Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERTUMBUHAN, KEMATIAN DAN TINGKAT EKSPLOITASI KERANG POKEA (BATISSA VIOLACEA VAR. CELEBENSIS, VON MARTENS 1897) PADA SEGMEN MUARA SUNGAI LASOLO SULAWESI TENGGARA . Bahtiar; La Anadi; Wa Nurgayah; . Emiyarti; Harmin Hari
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 7 No. 2 (2016): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.236 KB) | DOI: 10.29244/jmf.7.2.137-147

Abstract

ABSTRACTPokeas (Batissa violacea var. celebensis, von Martens 1897) are economic Sulawesi’s clam which production has continued to decline in line with the increase in fishing activities. This study aimed to determine the parameters of growth, mortality and exploitation level of pokea at estuary segment  in  Lasolo  River,  Southeast  Sulawesi.  The  results  of  this  study  are  expected  to  be  a reference in the management of pokea resources in Southeast Sulawesi. Data segregation for age group, growth, mortality (natural, catches and total) and the degree of exploitation were analized by  Bhattacharya  method,  inverse  model  von  Bertalanffy,  length  converted  catch  curve  and empirical  Pauly,  that  accommodated  in  FiSAT  II  version  1.1.3.  Results  showed  that  male  and female  pokea  were  distributed  as  juvenile,  adult  to  broodstock,  dominated  by  adult.  The  growth pattern  (Lt)  of  male  and  female,  was  =  6.46-(6.46-0.025)e-2.8t and  Lt  =  7.79-(7.79-0.025)e-0.5t,respectively. Natural mortality (M), fishing mortality (F) and total mortality (Z) in males were found higher than females. In general, the utilization level of pokea in the Lasolo river has experienced over exploitation.Keywords: clam, Lasolo River, management resources, pokea, Southeast SulawesiABSTRAKKerang  pokea  (Batissa  violacea  var.  celebensis,  von  Martens  1897)  merupakan  kerang ekonomis  dari  Sulawesi  yang  produksinya  terus  mengalami  penurunan  sejalan  dengan peningkatan  aktivitas  pengambilannya  di  alam.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui parameter pertumbuhan, kematian dan tingkat eksploitasi kerang pokea di segmen muara SungaiLasolo  Sulawesi  Tenggara.   Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  dijadikan  rujukan  dalam pengelolaan sumberdaya kerang pokea di Sulawesi  Tenggara. Data pemisahan kelompok umur, pertumbuhan,  kematian  (alami,  tangkapan  dan  total)  dan  tingkat  eksploitasi  masing-masing menggunakan  metode  Bhattacharya,  model  inverse  von  Bertalanffy,  hasil  tangkapan  yang dikonversi dari data lebar cangkang dan empiris Pauly yang terakomodasi dalam program FiSAT II versi  1.1.3.   Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  pokea  jantan  dan  betina  tersebar  dari  ukuran anak, dewasa dan tua yang didominasi pada ukuran dewasa. Pola pertumbuhan jantan dan betina masing-masing yaitu: Lt = 6.46-(6.46-0.025)e-2.8t dan Lt = 7.79-(7.79-0.025)e-0.5t . Kematian pokea  tertinggi  secara  alami  (M),  penangkapan  (F)  dan  total  (Z)  pada  jantan  ditemukan  lebih  tinggi dibandingkan kematian pada pokea betina. Secara umum, tingkat pemanfaatan kerang pokea di Sungai Lasolo telah mengalami lebih tangkap.Kata kunci: kerang, Sungai Lasolo, manajemen sumberdaya, pokea, Sulawesi Tenggara
Marine Debris Trap Melalui Modifikasi Sero di Perairan Desa Tapulaga, Sulawesi Tenggara Asriyana; Ishak, ermayanti; Bahtiar; Halili; Wa Nurgayah; Latifa Fekri
Jurnal Pengabdian Meambo Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEAMBO
Publisher : PROMISE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56742/jpm.v2i2.67

Abstract

Indonesia memiliki tantangan yang besar untuk mengatasi masalah sampah. 80% sampah di perairan berasal dari darat, yang berdampak pada terancamnya keanekaragaman hayati dan sumber daya di laut. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membina kelompok mitra sasaran dengan penguatan keterampilan softskill dan hardskill mengenai penanganan sampah di laut melalui pembuatan dan pengoperasian marine debris trap melalui modifikasi sero sehingga dapat meminimalisir jumlah sampah yang terekspos di laut dan mengurangi dampak yang ditimbulkannya. Mitra yang terlibat yaitu “kelompok nelayan lestari” menyediakan fasilitas alat tangkap sero yang akan dimodifikasi bentuknya menjadi sero marine debris trap, berfungsi menjebak ikan dan juga berfungsi sebagai alat penjebak sampah laut. Sero marine debris trap yang telah dirancang dan dioperasikan mampu menjebak sampah laut dengan kapasitas 800 g sampai 1 kg dalam waktu 1 (satu) minggu, sekaligus tetap dapat menjebak ikan. Sampah laut yang terjebak terdiri atas sampah anorganik dan organik. Sampah anorganik berupa botol plastik, kemasan minuman plastik, kaleng bekas, dan styrofoam. Sampah organik berupa serasah dari lamun. Botol plastik memiliki persentase sebesar 22% dari total sampah plastik yang ditemukan.
Bimbingan Teknis Penanaman Dalam Rangka Rehabilitasi Kawasan Mangrove Di Pesisir Sawapudo Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Wa Nurgayah; Ratna Dyah Palupi; Rahmadani, Rahmadani; A. Ginong Pratikino; Muhammad Trial Fiar Erawan; Chairun Annisa Aryanti
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4: Agustus 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v4i4.9134

Abstract

Desa Sawapudo dikenal dengan keunikan pesisirnya yang terdiri dari pantai, tebing karst, dan vegetasi mangrove. Kurangnya pengelolaan yang bijaksana telah menyebabkan degradasi, termasuk terganggunya ekosistem mangrove. Keterlibatan masyarakat sangat penting untuk pengelolaan pesisir yang berkelanjutan. Oleh karena itu sebuah pengabdian kepada masyarakat dilakukan guna merehabilitasi ekosistem mangrove yang telah rusak melalui penanaman mangrove. Kondisi pantai yang baik untuk ditumbuhi mangrove gelombang rendah; daerah intertidal; mengandung endapan lumpur; dan lereng endapan tidak lebih dari 0.25 % - 0.50 %. Bibit mangrove yang digunakan berumur tiga sampai enam bulan. Untuk membantu bibit terlindung dari terjangan ombak, penggunaan tiang pancang atau ruas bambu sangat dianjurkan. Hasil pengabdian kepada masyarakat yaitu 200 bibit mangrove spesies Rhizophora sp. telah ditanam di pesisir Desa Sawapudo, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe. Seluruh masyarakat Desa Sawapudo, dosen dari FPIK UHO, UNG, maupun pegawai Bintang Samudera sebagai mitra Kolaborasi Nasional. Kegiatan ini, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan pesisir.