Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Model Permintaan Ekspor Udang Segar Indonesia oleh Pasar Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa Asnawi Saman; Estu Sri Luhur; Siti Hajar Suryawati; Freshty Yulia Arthatiani
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v15i2.220

Abstract

Tujuan dari kajian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor udang Indonesia dan menganalisis respon jangka pendek dan jangka panjang terhadap ekspor udang Indonesia di pasar internasional. Kajian perlu dilakukan untuk menganalisis fenomena kinerja ekspor produk udang yang menunjukkan tren menurun dalam beberapa tahun terakhir. Pasar tujuan ekspor yang dianalisis adalah tiga pasar utama bagi ekspor komoditas udang Indonesia, yaitu Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Kajian ini menggunakan data runut waktu (time series) dari tahun 1985-2017. Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa Model Ekspor Udang Segar Indonesia memberikan hasil cukup baik dilihat dari segi ekonomi maupun statistik. Peubah yang masuk dalam persamaan di antaranya adalah variabel harga domestik, harga dunia, memenuhi kriteria ekonomi. Fungsi ekspor udang dipengaruhi harga udang domestik, harga ekspor udang ke negara tujuan, lag ekspor udang segar ke negara tujuan, nilai produk domestik bruto negara tujuan, tarif impor udang ke negara tujuan dan produksi udang domestik.
Fishery Industry Development in Morotai Island Regency: A Scientific Concept for Integrated Economics Model Achmad Zamroni; Siti Hajar Suryawati; Andrian Ramadhan; Sonny Koeshendrajana
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v9i1.7071

Abstract

The development of the fisheries industry in Morotai Island District faces major challenges in investment climate recently. Those investment is influenced by fisheries resources, infrastructure, markets and institutions. This paper aims to describe the fishery industry in Morotai Island District, analyze the concept of the fishery industry model, and formulate a strategy for economic integration. Primary data was taken using a structured questionnaire through interviews with respondents and focused group discussions (FGD). The primary information is supplemented by secondary data obtained from district statistical data, research reports, and related scientific publications. Data were analyzed using four methods, namely: descriptive analysis; Analysis of Strengthen, Weakness, Opportunity and Threat (SWOT); Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) analysis; and MIC-MAC analysis. The results from the analysis show the integrated marine and fisheries center (SKPT) policy implementation has had a positive effect on the fisheries industry development in Morotai Island. There are four main influence aspects: (1) marine and fisheries resources (SDKP) management; (2) economic and business development; (3) community development; and (4) regulatory and synergies. The strategy of economic integration is focused on the implementation of the fisheries industry model as the production and export base for fresh tuna. 
ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA PASAR UDANG INDONESIA Siti Hajar Suryawati; Estu Sri Luhur; Tikkyrino Kurniawan; Freshty Yulia Arthatiany
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 2 (2019): DESEMBER 2019
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jsekp.v14i2.8253

