Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa-siswi dalam pemanfaatan daun sirsak (Annona Muricata L.) untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit Noni Zakiah; Munira Munira; Vonna Aulianshah; Rasidah Rasidah; Farida Hanum
Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2020): Januari - Juni
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/gikes.v1i2.405

Abstract

Background: The use of traditional medicines is increasingly massive, it takes packaging and handling practical ways for the community. Soursop leaf is one of the herbs known to have many pharmacological properties for health. Capsules are an alternative form of packaging that is efficient for the community because in addition to ease of use, it can also mask the unpleasant taste and smell of simplicia.Objectives:  This aims to improve the skills of students in the use of soursop (Annona Muricata L.) leaves for the prevention and treatment of various diseases.Methods: This study was used a quasi-experimental design with a postest only approach. This activity was carried out by providing counseling (lecture method) and providing skills on how to package the soursop leaf simplicia powder into a capsule shell on 28 November 2018 at Suka Makmur High School, Aceh Besar. Direct data collection, and analysis using t-dependent tests.Results: The results of the study have shown an increase in the skills of students in the use of soursop (Annona muricata L.) leaves for the prevention and treatment of various diseases after counseling (p <0.05).Conclusion: Increasing the knowledge of students related to prevention and treatment can be done through counseling, namely counseling about the use of soursop leaves (Annona muricata L.)
Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Buah Ketumbar (Coriandrum Sativum Linn) Terhadap Artemia Salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Febri Tianandari; Rasidah Rasidah
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 2, No 2 (2017): AcTion Vol 2 No 2 Tahun 2017
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.497 KB) | DOI: 10.30867/action.v2i2.59

Abstract

Ketumbar (Coriandrum sativum L.) adalah salah satu jenis tanaman rempah-rempah yang sudah sangat dikenal di masyarakat. Skrining fitokimia pendahuluan serbuk ketumbar mengungkapkan adanya kandungan protein, karbohidrat, senyawa fenolik, tanin, flavonoid. Senyawa sitotoksik adalah suatu senyawa atau zat yang dapat merusak sel normal dan sel kanker dan juga dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel tumor. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek sitotoksik ketumbar terhadap Arthemia salina Leach, dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil penelitian ini diketahui bahwa ekstrak etanol 70% buah ketumbar (Coriandrum sativum Linn) memiliki efek sitotoksik terhadap larva Arthemia salina Leach. Nilai LC50 dari ekstrak etanol buah ketumbar (Coriandrum sativum Linn)  terhadap larva Arthemia salina Leach yaitu 40,548 ppm.Kata kunci: Sitotoksik, ketumbar (Coriandrum sativum Linn), BSLT 
PENINGKATAN KAPASITAS UMKM BUNGONG JEUMPA DESA LAMPISANG ACEH BESAR MELALUI PELATIHAN DIGITAL MARKETING PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI DAN PENDAMPINGAN PERIZINAN P-IRT Noni Zakiah; Munira Munira; Rasidah Rasidah; Vonna Aulianshah
Abdimas Galuh Vol 5, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v5i1.9048

