Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Kajian Pola Pertumbuhan Dan Faktor Kondisi Ikan Lencam (Lethrinus lentjan) di perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Suharna, .; Halili, .; Haslianti, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 4 (2018): Oktober 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.321 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan di perairan Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan pada bulan Mei - Juli 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan dan faktor kondisi ikan lencam (L. lentjan). Contoh ikan diperoleh menggunakan bottoms gill net dengan mesh size 1,5 inchi dan 2,0 inchi. Semua ikan yang tertangkap pada saat sampling dijadikan sebagai contoh yang jumlahnya 132 ekor yang terdiri atas 33 ekor jantan dan 99 ekor betina. Sampel ikan tersebut diukur panjangnya menggunakan mistar ketelitian 0,5 mm dan ditimbang bobotnya menggunakan timbangan digital ketelitian 1 g. Kisaran contoh ikan jantan dan betina masing-masing 13,2 - 23,0 cm dan 12,2 - 23,0 cm. Hubungan panjang dan bobot dianalisis menggunakan formula: W = , sedangkan faktor kondisi dianalisis menggunakan formula: . Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan ini adalah allometrik negatif mengikuti persamaan: W = 1,6*10-4 L2,57untuk ikan jantan dan W = 1,7*10-5L2,99 untuk ikan betina. Nilai faktor kondisi kedua jenis kelamin jantan dan betina masing-masing berkisar 1,003 - 1,007 dan 1,001 - 1,008. Data tersebut menunjukkan bahwa kondisi ikan tersebut tergolong “kurang pipih”.Kata kunci : Pola Pertumbuhan, Faktor Kondisi Ikan Lencam di Perairan Tanjung Tiram
Pengaruh Perbedaan Jenis Umpan Terhadap Hasil Tangkapan Bubu di Perairan Desa Haka Kecamatan Togo Binongko Kabupaten Wakatobi Wali, Muhidin; Halili, .; Kamri, Syamsul
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.743 KB)

