Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KEBERADAAN GRUP MUSIK SURABAYA ANGKLUNG PERCUSSION DI SURABAYA ZULFA FIRDAUS, NURINA; DHARMAWANPUTRA, BUDI
APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Vol 1, No 15 (2020)
Publisher : APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Surabaya Angklung Percussion atau SAP merupakan salah satu grup musik yang melakukan pembaruan sajian musik dengan mengkolaborasikan alat musik daerah dengan alat musik modern. Rumusan masalah dan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan, bentuk penyajian musik yang disajikan, dan upaya-upaya yang dilakukan dalam mempertahankan keberadaanya di Surabaya. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksistensi, bentuk penyajian, dan alat musik angklung Jawa Barat. Teori-teori ini digunakan sesuai dengan fokus masalah. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah Rhoma Wijaya sebagai pendiri, manager, dan pemain alat musik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipasi dan wawancara terstruktur. Teknik Analisa data meliputi tahap reduksi data, display data, dan verifikasi. Data akhir akan divalidasi dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Perkembangan grup musik SAP berawal dari kegiatan mengikuti ajang pencarian bakat, yang tidak sesuai keinginan hasilnya. Dengan tekad yang kuat seluruh personil menyajikan musik di taman-taman hingga diminati masyarakat untuk mengisi berbagai acara. Saat ini mereka juga berkegiatan dalam pembelajaran angklung di sekolah, dirigen angklung interaktif, dan pembelajaran angklung. Bentuk penyajian musik memiliki format sesuai dengan instrumen yang dimiliki yaitu angklung, gambang, bass pring, perkusi modern, bass elektrik dan vokal. Lagu yang biasanya disajikan adalah lagu daerah, dangdut, dan pop yang diaransemen sendiri. Kostum yang digunakan menyesuaikan dengan konsep acara formal maupun non formal. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mempertahankan keberadaan meliputi melakukan kerjasama dengan pihak pemkot dan dispora Surabaya, promosi melalui akun-akun media sosial baik berupa foto maupun video, dan melakukan kegiatan pembelajaran angklung gratis dan mudah ditempat mereka berkumpul. Kata kunci: Keberadaan, Perkembangan, Bentuk Penyajian, Surabaya Angklung Percussion
TINJAUAN HARMONI PADA KARYA MUSIK “TRUE LOVE OF FAMILY” REZZADITA LAILIA, DIANY; DHARMAWANPUTRA, BUDI
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya musik yang berjudul ?True Love of Family? adalah suatu ungkapan rasa syukur penulis yang dituangkan dalam bentuk komposisi musik. Karya ini dilatarbelakangi oleh rasa cinta yang begitu besar yang dirasakan penulis kepada keluarganya dan merupakan gambaran dari pengalaman-pengalaman kehidupan dalam keluarga yang dilalui penulis. Metode yang dipakai dalam mengkaji adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan ilmu bentuk analisis musik.Dari hasil pengkajian maka dapat disimpulkan bahwa karya musik ini memiliki bentuk lagu tiga bagian kompleks atau tiga bagian besar yaitu Ak (A kompleks), Bk (B kompleks), Ck (C kompleks). Durasi karya ?True Love of Family? adalah 7 menit 4 detik dengan total birama 133 birama. Pada bagian pertama lagu dimainkan dengan tangga nada D mayor, sukat 4/4 dan dimainkan dengan tempo maestoso, kemudian terdapat perubahan tangga nada menjadi E mayor, sukat menjadi ¾ dan tempo menjadi allegro, andante, dan lento. Pada setiap bagiannya memiliki struktur dan terdapat kalimat-kalimat melodi dari Kalimat A sampai dengan Kalimat F. Sedangkan tinjauan harmoni pada karya musik ini ditinjau dari empat komponen yaitu, progress akord, harmoni terbuka, harmoni tertutup, kadens, dan modulasi. Harmonisasi terlihat pada komponen akord yang dijelaskan pada setiap biramanya.Dari hasil pengkajian ini dapat diketahui bahwa pada karya musik ini, progress akord didominasi oleh akord primer dan sekunder. Bentuk harmoni didominasi oleh harmoni terbuka. Karya musik ini menggunakan tiga jenis kadens yaitu kadens sempurna, kadens sisipan, dan kadens pintas, sedangkan modulasi pada karya ini dibuat sesederhana mungkin agar tidak menimbulkan kesan yang rumit.Kata Kunci : Tinjauan Harmoni, Komposisi Musik
PENERAPAN STRUKTUR BENTUK LAGU TIGA BAGIAN KOMPLEKS PADA KARYA PADUAN SUARA MEPE KASUR DWIRIKO YANUAR ANDRIAN, OTNIEL; DHARMAWANPUTRA, BUDI
