Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search
Journal : Buletin Anatomi dan Fisiologi (Bulletin of Anatomy and Physiology)

Multiplikasi Tunas Tebu (Saccharumo officinarum L Var. Bululawang) dengan Perlakuan Konsentrasi BAP dan Kinetin Secara In Vitro Chory Praseptiana; Sri Darmanti; Erma Prihastanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.2.2017.153-160

Abstract

Tebu (Saccharum officinarum L var. Bululawang) merupakan tebu varietas unggul yang memiliki daya adaptasi dan stabilitas baik pada berbagai jenis tanah, tetapi bibit yang dihasilkan masih sedikit karena dominansi apikal yang tinggi sehingga untuk memperbanyak bibitnya diperlukan teknik khusus. Multiplikasi tunas dengan teknik kultur in vitro merupakan teknik alternatif untuk memperbanyak bibit tebu yang berkualitas, dalam jumlah yang besar dan waktu yang singkat. Sitokinin merupakan ZPT yang berperan dalam multiplikasi tunas. Pemberian konsentrasi sitokinin berupa BAP dan kinetin diharapkan mampu menjelaskan multiplikasi tunas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh konsentrasi BAP dan kinetin terhadap waktu munculnya tunas dan pertumbuhan tunas tebu Bululawang secara in vitro. Eksplan yang digunakan berupa mata tunas tebu Bululawang umur 6-8 bulan yang terdapat pada bagian nodus. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 12 perlakuan, masing-masing 3 ulangan. Eksplan dikulturkan selama 8 minggu pada media MS dengan konsentrasi BAP (0, 0,5, 1, dan 2 mg/l) dan kinetin (0, 0,5, dan 1 mg/l). Parameter yang diamati, yaitu: waktu munculnya tunas (HST), panjang tunas (cm), jumlah tunas, jumlah daun (helai), dan warna daun. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji ANOVA pada taraf signifikan 95%. Hasil analisis data menunjukkan tidak adanya pengaruh pemberian BAP dan kinetin sampai konsentrasi 2 mg/l dan 1 mg/l terhadap parameter multiplikasi tunas tebu var. Bululawang. Kata kunci : tunas; Bululawang; BAP; kinetin
Pengaruh Durasi Penggenangan terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan Waktu Berbunga Cabai Merah Keriting Capsicum annum (L.) Varietas Jacko Nia Nur Insani; Sri Darmanti; Endang Saptiningsih
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.2.2021.104-114

Abstract

Cabai merah keriting (C. annum L.) merupakan salah satu komoditas holtikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Musim penghujan di Indonesia menyebabkan lahan pertanian tergenang sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen cabai. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh durasi penggenangan terhadap pertumbuhan vegetatif dan waktu berbunga cabai merah keriting (C. annum L.) varietas Jacko. Perlakuan terdiri dari kontrol, penggenangan durasi 1 hari, 3 hari, dan 10 hari. Masing-masing perlakuan menggunakan 5 ulangan. Desain penelitian menggunakan RAL satu faktor yaitu durasi penggenangan. Analisis data setelah perlakuan penggenangan menggunakan uji T taraf signifikansi 5% dan analisis data setelah periode pemulihan 30 hari menggunakan one-way ANOVA yang dilanjutkan ke uji LSD taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan panjang akar, jumlah daun, ukuran daun, perubahan warna daun, tinggi tanaman, bobot segar akar, dan bobot segar tajuk tanaman setelah perlakuan penggenangan. Diakhir periode pemulihan terjadi peningkatan pertumbuhan vegetatif pada semua perlakuan. Peningkatan durasi penggenangan menurunkan pertumbuhan vegetatif tanaman dan menunda waktu pembentukan tunas bunga. Pertumbuhan akar dan jumlah daun selama periode pemulihan merupakan faktor penting dalam adaptasi tanaman terhadap penggenangan. Capsicum annum L. is a horticultural commodity that has high economic value. The rainy season in Indonesia caused agricultural land to be flooded, which affected chili pepper's growth and yield. The purpose of this study was to examine the effect of flooding duration on vegetative growth and flowering time of C. annum L. var. Jacko. The treatments consisted of control, flooding duration of 1 day, three days, and ten days. Each treatment used five replications. The research design used one-factor RAL, namely the duration of flooding. Data analysis after flooding treatment used the T-test with a significance level of 5%, and data analysis after the recovery period used one-way ANOVA followed by the LSD test with a significance level of 5%. The results showed a decrease in root length, leaf number, leaf size, leaf color change, plant height, root fresh weight, and shoot fresh weight after flooding treatment. At the end of the recovery period, there was an increase in vegetative growth in all treatments. Increasing the duration of flooding reduces the vegetative growth of plants and delays the time of flower bud formation. Root growth and number of leaves during the recovery period are important factors in plant adaptation to flooding. 
Indikasi Cekaman Gulma Bidens Pilosa L. Akibat Perlakuan Perasan Pilea Microphylla L. Elisabeth Sabitini Siagian; Sri Darmanti; Rini Budihastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.2.2017.198-204

