Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA Nurjamil, Dede; rokayah, cucu
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 5, No 1 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.229 KB)

Abstract

ABSTRAKSkizofrenia merupakan suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi,Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia adalah 0,3 - 1 % dan biasanya timbul pada usia 18 sampai 45 tahun. Peran keluarga (family role) yaitu  menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu, Kepatuhan minum obat yaitu taat terhadap peraturan yang berlaku seperti minum obat sesuai dosis dan waktu yang diperintahkan. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di poliklinik jiwa RSAU dr. M. Salamun. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 47keluarga pasien.Variabel independen yang di teliti yaitu peran keluarga dan variabel dependen yang diteliti yaitu kepatuhan minum obat. Hasil penelitian menunjukkan pasien yang mempunyai peran  keluarga baik 18 responden (38,3%), peran keluarga cukup sebanyak 17 responden (36,2%), dan yang patuh minum obat sebanyak 36 responden (76,6%). Terdapat hubungan yang signifikan antara peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di poliklinik jiwa RSAU dr. M. Salamun  p= 0,003. Saran untuk keluarga adalah lebih peduli terhadap kesehatan keluarganya baik kesehatan secara fisik maupun mental.Bagi pihak rumah sakit harus menampilkan lebih banyak lagi pomosi kesehatan baik dalam bentuk poster, baner dan lainnya. Kata kunci: Kepatuhan minum obat, peran keluarga THE RELATIONSHIP BETWEEN ROLE OF FAMILY AND THE OBEDIENCE OF PATIENTS WITH SCHIZOPHRENIA IN TAKING MEDICINE ABSTRACTSchizophrenia is a persistent and serious brain disease that causes psychotic behavior, concrete thought, difficulty in processing information, interpersonal relationship, and problem solving. The prevalence of people with schizophrenia in Indonesia is 0,3- 1 %, and it commonly emerges at the age of between 18 to 45 years old. The role of family describes a set of interpersonal behaviors, characters, and individuals’ activities related to certain position and situation. This study aims at finding out the relationship between role of family and the obedience of patients with schizophrenia in taking medicine in mental polyclinic of RSAU dr. M. Salamun. This study employed correlated descriptive method. Samples of this study are 47 families of patient. Independent variable studied is the role of family, and dependent variable is the obedience in taking medicine. The results of the study show that patients who have got good role of family are  18 respondents (38,3%), 17 respondents (36,2%) with adequate role of family, and patients who were obedient in taking medicine are 36 respondents (76,6%). There is a significant relationship between the role of family and the obedience of patients with schizophrenia in mental polyclinic of RSAU dr. M. Salamun  by p= 0,003. It is suggested that the family should give more care to its members’ health condition, both physically and mentally. To the hospital, it is suggested that it should provide more health promotions in form of posters, banners, and other media. Keywords: Medication adherence, role of family
HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA KELAS ALIH TRANSFER PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN Syafrullah, Haidir; rokayah, cucu; Nurdini, Resti
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 5, No 2 (2017): November 2017
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.472 KB)