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mepe Kasur adalah sebuah tradisi di Desa Kemiren, Banyuwangi, yang mana kegiatan menjemur kasur ini dilakukan serentak oleh seluruh warga desa dan dilakukan tiap satu tahun sekali dalam rangkaian acara bersih desa. Suasana damai dan juga semangat warga Kemiren dalam menyambut tradisi inilah yang menjadi inspirasi dalam pembuatan karya Mepe KasurKarya Mepe Kasur ini akan dikaji bentuk dan strukturnya oleh komposer. Metode yang dipakai dalam mengkaji adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan ilmu bentuk musik.Dari hasil pengkajian maka dapat disimpulkan bahwa karya Mepe Kasur memiliki bentuk lagu tiga bagian kompleks yaitu terdiri dari bagian A kompleks (Ak), B kompleks (Bk), dan C kompleks (Ck). Bagian A kompleks terdiri dari pengantar, kalimat A, kalimat A?, bridge 1, dan kalimat B. Kalimat B kompleks terdiri dari kalimat C, bridge 2, kalimat D, dan kalimat E. Kalimat C kompleks terdiri dari bridge 3, kalimat F, bridge 4, kalimat B?, bridge 5, kalimat F?, dan Ending. Durasi komposisi Mepe Kasur adalah 5 menit 2 detik dengan total birama 154 birama. Bagian A kompleks (Ak) dimainkan dengan tangga nada C minor, sukat 3/4 menggunakan tempo Andante (MM=78) dan Allegro (MM=136). Bagian B kompleks (Bk) dimainkan dengan tangga nada A minor, sukat 4/4 menggunakan tempo Adagio (MM=64) dan Allegretto (MM=110). Terakhir bagian C kompleks (Ck) dimainkan dengan tangga nada A minor, sukat 2/4 dan ¾ menggunakan tempo Allegro (MM=136).Kata Kunci: Bentuk lagu, a cappella, Mepe kasur.
TINJAUAN ESTETIKA DALAM KARYA MUSIK MEMENTO MORI WILLIAM SIMANJUNTAK, JOSIA; DHARMAWANPUTRA, BUDI
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Memento Mori adalah judul yang terinspirasi dari sebuah lagu yang diciptakan oleh sebuah band Inggris yaitu Architects. Memento Mori merupakan Bahasa latin yang memiliki arti ?Be Mindful Of Death?. Karya musik ini mengusung gaya sebuah Requiem dengan jenis musik programatik. Karya yang berformat pada string orchestra dengan choir yang terdiri total pemain berjumlah 40 orang. Kematian merupakan sebuah kejadian yang semua manusia akan lewati, ketika sang kuasa menghendakinya. Manusia belajar untuk mencintai hidup sama seperti mencintai sebuah kematian yaitu dengan menciptakan lagu. Lagu untuk seseorang yang berpulang kepada Yang Maha Kuasa memiliki nama latin yaitu Requiem. Beragam kejadian yang terjadi pada umat manusia seperti peristiwa tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 merupakan penggambaran bahwa Tuhan sendiri yang menentukan waktu manusia untuk kembali kepada dia. Karya musik Memento Mori yang berdurasi 7 menit 30 detik ini menggunakan tanda sukat yaitu ¾ dengan beberapa tangga nada yaitu Am, Ab mayor, F#m, Bm dan Dm. dan disertai tempo 90 BPM, 120 BPM, 90 BPM. Metode yang dipakai dalam mengkaji nilai estetika dalam karya musik Memento Mori ini adalah metode deskriptif kualitatif dasar dengan melakukan pendalaman pada fullscore karya musik Memento Mori sebagai obyek yang dianalisis. Peneliti akan mendeskripsikan tinjauan estetika karya musik Memento Mori yang divalidasikan dengan teori Monroe Beardsley yang mencakup tiga sifat keindahan dalam karya musik tersebut.Dari hasil penelitian, maka dapat dihasilkan sebuah kesimpulan bahwa karya musik Memento Mori ini memiliki satu bagian pembuka dan tujuh bagian besar yaitu bagian 0, bagian A, B, C, D, E, F, dan G. pada bagian 0 merupakan bagian dimana semua player tuning semua instrument yang dimainkan agar tidak terjadi kesalahan dalam memainkan karya tersebut. Pada bagian A, keindahan terlihat dari harmoni yang dipadukan antara string section dengan piano. Pada bagian A menggambarkan penggambaran tentang seseorang yang lahir dan hidup dengan memiliki satu pandangan hidup yaitu ?aku adalah Tuhan untuk hidupku sendiri?. Pada bagian B, keindahan yang tergambarkan terlihat dari susunan piano yang mengambil Teknik permainan octave sedangkan string dan choir menjadi harmoni yang selaras dengan iringan piano. Bagian B menggambarkan kematian akan selalu mendatangi manusia dan dimana saat itu tiba, manusia akan selalu menyesal dan melihat semua kehidupannya terlintas di matanya dan tidak dapat mengulanginya lagi. Untuk bagian C, piano dan choir menjadi pemegang kendali dalam penggambaran suasana yang ditampilkan pada karya tersebut. Pada bagian D, keindahan yang tergambar pada bagian ini adalah pergantian suasana dari Am menjadi Ab mayor dan piano Pada bagian F, masuk pada bagian solo dimana violin serta solo vocal sopran dan piano menjadi sebuah paduan harmoni yang inda. Pada bagian G, ini adalah dimana bagian orang tersebut kembali menuju kesadarannya sendiri. Kata kunci : Memento Mori, estetika musik, bentuk musik
METODE LATIHAN PADUAN SUARA SMASA CHOIR BLITAR DALAM RANGKA LOMBA PADUAN SUARA UNIVERSITAS AIRLANGGA 2018 DEBORA WATI PUTRI; BUDI DHARMAWANPUTRA
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jps.v6n1.p%p