Abstract

Bidens pilosa L. merupakan salah satu tanaman gulma yang biasa ditemukan di daerah perkebunan yang mengganggu tanaman budidaya. Pilea microphylla L merupakan tanaman yang memiliki potensi sebagai herbisida alami untuk pengendali gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian alelokimia perasan Pilea microphylla L. terhadap akumulasi superoksida dan pertumbuhan vegetatif Bidens pilosa L. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu konsentrasi perasan alelokimia Pilea microphylla L yaitu 0%; 12,5%; 25%; 37,5% dan 50%. Data dianalisis dengan Analisys of Variance (ANOVA) dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi konsentrasi perasan alelokimia Pilea microphylla L. semakin meningkatkan akumulasi superoksida dan menurunkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar dan bobot kering tanaman, bobot segar dan bobot kering akar, bobot segar dan bobot kering batang, bobot segar dan bobot kering daun serta rasio tajuk akar. Kata kunci : Bidens pilosa L.; alelokimia; Pilea microphylla,L.; superoksida; pertumbuhan vegetatif
Efek Alelokimia Ekstrak Daun Babandotan( Ageratum Conyzoides L.) terhadap Kandungan Pigmen Fotosintetik dan Pertumbuhan Gulma Rumput Belulang (Eleusine Indica (L.) Gaertn) Dian Septiani; Endah Dwi Hastuti; Sri Darmanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.437 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.1.2019.1-7

Abstract

Rumput belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn) merupakan gulma yang hidup di area pertanian. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan mengguanakan bioherbisida. Tanaman yang dapa dijadikan bioherbisida adalah tanaman yang mengandung alelokimia. Alelokimia adalah senyawa kimia yang dihasilkan tumbuhan dan apabila di keluarkan ke lingkungan mampu menghambat pertumbuhan tanaman disekitarnya Salah satu tanaman yang mengandung alelokimia adalah A. conyzoides. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alelokimia ekstrak daun A. conyzoides pada konsentrasi yang berbeda terhadap kandungan pigmen fotosintetik dan pertumbuhan gulma rumput belulang, serta mengetahui konsentrasi optimum yang dapat menghambat pertumbuhan rumput belulang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal yaitu konsentrasi ekstrak alelokimia A. conyzoides, masing – masing perlakuan dengan mengguanakan lima ulangan. Perlakuan dengan konsentrasi berbeda yaitu 0%, 5%, 10%, 15%. Parameter yang diamati yaitu kandungan klorofil a, klorofil b , klorofil total, karotenoid, bobot basah, bobot kering, tinggi tanaman, panjang akar, dan jumlah daun yang dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji DMRT pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak memberikan pengaruh nyata terhadap penurunan kandungan klorofil a, klorofil b , klorofil total, karotenoid, bobot basah, bobot kering, tinggi tanaman, panjang akar, dan jumlah daun. Kata kunci : Rumput belulang, alelokimia, A. conyzoides, bioherbisida
Potensi Autoalelopati Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) Diah Ziadaturrif’ah; Sri Darmanti; Rini Budihastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.64 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.129-136

Abstract

Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) merupakan salah satu gulma yang memiliki senyawa alelokimia yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang ada disekitarya, baik yang sejenis maupun yang berbeda sejenis. Karena kemapuan yang dimiliki tersebut, diduga kirinyuh  berpotensi digunakan sebagai herbisida alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air daun kirinyuh pada konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan gulma yang sama, yaitu kirinyuh dan menentukan konsentrasi ekstrak air daun kirinyuh yang menyebabkan penghambatan pertumbuhan terbesar pada gulma kirinyuh. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)  faktor tunggal berupa  konsentrasi ekstrak air daun  kirinyuh yaitu  0%, 10%, 20%, 30% dan 40%. Masing-masing perlakuan dengan lima ulangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan vegetative meliputi : tinggi tanaman, panjang akar, bobot basah akar dan tajuk, bobot kering akar dan tajuk, luas daun, jumlah daun, kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total, karotenoid serta lebar mulut  stomata. Data dianalisis dengan Analisys of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa  ekstrak daun kirinyuh bersifat autoalelopati yaitu menghambat semua parameter  pertumbuhan vegetatif yang diukur, semakin tinggi kosentrasi ekstrak dari 10% sampai 40% penghambatan pertumbuhan semakin kuat. Kata kunci:  autoalelokimia, bioherbisida, gulma, kirinyuh, Chromolaena odorata L.
Pengaruh Alelokimia Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Kedelai [Glycine max (L.) Merr] Siti Umi Shofiyatin; Sri Darmanti; Sri Widodo Agung Suedy
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.183-189

