. Uju
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Jalan Agatis, Bogor 16680 Jawa Barat Telepon (0251) 8622909-8622906, Faks. (0251) 8622907

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Profiling of Catfish Swim Bladder Collagen (Pangasius sp.) Through Enzymatic Proses Gevbry Ranti Ramadhani Simamora; Wini Trilaksani; Uju Uju
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 22 No 2 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.036 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v22i2.27717

Abstract

Swim bladder is a marine byproduct and a potential source of collagen needed by food, cosmetical, biomedical and pharmaceutical industry. This study evaluated the effectiveness of alkaline pretreatment and papain enzyme on the characteristics of collagen from the catfish swim bladders. TThree concentrations of alkaline (0.05; 0.1 and 0.15 M) with were used to pretreat the swim bladders for 2; 4; 6; 8; 10 and 12 hours. The collagen was also treated by papain enzyme with concentrations of 0; 5,000; 10,000; 15,000 and 20,000 U/mg for 24 and 48 hours. The result showed that pretreatment using NaOH 0.05 M for 6 hours effectively reduced the noncollagen protein (p<0.05). Meanwhile, the treatment using papain enzyme with concentration of 5.000 U/mg for 48 hours improved the collagen solubility. The FTIR of collagen showed the existence of a triple helix structure. Meanwhile, the thermal analysis showed collagen gelation transition temperature (Tg) was at 88oC.
Peningkatan Mutu Ikan Keumamah Loin Aceh dari Cakalang (Katsuwonus pelamis) menggunakan Daun Kari (Murraya koenigii): Quality Improvement of Keumamah Loin Aceh Fish from Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis) using Curry Tree Leaves (Murraya koenigii) Muhammad Nur Fajri; Nurjanah Nurjanah; Uju Uju
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 24 No 3 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(3)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v24i3.37135

Abstract

Keumamah loin is a semi-wet wood fish with one to two days of sun drying, with soft meat texture, specific aroma and easily degradation in quality. Curry tree (Murraya koenigii) contain many bioactive compounds that serve as antioxidants. The Study was aimed to find out the effect of curry leaf extract, temperature, and drying time on the quality of keumamah loin and the effectiveness of curry tree as antioxidant. The study used complete randomized factorial design experimental method with different curry tree leaf extract levels (0% and 10%), temperature (40°С and 60°С), and time (8 hours and 12 hours). The observed parameters were proximate levels, water activity values (aw), and thiobarbituric acid (TBA). The results showed the use of curry tree leaves, temperature, and drying time did not have effect on proximate levels and water activity with protein 28.22–32.1%, fat 2.72–4.60%, ash 2.70– 4.52%, water 35.10–50.43% and water activity 0.84–0.87. However, the use of curry tree leaves affects the number of thiobarbituric acid (TBA). The use of 10% curry tree leaves, 40°С temperature, and 8 hours is the best treatment which has the lowest TBA 0.40±0.003 mg malondialdehyde/kg. The use of curry tree leaves, temperature, and drying time can inhibit the lipids oxidation process in the products of keumamah loin.
Karakteristik Karakteristik Fisikokimia Papain Soluble Collagen dari Gelembung Renang Ikan Tuna (Thunnus sp.): Physicochemical Characteristics of Papain Soluble Collagen from Tuna (Thunnus sp.) Swim Bladder Hari Cahyono; Wini Trilaksani; Uju
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 1 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(1)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i1.38213