Abstract

Smasa Choir Blitar merupakan tim paduan suara yang berhasil menorehkan pengalaman dan prestasi dengan membawakan lagu Podho Nginang aransemen Yanu Kristiono sejak tahun 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang perencanaan latihan dan metode latihan paduan suara Smasa Choir Blitar dalam mengikuti kompetisi LPSUA 2018. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian yaitu metode latihan yang diterapkan Smasa Choir Blitar, dan subjek penelitian yaitu Tim Paduan Suara Smasa Choir Blitar. Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan pelatih dan anggota, serta dokumen dari Smasa Choir Blitar. Latihan untuk LPSUA 2018 ini Smasa Choir memiliki perencanaan latihan yang didalamnya terdapat perencanaan latihan fisik, latihan vokal, latihan pendengaran dan latihan vokal. Latihan tesebut untuk memaksimalkan dalam membawakan lagu Podho Nginang sampai tahap perform. Smasa Choir Blitar menerapkan tiga metode latihan yaitu: Metode Linear dengan tahapan pemanasan fisik, latihan pernapasan, pemanasan vokal, latihan intonasi, membaca notasi, latihan artikulasi dan dinamika, ekpsresi serta interpretasi hingga koreografi. Metode Latihan Bersama Teman dimana setelah latihan secara individu, anggota melakukan latihan persektor jenis suara kemudian latihan bersama satu tim. Metode Drill merupakan latihan lagu secara berulang-ulang, baik bagian sulit, keseluruhan maupun koreografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan metode latihan yang digunakan dalam berlatih lagu Podho Nginang efektif dan menunjukkan hasil yang baik. Kata Kunci: Paduan Suara, Metode Latihan.
METODE PEMBELAJARAN VOKAL UNTUK ANAK-ANAK DI SANGGAR NANIN MUSIC COURSE KOTA KEDIRI YURIKA DEFVI KARUNIA ASIH; BUDI DHARMAWANPUTRA
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jps.v6n1.p%p