Abstract

Gulma merupakan  tumbuhan yang tidak dikehendaki kehadirannya  karena berpotensi alelopati. Alelopati merupakan interaksi antar  tanaman dengan perantaraan senyawa alelokimia  yang dilepaskan ke lingkungan. Alelokimia dapat menghambat pertumbuhan  tanaman di sekitarnya.  Kirinyuh (Cromolaena odorata L.) adalah salah satu gulma  yang banyak dijumpai di berbagai lahan budidaya.  Kedelai [Glycine max (L.) Merr ] merupakan komoditas pertanian sumber pangan yang berprotein tinggi. Keberadaan gulma, termasuk diantaranya C. odorata  merupakan  salah  satu kendala  penting dalam meningkatkan  pertumbuhan dan produksi  kedelai. Penelitian ini bertujuan  mengkaji pengaruh alelokimia ekstrak daun C. odorata L. terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal berupa konsentrasi ekstrak daun C. Odorata  yaitu  0%, 20%, 40%, 60% dan 80%, tiap unit perlakuan dengan lima ulangan. Data kuantitatif dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95% (α=5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alelokimia pada  ekstrak daun gulma kirinyuh  (C. odorata L.) berpotensi menghambat pertumbuhan vegetataif  tanaman kedelai.  Penurunan kandungan klorofil total  dan pertumbuhan vegetatif secara efektif terjadi mulai  konsentrasi ekstrak 40% dan semakin tinggi konsentrasi ekstrak, penurunan nilai parameter yang diukur semakin besar.  Kata Kunci:  alelopati,  alelokimia, gangguan gulma.
Kandungan Pigmen Fotosintetik dan Total Fenol Daun Mangrove Api-Api [Avicennia marina (Forsk.) Vierh] pada Tambak dan Pantai Mangunharjo Semarang Tia Bela Aprilliana; Munifatul Izzati; Sri Darmanti; Endah Dwi Hastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.2.2021.175-182

Abstract

Avicennia marina merupakan mangrove mayor yang mampu bertahan hidup di kondisi ekstrim seperti intensitas cahaya, suhu dan kadar garam tinggi. Kondisi ekstrim berpengaruh terhadap sintesis dan reduksi pigmen fotosintetik. Cekaman intensitas cahaya dan salinitas memicu A. marina membentuk fenol sebagai senyawa pertahanan pada kondisi kurang menguntungkan. A. marina pada kawasan Mangunharjo tumbuh baik pada lingkungan pantai dan tambak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lingkungan pantai dan tambak terhadap kandungan pigmen fotosintetik dan total fenol daun A. marina. Penelitian dilakukan dengan metode observasi dengan melibatkan lokasi pantai dan tambak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor organ daun A. marina yang hidup di lingkungan pantai dan tambak. Daerah pengamatan dibagi menjadi 6 titik pengambilan sampel. Parameter penelitian yang diamati adalah intensitas cahaya, suhu, salinitas, pigmen fotosintetik (klorofil a, klorofil b, karotenoid) dan total fenol daun A. marina. Analisis data menggunakan Uji T dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun A. marina di pantai memiliki kandungan pigmen fotosintetik dan total fenol lebih rendah dibanding tambak.  Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan pantai dan tambak berpengaruh nyata terhadap kandungan pigmen fotosintetik dan fenol. Intensitas cahaya dan salinitas tinggi di pantai mengganggu pembentukan klorofil dan Phenylalanine Ammonia Lyase(PAL). Avicennia marina is a major mangrove that is able to survive in extreme conditions such as light intensity, temperature and high salt content. Extreme conditions affect the synthesis and reduction of photosynthetic pigments. The stress of light intensity and salinity triggered A. marina to form phenol as a defense compound under unfavorable conditions. A. marina in the Mangunharjo area grows well in coastal and pond environments. The purpose of this study was to determine the effect of the coastal and pond environment on the content of photosynthetic pigments and total phenol in the leaves of A. marina. The study was conducted using the observation method involving the location of the beach and ponds. The study used a Completely Randomized Design (CRD) with one factor of A. marina leaf organ that lives in the coastal and pond environment. The observation area are divided into 6 sampling points. Parameters observed were light intensity, temperature, salinity, photosynthetic pigments (chlorophyll a, chlorophyll b, carotenoids) and total phenol of A. marina leaves. Data analysis used T test with 95% confidence level. The results showed that the leaves of A. marina on the beach had lower photosynthetic pigments and total phenol content than those in ponds. This shows that the coastal environment and ponds have a significant effect on the content of photosynthetic pigments and phenols. Light intensity and high salinity on the beach interfere with the formation of chlorophyll and Phenylalanine Ammonia Lyase (PAL).
Karakteristik Stomata dan Trikoma Lima Spesies Gulma Familia Asteraceae di Waduk Pendidikan Universitas Diponegoro Julianti, Mentari Annissa; Darmanti, Sri; Haryanti, Sri
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 9, Nomor 1, Tahun 2024
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.9.1.2024.39-47