Abstract

Kepercayaan diri adalah suatu sikap, perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri. Mahasiswa dengan kepercayaan diri positif memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan dalam hidup, tidak akan mudah menyerah dan mudah mengalami kecemasan dalam menghadapi kesulitan pada saat menyusun skripsi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan tingkat kecemasan.Metode penelitian bersifat deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian sebanyak 70 sampel dengan  metodetotal sampling. Instrumen penelitian berupa kuisioner kepercayaan diri Lauster  dan kuesioner DASS (Depression Anxiety Stress Scale). Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepercayaan diri positif 35 orang (50%) dan tingkat kecemasan berat 9 orang (12,86%) serta terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan tingkat kecemasan (p-value = 0,009), mahasiswa kelas alih tranfer tingkat akhir program studi sarjana keperawatan di STIKes Dharma Husada Bandung. Saran untuk  institusi pendidikan melalui pembimbing akademik dapat memberikan lebih banyak motivasi dan sugesti positif terhadap mahasiswa yang tengah menyusun skripsi dan diadakan bimbingan dan konseling kepada mahasiswa. Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Tingkat Kecemasan THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF-CONFIDENCE AND ANXIETY LEVEL ON THE STUDENT OF LAST GRADE BACHELOR PROGRAMME IN NURSING WHO WERE IN THE TRANSFERRED-CLASS AT DHARMA HUSADA BANDUNG  INSTITUTE OF HEALTH SCIENCE ABSTRACTSelf-confidence is a certain attitude or feeling of self-assurance. Students with positive self-confidence have the ability to achieve goals in their life. They would not give up nor easily experience anxiety, when facing difficulties at the time of preparing their thesis. The study aimed to determine the relationship between self-confidence and the level of anxiety. The research method was descriptive correlation with cross-sectional approach. The research population was 70 samples and total sampling method was used. The research instruments were Lauster self-confidence questionnaire  and anxiety level questionnaire with DASS (Depression Anxiety Stress Scale) measurement scale. The results showed that 35 people (35%) positive self-confidence leveland 12.86% with very heavy anxiety level and  significant correlation between self-confidence and the level of anxiety (p-value = 0.009)  on the students of Dharma Husada Bandung Institute of Health Science who were in the transferred-class at their final semester. The research suggested the educational institutions, through the supervisors, to provide more positive motivations and suggestions for the students who were in their thesis preparation and to held counseling for the students with very heavy anxiety level. Keywords: Anxiety Level,  Self Confidence
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI ANAK TUNAGRAHITA Septianti, Ajeng; Rokayah, Cucu; Mustofa, Ali
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 6 No 2 (2016): Oktober
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.765 KB) | DOI: 10.32583/pskm.6.2.2016.58-64

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Penyandang tunagrahita memiliki keterbatasan salah satunya dalam kemampuan merawat diri.Tunagrahita mengalami kesulitan dalam memelihara kebersihan diri karena ketidakmampuan dan aktivitasnya terbatas, faktor yang melatarbelakangi kesulitan dikarenakan penguasaan motorik  halus tunagrahita mengalami keterbatasan. Tunagrahita yang kurang mendapatkan dukungan keluarga tetapi justru bisa lebih mandiri dibandingkan siswa yang lainnya. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kemampuan perawatan diri anak tunagrahita. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Populasi penelitian ini berjumlah 92 responden, menggunakan teknik purposive sampling menjadi 50 responden. Data dianalisis menggunakan uji Chi square. Hasil: Hasil penelitian tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kemampuan perawatan diri anak tunagrahita (p-value 0,764 > ?= 0,05).  Diskusi: direkomendasikan kepada perawat puskesmas untuk dapat berkolaborasi dengan pihak SLB untuk mengadakan penyuluhan agar orangtua siswa dapat mengetahui apa saja dukungan keluarga dalam memandirikan anak tunagrahita dalam perawatan diri.   Kata kunci: Dukungan Keluarga, Perawatan Diri, Tunagrahita   ABSTRACT Introduction: Persons with tunagrahita have limitations one of them in the ability care for self.Tunagrahita have difficulties in maintaining personal hygiene due to inability and limited activity, the factors behind the difficulty due to fine motor mastery tunagrahita experiencing limitations. Mental retardation is lack of family support but it can be more independent than other students. Methods: This study aims to determine the relationship between family support and self-care ability of the child's tunagrahita. Quantitative research type with cross sectional approach. Data collection using questionnaires and observation sheets. The population of this study amounted to 92 respondents, using purposive sampling technique to 50 respondents. Data were analyzed using Chi square test. Results: The results of the study were no relationship between family support and self-care ability of children with tunagrahita (p-value 0,764> ? = 0,05). Discussion: it is recommended that the nurse of the puskesmas be able to collaborate with the SLB to conduct counseling so that parents can know what kind of family support is in establishing the child's tunagrahita in self-care.   Keywords: Family Support, Self Care, Tunagrahita  
PENGARUH TERAPI REMINISCENCE TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA Rokayah, Cucu; Kusnandar, Kuslan; Putri, Monica Hendrayanti
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.421 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.73-78