Abstract

Collagen is a connective tissue protein composed of the amino acids glycine, proline, alanine and hydroxyproline, which are found in the skin, bones, scales and swim bladder tissue of fish. Fish swim bladder as a by-product of the fishing industry have the potential to be converted into halal collagen. This study aims to evaluate the effectiveness of the pre-extraction process of the combination of NaOH and ultrasonication and the use of papain enzyme in the extraction process on the physicochemical characteristics of tuna swim bladder collagen. The research method was a combination of pre-extraction of NaOH and 150 minutes of ultrasonication and immersion for 2; 4; 6; 8; 10; 12; 14; 16; 18; 20; 22 and 24 hours, extraction using the papain enzyme with a concentration of 0; 3,500 and 5,000 U/g and extraction time of 36 and 48 hours. The results showed that the pre-extraction process using 150 minutes of ultrasonication with soaking for 22 hours was the best time to eliminate non-collagen proteins, and extraction using papain enzyme with a concentration of 5,000 U/g and soaking for 36 hours was the preferred treatment for the degree of collagen development. The yield of collagen obtained was 7.01±0.4%, the dominant amino acids were glycine, arginine and proline, tuna swim bladder collagen had a protein band of α1 chain of 117 kDa, α2 chain of 107 kDa and β chain of 244 kDa and zeta potential value of 0.496 mV.
Karakterisasi Pepsin Lambung Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) yang Dikeringkan dengan Metode Berbeda: Pepsin Characterization of Yellowfin Tuna Stomach (Thunnus albacares) Dryed with Different Methods Tati Nurhayati; Uju Uju; Jessica Shinta Uli Simangunsong
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 1 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(1)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i1.38427

Abstract

Pepsin merupakan enzim proteolitik yang aktif dalam kondisi asam. Selama ini pepsin dihasilkan dari lambung babi dan sapi. Bahan baku alternatif penghasil pepsin adalah lambung ikan tuna sirip kuning. Enzim dalam bentuk kering (powder) akan lebih mudah dalam penyimpanan dan bersifat stabil. Tujuan penelitian ini menganalisis karakteristik pepsin dari lambung tuna sirip kuning dan pengaruh metode pengeringan terhadap karakteristik pepsin tersebut. pepsinpepsin. Metode pengeringan yang digunakan yaitu spray drying dan freeze drying. Aktivitas spesifik ekstrak kasar pepsin 19.982,52 U/mg, dengan Vmaks 50.000 mmol/s dan Km 0,5 mM. Pepsin optimum pada suhu 50°C dan pH 2, serta memiliki bobot molekul 32 kDa. Pepsin hasil spray dryer memiliki aktivitas spesifik 7.693,5 U/mg, serta nilai Vmaks 833,33 mmol/s dan Km 0,5 mM, sedangkan hasil freeze dryer memiliki aktivitas spesifik 8.606,75 U/mg, serta nilai Vmaks dan Km berturut-turut 1.666,67 mmol/s dan 0,833 mM. Bobot molekul pepsin hasil pengeringan spray dryer 33 kDa dan freeze dryer 33 kDa. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas spesifik pepsin menurun setelah proses pengeringan.
Ekstraksi Polisakarida Ulvan dari Rumput Laut Ulva lactuca Berbantu Gelombang Ultrasonik pada Suhu Rendah : Ultrasonic Wave Assisted Extraction of Ulvan Polysaccharide from Ulva Seaweed at Low Temperature Wahyu Ramadhan; Uju Uju; Safrina Dyah Hardiningtyas; Rizfi Fariz Pari; Nurhayati Nurhayati; Devani Sevica
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 1 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(1)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i1.40407