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur, perilaku, dan kinerja pemasaran udang di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan BPS. Pendekatan struktur pasar menggunakan analisis CR4 (Concentration Ratio for Biggest Four) dan analisis IHH (Indeks Hirschman Herfindahl). Pendekatan perilaku pasar menggunakan analisis deskriptif kualitatif berkenaan dengan pasar yang menjadi obyek penelitian. Analisis kinerja pasar udang menggunakan pendekatan Price Cost Margin dan Market Efficiency Indeks (MEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspor udang masih didominasi oleh udang beku (58,78%) ke Amerika Serikat dan Jepang. Selanjutnya, hasil ini mengindikasikan bahwa udang olahan memiliki struktur pasar yang lebih bersaing dibandingkan udang beku karena jumlah perusahaan lebih banyak dengan hambatan masuk pasar yang lebih mudah. Sifat oligopoli pada industri udang menyebabkan sulitnya memperoleh informasi untuk memasuki pasar udang ini karena adanya tekanan yang kuat dari masing-masing industri. Perilaku pasar udang yang dilakukan oleh perusahaan adalah melalui strategi harga, diversifikasi produk dan promosi. Hal ini berimplikasi pada potensi pengembangan industri udang beku karena jumlah perusahaan masih sedikit dan harga lebih tinggi dibandingkan harga udang olahan. Title: Analysis of Structure, Behavior and Performance of Indonesian Shrimp MarketsThe aims of this study are to analyze structure, behavior and performance of Indonesian shrimp market. Data used are secondary data obtained from the Agency of Fish Quarantine and Quality Fishery Product, Ministry of Marine and Fisheries and Statistic Central Bureau (BPS). Structural analysis using Concentration Ratio for Biggest Four (CR4) and Hirschman Herfindahl Index analysis (IHH). Market behavior approach using  qualitative descriptive analysis related to markets as research object. Market performance analysis using Market Efficiency Index analysis (MEI). The results showed that shrimp exports were still dominated by frozen shrimp (58.78%) to the United State and Japan. Furthermore, the result indicated that shrimp processed have a more competitive market structure than frozen shrimp due to the greater number of companies with easier barriers to market entry. The nature of oligopoly in this industry makes it difficult to obtain information to move the shrimp market because it produces strong pressure from each industry. Shrimp market behavior carried out by the company is through pricing, product diversification and promotion strategies. This has implications for the potential development of the frozen shrimp industry because the number of companies is still small and the price is higher than the price of processed shrimp. 
SIKLUS ADAPTIF, RESILIENSI DAN ISU KEBERLANJUTAN DI SEGARA ANAKAN Agus Heri Purnomo; Siti Hajar Suryawati
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 2 (2009): DESEMBER (2009)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2745.575 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v4i2.5827

Abstract

Laguna Segara Anakan merupakan sebuah ekosistem yang sangat dinamis, dengan interaksi yang kuat antara aspek sosial dan ekologis. Oleh karena itu, laguna tersebut dapat dijadikan kasus acuan yang sempurna bagi kalangan ilmiah maupun pengambil kebijakan dalam rangka merumuskan kebijakan pengelolaan bagi keberlanjutan sumber daya dan lingkungan. Sejalan dengan itu, sebuah penelitian dilaksanakan dengan fokus pada penggambaran interaksi sosial-ekologis dari laguna. Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian tersebut, yang dilaksanakan dengan pendekatan sistem sosial-ekologis. Data dikumpulkan pada Bulan Juli-Desember 2009 dengan pendekatan kasus pada 3 (tiga) dusun, terutama melalui wawancara terhadap responden-responden kunci yang ditentukan secara purposif. Dusun-dusun tersebut dipilih berdasarkan keterwakilan dominansi masyarakat di laguna, yaitu masyarakat petani (Dusun Bugel), masyarakat pembudidaya (Dusun Bondan), dan masyarakat campuran (Dusun Lempong Pucung). Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui siklus adaptif sosialekologi, penyesuaian sosial telah berlangsung mengikuti dinamika ekologis yang ada. Jenis dan struktur mata pencaharian terus berkembang menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Sementara itu, visi masyarakat mengalami perubahan; sebagian dari masyarakat mengalami transformasi dari 'manusia maritim' menjadi 'manusia darat'. Hasil yang diperoleh juga menunjukkan adanya indikasi yang kuat bahwa dalam konteks sosial, perubahan tersebut terjadi sebagai dampak dari perubahan aspek ekologi laguna; produktivitas kelautan menurun, kegiatan di daratan menjadi meningkat. Sejauh ini, teridentifikasi sejumlah pilihan kebijakan, termasuk di antaranya beberapa pendekatan rekayasa fisik dan sosial yang dimaksudkan untuk menghentikan degradasi lingkungan yang berlanjut. Tittle: Adaptive Cycle, Resilience and Sustainability Issue in Segara Anakan.Segara Anakan Lagoon represents one of the nation's most rapidly changing natural resource base and environments, and where in ecological dynamics interact intensively with the social aspects. This makes the lagoon a perfect case for the scientific communities and development agents to draw lessons and syntesize policy recommendation related to resource and environmental issues, particularly those pertaining to the frequently raised issue of sustaibable development. In line with it, a study which focuses on portraying the social-ecological interactions of the lagoon is carried out. This paper is a part of the study, presenting a result, which draws upon the social-ecological system methodological approach. Data were collected through a series of survey involving side visits to 3 dusuns and interviews with key respondents from the dusuns, carried out in July to December 2009. The dusuns were selected to represent locations in the lagoon inhabited respectively by predominant farming communities (Dusun Bugel), aquaculture communities (Dusun Bondan), and mixed communities (Dusun Lempong Pucung). In general, the study shows that through social-ecological adaptive cycles, social adjustments have been taking place following the existing ecological dynamics. Livelihood types and structure are constantly developing to adjust to the changing environment. Meanwhile, people's visions are no longer the same; part of the communities obviously is transforming from 'maritime people' to 'terrestrial people'. On the other part, the study also shows strong indications that such changes in the social context is starting to impact on the ecological aspect of the lagoon; marine productivity is declining while terrestrial outputs are inreasing. At this stage, we can make it clear that a number of public policy options are available, including some social and physical engineering approaches directed toward stopping further environmental degradation.
STRATEGI PENINGKATAN DAN ALOKASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK UNTUK PENINGKATAN OPERASIONAL LAYANAN PELABUHAN PERIKANAN Siti Hajar Suryawati; Yayan Hikmayani; Agus Heri Purnomo
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 2 (2010): DESEMBER (2010)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.126 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v5i2.5802