Abstract

Penggunaan umpan pada alat tangkap bubu untuk menangkap ikan-ikan karang belum memberikan hasil tangkapan yang optimal, hal ini yang melatarbelakangi penelitian ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan umpan terhadap hasil tangkapan baik jumlah maupun jenis ikan pada alat tangkap bubu. Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Desa Haka Kecamatan Togo Binongko Kabupaten Wakatobi selama satu bulan yaitu pada bulan april-mei 2017. Metode yang digunakan adalah uji coba penangkapan ikan (experimental fishing) dengan rancangan acak kelompok (RAK) pada bubu dengan empat jenis umpan yang berbeda yaitu umpan kalomang (coenobita brevimanus), belut laut (macrotema caligans), ikan layang (decapterus russelli), dan ikan tongkol (auxis thazard). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa umpan kalomang memiliki hasil tangkapan lebih banyak baik dari jumlah maupun jenis bila dibandingkan dengan umpan belut, layang dan tongkol. Dari 1057 ekor dan 23 jenis ikan yang tertangkap pada bubu, ikan yang tertangkap dengan umpan kalomang sebanyak 299 ekor dan 21 jenis, umpan belut sebanyak 251 ekor dan 19 jenis, umpan layang sebanyak 264 ekor dan 20 jenis, sedangkan pada umpan tongkol ikan yang tertangkap sebanyak 243 ekor dan 21 jenis. Perbedaan jenis umpan berpengaruh nyata pada alat tangkap bubu.Kata Kunci: Alat Tangkap Bubu, Penggunaan Umpan, Perairan Haka.
Pola Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Kakatua (Scarus rivulatus) di Perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Dayuman, .; Asriyana, .; Halili, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.394 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di perairan Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan pada bulan Januari sampai April 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan faktor kondisi ikan kakatua. Sampel ikan diperoleh menggunakan jaring insang (gill net) dengan mesh size 1¼, 1½  dan 2 inci, dengan panjang jaring 80 m dan tinggi jaring 2 m. Jumlah sampel ikan yang tertangkap selama penelitian sebanyak 193 individu betina dan 47 individu jantan. Sampel ikan diukur panjangnya menggunakan mistar ketelitian 1 mm  dan ditimbang bobotnya menggunakan timbangan analitik ketelitian 0,01 g. Sebaran frekuensi panjang tertinggi ikan kakatua jantan didominasi ukuran 116 –126  mm (23,4%)  sedang sebaran frekuensi panjang  ikan 162 – 172 mm tidak ditemukan. Sebaran frekuensi panjang ikan kakatua betina tertinggi berada pada selang kelas  127 – 138 mm (31,12%) sementara frekuensi kelas terendah berada pada selang kelas  185 – 195 mm (1,55. Nilai b yang diperoleh dari hubungan panjang dan bobot ikan kakatua jantan sebesar 2,866 sedang pada betina sebesar 2,882. Pola pertumbuhan ikan ini adalah isometrik (b < 3,0). Faktor kondisi ikan kakatua jantan berkisar 0,80 – 2,81 sedang betina berkisar 1,08–3,05. Kata Kunci : Faktor kondisi, Pola pertumbuhan, Scarus rivulatus
Rasio Kelamin dan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan Kakatua (Scarus rivulatus Valenciennes, 1840) di Perairan Desa Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Aswady, Tri Utary; Asriyana, .; Halili, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.701 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan di perairan Tanjung Tiram pada bulan Januari - Juni 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa aspek biologi ikan kakatua meliputi rasio kelamin, tingkat kematangan gonad, dan ukuran pertama kali matang gonad. Contoh ikan diperoleh menggunakan bottom gill net mesh size 1¼, 1½  dan 2 inci, dan panjang jaring 80 m dan tinggi jaring 2 m. Semua ikan yang tertangkap dijadikan sampel yang jumlahnya 317 ekor yang terdiri atas ikan jantan 70 ekor dan ikan betina 247 ekor. Sampel ikan diukur panjangnya menggunakan mistar ketelitian 1 mm dan ditimbang bobotnya menggunakan timbangan analitik ketelitian 0,01 g. Pengamatan jenis kelamin dilakukan secara anatomi dengan melihat gonad jantan dan betina. Rasio kelamin antara jantan dan betina selama periode penelitian adalah 1:3,5 yang artinya tidak seimbang. Tingkat kematangan gonad pada ikan jantan dan betina didasarkan pada pembagian TKG ikan karang. Tingkat kematangan gonad ikan jantan dan betina didominasi TKG II. TKG IV tertinggi untuk ikan betina terdapat pada bulan Juni (23,08%), sedangkan ikan jantan (TKG IV) tertinggi terdapat pada bulan Januari (25%). Ikan jantan mengalami matang gonad pada 177 mm dan ikan betina pada 165 mm. Ikan kakatua di perairan Tanjung Tiram didominasi ikan betina yang mengindikasikan bahwa kelestarian suatu populasi masih dapat dipertahankan.Kata Kunci : Rasio kelamin, TKG, Ukuran pertama kali matang gonad, Scarus rivulatus  
Studi pertumbuhan, kematian dan tingkat eksploitasi Kerang Pasir (Modiolus modulaides) di perairan Bungkutoko Kota Kendari Sulawesi Tenggara Meldawati, .; Bahtiar, .; Halili, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.671 KB)