Abstract

UMKM Bungong Jeumpa Desa Lampisang Aceh Besar merupakan salah satu UMKM yang memproduksi herbal menjadi minuman kesehatan yaitu minuman serbuk Temulawak instan. Saat ini UMKM Bungong Jeumpa memiliki beberapa kendala terutama dalam hal pemasaran, fasilitas produksi dan izin produksi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). Tujuan kegiatan Pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman anggota UMKM tentang digital marketing sekaligus membantu UMKM Bungong Jeumpa untuk mendirikan tempat produksi khusus dan mendapatkan izin P-IRT. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melalui pelatihan digital marketing kepada para anggota UMKM, pembangunan ruang produksi khusus dan pendampingan pengurusan izin P-IRT. Hasil dari kegiatan ini adalah UMKM sudah mampu melakukan pemasaran produk memanfaatkan digital marketing melalui media sosial, telah memiliki ruang produksi khusus yang layak dan memenuhi syarat serta terbitnya sertifikat produksi P-IRT.
Formulasi dan uji aktivitas sediaan gargarisma ekstrak etanol daunkari (Murraya Koenigii (L) Spreng) terhadap pertumbuhan candida Albicans Rasidah Rasidah; Seli Noviyana; munira munira; Noni Zakiah
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun kari (Murraya koenigii (L) Spreng) mengandung fenolik, alkaloid, terpenoid, steroid, flavonoid, dan saponin. Pada penelitian ini ekstrak daun kari diformulasi menjadi sediaan gargarisma dan kemudian menguji efektivitas sediaan terhadap pertumbuhan Candida albicans. Daun kari diekstrak dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak daun kari dibuat sediaan gargarisma F1 (8,75%,), F2 (9,375%), dan F3 (12,5%). Evaluasi stabilitas sediaan gargarisma yang dilakukan meliputi uji kekeruhan, uji organoleptis, uji penetapan massa jenis, uji viskositas dan uji pH. Uji aktivitas antijamur menggunakan metode difusi agar  dan media Potato Dextrose Agar (PDA). Hasil evaluasi sediaan, F1 memenuhi semua persyaratan uji stabilitas dan hasil uji daya hambat ekstrak daun kari terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans F1, F2 dan F3 dengan diameter zona hambat secara berturut-turut adalah 9,58 mm, 10,75 mm, dan 14,58 mm. Berdasarkan hasil analisa data dengan uji anova F1, F2 dan F3  sangat berpengaruh (P = 0,000) terhadap pertumbuhan Candida albicans. Hasil uji lanjut Tukey HSD menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antar perlakuan (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun kari dapat diformulasi menjadi sediaan gargarisma dan dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans.
Aktivitas antibakteri perasan daun randu (Ceiba Pentandra (L.) Gaertn.) terhadap bakteri Escherichia Coli dan Staphylococcus Aures Noni Zakiah; Fitri Meliyani; munira munira; rasidah rasidah
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn.) merupakan tanaman yang sering digunakan oleh banyak masyarakat untuk berbagai pengobatan salah satunya yaitu sebagai pengobatan demam, diare, batuk dan lain-lainnya. Salah satu bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perasan daun randu terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan metode difusi agar untuk menguji aktivitas bakteri. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Hasil pengukuran zona hambat perasan daun randu terhadap Escherichia coli diperoleh zona hambat pada perlakuan (P1) : 14,75 mm, (P2) : 23,70 mm. Sedangkan hasil pengukuran zona hambat perasan daun randu terhadap Staphylococcus aureus diperoleh zona hambat pada perlakuan (P1) : 10,8 mm, (P2) : 32,87 mm, dan akuades tidak membentuk zona hambat. Hasil uji daya hambat dianalisis secara statistic (uji anova) menunjukkan bahwa perasan daun randu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus (P = 0,000) dan setelah dilakukan uji lanjut menunjukkan bahwa kemampuan perasan daun randu dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli lebih kuat dibandingkan dengan Staphylococcus aureus. Akan tetapi jika dibandingkan dengan amoksisilin, perasan daun randu tidak dapat menyamai amoksisilin sebagai antibakteri.
Formulasi dan uji aktivitas antibakteri sediaan salep kombinasi ekstrak etanol daun Sirih dan Binahong terhadap Staphylococcus aureus Qurratu Aini; Rasidah Rasidah
Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan Vol 5, No 1 (2023): Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/gikes.v5i1.1515

Abstract

Background: Betel leaf (Piper betle L) and Binahong leaf (Anredera cordifolia (Tenor) Steenis) are plants that are often used in traditional medicine. Both of these leaves are efficacious as antibacterials.Objective: This study aimed to determine the stability and antibacterial activity of the combination ointment of Betel leaf extract and Binahong leaf and compare ointment preparations that best inhibit Staphylococcus aureus.Methods: This research was experimentally conducted in the laboratory of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Syiah Kuala University, and the laboratory of the Department of Pharmacy, Poltekkes, Ministry of Health, Aceh, in January 2023. Ointment formulation combination of Betel leaf extract and Binahong leaf in the ratio of (1:1), (2:1), and (1:2). Ointment stability tests include organoleptic tests, homogeneity, pH, dispersion, and irritation tests performed on days 1 and 30. Antibacterial activity test using the pitting method. Data analysis was done descriptively and followed by an ANOVA statistical test.Result: The organoleptic test results obtained no changes in the ointment preparation after the storage period. The results of the homogeneity test show that the resulting ointment preparation has homogeneous properties. The results of the pH evaluation of the ointment in the range of 4,5-4,8. The results of the evaluation of the dispersion of the ointment by 5,1-5,5 cm. The results of the irritation evaluation showed the absence of irritation on the skin after the ointment was applied. The results of the antibacterial activity test of the ointment preparation are known to be the inhibitory zone of the combination ointment of Betel leaf extract and Binahong leaf (2: 1) of 28,56 mm and is significantly different from all treatments in inhibiting Staphylococcus aureus.Conclusion: The combination ointment of Betel leaf ethanol extract and Binahong leaf meets the criteria of good ointment stability and can inhibit the growth of Staphylococcus aureus with powerful inhibitory power category 
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Warna Hijau dan Warna Merah serta Kombinasinya Munira, Munira Munira; Rasidah, Rasidah Rasidah; Melani, Eva Melani; zakiah, Noni Zakiah; Nasir, Muhammad Nasir
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.003 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i2.92