Abstract

Permasalahan depresi pada lansia agar tidak berkembang menjadi masalah yang semakin berat dan serius, membutuhkan dukungan yang menyeluruh dari berbagai pihak untuk membantu lansia menuntaskan tugas-tugas perkembangan dengan berhasil.Terapi Reminiscence baik secara individu maupun kelompok belum pernah diberikan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werda Budi Pertiwi, oleh karena itu peneliti berminat untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh Terapi kelompok Reminiscence pada lansia yang mengalami depresi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi reminiscence terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia.Jenis penelitian ini menggunakan quasi experiment.Populasi dalam penelitian ini adalah 29 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan total sampling. Kusioner menggunakan Geriatrik/Geriatric Depression Scale.Analisis data univariat dan bivariate. Hasil penelitian diperoleh tingkat depresi pada lansia sebelum dilakukan terapi reminiscence dari responden mengalami depresi berat sebanyak 15 responden (51,7%), tingkat depresi pada lansia sesudah dilakukan terapi reminiscence dari responden mengalami depresi ringan sebanyak 14 responden (48,3%), ada pengaruh yang signifikan terapi reminiscence terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia, dengan p value 0,000. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada panti wedha dapat melaksanakan terapi kelompok reminiscence yang ada dalam modul secara terjadwal untuk mengurangi atau mencegah depresi pada lansia.   Kata kunci : Depresi, lansia, terapi reminiscence   THE EFFECT OF REMINISCENCE THERAPY ON DECREASING THE LEVEL OF DEPRESSION IN THE ELDERLY   ABSTRACT Depression problems in the elderly so as not to develop into increasingly serious and serious problems, require comprehensive support from various parties to help the elderly to complete developmental tasks successfully. Reminiscence therapy both individually and in groups has never been given to the elderly at the Tresna Werda Budi Pertiwi Social Institution, therefore researchers are interested in conducting research related to the effect of Reminiscence group therapy on elderly who experience depression. The purpose of this study was to determine the effect of reminiscence therapy on decreasing the level of depression in the elderly. This type of research uses a quasi experiment. The population in this study were 29 respondents. The sampling technique in this study was taken using total sampling. The questionnaire uses the Geriatric / Geriatric Depression Scale. Univariate and bivariate data analysis. The results obtained the level of depression in the elderly before reminiscence therapy from respondents experienced severe depression as many as 15 respondents (51.7%), the level of depression in the elderly after reminiscence therapy from respondents experienced mild depression as many as 14 respondents (48.3%) Significant effect of reminiscence therapy on decreasing levels of depression in the elderly, with a p value of 0,000. Based on the results of this study, it is suggested that the Wedha institution can carry out reminiscence group therapy in the module scheduled to reduce or prevent depression in the elderly.  Keywords: Depression, elderly, reminiscence therapy
HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA KELAS ALIH TRANSFER PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN Syafrullah, Haidir; rokayah, cucu; Nurdini, Resti
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 5, No 2 (2017): November 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.472 KB) | DOI: 10.26714/jkj.5.2.2017.72-76

Abstract

Kepercayaan diri adalah suatu sikap, perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri. Mahasiswa dengan kepercayaan diri positif memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan dalam hidup, tidak akan mudah menyerah dan mudah mengalami kecemasan dalam menghadapi kesulitan pada saat menyusun skripsi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan tingkat kecemasan.Metode penelitian bersifat deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian sebanyak 70 sampel dengan  metodetotal sampling. Instrumen penelitian berupa kuisioner kepercayaan diri Lauster  dan kuesioner DASS (Depression Anxiety Stress Scale). Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepercayaan diri positif 35 orang (50%) dan tingkat kecemasan berat 9 orang (12,86%) serta terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan tingkat kecemasan (p-value = 0,009), mahasiswa kelas alih tranfer tingkat akhir program studi sarjana keperawatan di STIKes Dharma Husada Bandung. Saran untuk  institusi pendidikan melalui pembimbing akademik dapat memberikan lebih banyak motivasi dan sugesti positif terhadap mahasiswa yang tengah menyusun skripsi dan diadakan bimbingan dan konseling kepada mahasiswa. Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Tingkat Kecemasan THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF-CONFIDENCE AND ANXIETY LEVEL ON THE STUDENT OF LAST GRADE BACHELOR PROGRAMME IN NURSING WHO WERE IN THE TRANSFERRED-CLASS AT DHARMA HUSADA BANDUNG  INSTITUTE OF HEALTH SCIENCE ABSTRACTSelf-confidence is a certain attitude or feeling of self-assurance. Students with positive self-confidence have the ability to achieve goals in their life. They would not give up nor easily experience anxiety, when facing difficulties at the time of preparing their thesis. The study aimed to determine the relationship between self-confidence and the level of anxiety. The research method was descriptive correlation with cross-sectional approach. The research population was 70 samples and total sampling method was used. The research instruments were Lauster self-confidence questionnaire  and anxiety level questionnaire with DASS (Depression Anxiety Stress Scale) measurement scale. The results showed that 35 people (35%) positive self-confidence leveland 12.86% with very heavy anxiety level and  significant correlation between self-confidence and the level of anxiety (p-value = 0.009)  on the students of Dharma Husada Bandung Institute of Health Science who were in the transferred-class at their final semester. The research suggested the educational institutions, through the supervisors, to provide more positive motivations and suggestions for the students who were in their thesis preparation and to held counseling for the students with very heavy anxiety level. Keywords: Anxiety Level,  Self Confidence
Beban Keluarga Berhubungan dengan Kemampuan Keluarga dalam Merawat Pasien Halusinasi Rokayah, Cucu; Novian, Fahmi Dwi; Supriyadi, Supriyadi
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 8, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.8.1.2020.97-102

