Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Lansia yang Mengalami Diabetes Melitus Afifah, Yustiani Nur; Rokayah, Cucu; Erlina Fazriana, Erlina
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 2 (2017): Juli
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.011 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i2.313

Abstract

Prevalensi penderita Diabetes Melitus di Indonesia yaitu 12 juta orang dan prevalensi tertinggi terdapat pada usia 55-64 tahun. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga. Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman dan gelisah disertai dengan respon otonom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia yang mengalami diabtes melitus di Kelurahan Babakansari Wilayah Kerja Puskesmas Babakansari. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif korelasional, menggunakan teknik random sampling dan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 112 dengan sampel 87 lansia. Penelitian ini menggunakan kuisioner dukungan keluarga dan kuisioner HARS. Variabel independen yang diteliti yaitu dukungan keluarga dan variabel dependen yaitu tingkat kecemasan. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan lansia yang mempunyai dukungan keluarga cukup sebanyak 37 responden (42,5%), dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 28 responden (32,2%). Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia yang mengalami diabetes melitus p-value = 0,001.Kata kunci: diabetes melitus, dukungan keluarga, lansia, tingkat kecemasanRELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND ANXIETY LEVEL IN ELDERLY PEOPLE WITH DIABETES MELLITUSABSTRACTPrevalence of Diabetes Mellitus in Indonesia is 12 million people and the prevalence highest at age 55-64. Family support is a form of interpersonal relationship that includes attitudes, actions, and acceptance of other family members. Anxiety is an uncomfortable feeling and agitated accompanied by autonomic response. This research aims to determine if there is a correlation between family supports with anxiety level elderly who have diabetes mellitus in babakansari village work area of babakansari health center. This research used a quantitative method with a type of descriptive correlational, using random sampling technique and cross sectional approach. The research population amounted is 112 with a sample of 87 elderly. This research used a family support questionnaire and a HARS questionnaire. The independent variables studied were family support and the dependent variable was anxiety level. Analysis of univariate data using frequency distribution and bivariate using chi-square. The results showed that the elderly have enough family support as many as 37 respondents (42.5%), and the anxiety was as much as 28 respondents (32.2%). There is a significant relationship between family support with anxiety level elderly who have diabetes mellitus, p-value = 0.001.Keywords: anxiety level, diabetes mellitus, elderly, family support
Pengembangan Program Posyandu Lansia dengan Aplikasi Pendekatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Wilayah Kerja Puskesmas Rancaekek (Studi Kualitatif) Erlina Fazriana; Oktarian Pratama
Sehat MasadaJurnal Vol 12 No 2 (2018): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v12i2.65

Abstract

Program pengelolahan penyakit kronis (Prolanis) adalah suatu sistim pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang di laksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS. Berdasarkan informasi dari Kepala Puskesmas Rancaekek, bahwa program lansia yang diselenggarakan di lingkungan Puskesmas Rancaekek untuk program posyandu lansia sudah diberlakukan pendekatan program yang bekerjasama dengan BPJS yaitu program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) sejak Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mulai diberlakukan di Indonesia yaitu sejak awal tahun 2015. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran makna dari pengembangan program posyandu lansia dengan aplikasi pendekatan program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) di wilayah Puskesmas Rancaekek. Jenis penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi deskriptif. Sampel informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan teknik sampling purposive sampling. informannya adalah pemegang program lansia di puskesmas tersebut dan 4 orang Kader di wilayah Puskesmas Rancaekek. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara (indepth interview), data observasi, alat perekam dan buku catatan lapangan. Uji validitas pada penelitian kualitatif ini dilakukan dengan Triangulasi. Analisa data dilakukan dengan cara analisa deskriptif. Hasil penelitian yang didapatkan dari hasil wawancara dengan tema evaluasi input: bertambahnya jumlah kader Posyandu lansia yang datang dan bertambahya dukungan pembiayaan dari BPJS Kesehatan, evaluasi proses: belum melaksanakan 10 jenis layanan dan belum menerapkan sistem 5 meja sesuai standar pelaksanaan Posyandu Lansia dari Kemenkes RI namun dalam pelaksanaannya tenaga kesehatan professional sudah dilibatkan, evaluasi output: kurangnya cakupan kunjungan lansia namun dampak dari pelaksanaan PROLANIS terlihat ada perubahan perilaku pengendalian penyakit kronis (Hipertensi dan DM) serta peningkatan kualitas hidup lansia. Saran bagi tenaga kesehatan mengoptimalkan kuantitas pelayanan Posyandu lansia dengan selalu melaksanakan 10 jenis layanan posyandu lansia dan menggunakan tahapan 5 meja dalam pelaksanaan posyandu lansia.
Hubungan Hipertensi dengan Fungsi Kognitif pada Lansia di UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia dan Pemeliharaan Makam Pahlawan Ciparay Kabupaten Bandung Eka Suci Wulandari; Erlina Fazriana; Shinta Apriani
Sehat MasadaJurnal Vol 13 No 2 (2019): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v13i2.109