Abstract

ABSTRAKDaun ketapang (Terminalia catappa L.) adalah tanaman yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman obat tradisional. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun ketapang warna hijau, warna merah, kombinasi daun warna hijau dan daun warna merah terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu P0 (aquadest sebagai kontrol negatif), P1 (ekstrak etanol daun hijau), P2 (ekstrak etanol daun merah), dan P3 (kombinasi ekstrak etanol daun ketapang berwarna hijau dan merah) dan masing-masing 3 kali ulangan. Uji mikrobiologi menggunakan metode difusi. Berdasarkan hasil uji Anova menunjukkan bahwa ekstrak daun ketapang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus (P=0,000).Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak daun ketapang warna hijau dan warna merah memiliki zona hambat yang lebih besar (30,92 mm) dan berbeda nyata dengan ekstrak daun ketapang berwarna hijau (21,92 mm), akan tetapi tidak berbeda nyata dengan ekstrak daun ketapang warna merah (26,42 mm).Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun ketapang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.Kata kunci: Terminalia catappa L., diameter zona hambat, Staphylococcus aureus Ketapang leaf (Terminalia catappa L.) is a plant that is often used by the community as a traditional medicinal plant. This research was conducted to determine the effect of ethanol extract of green ketapang leaves, red color, combination of green leaf and red leaf color to Staphylococcus aureus bacteria growth. This research was experimental by using Completely Randomized Design (RAL) with 4 treatments which is  P0 (aquadest as negative control), P1 (green leaf ethanol extract), P2 (red leaf ethanol extract), and P3 (combination of green leaf ketapang ethanol extract and red) and each of them repeated 3 times. Microbiology test using diffusion method. Based on the results of Anova test showed that ketapang leaf extract greatly affect the growth of Staphylococcus aureus (P=0.000). Based on the results of further test Duncan average diameter of the inhibition zone that was formed showed that the combination of green leaf and red colored leaf extract has a larger inhibition zone (30.92 mm) and significantly different with green leaf ketapang leaf extract (21.92 mm), but not significantly different with the extract of red leaf ketapang (26.42 mm). From the results of this study can be concluded that ketapang leaf extract can inhibit the growth of Staphylococcus aureus.Keywords: Terminalia catappa L., inhibition zone diameter, Staphylococcus aureus 
Pengaruh Lama Pemakaian Sediaan Kosmetik Bedak Padat Terhadap Cemaran Mikroba Munira, Munira; Fardilla, Cut; Zakiah, Noni; Rasidah, Rasidah; Nasir, Muhammad
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.169 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v3i1.421