Abstract

Skizofrenia merupakan suatu gangguan mental yang menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, perilaku yang aneh dan terganggu.Penderita skizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi.Dampak terberat yang dirasakan oleh keluarga dalam merawat pasien dengan halusinasi adalah dampak pada psikologis, terutama stress atau beban yang dirasakan oleh keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Beban Keluarga dengan Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Pasien Halusinasi di InstalasI Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional dengan tehnik purposive samplingterhadap 69 responden dari populasi 996 responden di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner beban keluarga dan kemampuan keluarga yang terdiri dari kognitif dan psikomotor. Analisa univariat dalam penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi dan analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan uji chi square  hasil penelitian menunjukan beban berat yaitu 35 responden (50,7 %), sedangkan untuk kemampuan keluarga baik 46 responden (42 %). kesimpulannya bahwa ada hubungan antara beban keluarga dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien halusinasi di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan nilai p value (0,001) < (0,005). Kata kunci: halusinasi, beban keluarga, kemampuan keluarga FAMILY BURDEN CONNECTED WITH FAMILY ABILITY TO TREAT HALLUCINATORY PATIENTS ABSTRACTSchizophrenia is a mental disorder that causes the onset of thought, perception, emotion, movement, strange and disturbing behavior. Schizophrenia 70% of them have hallucinations.The toughest impact the family feels in treating patients with hallucinations is its impact on the psychological, especially the stress or burden felt by the family.The purpose of this research is to know the family's burden relationship with the ability of the family to treat hallucinative patients in the installation of hospital outpatient in West Java province.This method of study uses descriptive correlation with purposive sampling technique against 69 respondents from the population of 996 respondents in an outpatient installation of psychiatric hospitals in West Java province. The instruments used in this reseacrh used family load questionnaires and family skills questionnaires comprising cognitive and psychomotor. Univariate analysis in this research using frequency distribution and bivariat analysis of this study using chi square test. the results showed a heavy burden of 35 respondents (50.7%), while for family ability of either 46 respondents (42%).in conclusion that there is a connection between the burden of the family with the ability of families to treat hallucinatory patients in the hospital outpatient installation in the psychiatric province of West Java with a value of P (0.001) < (0.005). Keywords: hallucinations, family load, abillity family
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Lansia yang Mengalami Diabetes Melitus Afifah, Yustiani Nur; Rokayah, Cucu; Erlina Fazriana, Erlina
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 2 (2017): Juli
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.011 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i2.313