Abstract

Familia Asteraceae merupakan kelompok tanaman dengan kemampuan adaptasi tinggi. Hal tersebut didukung oleh karakteristik struktur stomata dan trikomanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik stomata dan trikoma lima spesies gulma dari familia Asteraceae yang tumbuh di Waduk Pendidikan Universitas Diponegoro. Kelima spesies gulma tersebut adalah Bandotan (Ageratum conyzoides L.), Kirinyuh (Chromolaena odorata L.), Ketul (Bidens pilosa L.), Gletang (Tridax procumbens L.), dan Sawilangit (Vernonia cinerea L.). Preparat anatomi epidermis daun dibuat dengan metode free-hand section. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif, sedang  data kuantitatif dianalisis dengan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisik stomata kelima spesies adalah stoma tipe anomositik, sel penutup berbentuk ginjal, dan letak stoma amfistomatik. Panjang stoma, lebar stoma dan densitas stomata bervariasi di kedua permukaan daun. Pada kelima spesies trikoma multiseluler dengan bentuk bervariasi diantara spesies. Trikoma non-glanduler ditemukan pada kelima spesies, sedangkan trikoma glanduler hanya terdapat pada B. pilosa L. Panjang dan densitas trikoma pada kelima spesies bervariasi di kedua permukaan daun. Hal tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan stomanya, B. Pilosa L. mempunyai karakter yang paling berbeda diantara ke lima species tersebut.  The Asteraceae family is a group of plants with high adaptability. This is supported by the structural characteristics of the stomata and trichomes. This research aims to determine the characteristics of the stomata and trichomes of five weed species from the Asteraceae family that grow in the Diponegoro University Education Reservoir. The five weed species are Bandotan (Ageratum conyzoides L.), Kirinyuh (Chromolaena odorata L.), Ketul (Bidens pilosa L.), Gletang (Tridax procumbens L.), and Sawilangit (Vernonia cinerea L.). Anatomical  leaf epidermis preparations were made using the free-hand section method. Qualitative data were analyzed descriptively, while quantitative data were analyzed using the T test. The results showed that the characteristics of the stomata of the five species were anomocytic stoma, kidney-shaped guard cells, and amphistomatic stoma location. Stoma length, stoma width and stoma density vary on both leaf surfaces. In the five species the trichomes are multicellular with varying shapes between species. Non-glandular trichomes were found in all five species, while glandular trichomes were only found in B. pilosa L.. The length and density of trichomes in the five species varied on both leaf surfaces. This shows that based on its stoma, B. Pilosa L. has the most different characters among the five species.
Uji Kualitas Beberapa Madu Lokal di Semarang Suedy, Sri Widodo Agung; Aisyah, Ajeng Aulia; Darmanti, Sri; Parman, Sarjana
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 8, Nomor 2, Tahun 2023
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.8.2.2023.161-168