Abstract

Bedak adalah salah satu sediaan kosmetik yang dipakai dalam jangka waktu yang lama. Bedak yang digunakan akan terjadi kontaminasi bahkan semakin meningkat seiring dengan lamanya pemakaian. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain penyimpanan, lingkungan, dan spons bedak. Penggunaan spons bedak merupakan salah satu sumber cemaran bakteri. Di mana penggunaan spons yang sama secara berulang-ulang dan bersentuhan langsung pada kulit dapat meningkatkan jumlah mikroba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lamanya penyimpanan, pemakaian suatu sediaan kosmetik bedak padat terhadap tingkat cemaran mikroba. Sampel yang diuji adalah bedak padat yang belum dipakai dan yang telah dipakai selama 2 minggu. Hasil penelitian berupa jumlah cemaran bakteri (ALT) dibandingkan dengan syarat menurut Peraturan Kepala Pengawasan Obat dan Makanan RI No.HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 yaitu tidak boleh melebihi 103 koloni/g. Hasil uji cemaran bakteripada sediaan bedak padat sebelum pemakaian mempunyai nilai rata-rata ALT 2,6 x 101koloni/g dan sesudah pemakaian mempunyai nilai rata-rata ALT 9,2 x 101 koloni/g. Nilai ALT yang diperoleh dari masing-masing sediaan kosmetik bedak padat telah memenuhi syarat.Hasil uji t dependen menunjukkan adanya perbedaan jumlah bakteri pada bedak padat sebelum dipakai dengan setelah dipakai selama 2 minggu (t = 0.000). Kata Kunci: Kosmetik, bedak padat, Angka Lempeng Total ABSTRACTPowder is one of the cosmetic preparations used for a long time. Powder that is used will occur contamination even increasing along with the length of usage. This can be caused by several factors including storage, environment, powder sponges and others. The use of powder sponges is one source of bacterial contamination. Where the use of the same sponge repeatedly and in direct contact with the skin can increase the number of microbes. The objective of study was to determine the effect of the duration of use of a compact powder cosmetic preparation on the level of microbial contamination. The samples tested were solid powder that has not been used and that has been used for 2 weeks. The results of the study were the Total Plate Count (TPC) compared to the Regulation of the Head of the Republic of Indonesia Drug and Food Control Number HK.03.1.23.07.11.6662 of 2011 concerning the Requirements for Microbial Pollution and Heavy Metals in Cosmetics which should not exceed 103 colonies / g. The test results of bacterial contamination on solid powder preparations before use have an average value of ALT 2,6 x 101 colony / g and after use have an average ALT value of 9.2 x 101 colony / g. The ALT value obtained from each compact powder cosmetic preparation has met the requirements. The results of the dependent t test showed a difference in the number of bacteria on solid powder before use with after being used for 2 weeks (t = 0.000). Keywords: Cosmetics, Compact Powder, Total Plate Count
Aktivitas Antibakteri Buah Laban (Vitex pubescens V) yang Tumbuh di Dalam dan di Luar Kawasan Geothermal Ie Seum Aceh Besar terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis: Antibacterial Activity Of Laban Fruit (Vitex pubescens V) Which Grows In And Outside Geothermal Areas Ie Seum Aceh Besar Against Propionibacterium acnes AND Staphylococcus epidermidis Rasidah; Jeni Windiyasari; Vonna Aulianshah; Munira; Noni Zakiah; Rini Handayani
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 7 No. 01 (2024): Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijpnp.v7i01.2619

Abstract

Acne can be caused by clogged skin pores causing red spots, inflammation and infection. Infections of the skin can be caused by the bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. One plant that has antibacterial potential is laban. Laban plants usually live freely scattered in terrestrial and hilly areas, one of which is in the Ie Seum area in Aceh Besar Regency which is a geothermal area in Aceh. The Ie Seum area has a higher soil pH and temperature compared to other areas (non-geothermal). This study was conducted to determine the difference in antibacterial activity between laban fruit extract (Vitex pubescens V) growing inside and outside the geothermal area of Ie Seum Aceh Besar in inhibiting the growth of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis using disc diffusion method. Microbiological test results obtained the diameter of the inhibitory zone against Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis  respectively geothermal laban fruit extract (14.33±1.21 mm and 12.66±1.69 mm) and laban fruit extract outside geothermal (14.83±1.69 mm and 11.41±2.28 mm) and chloramphenicol (19.66±1.88 mm and 22.00±2.50 mm). Anova test results are known to be very influential laban fruit extract (P = 0.000) on the growth of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Duncan's further test results found that laban fruit extracts inside and outside the geothermal region had no real difference in inhibiting the growth of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. The difference in growing place did not provide a difference in antibacterial activity from laban fruit extract (P<0.005).   ABSTRAK Jerawat dapat disebabkan karena tersumbatnya pori-pori kulit sehingga menimbulkan bintik merah, peradangan dan infeksi. Infeksi pada kulit dapat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai antibakteri adalah laban. Tanaman laban biasanya hidup tersebar secara bebas di daerah teresterial dan perbukitan, salah satunya pada kawasan Ie Seum di Kabupaten Aceh Besar yang merupakan daerah geothermal di Aceh. Kawasan Ie Seum memiliki pH tanah dan suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya (non geothermal). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri antara ekstrak buah laban (Vitex pubescens V) yang tumbuh di dalam dan di luar kawasan geothermal Ie Seum Aceh Besar dalam menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis menggunakan metode difusi cakram. Hasil uji mikrobiologi diperoleh diameter zona hambat terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis berturut-turut ekstrak buah laban geothermal (14,33±1,21 mm dan 12,66±1,69 mm); ekstrak buah laban di luar geothermal (14,83±1,69 mm dan 11,41±2,28 mm) serta kloramfenikol(19,66±1,88 mm dan 22,00±2,50 mm). Hasil uji Anova diketahui ekstrak buah laban sangat berpengaruh (P=0,000) terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Hasil uji lanjut Duncan diperoleh bahwa ekstrak buah laban di dalam dan di luar kawasan geothermal tidak memiliki perbedaan nyata dalam menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Perbedaan tempat tumbuh tidak memberikan perbedaan aktivitas antibakteri dari ekstrak buah laban (P<0,005).