Abstract

Pesatnya pembangunan dan pemanfaatan secara terus menerus serta kurangnya informasi yang berhubungan dengan penelitian mengenai kerang pasir (Modiolus modulaides), melatar belakangi dilakukannya penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui studi pertumbuhan, kematian dan tingkat eksploitasi M. modulaides. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2015 di perairan Bungkutoko. Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak melalui koleksi bebas dengan cara mengumpulkan semua kerang yang diperoleh selama periode penelitian di lapangan. Total sampel kerang pasir selama penelitian sebesar 1263 individu yang terdiri dari 610 (jantan) dan 653 (betina). Data penelitian parameter pertumbuhan dianalisis menggunakan sebaran frekuensi panjang serta data tingkat eksploitasi dianalisis menggunakan Length-Converted Catch Curve pada program FiSAT II versi 3.0.  Hasil analisis parameter pertumbuhan menunjukkan nilai panjang asimtotik (L∞), konstanta pertumbuhan (K), dan nilai dugaan to pada jantan dan betina masing-masing sebesar 10,35, 1,9, dan -0,01 serta 9,58, 1,2, dan -0,12. Hasil analisis pendugaan tingkat mortalitas menunjukkan nilai mortalitas alami (M), mortalitas penangkapan (F), dan mortalitas total (Z) pada jantan dan betina masing-masing sebesar 3,78, 0,32, dan 4,10 serta 2,86, 1,95, dan 4,81, sehingga tingkat eksploitasi (E) jantan dan betina masing-masing sebesar 0,08 dan 0,41. Nilai eksploitasi tersebut menunjukkan bahwa tingkat eksploitasi kerang pasir di perairan Bungkutoko masih tergolong rendah (under fishing).Kata Kunci : Kerang Pasir, Pertumbuhan, Perairan Bungkutoko, Kematian danTingkat Eksploitasi
Struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Wulandari, Kiki; Asriyana, .; Halili, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.493 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa, Sulawesi Tenggara. Penelitian dilaksanakan di perairan Rawa Aopa selama tiga bulan dari bulan April hingga Juni 2017. Contoh ikan ditangkap menggunakan jaring insang, bubu, pancing, dan seser. Data penelitian dianalisis menggunakan indeks komposisi jenis, keanekaragaman, dominansi, dan keseragaman. Parameter kualitas air yang diamati meliputi parameter fisika yaitu suhu dan fluktuasi muka air sedangkan parameter kimia meliputi oksigen terlarut dan pH. Selama penelitian ditemukan 641 ekor ikan yang termasuk dalam 11 spesies dan 8 famili. Keanekaragaman ikan di perairan Rawa Aopa termasuk dalam kategori sedang (H'=1.57-1.96), dengan keseragaman spesies yang tinggi (E=0.76-0.82) dan tidak ada jenis ikan yang mendominansi (C= 0.19-0.27). Secara umum struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa masih dalam kategori stabil.Kata Kunci : Ikan, Rawa Aopa, dan struktur komunitas
Komposisi ukuran kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) berdasarkan fase bulan di Perairan Lakara, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara Mawaluddin, .; Halili, .; Palupi, Ratna Diyah
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 3 (2016): Agustus 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.519 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Lakara Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi ukuran rajungan. Komposisi ukuran yang diamati adalah ukuran panjang/lebar karapaks dan bobot tubuh serta pola pertumbuhannya. Analisis hubungan bobot tubuh dengan panjang karapaks dan hubungan hobot tubuh dengan lebar karapaks baik rajungan jantan dan betina bersifat allometrik yaitu pertambahan bobot tubuh lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan panjang dan lebar karapaksnya. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Maret – April 2014. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan penangkapan menggunakan alat tangkap bubu (collapsible pot). Sampel yang tertangkap pada bulan gelap dan terang masing-masing menunjukkan 204 individu dalam 6 trip penangkapan dengan rata-rata 34 individu per tripdan175 individu dan 175 individu dalam 3 trip penangkapan dengan rata-rata 85,33 individu/trip. Jumlah rajungan jantan 106 individu dan betina 98 individu yang tertangkap pada bulan gelap, sedangkan rajungan jantan dan betina yang tertangkap pada bulan terang masing-masing berjumlah 91 individu dan 84 individu. Komposisi ukuran lebar karapaks pada remaja menunjukkan hasil tertinggi terjadi pada bulan terang baik rajungan jantan maupun betina dengan rata-rata hasil tangkapan rajungan jantan 27,67  individu/trip dan betina 25,33 individu/trip. Komposisi ukuran bobot rata-rata rajungan jantan dan betina tertinggi pada remaja dan dewasa terjadi pada fase bulan gelap dengan masing-masing bobot rata-rata pada remaja 42,21 g dan 48,54 g serta dewasa 125,84 g dan 48,54 g, sedangkan juvenile memiliki bobot rata-rata yaitu masing-masing 20,13 g dan 16,87 g. Data P. Pelagicus yang tertangkap selama periode penelitian memiliki komposisi ukuran yang tinggi pada ukuran remaja dan cenderung mendominasi pada setiap fase bulannya.Kata Kunci : Fase bulan, komposisi ukuran, Portunus pelagicus, pola pertumbuhan, siklus hidup
Studi Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Ikan Lencam (Lethrinus lentjan) di Perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Pratiwi, Indah; Halili, .; Mustafa, Ahmad
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 4 (2018): Oktober 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.959 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan di perairan Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan pada bulan November 2017 – Januari 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa aspek biologi reproduksi ikan lencam yang meliputi hubungan panjang berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, ukuran pertama kali matang gonad, dan fekunditas. Contoh ikan diperoleh menggunakan bottom gill net dengan mesh size 1,5 inch dan 2,0 inch. Semua ikan yang tertangkap dijadikan sebagai contoh yang jumlahnya 151 ekor yang terdiri atas 25 ekor jantan dan 126 ekor betina. Sampel ikan tersebut diukur panjangnya menggunakan mistar ketelitian 0,5 mm dan ditimbang bobotnya menggunakan timbangan digital ketelitian 1 g. Kisaran contoh ikan jantan dan betina masing-masing 15,5 – 22,6 cm dan 11,8 – 24,5 cm. Pola pertumbuhan ikan lencam jantan bersifat alometrik positif mengikuti persamaan W = 2,89*10-5 L2,90, sedang betina bersifat alometrik negatif mengikuti persamaan W = 1,10*10-5L3,08. Nisbah kelamin jantan dan betina tidak seimbang, yaitu 1 : 5. Tingkat kematangan gonad ikan jantan didominasi TKG II, sedang betina didominasi TKG I. IKG ikan lencam betina (0,01 – 3,18) lebih besar dibandingkan ikan lencam jantan  (0,01 – 1,09). Ukuran pertama kali matang gonad ikan lencam betina lebih cepat mengalami matang gonad yaitu pada 180 mm (hermaprodit protogini), sedang jantan dicapai pada ukuran 208 mm. Potensi reproduksi  ikan  lencam  dengan  jumlah  telur  yang  dihasilkan  oleh  setiap  individu betina berkisar 8.674 –58.655 butir. Kata Kunci : Biologi Reproduksi, Lethrinus lentjan, Pola Pertumbuhan
Pola pertumbuhan Ikan Sembilang (Plotosus lineatus) di Perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Jumiati, .; Asriyana, .; Halili, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.71 KB)

