Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PEMBINAAN TARI PADA SISWA TUNARUNGU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TARI PENDIDIKAN Nurul Rizki Utami; heni Komalasari; Ria Sabaria
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 01 (2023): Februari, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i01.55644

Abstract

Latar belakang permasalahan dalam penelitian ini berupa bagaimana proses pembinaan pembelajaran tari pendidikan untuk meningkatkan kreativitas gerak siswa tunarungu yang masih rendah dalam pembelajaran tari. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran tari didalam kelas menggunakan metode ceramah dan guru hanya merenapkan gerakan yang sudah ada dalam contoh video. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana proses pembinaan pembelajaran tari dengan menggunakan model pembelajaran tari pendidikan kepada siswa tunarungu di SLBN Cicendo Bandung. Permasalahan penelitian ini adalah kurangnya kreativitas gerak tari pada pembelajaran tari meliputi materi tari tani siswa tunarungu dapat mengamati dan menganalisis, metode pemebalajaran, proses, hasil/ evaluasi pembelajaran tari pendidikan yang diberikan kepada siswa tunarungu.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif.Penyandang tunarungu yang mengikuti pembelajaran tari pendidikan ini adalah siswa kelas IV SD, dengan jenis tunarungu mild hearing impairment. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu melalui observasi,wawancara,dokumntasi,tes,studi pustaka. Teknis analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Kemudian temuan penelitian ini adalah materi yang diberikan kepada siswa tunarungu dalam pembelajaran tari pendidikan ini menggunakan metode Audio Visual, dimana mereka bisa mengamati, menganalisis, dan mengeksplor gerakan yang mereka rangkai, serta jenis evaluasi yang dilakukan itu merupakan tes melihat dari konsep berfikir kreatif menggunaan konsep Exploring, Developing Skill, Creating dan Evaluating, agar siswa tunarungu dapat mengeksplor gerakan sesuai kemampuan mereka masing-masing. Hasil pelaksanaan pembinaan model pembelajaran tari dapat meningkatkan dengan baik ditunjukan dengan hasil siswa mampu menilai gerakan sendiri, mempu mempresentasikan gerakan masing-masing dengan percaya diri dan mampu mempresentasikan gerakan kelompok menggunakan property.
IBING PENCAK SILAT CIANJUR SEBAGAI PEMBENTUKAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER Regi Aprilahendra; Yuliawan Kasmahidayat; Ria Sabaria
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 01 (2023): Februari, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i01.55636

Abstract

Pembentukan nilai pendidikan karakter dalam Ibing Pencak silat cianjur merupakan suatu usaha yang dilakukan didalam membentuk karakter anggota padepokan, dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian tentang permasalahan karakter Anggota Padepokan dimana banyak kasus (human trafficking) kejahatan manusia, dan banyak anak muda yang belum memiliki karakter yang baik, seperti pengetahuan mereka sendiri tentang kepribadiannya, ataupun fungsi dari usia mereka. Diharapkan melalui Nilai pendidikan karakter melalui Ibing pencaksilat Cianjur dengan 3 jenis gaya (Cikalong, Mande dan Sabandar) yang digunakan atau di terapkan pada padepokan tersebut yang masing-masing memiliki makna dan fungsi yang mampu membentuk karakter yang diharapkan yaitu memiliki 18 karakter. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis pendekatan kualitatif dimana metode pengumpulan data, digunakan dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Untuk memudahkan peneliti dalam medapatkan informasi mengenai nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Ibing Pencak Silat Cianjur. Melalui analisis triangulasi data dengan tahapan reduksi data yang digunakan untuk menggoolongkan data yang ditemukan dilapangan, setelah didapatkan data yang telah digolongkan kemudian pengdisplaian data baik dijabarkan maupun dibuat dalam bentuk grafik yang memudah dalam menarik kesimpulan untuk melakukan verifikasi pada data yang telah ditemukan dilapangan yaitu yang bertujuan untuk pembentukan nilai Pendidikan karakter yang ditemukan dalam ibing pencak silat cianjur melalui jurus dan proses pembelajaran yang diberikan di padepokan gelar cahaya domas putih yang ada di Kecamatan Cibeber, sehingga dapat ditemukan nilai-nilai Pendidikan karakter , proses pembentukan nilai Pendidikan karakter pada anggota padepokan dan faktor yang mendukung proses pembentukan karakter pada anggota padepokan gelar cahaya domas putih.
Fungsi Ronggeng Amen: Dari Upacara Menjadi Pertunjukan Tri Reda Julianti Anugrah; Tati Narawati; Ria Sabaria
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 5, No 4 (2023): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), May
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v5i4.1767