Abstract

Penelitian ini merupakan analisa tentang upaya meningkatkan penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) pelabuhan perikanan yang dilakukan pada bulan Juni – Agustus 2009. Penelitian dilakukan denganpendekatan studi kasus, yang didasarkan pada hasil pengamatan dan analisis pada pelabuhan perikanan sampel yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS). Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dan Pelabuhan Perikanan pantai (PPP). Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Analisis data menggunakan metode SWOT (at). Hasil penelitian ini menghasilkan identifikasi strategi peningkatan layanan melalui optimal strength, Weakness, Opportunity, There sasi PNBP pelabuhan perikanan. Dari hasil analisis, teridentifikasi beberapa strategi kunci untuk peningkatan PNBP yaitu: (a) memaksimalkan kualitas layanan jasa dengan sarana prasarana yang ada; (b) perbaikan dan penambahan sarana-prasarana pelabuhan; © peningkatan kapasitas sumberdaya manusia; (d) meningkatkan kerjasama dengan institusi terkait; dan (e) peningkatan pengawasan serta perbaikan aturan serta implementasinya. Implikasi dari hasil kajian ini adalah perlunya kebijakan pengalokasian dana PNBP yang memberikan prioritas pada hal-hal yang tercakup dalam daftar strategi kunci tersebut. Tittle: Strategy to Increase and to Optimize Allocation of Non-Tax State Revenues for Better Services of Fishing Ports,This research is analysis on strategy to increase and optimize allocation of non-tax state revenue (PNBP). It uses a case-study approach combining with observation on selected fishing ports according to their classification: Oceanic Fishing Port (PPS), Inter-island Fishing Port (PPN), and Fish Landing Place (PPI). This research collects primary and secondary data while analytical method use a ‘SWOT’. Results show that four strategies to increase and optimize allocation of non-tax state revenue were identified, namely: (a) maximizing the quality of services using the existing facilities and infrastructure; (b) improving and adding the port facilities and infrastructure; (c) improving the capacity of human resources; (d) enhanching collaboration among related institution; and (e) improving surveillance and improving the regulations and their implementation. It then recommends allocation policy of PNBP by prioritizing services.
DAMPAK PEMBERITAAN PENYALAHGUNAAN FORMALIN DI SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN Yayan Hikmayani; Siti Hajar Suryawati; Agus Heri Purnomo; Zahri Nasution
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 1 (2007): JUNI (2007)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.091 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v2i1.5864