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami lansia. Salah satu komplikasi hipertensi pada sistem syaraf pusat selain stroke juga dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Pada tahun 2016 di Jawa Barat ditemukan 790.382 orang dengan kasus hipertensi (2,46% terhadap jumlah penduduk = 18 tahun), dengan jumlah kasus yang diperiksa sebanyak 8.029.245 orang, tersebar di 26 Kabupaten/Kota. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan fungsi kognitif pada lansia di UPTD Panti Rehabilitasi Lanjut Usia dan Pemeliharaan Makam Pahlawan Ciparay Kabupaten Bandung. Jenis penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 35. Metode pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 35 responden. Intrumen penelitian menggunakan lembar observasi tekanan darah dan kuisioner mini mental state examination (MMSE). Hasil penelitian menunjukan bahwa lansia yang mengalami hipertensi terbanyak berada pada stage 1 sebanyak 21 (60,0%), fungsi kognitif lansia normal sebanyak 22 (62,9%). Hasil analisis uji statistik menggunakan spea-rman rank didapatkan hubungan hipertensi dengan fungsi kognitif lansia memiliki nilai ρ-value 0,022 (<0,05). Dimana terdapat hubungan antara hipertensi dengan fungsi kognitif pada lansia.
Profil Aktivitas Sehari-Hari Lansia Demensia di Panti Sosial Tresna Wredha Nazareth Kota Bandung Erlina Fazriana; Maria Roslinda Dua Luju
Sehat MasadaJurnal Vol 15 No 1 (2021): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v15i1.171

Abstract

Lanjut usia yang mengalami gangguan demensia akan menemui berbagai masalah dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Semakin berat gangguan demensia yang dialami lansia, semakin sulit lansia dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Lansia yang berada di PSTW Nazareth sebanyak 17 orang mengalami demensia dan mengalami gangguan fungsi kognitif dan perilaku. Tujuan dari Penelitian ini adalah mengetahui profil aktivitas sehari-hari lansia yang mengalami demensia di PSTW Nazareth Kota Bandung. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi adalah seluruh lansia yang terdiagnosa demensia di Panti Nazareth Kota Bandung. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel adalah 17 orang. Kuesioner yang dipakai adalah Barthel Indeks Modifikasi sudah baku serta valid. Analisa Data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan dari 17 responden lansia, sebanyak 4 lansia (23,5%) berada pada kategori mandiri, 11 orang (64,7%) dengan kategori ketergantungan ringan dan 2 orang (11,8%) dengan kategori ketergantungan sedang. Saran bagi panti Nazareth Memberikan kegiatan yang lebih bervariasi lagi selain senam yang dilakukan secara rutin misal jenis senamnya latihan senam otak, relaksasi progresif,dll, memberikan kegiatan yang produktif seperti membuat handycraft yang sesuai dengan kemampuan lansia, memfasilitasi untuk bertukar informasi tentang kesehatan lansia dengan membaca informasi-informasi di grup whatsap serta tetap mendampingi lansia selama melakukan aktivitas sehari-hari
Profil Tingkat Kecemasan Berdasarkan Karakteristik Lansia Diabetes Melitus di Kelurahan Babakan Sari Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung Erlina Fazriana; Yustiani Nur Afifah
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi penderita Diabetes Melitus di Indonesia yaitu 12 juta orang dan prevalensi tertinggi terdapat pada usia 55-64 tahun. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga. Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman dan gelisah disertai dengan respon otonom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia yang mengalami diabtes melitus di Kelurahan Babakansari Wilayah Kerja Puskesmas Babakansari. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian berjumlah 112 dengan sampel 87 lansia. Penelitian ini menggunakan kuisioner dukungan keluarga dan kuisioner HARS. Variabel independen yang diteliti yaitu tingkat kecemasan berdasarkan karakteristik lansia dengan disbetes melitus. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan lansia yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 28 responden (32,2%). Saran bagi pihak puskesmas untuk melibatkan keluarga secara aktif dalam perawatan pasien Diabetes Melitus dirumah dan mengajarkan terapi yang bisa menurunkan kecemasan seperti, relaksasi nafas dalam, distraksi, senam untuk diabetes melitus dan lainnya.
The Relationship Between Cognitive Function Status and Quality of Life in High Risk Elderly at Uptd Social Service Center Griya Elderly Social Service of West Java Province Wanda Alya Syafira; Erlina Fazriana; Sri Komalaningsih
JURNAL KESEHATAN : JURNAL ILMU- ILMU KEPERAWATAN, KEBIDANAN, FARMASI DAN ANALIS KESEHATAN, SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS Vol. 10 No. 1 (2023): Jurnal Kesehatan (April 2023)
Publisher : LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52221/jurkes.v10i1.187