Abstract

Prevalensi penderita Diabetes Melitus di Indonesia yaitu 12 juta orang dan prevalensi tertinggi terdapat pada usia 55-64 tahun. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga. Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman dan gelisah disertai dengan respon otonom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia yang mengalami diabtes melitus di Kelurahan Babakansari Wilayah Kerja Puskesmas Babakansari. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif korelasional, menggunakan teknik random sampling dan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 112 dengan sampel 87 lansia. Penelitian ini menggunakan kuisioner dukungan keluarga dan kuisioner HARS. Variabel independen yang diteliti yaitu dukungan keluarga dan variabel dependen yaitu tingkat kecemasan. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan lansia yang mempunyai dukungan keluarga cukup sebanyak 37 responden (42,5%), dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 28 responden (32,2%). Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia yang mengalami diabetes melitus p-value = 0,001.Kata kunci: diabetes melitus, dukungan keluarga, lansia, tingkat kecemasanRELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND ANXIETY LEVEL IN ELDERLY PEOPLE WITH DIABETES MELLITUSABSTRACTPrevalence of Diabetes Mellitus in Indonesia is 12 million people and the prevalence highest at age 55-64. Family support is a form of interpersonal relationship that includes attitudes, actions, and acceptance of other family members. Anxiety is an uncomfortable feeling and agitated accompanied by autonomic response. This research aims to determine if there is a correlation between family supports with anxiety level elderly who have diabetes mellitus in babakansari village work area of babakansari health center. This research used a quantitative method with a type of descriptive correlational, using random sampling technique and cross sectional approach. The research population amounted is 112 with a sample of 87 elderly. This research used a family support questionnaire and a HARS questionnaire. The independent variables studied were family support and the dependent variable was anxiety level. Analysis of univariate data using frequency distribution and bivariate using chi-square. The results showed that the elderly have enough family support as many as 37 respondents (42.5%), and the anxiety was as much as 28 respondents (32.2%). There is a significant relationship between family support with anxiety level elderly who have diabetes mellitus, p-value = 0.001.Keywords: anxiety level, diabetes mellitus, elderly, family support
Pengalaman Orang dengan Bipolar di Komunitas Bipolar Care Indonesia Nurjanah, Dea Siti; Rokayah, Cucu; Widiastuti, Metty
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.9.1.2021.205-212

Abstract

Orang gangguan bipolar mengalami perubahan suasana hati atau gangguan suasana hati dalam waktu singkat. Seseorang dengan gangguan bipolar tidak dapat mengendalikan perasaan ini. Penelitian ini juga dilatarbelakangi oleh pengalaman peneliti sendiri melihat dan pernah berkomunikasi dengan salah satu pengurus komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman penyandang bipolar di komunitas Bipolar Care Indonesia cabang Bandung. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitati, dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pemilihan sampel yaitu purposive sampling digunakan untuk informan yang dipilih atau dipilih secara sengaja karena memiliki pengalaman sesuai dengan fenomena yang diteliti. Partisipan yang ikut dalam penelitian ini yaitu 3 orang partisipan dari komunitas  bipolar care Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam.  Analisa data dengan menggunakan Collaizi Hasil penelitian mengidentifikasi tiga tema mengenai diagnosis pertama gangguan bipolar dan gejalanya, pengalaman selama depresi dan mania, serta halusinasi selama gangguan bipolar. Berdasarkan hasil penelitian, partisipan mampu memahami apa yang mereka rasakan saat suasana hatinya sedang tidak stabil.
Edukasi Pemenuhan Gizi Dalam Upaya Pencegahan Stunting Pada Balita Di Kelurahan Melong Herawati, Ade Tika; Emawati, Emma; Priyadi, Akhmad; Sandi, Shinta Ika; Rokayah, Cucu; Cikal , Athaariq
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 4 (2023): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i4.1462