Abstract

Riset dampak pemberitaan penyalahgunaan formalin di sektor kelautan dan perikanan telah dilakukan pada tahun 2006. Riset ini bertujuan untuk melihat sejauhmana dampak yang ditimbulkan akibat pemberitaan tentang penyalahgunaan formalin di sektor kelautan dan perikanan pada produsen dan konsumen. Pendekatan studi digunakan melalui analisis kebijakan. Data primer dan sekunder dirumuskan sesuai keperluan analisis kebijakan ini yaitu penelusuran terhadap dampak pemberitaan formalin terhadap produsen dan konsumen di sektor kelautan dan perikanan. Kemudian data hasil verifikasi dan survey lapang yang berasal dari kuesioner dan catatan lapangan (field notes) diolah secara deskriptif untuk mendapatkan interpretasi logis. Lokasi studi ditetapkan secara sengaja (purposive) dengan kriteria tersebut merupakan sentra penanganan dan pengolahan produk perikanan dan diberitakan banyak menggunakan bahan kimia formalin yaitu Jawa Barat (Karawang), Jawa Tengah (Semarang), DKI Jakarta dan Bandar Lampung. Hasil studi menunjukkan bahwa bagi produsen yang meliputi nelayan, pengolah dan pembudidaya ikan dampak negatif dari pemberitaan formalin adalah menurunnya permintaan ikan hasil tangkapan dan olahan sehingga pendapatan nelayan dan pengolah menjadi berkurang, sedangkan bagi konsumen dampak negatifnya konsumen jadi takut mengkonsumsi ikan laut dan hasil olahan sehingga lebih memilih mengkonsumsi tempe/tahu dan telur. Dampak positifnya bagi produsen baik nelayan dan pengolah yaitu sebagian dari mereka jadi mengetahui bahwa formalin tersebut membahayakan dan berusaha tidak menggunakan lagi. Dampak positif bagi konsumen bertambah pengetahuan tentang bahaya formalin sehingga mereka akan lebih hati-hati dalam mengkonsumsi ikan dan untuk sementara konsumsi ikan mereka dialihkan ke ikan hasil budidaya yang banyak dijual dalam kondisi hidup. Tittle: The Impact of Announcement on The Mis-used of Formalin in Marine and Fisheries SectorResearch on impact of mis-used of formalin in marine and fisheries sector have been done in 2006. The aim of the research was to show the impact of announcement on the mis-used of formalin to producers and consumers. Policy analysis approach was used as the method of study. Primary and secondary data were formulated accordingly to meet the requirement of the policy analysis, that is impact of media release on both side of producers and consumers. Verified data and field survey processed descriptively to build logical interpretation.The locations of study were specified in purpose to represent the center of handling and processing of fisheries product indicated with formalyn abuse. These location were West Java (Karawang), Central Java (Semarang), DKI Jakarta and Bandar Lampung. The results of study showed that the negative impacts of the news on formalin abuse to the producers were decreasing on demand of catch and processed fish products, which in turn reduce the income of the fisherman and fish processors. On the other side, the consumer shift their preference to other products such as tempe, tofu and eggs. The positive impacts to the fisherman and fish processors were the knowledge of the danger of formalin abuse on their products and they avoid to use the chemical. The positive impact on fish consumers were the awareness on formalin use on health arose and temporary their fish consumption shifted to the aqucultured fish which sold in living form.
ANALISIS EX-ANTE KEBERLANJUTAN PROGRAM MINAPOLITAN Siti Hajar Suryawati; Agus Heri Purnomo
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 1 (2011): Juni (2011)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2791.018 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v6i1.5756