Abstract

Sanggar Nanin Music Course (NMC) merupakan lembaga pendidikan nonformal yang bergerak di bidang pembelajaran musik khususnya vokal. Sanggar ini telah menghasilkan banyak musisi khususnya penyanyi dan juga telah meraih banyak prestasi. Sanggar NMC berdiri pada tanggal 15 Agustus 2008. Keberadaannya sudah dikenal di Kota Kediri. Pengelolaan manajemen sanggar NMC yang baik, perolehan prestasi-prestasi Siti Isnaniyah, dan keikutsertaan Siti Isnaniyah untuk andil di setiap acara-acara khususnya di Kota Kediri menjadikan ia orang yang berperan penting terhadap eksistensi sanggar NMC. Berdasarkan fenomena tersebut penelitian ini bertujuan untuk: Mendeskripsikan proses pembelajaran vokal untuk anak-anak pada sanggar Nanin Music Course di Kota Kediri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek penelitian pembelajaran vokal untuk anak-anak di Sanggar NMC Kota Kediri. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data dan penyajian data serta penarikan kesimpulan. Validitas data yang digunakan untuk memperoleh data yang akurat antara lain triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi waktu. Metode pembelajaran vokal untuk anak-anak di Sanggar NMC menggunakan metode latihan (drill) dan metode pembelajaran demonstrasi serta menggunakan langkah-langkah pendekatan pembelajaran Student Center Learning (SCL) yang memusatkan proses pembelajaran kepada peserta didik itu sendiri dan dialami langsung. Pembelajaran vokal untuk anak-anak tersebut sudah memenuhi aspek penilaian pembelajaran vokal yang meliputi aspek sikap antara lain kehadiran, kedisiplinan, keaktifan, bersosialisasi, dan sikap badan. Aspek keterampilan meliputi membaca notasi angka, teknik pernapasan, vokalisi, ketepatan menyanyikan lagu, dan ekspresi. Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini yakni pembelajaran vokal untuk anak-anak di sanggar NMC memiliki kualitas yang baik dan memenuhi kriteria pembelajaran SCL yang efektif. Hal ini dibuktikan dengan melihat hasil pembelajaran pada laporan lembar belajar peserta didik yang rata-rata mendapatkan nilai B (baik).Kata Kunci: pembelajaran vokal, anak-anak, sanggar.
PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI SMP ISLAM AL-AZHAR 13 SURABAYA AFIF FADLUL ROKHMAN; BUDI DHARMAWANPUTRA
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jps.v7n1.p%p

Abstract

Pelaksanaan pembelajaran seni budaya (musik) di kelas VIII SMP Islam Al-Azhar 13 Surabaya dinilai berbeda dari sekolah yang lain. Dalam pelaksanaan pembelajarannya menggunakan tiga kurikulum yaitu kurikulum nasional/kurikulum 2013, kurikulum pengembangan pribadi muslim Al-Azhar, dan kurikulum cambridge. Dalam mengimplementasikan ketiga kurikulum tersebut guru menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis merumuskan permasalahan tentang bagaimana pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran Seni Budaya di kelas VIII A dan bagaimana hasil pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek tersebut. Penelitin ini menggunakan metode pendekatan kualitatif untuk menghasilkan data berupa deskriptif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data meliputi; observasi, wawancara, serta dokumentasi. Terdapat dua sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer yang bersumber dari narasumber dan sumber data sekunder yang bersumber dari dokumen, RPP, arsip yang berkaitan dengan pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek. Validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik untuk mengetahui tingkat kevalidan data. Pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran Seni Budaya (musik) di kelas VIII A secara garis besar berjalan sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada, meliputi; 1) Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang, 2) Merencanakan proyek, 3) Menyusun jadwal aktivitas, 4) Mengawasi jalanya proyek, 5) Penilaian terhadap produk yang dihasilkan, 6) Evaluasi. Akan tetapi masih ada beberapa tahapan yang belum dapat dimaksimalkan dengan baik. Salah satu tahapan yang belum dapat dimaksimalkan dengan baik oleh peserta didik adalah pembuatan timeline. Produk yang dihasilkan oleh peserta didik dari penerapan model pembelajaran berbasis proyek tersebut berupa lagu ciptaan sendiri dan perform art. Hasil dari pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek menunjukkan tingkat pemahaman peserta didik yang baik terhadap materi yang disampaikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai yang diperoleh peserta didik sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu peserta didik yang memperoleh nilai 75 sebanyak 10%, peserta didik yang memperoleh nilai 76-79 sebanyak 57,14%, dan peserta didik yang memperoleh nilai 80-85 sebanyak 33,3%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran pada mata pelajaran Seni Budaya sudah tercapai. Kata Kunci: Pelaksanaan, Model Pembelajaran Berbasis Proyek.
Home recording technique training for the pare strings ensemble community - East Java Anggoro, Raden Roro Maha Kalyana Mitta; Karyawanto, Harpang Yudha; Murbiyantoro, Heri; Dharmawanputra, Budi; Mahendra, Marda Putra
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jpm.v7i3.9450

