which include thickness, diameter and swelling power with three ratios of red beans and tapioca starch of (1 :1, 1:1/2 and 1:1/3). Red bean tempeh chips with a ratio of red beans and tapioca starch of 1:1/2 gave the best consumer acceptance rating compared to other comparisons with an average value of 4.6 and physical characteristics of red bean tempeh chips with a ratio of red beans and tapioca starch of 1 :1 is the best compared to other comparisons with an average swelling value of 41.766 and an average diameter swelling value of 0.0308.
PENGARUH PERBEDAAN UKURAN GILINGAN TERHADAP SEDUHAN KOPI ARABIKA BATUMIRAH DENGAN TEKNIK VIETNAM DRIP Molly Allmond Yani; Efrina; Ridawati
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 10 No. 2: April 2022
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2022.010.02.4

Abstract

Ukuran gilingan biji dan teknik penyeduhan kopi merupakan penentu kualitas seduhan kopi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan ukuran gilingan (grind size) terhadap kualitas seduhan kopi arabika batumirah dengan teknik vietnam drip. Pada penelitian ini dilakukan metode eksperimen untuk menentukan hasil seduhan yang berkualitas paling baik dari seduhan kopi arabika batumirah teknik vietnam drip dengan jenis ukuran biji kopi gilingan kasar, sedang dan halus. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi alat vietnam drip, menentukan suhu air, uji coba seduhan dengan rasio 1:10, 1:12 dan 1:15 dan dilanjutkan dengan uji coba organoleptik dengan tiga jenis ukuran gilingan berbeda kepada 30 panelis yang meliputi aspek aroma, flavor, aftertaste, acidity, body dan balance. Dari uji organoleptik diperoleh hasil bahwa perbedaan ukuran gilingan berpengaruh terhadap kualitas seduhan kopi arabika batumirah pada aspek acidity, body dan balance.  
Sanitation Knowledge and Hygiene Practices: An Evaluation of Indonesian Online Food SMEs Based on National Food Safety Guidelines Ridawati; Alsuhendra; Muhammad Indera Ramadani
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 12 (2023): December
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i12.5622

Abstract

In Indonesia, the surge in online food Small and Medium Enterprises (SMEs) has underscored the critical need for stringent sanitation and hygiene practices. Utilizing a cross-sectional approach, the research assessed knowledge levels through a questionnaire, complemented by an evaluative tool aligned with guidelines from the Indonesian food and drug regulatory authority. From a sample of 132 SMEs spanning various Indonesian cities and regencies, it was observed that 57.6% had an adequate grasp of sanitation principles. Furthermore, a significant correlation between knowledge and its practical application emerged. Notably, there was a discernible difference in practice scores between participants with limited knowledge compared to those with a deeper understanding, evidenced by a mean difference of 10.62±3.77. This highlights a substantial inconsistency in translating knowledge into practice. Despite a reasonable level of awareness, the practical execution of sanitation and hygiene standards remains uneven among these enterprises. This gap indicates a need for focused interventions to enhance the consistent application of sanitation practices in the Indonesian online food SME industry, ensuring better compliance with established hygiene standards.
Pengaruh Substitusi Tepung Oatmeal (Avena Sativa) Pada Pembuatan Tortilla Chips Terhadap Kualitas Fisik dan Daya Terima Konsumen Elvina Maitri Paramita; Ridawati Ridawati; Mariani Mariani
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2024): COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v4i3.1370

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh substitusi tepung oatmeal pada tortilla chips terhadap kualitas fisik dan daya terima konsumen. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Makanan, Program Studi Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Penelitian dimulai pada bulan September 2022 hingga Juni 2024. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen. Sampel penelitian ini adalah tortilla chips substitusi tepung oatmeal sebanyak 15%, 25% dan 35%. Pengujian kualitas fisik yang diuji terhadap dua aspek yaitu, ketebalan dan kekerasan yang dilakukan dengan uji Anova menghasilkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ketiga produk tortilla chips. Dilanjutkan dengan uji Duncan yang menunjukkan bahwa pada aspek ketebalan terdapat perbedaan nyata pada persentase 15% dan pada aspek kekerasan terdapat perbedaan nyata pada persentase 35%. Pengujian daya terima konsumen diuji kepada 75 panelis tidak terlatih dan pengujian ini dilakukan dengan uji Friedman yang menunjukkan bahwa aspek warna dan aroma oatmeal tidak terdapat pengaruh signifikan, sedangkan aspek aroma jagung, rasa gurih, rasa jagung, rasa oatmeal dan tekstur terdapat pengaruh signifikan sehingga dilanjutkan dengan uji Tuckey. Aroma jagung pada persentase 15% dan 35% tidak berbeda nyata, dan berbeda nyata pada persentase 25%. Rasa gurih pada persentase 15% tidak berbeda nyata dan berbeda nyata pada persentase 25% dan 35%. Rasa jagung pada persentase 15% dan 35% berbeda nyata dan tidak berbeda nyata pada persentase 25%. Rasa oatmeal pada persentase 15% dan 35% tidak berbeda nyata dan pada persentase 25% berbeda nyata. Tekstur pada persentase 15% dan 25% berbeda nyata dan pada persentase 35% tidak berbeda nyata. Produk yang disubstitusi 35% paling disukai oleh konsumen.
Pengaruh Penambahan Soygurt Terhadap Kualitas Organoleptik, Nilai pH, dan Total Padatan Terlarut Dressing Salad Buah Shafiyah Ingklang; Ridawati Ridawati; Mutiara Dahlia
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 4 No. 7 (2024): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v4i7.829