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus – Desember 2010, bertujuan untuk: (i) menentukan indeks keberlanjutan program minapolitan di lokasi sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri No. KEP 32/MEN/2010, (ii) mengidentifikasi atribut pengungkit, dan (iii) menyusun arahan kebijakan. Indeks keberlanjutan diukur untuk enam (6) dimensi keberlanjutan minapolitan, yang jenisnya ditetapkan berdasarkan pendalaman literatur: ekologi, ekonomi, politik, sosial-budaya, hukumkelembagaan, dan teknologi-infrastruktur. Data primer dari hasil mail survey ke 197 kabupaten/ kota dianalisis dengan teknik ordinasi Multidimensional Scalling (MDS) menggunakan perangkat RAP-Minapolitan, yang dimodifikasi dari perangkat RAPFISH (Rapid Appraisal for Fisheries). Analisis ini digunakan untuk menduga prospek keberlanjutan berdasarkan pengukuran variabel-variabel kini. Hasil analisis menunjukkan bahwa indeks keberlanjutan program minapolitan untuk keenam dimensi adalah sebagai berikut : ekologi kurang berkelanjutan; ekonomi kurang berkelanjutan; politik sangat berkelanjutan; sosial-budaya cukup berkelanjutan; hukum-kelembagaan sangat berkelanjutan; teknologi-infrastruktur kurang berkelanjutan. Hasil kajian menunjukkan bahwa atribut pengungkit untuk masing-masing dimensi memerlukan prioritas kebijakan untuk meningkatkan peluang keberlanjutan program minapolitan. Atribut-atribut tersebut adalah: Jarak lokasi usaha perikanan dengan pemukiman, kejadian kekeringan, produktivitas usaha (dimensi ekologi); Ketersediaan SDM perikanan (dimensi ekonomi); Sinkronisasi kebijakan pusat – daerah, trend politik lokal dan dominasi kelompok politik tertentu (dimensi politik); Akses masyarakat terhadap perikanan dan peran masyarakat adat (dimensi sosial-budaya); Ketersediaan industri pengolahan limbah (dimensi teknologi-infrastruktur). Tittle: Ex-ante Analysis of the Minapolitan Program SustainabilityThis research was conducted in August – December 2010, and aimed to (i) determine the sustainability index of minapolitan programs in locations referred to in the Ministerial Decree No. KEP 32/MEN/2010, (ii) identifying leverage factors (attributes), and (iii) formulate the relevant policy direction. The sustainability indexes were measured for six (6) minapolitan sustainability dimensions, based on literature reviews of ecology, economy, politics, social and culture, legal and institution, and technology and infrastructure dimensions. Primary data collected from the mail survey to 197 districts/municipalities listed in the decree were analysed following the multidimensional scalling (MDS) approach using the RAP-Minapolitan software, which was a modification of the RAPFISH (Rapid Appraisal for Fisheries) software. This analysis method can be used to assess sustainability prospects based on the measurement of current conditions of relevant variables. Results of this research show that the sustainability indice of the minapolitan program for the six dimension are: ecology less sustainable; economy less sustainable; politics very sustainable; social and culture fairly sustainable; legal and institution very sustainable; and technology and infrastructure (less sustainable). Results of this research show that leverage factors (attributes) of each dimension need prioritized policy to impove sustainability prospect of the minapolitan program. These are: distance between fisheries business center and residence complexes, business productivity (ecologic dimension); fishery human resources (economy dimension); state – region policy synchronization, trend of local politics and domination of particular political groups (political dimension); people access to fishery and customary community role (social-culture imension); availability of waste treatment facility (technology and infrastructure dimension).
VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA TERUMBU KARANG DAN MANGROVE DI KAWASAN TAMAN WISATA PERAIRAN (TWP) GILI MATRA, LOMBOK UTARA, NUSA TENGGARA BARAT Siti Hajar Suryawati; Permana Ari Soejarwo; Irwan Muliawan; Maulana Firdaus
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 8, No 2 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1139.591 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v8i2.7245