Abstract

Ikan sembilang (P. lineatus) merupakan Family Plotosidae yang banyak terdapat di perairan Tanjung Tiram, namun informasi mengenai pola pertumbuhan ikan ini masih sangat kurang sehingga studi ini perlu dilakukan.Studi dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2017. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan dan faktor kondisi ikan sembilang. Ikan sembilang dilakukan dengan menggunakan alat tangkap jaring insang ukuran mata jaring 1,5; 2,0 dan 2,5inci. Sampel ikan kemudian diukur panjang total dan bobotnya. Hasil studi menunjukkan bahwa ikan sembilang jantan berada pada kisaran panjang 97–250 mm dan bobot 7 – 96 g, sedangkan ikan betina berada pada kisaran panjang 92–216 mm dan bobot 9 – 71 g. Pola pertumbuhan ikan tersebut mengikuti tipe allometrik negatif sebagaimana ditunjukkan oleh nilai b = 2,69 untuk jantan dan b = 2,49 untuk betina. Koefisien korelasi (r) ikan sembilang semakin mendekati 1 mengindikasikan bahwa pertumbuhan panjang selalu diikuti dengan pertambahan beratnya (r = 0,92) untuk jantan dan  (r = 0,9) untuk betina. Kisaran faktor kondisi jantan 0,61–1,88 dan betina 0,59–2,12 yang mengindikasikan bahwa kondisi betina lebih baik daripada jantan.Kata Kunci : Pertumbuhan, ikan sembilang, allometrik negatif, Tanjung Tiram
Mortalitas dan Tingat Eksploitasi Ikan Gabus (Channa striata) di Perairan Rawa Aopa Watumohai Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Cia, Wa ode Cimiming; Asriyana, .; Halili, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.156 KB)

Abstract

AbstrakIkan gabus merupakan salah satu ikan ekonomis penting yang hidup di perairan Rawa Aopa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan bulan Mei sampai Juni 2017 dengan tujuan untuk menganalisis mortalitas dan tingkat eksploitasi ikan gabus. Penangkapan ikan gabus dilakukan dengan menggunakan beberapa alat tangkap yaitu bubu, jaring, pancing, dan seser. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran frekuensi panjang ikan gabus didominasi oleh ukuran 321 – 368 mm untuk ikan jantan dan ukuran 279 – 320 mm untuk ikan betina. Hubungan antara panjang dan bobot ikan gabus menunjukkan pola pertumbuhan allometrik positif  (ikan jantan) dan pertumbuhan isometrik (ikan betina). Parameter  pertumbuhan ikan gabus jantan mencapai panjang asimtotik lebih cepat (11 tahun) dibandingkan ikan betina (13 tahun). Mortalitas  ikan gabus diperairan rawa aopa didominasi oleh mortalitas akibat penangkapan (F = 0,927; 1,745;1,246 ) dari pada kematian alami (M = 0,008;0,007;0,005 ). Tingkat eksploitasi ikan gabus di perairan ini tergolong dalam kategori tangkap lebih (E = 0,9)Kata kunci : ikan gabus, allometrik, issometrik, mortalitas, tangkap lebih.