Abstract

Madu berasal dari nektar bunga (floral) atau bagian lain dari tumbuhan (extra floral) yang dikumpulkan oleh lebah madu. Madu yang memiliki kualitas baik apabila memenuhi standar kualitas madu tertentu. Kualitas madu dapat diketahui diantaranya berdasarkan kadar air, gula pereduksi, dan hidroksimetilfurfural (HMF). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas madu lokal di Semarang dan sekitarnya. Saat ini permintaan madu nasional masih sangat tinggi, dan belum dapat diimbangi dengan produksi madu nasional. Kondisi ini dimanfaatkan oleh produsen madu ilegal untuk melakukan pemalsuan madu. Perlu dilakukan uji berstandar secara berkala untuk mencegah pemalsuan madu. Rancangan penelitian yang digunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan metode purposive sampling pada 5 wilayah produksi madu lokal Semarang yaitu Ngareanak, Limbangan, Mijen, Karangjati dan Klero. Variabel penelitian adalah kualitas madu yaitu kadar air, gula pereduksi, dan hidroksimetilfurfural (HMF). Data dianalisis dengan uji ANOVA pada taraf signifikansi 5%, dan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test), dan dibandingkan dengan SNI 8664:2018. Berdasarkan hasil uji kualitas madu lokal dari 5 wilayah di Semarang, rata-rata telah memenuhi standar SNI, nilai kadar air berkisar antara 19,0-25,7%, gula gereduksi berkisar antara 77-94%, dan HMF berkisar antara 3,8-10,8 mg/kg. Honey comes from the nectar of flowers (floral) or other parts of plants (extra floral) collected by honeybees. Honey is of good quality if it meets certain honey quality standards. Honey quality can be determined based on moisture content, reducing sugar, and hydroxymethylfurfural (HMF). This study was conducted to determine the quality of local honey in Semarang and surrounding areas. Currently, the national demand for honey is still very high, and has not been matched by national honey production. This condition is utilized by illegal honey producers to counterfeit honey. Periodic standardized tests are needed to prevent honey adulteration. The research design used RAL (Completely Randomized Design) with purposive sampling method in 5 local honey production areas of Semarang, namely Ngareanak, Limbangan, Mijen, Karangjati and Klero. The research variables were honey quality, namely moisture content, reducing sugar, and hydroxymethylfurfural (HMF). Data were analyzed by ANOVA test at 5% significance level, followed by DMRT (Duncan's Multiple Range Test), and compared with SNI 8664:2018. Based on the quality test results of local honey from 5 regions in Semarang, the average has met SNI standards, the value of water content ranges from 19.0-25.7%, reducing sugar ranges from 77-94%, and HMF ranges from 3.8-10.8 mg/kg.
Kandungan Pigmen Fotosintetik dan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr.) var. Grobogan Pada Tingkat Ketersediaan Air yang Berbeda Fachrezi, Muhammad Luthfi; Darmanti, Sri; Saptiningsih, Endang; Prihastanti, Erma
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 8, Nomor 2, Tahun 2023
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.8.2.2023.154-160

Abstract

Kedelai merupakan sumber protein yang murah sehingga permintaan tinggi, tetapi produksi kedelai di Indonesia rendah. Tanaman kedelai umumnya ditanam di sawah tadah hujan sehingga rawan cekaman kekeringan dan menyebabkan produksi rendah. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental,  bertujuan mengkaji pengaruh tingkat ketersediaan air terhadap kandungan pigmen fotosintetik daun dan pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai [Glycine max (l.) Merr.] varietas Grobogan. Penelitian dilakukan di kebun percobaan dan laboratorium Struktur dan fungsi tumbuhan  Departemen biologi FSM UNDIP, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor berupa tingkat ketersediaan air yang berbeda yaitu 100%, 75%, 50%, dan 25% kapasitas lapang.  Data dianalisis dengan analisis sidik ragam One Way ANOVA, dilanjutkan dengan Uji DMRT dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan persentase ketersediaan air tidak memengaruhi kandungan pigmen fotosintetik daun kedelai. Penurunan persentase ketersediaan air menurunkan pertumbuhan tajuk, untuk jumlah daun mulai turun pada ketersediaan air 25%, tinggi tanaman pada 75%, bobot tajuk pada 50%. Ketersediaan air paling optimal bagi panjang akar dan bobot akar adalah 75%.  Soybeans are a cheap source of protein, so demand is high, but soybean production in Indonesia is low. Soybean crops are generally planted in rainfed rice fields, so they are prone to drought stress and cause low production. This study used an experimental method, aimed to examine the effect of water availability on the photosynthetic pigment content of leaves and vegetative growth of soybean plants [Glycine max (l.) Merr.] Grobogan variety. The research was conducted in the experimental garden and laboratory Plant structure and function of the Department of Biology FSM UNDIP, using a one-factor Complete Randomized Design (RAL) in the form of different levels of water availability, namely 100%, 75%, 50%, and 25% field capacity.  The data was analyzed by One Way ANOVA fingerprint analysis, followed by DMRT Test with a confidence level of 95%. The results showed that the decrease in the percentage of water availability did not affect the photosynthetic pigment content of soybean leaves. A decrease in the percentage of water availability decreases the growth of the header, for the number of leaves begins to fall at water availability 25%, plant height at 75%, header weight at 50%. The most optimal water availability for root length and root weight is 75%.