Abstract

Ulvan merupakan polisakarida bersulfat utama dari rumput laut Ulva yang memiliki aktivitas biologis penting. Umumnya ulvan diekstrak menggunakan suhu tinggi dan dengan rentang waktu yang lama, oleh karena itu diperlukan metode ekstraksi alternatif yang dapat menghasilkan ulvan yang memiliki kualitas yang baik namun tetap mendukung konsep efisiensi energi. Salah satu metode green extraction yang dapat mengurangi penggunaan pelarut organik dan energi yang tinggi selama ekstraksi adalah dengan bantuan gelombang ultrasonik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan waktu, suhu dan jenis pelarut dengan bantuan ultrasonik yang paling baik dalam menghasilkan rendemen dan karakteristik ulvan yang sesuai dibandingkan dengan ulvan yang diekstraksi dengan metode konvensional atau tanpa bantuan ultrasonikasi. Pada penelitian tahap awal digunakan kombinasi antara jenis pelarut (akuades, HCl dan NaOH) dengan kondisi ekstraksi suhu rendah (50, 60, dan 70℃) selama 45 dan 90 menit dengan bantuan ultrasonik. Rendemen tertinggi ulvan diperoleh dari ekstraksi menggunakan NaOH pada suhu 70℃ selama 90 menit dengan bantuan ultrasonik sebesar 16,90±0,45%. molekul dan viskositas ulvan yang dihasilkan dengan berbantu ultrasonik menunjukkan penurunan nilai dibandingkan dengan tanpa ultrasonikasi. Hasil Fourier-transform infrared spectroscopy mengkonfirmasi pita serapan grup sulfat yang merupakan residu gula rhamnose pada panjang gelombang 1125 cm-1 dan C-O-S pada 983 cm-1. Ulvan yang diekstrak dengan sonikasi menunjukkan kandungan sulfat 39, 58 dan 53% untuk masing- masing pelarut akuades, HCl dan NaOH. Perlakuan ultrasonikasi memberikan pengaruh pada kandungan sulfat 2-14% lebih tinggi dibandingkan dengan sulfat yang dihasilkan dari metode konvensional.
Karakteristik Kolagen dari Kulit dan Sisik Ikan Coklatan, Swanggi, dan Kurisi sebagai Bahan Gelatin: Characteristics of Collagen Skin and Scales of Lattice Monocle Bream, Purple-Spotted Bigeye and Threadfin Bream as Gelatin Ingredients Widiyanto Widiyanto; Uju Uju; Mala Nurilmala
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 3 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i3.43598

Abstract

Hasil samping industri filet ikan coklatan, swanggi dan kurisi berupa kulit, yang hanya dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak meskipun dapat dimanfaatkan sebagai sumber kolagen dan gelatin. Kandungan hidroksiprolina pembentuk kolagen beserta sifat protein kolagen belum tersedia informasinya, sehingga dilakukan penelitian. Penelitian bertujuan menentukan jenis kulit terpilih sebagai bahan gelatin dengan memperhatikan karakteristik kulit, sisik, dan kulit bersisik ikan coklatan, swanggi, kurisi, dan kandungan hidoksiprolina sebagai penciri kolagen. Rancangan percobaan yang digunakan pada tahap deproteinasi adalah menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) tiga faktor di mana faktor pertama yaitu jenis ikan terdiri atas tiga taraf (ikan coklatan, swanggi, dan kurisi), faktor kedua yaitu waktu perendaman NaOH 12 taraf (2; 4; 6; 8; 10; 12; 14; 16; 18; 20; 22; 24) jam, faktor ketiga jenis kulit tiga taraf (kulit, sisik, kulit bersisik). Data dianalisis secara statistik dengan ANOVA dan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu optimasi deproteinasi perendaman NaOH dimulai dari 14-20 jam tergantung jenis ikan dan bahan baku, efektif mengeliminasi protein non kolagen. Luas jaringan kolagen pengamatan histologi adalah ±95,136,16 µm² tertinggi pada jenis kulit bersisik ikan swanggi berasosiasi dengan kandungan protein tertinggi pada kulit bersisik swanggi sebesar 21,20 % (basis basah) 56,17 % (basis kering). Jenis kulit memiliki berat molekul dalam kisaran 10 sampai 105 kDa mempunyai kandungan protein yang merupakan protein sarkoplasma, miofibril, dan jaringan ikat yang mengandung kolagen, sehingga dapat digunakan sebagai penghasil gelatin. Kulit bersisik ikan swanggi memiliki kandungan hidroksiprolina tertinggi daripada jenis kulit lainnya yaitu 0,0888 g/µL sehingga dapat ditentukan sebagai jenis kulit terpilih.