Abstract

College may be a logical institution that has the most assignment of carrying out the Tri Dharma of College, specifically instruction and instructing, research, and community service. Through the assignments it carries out, it is trusted that university educate will gotten to be centers of total human advancement as well as upkeep and advancement of science, innovation and arts in understanding with current and future needs. As with other Art Colleges in Indonesia, the Music Study Program, Faculty of Languages ​​and Arts, Universitas Negeri Surabaya, in arrange to execute the Tri Dharma of College and “One Step Ahead” endeavours, different exercises were carried out which were showed within the frame of "Home Recording Training In the Pare String Ensemble Music Group Community in Kediri”. This training points to present and execute advanced proficiency within the domain of Music Expressions, to be specific with respect to music generation utilizing DAW or Studio One software. This DAW can afterward ended up the most arrangement for each person part of the Pare String Gathering to create a collection that's prepared, increment polished skill in work (particularly in working the Music Learning Management System). This action can make a positive commitment to musician or music specialists in confronting the challenges of the worldwide music industry, by optimally maximizing the potential of human assets and taking after current mechanical improvements, so that they can compete within the entertainment industry advertise, particularly within the East Java locale, as well opening job opportunities and economic improvement for artists.
PENGEMBANGAN ETUDE VIOLA TINGKAT INDRIA DI PROGRAM STUDI MUSIK FBS UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Karyawanto, Harpang Yudha; Dharmawanputra, Budi; Winarko, Joko; Zandra, Rully Aprilia
Jurnal Sitakara Vol. 10 No. 1 (2025): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v10i1.17874

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengembangkan etude viola pada tingkat indria di Program Studi Musik. Masalah difokuskan pada kualitas etude dalam meningkatkan proses belajar mahasiswa musik peminatan instrumen viola. Guna mendekati masalah ini dipergunakan acuan teori pengembangan dari Reiser dan Mollanda. Metode penelitian Data-data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, penyebaran angket dan Teknik analisis data dalam proses pengembangan buku etude viola dasar deskriptif kualitatif, yaitu teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data berupa masukan, tanggapan dan saran akan dipilah dan dikelompokkan berdasarkan kategori sesuai keterangan ahli, kesesuaian ahli, kesesuaian dengan referensi dan kelogisan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya keefektivan 90% dalam proses belajar mahasiswa dalam praktik bermain viola pada tingkat indria dengan menggunakan buku etude hasil pengembangan ini. Kata Kunci: viola; etude; pengembangan buku etude.
A Comparison of Music Learning Outcomes in Secondary Education Curricula in Indonesia and Australia Dharmawanputra, Budi; Wicaksono, Bayu Aji
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/vt.v8n1.p36-52

Abstract

This article will examine a comparison of music learning outcomes in secondary education curricula between Indonesia (Merdeka Curriculum) and Australia (Version 8.4 Curriculum). The objective of this research is to analyze how each curriculum formulates music competencies, as well as to examine the differences in pedagogical and ideological orientations that underlie them. The methodological approach entails curriculum document analysis, supplemented by literature studies and a critical-constructive approach to learning outcomes. The findings of the analysis indicate that the Merdeka Curriculum places significant emphasis on the preservation of traditional music and the cultivation of character in accordance with the values of the Lima Cita Sila, or Five Core Principles, of the Student Profile. However, the curriculum dedicates less attention to fostering creative exploration, the integration of digital technology, and the promotion of cross-cultural understanding. Conversely, the Australian Curriculum adopts a more progressive and open approach through three primary domains: creating, performing and responding. This approach fosters creativity, reflection, and collaboration within a global context. However, it places relatively less explicit emphasis on the moral and character-building functions of the arts. The conclusion of this study underscores the significance of integrating the preservation of local culture with the cultivation of global competencies in music education. The recommendations are intended to enhance the curriculum, ensuring its holistic nature, technological foundation, inclusivity with regard to cultural diversity, and alignment with 21st-century learning requirements.