Abstract

This article aims to describe the changes in the function of the ronggeng amen from ceremony to performance. The problem is focused on changes in the form of presentation, accompaniment music, and make-up and clothing used. Data - data collected through observation, interviews, literature, documentation, and analysis qualitatively with descriptive analysis method. Ronggeng amen is one of the traditional arts that developed among the people of Pangandaran Regency. The origin of the Ronggeng Amen art is the development of the Ronggeng Gunung art which was popular in the Pangandaran community. At first, the Ronggeng Gunung art was performed in the fishermen's thanksgiving event which coincided with Friday Keliwon in the month of Muharram. The results of this study obtained data and information regarding the changes in function that occur in ronggeng amen from ceremonies to performances. With the change in function of ronggeng amen, the local community enjoys this art more as a means of entertainment. This study concludes that the existence of ronggeng amen art which functions as a means of entertainment is of benefit to the people of Pangandaran, especially among the Z-gen generation who can regenerate ronggeng amen art well and know more about the art, and this can be a reference for research next in studying the theory of ronggeng amen.
The Creative Process of Dance in Genye Art in Purwakarta District Nurul Firdhausa; Ayo Sunaryo; Ria Sabaria
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 7, No 1 (2023): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2023
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v7i1.44613

Abstract

The development of the times has always made the younger generation face modern art. Many of them also focus on continuing, preserving and developing the arts that were born in the community, so that they become meaningful arts. In the end, the art can function as a means of identity that strengthens human dignity and society. Genye art born in Purwakarta Regency, West Java, is still maintained, preserved and developed by artists and local communities. The creative process carried out departs from the previous form of presentation of the Genye Art performance by paying attention to aspects of choreography, makeup, clothing and property. The purpose of this research is to describe the creative process of dance with the development of Genye artistry in terms of choreography, makeup, clothing, and property. This research method uses descriptive analysis method with a qualitative approach. Data was collected by means of observation, interviews and documentation studies in the form of performance photos, photos of the development process and videos of Genye art that have been developed. The results showed that genye art underwent changes and development in terms of choreography which continued to change and develop, makeup and property from 2010 to 2023 at this time, which made this genye art continue to develop and be preserved to become the most prominent art in Purwakarta Regency. This research can provide motivation to artists and the community so that they can continue to maintain, maintain, preserve and develop the arts that were born and grow in their area, namely the arts that characterize the Purwakarta Regency, namely "Genye Art".   
The Image of The Priangan Woman in The Wanodja Wirayudha Dance Rahayu Cahyaning Tyas; Ayo Sunaryo; Ria Sabaria
Jurnal Seni Tari Vol 12 No 1 (2023): Vol 12 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v12i1.69152

Abstract

Behind the presentation of dance, it does not only reveal the aesthetics of movement but also reveals social aspects that describe a condition or event in society, one of which is the Wanodja Wirayudha dance, which has an image related to the image of the Priangan woman which is actualized in the form of movement, clothing, make-up, to dance property used. Wanodja Wirayudha dance is a creative dance created by the choreographer of a studio in West Bandung Regency which was inspired by the historical events of female heroes in the city of Bandung. This study aims to describe the image of the Priangan woman depicted in the Wanodja Wirayudha dance. The method used is a descriptive analysis method with a qualitative approach. The results of this study were obtained from interviews and documentation studies. The findings of this study indicate that the image of the Priangan woman that is revealed in the Wanodja Wirayudha dance is talking about a female figure who has courage, strong personality, toughness, and a patriotic spirit like the Priangan woman as a hero. This research will provide data and information that can be used in further research studies related to the image of women in the wanodja wirayudha dance.