Abstract

High-risk elderly are elderly who reach age (> 70 years). As you get older, the status of cognitive function decreases and also the quality of life. Good, bad status of cognitive function can be seen from the aspects of orientation, language, attention, memory, function construction, calculation, and reasoning. Cognitive function will potentially affect the quality of life in terms of physical, psychological, social and environmental indicators. The purpose of this study was to determine the relationship between cognitive function status and quality of life in high-risk elderly at the Regional Technical Implementation Unit (UPTD) Griya Elderly Social Service Center, West Java Province Social Service. The design of this study uses the correlational method. Data collection tools used the Mini Mental Status Exam (MMSE) questionnaire and the World Health Organization Quality of Life version of Bref (WHOQoL-BREF). Univariate and bivariate data analysis, Spearman's rho to see the relationship between variables. The results showed that most of the respondents (54%) had good global cognitive function status. And most of the quality of life on physical indicators (74%) is good, psychology (76%) is good, social (76%) is good, environment (78%) is good. There is a Relationship between Cognitive Functional Status and Quality of Life in High Risk Elderly in the Regional Technical Implementation Unit (UPTD) Griya Elderly Social Service Center, West Java Province Social Service. With a correlation value of 4 domains at age> 70 years. Physical (0.000), psychological (0.001), social (0.000), environmental (0.003). Conclusions and suggestions in this study, cognitive function will have the potential for quality of life problems thus respondents need to maintain routine guidance activities facilitated by the orphanage, both physical, mental spiritual, psychosocial, skills, arts and recreation guidance so that cognitive function remains good to quality his life is good.
Hubungan Hipertensi dengan Fungsi Kognitif pada Lansia di UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia dan Pemeliharaan Makam Pahlawan Ciparay Kabupaten Bandung Suci Wulandari, Eka; Fazriana, Erlina; Apriani, Shinta
Sehat MasadaJurnal Vol 13 No 2 (2019): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v13i2.109

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami lansia. Salah satu komplikasi hipertensi pada sistem syaraf pusat selain stroke juga dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Pada tahun 2016 di Jawa Barat ditemukan 790.382 orang dengan kasus hipertensi (2,46% terhadap jumlah penduduk = 18 tahun), dengan jumlah kasus yang diperiksa sebanyak 8.029.245 orang, tersebar di 26 Kabupaten/Kota. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan fungsi kognitif pada lansia di UPTD Panti Rehabilitasi Lanjut Usia dan Pemeliharaan Makam Pahlawan Ciparay Kabupaten Bandung. Jenis penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 35. Metode pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 35 responden. Intrumen penelitian menggunakan lembar observasi tekanan darah dan kuisioner mini mental state examination (MMSE). Hasil penelitian menunjukan bahwa lansia yang mengalami hipertensi terbanyak berada pada stage 1 sebanyak 21 (60,0%), fungsi kognitif lansia normal sebanyak 22 (62,9%). Hasil analisis uji statistik menggunakan spea-rman rank didapatkan hubungan hipertensi dengan fungsi kognitif lansia memiliki nilai ?-value 0,022 (<0,05). Dimana terdapat hubungan antara hipertensi dengan fungsi kognitif pada lansia.
Profil Aktivitas Sehari-Hari Lansia Demensia di Panti Sosial Tresna Wredha Nazareth Kota Bandung Fazriana, Erlina; Roslinda Dua Luju, Maria
Sehat MasadaJurnal Vol 15 No 1 (2021): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v15i1.171