Abstract

alad buah adalah makanan sehat karena kaya akan serat dan vitamin. Untuk memberikan rasa pada salad buah dapat ditambahkan saus salad atau dressing salad. Salah satu bahan yang dapat ditambahkan sebagai dressing salad adalah soygurt. Namun, pada pembuatan soygurt, susu skim yang digunakan untuk meningkatkan total padatan bukan lemak sehingga perlu di eval_uasi kembali menggunakan uji organoleptik, nilai pH dan total padatan untuk dijadikan dressing salad buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi celah pengetahuan dengan menyelidiki secara sistematis pengaruh penambahan soygurt terhadap kualitas organoleptik, nilai pH, dan total padatan terlarut dalam dressing salad buah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen yang dilakukan dengan tiga formulasi yaitu, 25%, 50%, dan 75%. Cara untuk mengetahui kualitas penambahan soygurt pada dressing salad buah dilakukan uji organoleptik, nilai pH, dan total padatan terlarut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan soygurt sebesar 50% pada produk dressing salad buah menghasilkan kualitas terbaik dalam aspek warna, aroma, kekentalan, rasa manis, rasa asam, dan rasa langu kedelai. Uji total padatan terlarut menunjukkan perbedaan nyata dengan persentase 75% memiliki nilai tertinggi, yaitu 15.33 brix°. Nilai pH tetap sama pada semua persentase (25%, 50%, dan 75%), yaitu 4. Penilaian organoleptik terhadap kualitas warna, aroma, kekentalan, rasa manis, rasa asam, dan rasa langu kedelai menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan di antara penambahan soygurt 25%, 50%, dan 75%.
Organoleptic and Physicochemical Profile Comparison of Cow Milk Yogurt and 'Eggurt' Made from Different Egg Whites Ridawati Ridawati; Alsuhendra Alsuhendra
Poltanesa Vol 25 No 2 (2024): December 2024
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/tanesa.v25i2.3180

Abstract

Yogurt is a widely consumed fermented dairy product known for its distinctive flavor, nutritional value, and health benefits. To expand its nutritional profile and enhance textural qualities, this study explores the use of egg whites as an alternative ingredient in yogurt production. The research compares the sensory and physicochemical properties of traditional milk yogurt with "eggurt" a yogurt variant made using different egg white sources: free-range chicken, caged chicken, and duck eggs. Four samples were prepared, including one control (milk yogurt) and three “eggurt” variants. Sensory quality was evaluated through organoleptic testing using a structured Likert scale to assess attributes such as color, surface gloss, aroma, mouthfeel, and flavor. Physicochemical analysis included moisture content, total dissolved solids, viscosity, ash content, and acidity measurements. Results showed that free-range “eggurt” was most like milk yogurt in terms of texture and flavor, displaying balanced viscosity and minimal surface liquid separation. In contrast, caged “eggurt” exhibited increased surface liquid, higher ash content, and stronger acidity, while duck eggurt was noted for its excessive thickness, very high viscosity, and pronounced acidity. These textural and compositional differences, despite the higher production costs, suggest that free-range “eggurt” is the most promising alternative, offering a comparable sensory experience to traditional yogurt while enhancing texture and overall quality.
Exploring the Morphological and Functional Changes in Phaseolus vulgaris L Subjected to Different Durations of Heat-Moisture Treatment Ridawati Ridawati; Alsuhendra Alsuhendra; Muhammad Indera Ramadani
agriTECH Vol 45, No 1 (2025)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/agritech.91203

Abstract

Phaseolus vulgaris L, known as red bean, is a staple food in Indonesia. The temperature sensitivity of red bean limits the applications despite the high starch content. Therefore, this research aims to analyze the effects of heat-moisture treatment (HMT) on the properties of red bean starch, focusing on the functional and morphological characteristics. The effects of HMT (4, 5, and 6 hours at 110°C) were elevated on fresh and dried red bean starch using Completely Randomized Design. The results show that significant alterations were observed in starch properties due to HMT. Water absorption capacity (WAC) varied with HMT duration and fresh bean starch peaked at 4 hours (198.0 ± 0.1%) before declining at 6 hours (159.5 ± 0.7%). In contrast, dried bean starch showed a decrease from the native capacity of 223.5 ± 5.0% to 176.5 ± 5.0% after 6 hours of HMT. Oil absorption capacity (OAC) also changed markedly and fresh bean starch increased from 68.0 ± 2.8% to 85.5 ± 0.7%. Similarly, dried beans increased from 67.0 ± 1.4% to 83.5 ± 0.7% since the effectiveness of HMT enhanced starch interaction with water and oil molecules. In fresh and dry beans, swelling power decreased and increased with prolonged HMT, reaching a peak at 4 hours (8.57 ± 0.15 g/g). However, solubility index decreased in both types following an increase in HMT duration. The morphology of starch granules transitioned from round or elliptical shapes to more polyhedral and irregular forms, reflecting substantial structural changes. In conclusion, HMT effectively modified the functional properties of red bean starch to offer potential benefits for application in food industry.