Abstract

Taman Wisata Perairan Gili Matra merupakan kawasan yang mempunyai nilai ekonomi dan kualitas ekologi yang sangat besar. TWP Gili Matra juga digunakan sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai ekonomi total ekosistem terumbu karang dan mangrove di TWP Gili Matra menggunakan metode TEV (Total Economic Value) yang terdiri dari analisis nilai guna langsung menggunakan metode effect on production (EoP) dan travel cost method (TCM), nilai guna tidak langsung menggunakan metode replacement cost dan contingent valuation method (CVM), nilai pilihan menggunakan benefit transfer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kegunaan langsung yang meliputi nilai kegunaan sebagai perikanan tangkap sebesar Rp151.130.418/ ha/tahun, nilai kegunaan sebagai penyedia jasa wisata sebesar Rp1.102.165.479/tahun. Nilai kegunaan tidak langsung meliputi nilai kegunaan sebagai pelindung pantai sebesar Rp9.569.065.000/tahun, nilai kegunaan sebagai serapan karbon sebesar Rp150.378,54/tahun serta sebagai nilai kegunaan sosial budaya sebesar Rp4.460.856.979/tahun. Selanjutnya sebagai nilai pilihan untuk penyedia keanekaragaman hayati yaitu untuk ekosistem mangrove sebesar Rp3.043.593.225/tahun serta terumbu karang sebesar Rp10.821.883.500/tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai ekonomi tersebut mempunyai manfaat dan fungsi yang penting sebagai sumberdaya ekonomi maupun ekologi bagi masyarakat maupun pemerintah. Oleh karena itu keberadaan TWP Gili Matra harus tetap dipelihara sebagai aset pembangunan wilayah. Pengendalian dan pengawasan dalam pemanfaatan sumberdaya terumbu karang dan mangrove dapat dilakukan secara terpadu antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta agar ketersediaan sumberdaya terumbu karang dan mangrove di TWP Gili Matra tetap terjaga. Title: Economic Valuation of Coral Reef and Mangrove Resources in The Gili Matra Marine Tourism Park Area, Lombok Utara, Nusa Tenggara BaratGili matra tourism park (TWP Gili Matra) is an area with a high value and quality in both ecological and economical. TWP Gili Matra also contributes to living source for local community. This research aims to identify utilization of coral reef and mangrove ecosystem in TWP Gili Matra by using Total Economic Value (TEV) method that consists of direct utilization value analysis using Effect on Production (EoP) method and Travel Cost Method (TCM), while indirect utilization value using Replacement Cost Method and Contingent Valuation Method (CVM), option value analysis using Benefit Transfer method. The results showed that the direct use value including the use value as a capture fishery of IDR 151,130,418/ ha/year, the use value as a tourist service provider of IDR 1,102,165,479/year. Indirect use value including the use value as a coastal protector of IDR 9.569.065.000/year, the use value as carbon uptake of IDR150,378,54/year and the use value as social cultural value of IDR 4,460,856,979/year. Furthermore as selected value for natural biodiversity provider namely for mangrove ecosystem of IDR 3,043,593,225/year and coral reef of IDR 10,821,883,500/year. This result showed that the economic value gives important benefits and functions as economic and ecological resources for society and government. Therefore, it is necessary to preserve the existence of TWP Gili Matra as an asset of regional development. Integrated control and monitoring among government, community and private sector in its utilization will ensure the availability of coral reef and mangrove resources in TWP Gili Matra. 
KONTRIBUSI SEKTOR PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN ROTE NDAO: PENDEKATAN LOCATION QUOTIENT (LQ) DAN SHIFT SHARE (SS) Estu Sri Luhur; Siti Hajar Suryawati; Tikkyrino Kurniawan
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.669 KB) | DOI: 10.15578/marina.v5i1.7712