Abstract

Lanjut usia yang mengalami gangguan demensia akan menemui berbagai masalah dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Semakin berat gangguan demensia yang dialami lansia, semakin sulit lansia dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Lansia yang berada di PSTW Nazareth sebanyak 17 orang mengalami demensia dan mengalami gangguan fungsi kognitif dan perilaku. Tujuan dari Penelitian ini adalah mengetahui profil aktivitas sehari-hari lansia yang mengalami demensia di PSTW Nazareth Kota Bandung. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi adalah seluruh lansia yang terdiagnosa demensia di Panti Nazareth Kota Bandung. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel adalah 17 orang. Kuesioner yang dipakai adalah Barthel Indeks Modifikasi sudah baku serta valid. Analisa Data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan dari 17 responden lansia, sebanyak 4 lansia (23,5%) berada pada kategori mandiri, 11 orang (64,7%) dengan kategori ketergantungan ringan dan 2 orang (11,8%) dengan kategori ketergantungan sedang. Saran bagi panti Nazareth Memberikan kegiatan yang lebih bervariasi lagi selain senam yang dilakukan secara rutin misal jenis senamnya latihan senam otak, relaksasi progresif,dll, memberikan kegiatan yang produktif seperti membuat handycraft yang sesuai dengan kemampuan lansia, memfasilitasi untuk bertukar informasi tentang kesehatan lansia dengan membaca informasi-informasi di grup whatsap serta tetap mendampingi lansia selama melakukan aktivitas sehari-hari
Profil Tingkat Kecemasan Berdasarkan Karakteristik Lansia Diabetes Melitus di Kelurahan Babakan Sari Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung Fazriana, Erlina; Nur Afifah, Yustiani
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi penderita Diabetes Melitus di Indonesia yaitu 12 juta orang dan prevalensi tertinggi terdapat pada usia 55-64 tahun. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga. Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman dan gelisah disertai dengan respon otonom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia yang mengalami diabtes melitus di Kelurahan Babakansari Wilayah Kerja Puskesmas Babakansari. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian berjumlah 112 dengan sampel 87 lansia. Penelitian ini menggunakan kuisioner dukungan keluarga dan kuisioner HARS. Variabel independen yang diteliti yaitu tingkat kecemasan berdasarkan karakteristik lansia dengan disbetes melitus. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan lansia yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 28 responden (32,2%). Saran bagi pihak puskesmas untuk melibatkan keluarga secara aktif dalam perawatan pasien Diabetes Melitus dirumah dan mengajarkan terapi yang bisa menurunkan kecemasan seperti, relaksasi nafas dalam, distraksi, senam untuk diabetes melitus dan lainnya.
Hubungan Fungsi Kognitif dengan Kemandirian Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi dan Fakku Raqabah Muhammadiyah Kota Bandung Fazriana, Erlina; Dini Fithriani, Dea; Sunandar, Kuslan
Sehat MasadaJurnal Vol 18 No 1 (2024): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v18i1.454

Abstract

In general, the physical condition of a person who has entered old age has decreased manifold. Every 3 seconds 1 person in the world has dementia. The incidence of dementia is increasing rapidly and it is currently estimated that 46.8 or 50 million people are diagnosed with dementia in the world. Dementia elderly are likely to have a high level of dependency. The research objective was to determine the relationship between cognitive function and the independence of the elderly at Tresna Werdha Budi Pertiwi and Fakku Raqabah Muhammadiyah Social Institutions, Bandung City. Correlational analytic research method with a cross sectional approach. Samples were taken using total sampling with 52 respondents as respondents. Data collection used the MMSE (Mini Mental State Examination) questionnaire to determine cognitive function and the Activity of Daily Living (ADL) questionnaire with the Modified Barthel Index instrument to determine independence. The data analysis method used is the Spearman rank test. The results of the analysis showed that 34 respondents (65.4%) had good cognitive function and 31 respondents (59.6%) had high independence. Spearman rank test results obtained p-value (0.001), then H1 is accepted. This means that there is a relationship between cognitive function and the independence of the elderly at the Tresna Werdha Budi Pertiwi and Fakku Raqabah Muhammadiyah Social Institutions, Bandung City. From this research, it is hoped that the management of the orphanage can provide media activities that can maintain the cognitive function of the elderly