Abstract

Berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2022, masih terdapat 3.036 balita yang mengalami stunting (9, 70%), sedangkan berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) prevelensi stunting Kota Cimahi berada di 16,4 %. Hal tersebut yang mendasari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cimahi untuk melakukan berbagai Upaya untuk mempercepat penurunan tingkat stunting di Kota Cimahi. Peningkatan jumlah stunting pada balita akan berdampak pada perkembangan kognitif dikarenakan terganggunya perkembangan otak sehingga dapat menurunkan kecerdasan anak dan menjadi rentan terjangkit penyakit. Oleh sebab itu, tujuan umum dari program KKN-PPM Tematik ini adalah untuk membantu memberdayakan Masyarakat dalam menurunkan angka stunting di Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Sedangkan tujuan khusus dari kegiatan ini adalah : 1) Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pemenuhan gizi pada balita; 2) Peningkatan pengetahuan Masyarakat mengenai hidup sehat dalam Upaya pencegahan stunting; 3) Pencegahan gizi buruk pada balita. 3. Kehidupan sehat dan sejahtera bertujuan untuk memastikan layanan kesehatan reproduksi dan kesehatan keluarga dengan edukasi pendidikan termasuk ke dalam perencanaan peningkatan kesehatan dalam strategi program kesehatan Nasional. Kegiatan pemberdayaan Masyarakat yang kami laksanakan dengan judul Edukasi Pemenuhan Gizi Dalam Upaya Pencegahan Stunting Pada Balita Melalui sosialisai di wilayah RW 01 Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Kegiatan ini mempunyai tujuan utama untuk mencegah ternyatanya stunting di Wilayah RW 01. Dengan adanya penyuluhan Kesehatan secara luring, memberikan edukasi mengenai pencegahan stunting, serta memberikan edukasi mengenai penyebab terjadinya stunting. Kemudian diikuti dengan kegiatan Pemberian Makanan Terpenuhi (PMT) untuk balita stunting. Education on Nutrition Fulfillment in Stunting Prevention Efforts For Toddlers in Melong Village Based on the Electronic Recording and Reporting of Community-Based Nutrition (e – PPGBM) in 2022, there are still 3,036 children under five who are stunted (9, 70%), while based on the Indonesian Nutritional Status Survey (SSGI) the prevalence of stunting in Cimahi City is at 16.4%. This underlies the Office of Women's Empowerment, Child Protection, Population Control and Family Planning (DP3AP2KB) of Cimahi City to make various efforts to accelerate the reduction of stunting rates in Cimahi City. An increase in the number of stunting in toddlers will have an impact on cognitive development due to disruption of brain development so that it can reduce children's intelligence and become vulnerable to disease. Therefore, the general purpose of this Thematic KKN-PPM program is to help empower the community in reducing stunting rates in Melong Village, South Cimahi District, Cimahi City. While the specific objectives of this activity are: 1) Increasing public knowledge about the fulfillment of nutrition in toddlers; 2) Increasing public knowledge about healthy living in stunting prevention efforts; 3) Prevention of malnutrition in toddlers. 3. Healthy and prosperous life aims to ensure reproductive health and family health services with educational education are included in health improvement planning in the National health program strategy. Our community empowerment activities are entitled Education on Nutrition Fulfillment in Efforts to Prevent Stunting in Toddlers through socialization in the RW 01 area of Melong Village, South Cimahi District, Cimahi City. This activity has the main objective to prevent stunting in RW 01. With offline health counseling, providing education about stunting prevention, and providing education about the causes of stunting. Then followed by Fulfilled Feeding (PMT) activities for stunting toddlers.
The Relationship Between The Provision Of Restraint Measures And Physical Responses In Agitated Patients In The Igd Rsj West Java Province Andini Fujiyanti, Neneng; Rokayah, Cucu; sumbara, sumbara
AACENDIKIA: Journal of Nursing Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Althar Cendikia Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59183/aacendikiajon.v2i1.21

Abstract

Pendahuluan: Kegawatdaruratan psikiatri merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya gangguan pada pikiran, perasaan dan perilaku seseorang yang memerlukan intervensi terapeutik segera seperti pada kasus gaduh gelisah. Salah satu penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian tindakan restrain. Restrain merupakan intervensi restriktif untuk membatasi gerakan seseorang yang bertujuan untuk mengendalikan situasi berbahaya dengan segera yang mempunyai kemungkinan nyata untuk menyakiti dirinya atau orang lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemberian tindakan restrain terhadap respon fisik pada pasien gaduh gelisah di IGD RSJ Provinsi Jawa Barat Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh pasien gaduh gelisah yang dilakukan pemberian tindakan restrain. Sampel diambil secara consecutive sampling didapatkan sebanyak 21 orang. Instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah SOP pemasangan restrain dan kuesioner respon fisik. Data dianalisis secara univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pemberian tindakan restrain tidak sesuai (61.1%), sebagian besar respon fisik negatif (52.4%). Hasil uji fisher exact didapatkan nilai p = 0.008 (p<0.05) Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pemberian tindakan restrain terhadap respon fisik pada pasien gaduh gelisah di IGD RSJ provinsi Jawa Barat.