Abstract

Kabupaten Rote Ndao terletak di Pulau Rote yang merupakan salah satu kawasan pulau-pulau terluar yang memiliki nilai strategis kedaulatan negara dan memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan besar yang harus dikelola secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi sektor perikanan sebagai sektor unggulan dalam pembangunan wilayah Kabupaten Rote Ndao. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2013-2016. Alat analisis yang digunakan adalah Location Quotient (LQ) dan Shift Share (SS). Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor perikanan merupakan sektor basis dan unggulan bagi Kabupaten Rote Ndao dengan tingkat spesialisasi yang tinggi (2,16). Hasil analisis SS menunjukkan bahwa sektor perikanan di Kabupaten Rote Ndao masih memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur, tetapi memiliki keunggulan kompetitif yang rendah (Rp - 269.889 juta) terhadap sektor perikanan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Rekomendasi kebijakan yang disarankan adalah: 1) peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB) dengan mengembangkan sektor perikanan yang berorientasi pada pasar luar daerah atau luar negeri; dan 2) sektor perikanan perlu ditingkatkan daya saing atau keunggulan kompetitifnya melalui pembangunan industri perikanan (hulu – hilir) yang berkelanjutan.  Title: Contribution of Fisheries Sector in Regional Development of Rote Ndao Regency: Location Quotient (LQ) and Shift Share (SS) ApproachRote Ndao District is located on Rote Island, which is one of the outermost islands that has a strategic value of state sovereignty and has a potential resources of marine and fisheries that must be managed optimally for the welfare of society. This study aims to analyze the fishery sector as a leading sector in regional development of Rote Ndao District. The method used is secondary data from Gross Regional Domestic Product (GRDP) of Rote Ndao District in 2013-2016. The analysis tool used is the analysis of Location Quotient (LQ) and Shift Share (SS). The result of LQ analysis shows that the fisheries sector is a base and superior sector with a high level of specialization (2,16). The result of SS analysis shows that fisheries sector still contributes quite significantly to Nusa Tenggara Timur Province, but it had low competitive advantage (Rp - 269.889 billion) over the same sector at the economic level of Nusa Tenggara Timur Province. Policy recommendations from this study are: 1) increasing the regional economic growth by developing the fisheries sector with outside or foreign market oriented; and 2) increasing the fisheries competitiveness and advantageous through the development of a sustainable fisheries industry.
KEMITRAAN PEMASARAN RUMPUT LAUT DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR DAN LOMBOK TENGAH, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Siti Hajar Suryawati; Nurlaili Nurlaili; Cornelia Mirwantini Witomo; Achmad Zamroni
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2017): JUNI 2017
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.708 KB) | DOI: 10.15578/marina.v3i1.6920

Abstract

ABSTRAKModel pengembangan ekonomi kawasan berbasis teknologi adaptif lokasi di Lombok Timur (Lotim) dan Lombok Tengah (Loteng) adalah model yang berbasis kemitraan. Model ini mengakomodir kesepakatan kerjasama berbasis pasar yang melibatkan pembudidaya dan juga pengolah melalui KIMBis Lotim dan Mitra KIMBis Loteng. Pembudidaya sebagai produsen primer komoditi rumput laut dengan  para pengolah yang melakukan proses penambahan nilai melalui kegiatan pengolahan dan pemerintah sebagai regulator, mediator dan fasilitator bagi kedua belah pihak, disertai rincian komitmen dan tanggung jawab pada tiap pihak yang terlibat, untuk menjamin bahwa: (1) pembudidaya menerima bagian nilai (farmer’s share) yang adil dari hasil usahanya; (2) pembudidaya bisa mendapatkan pendapatan rutin; dan (3) pengolah mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang sesuai. Sampai akhirnya produk yang dihasilkan diterima oleh konsumen akhir dengan mendapat jaminan produk olahan yang sehat dan harga yang terjangkau. Selain itu implementasi model ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir khususnya pembudidaya rumput laut, serta mengurangi kerugian karena malpraktek pedagang dalam penentuan harga beli. Title: Marketing Partnership for Poverty Reduction in East Lombok District and Central Lombok, West Nusa Tenggara ProvinceRegional economic development model based on adaptive location technology in East Lombok (Lotim) and Central Lombok (Loteng) is a partnership model. This model accommodates a market-based cooperation agreement involving farmers and processor through KIMBis Lotim and Mitra KIMBis Loteng. Farmers as primary producers of seaweed commodities with processor undertaking additional processingthrough processing and government as regulator, mediator and facilitator for both parties. They work together with commitment and responsibility to each party involved, to ensure: (1) the farmer receives a share (farmer’s share) fair from business results; (2) farmers get routine income; and (3) processor get raw materials with appropriate quality. Until finally the resulting product is accepted by the final consumer with a guaranteed healthy processed products and affordable prices. The implementation of this model is expected to improve the community welfare in coastal areas, especially seaweed farmers, and reducelosses due to malpractice traders in the determination of purchasing price.