Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

MANAJEMEN PRODUKSI PERTUNJUKAN SURABAYA SYMPHONI ORCHESTRA DI SURABAYA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN APRESIASI MUSIK Murbiyantoro, Heri
Catharsis Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Catharsis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KARYA MUSIK “KUARTBONE” DALAM TINJAUAN HARMONI TRY W, WIHARNO; MURBIYANTORO, HERI
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya musik ?KuarTbone? merupakan singkatan dari kuartet trombone. Karya musik ini terinspirasi dari sebuah komunitas yang terdapat di Jurusan Sendratasik yaitu KKM Tiwul. Seiiring dengan berjalannya proses latihan yang dialami oleh KKM Tiwul terdapat permasalahan yang salah satu diantaranya adalah permasalahan mengatur emosi (akurasi pitch), karena banyaknya anggota Tiwul dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda pula. Dalam bermain musik format besar yang dialami KKM Tiwul selama proses latihan tidak dapat menampakkan kemampuan bermain atau skill individu secara menyeluruh maka dari itu komposer mempunyai ide untuk mengungkapkan fenomena tersebut kedalam karya musik ?KuarTbone?, dengan harapan komposer ingin memaksimalkan kemampuan bermain secara individu, bisa menciptakan militansi dalam bermain musik, dan dapat menjadi salah satu cara atau pilihan dalam menananggulangi permasalahan yang ada pada KKM Tiwul. Karya musik ?KuarTbone? memiliki 209 birama dengan durasi waktu 8.30 menit. Karya musik ini dikemas dengan format musik kuartet. Karya musik ini memiliki bentuk musik tiga bagian yaitu A, B dan C. Bagian A berisi kalimat a introduksi, a, a?, a1, a1?, a?, a2, a3, a4, a5, a5? yang diaminkan pada tangga nada C dengan sukat 4/4. Bagian B berisi kalimat b, b?, b1, b2, b2?, b3 yang dimainkan pada tangga nada F dengan sukat 3/4. Bagian C berisi kalimat c introduksi, c, c1, c2, c3, c4, c5, c6, c7, dan coda yang kembali dimainkan pada tangga nada C dengan sukat 3/4 dan 6/8.Ditinjau dari segi fokus masalah penulisan, karya ini berfokus pada tinjauan harmoni dalam progress akord. Karya musik ?KuarTbone? menggunakan harmoni 3 suara dan 4 suara dalam progres akord. Komposer akan menjabarkan masing-masing harmoni dalam progres akord tersebut yang terdapat di setiap kalimat karya musik ?KuarTbone?.Kata Kunci : KuarTbone. Harmoni.
TINJAUAN HARMONI PADA KARYA MUSIK “STRESSOR” AHMADA KURNIAWAN, FAISAL; MURBIYANTORO, HERI
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya musik ?Stressor? ditulis berdasarkan latar belakang pengalaman pribadi komposer yaitu situasi/ keadaan lingkungan yang tidak baik mengakibatkan suasana hati komposer terganggu, sehingga mengharuskan komposer untuk beradaptasi melawan sitausi yang merisaukan dan membingungkan hingga pada suatu waktu keadaan berubah menjadi baik. Karya ini diciptakan sebagai wadah ekspresi diri untuk mengungkapkan suasana yang dialami komposer pada saat proses penulisan.Karya musik ?Stressor? diungkap melalui beberapa teori diantaranya tentang Stress (gangguan) sebagai ide utama dalam landasan mengenai isi. Teori musik juga membantu dalam perwujudan penyusunan notasi sehingga membentuk susunan nada menjadi harmoni akord. Karya musik ini merupakan jenis karya programatik musik, mempunyai urutan alur cerita tentang kondisi lingkungan berubah-ubah yang mempengaruhi suasana hati komposer. Komposer meninjau berdasarkan fokus karya musik ini yaitu berpijak pada harmoni, meliputi progres akord yang disusun membentuk beberapa nuansa sebagai penggambaran suasana pada alur cerita. Komposer terinspirasi oleh salah satu scene/ adegan dalam sebuah film berjudul ?Heart? dan beberapa karya musik dari komposer diantaranya Joe Hisaishi, Ennio Morricone, dan Nobou Uematsu. Karya musik ini mempunyai format orkestra yaitu jumlah pemain 43 orang dengan divisi instrumen string, woodwind, brass, dan perkusi.Karya musik ?Stressor? menggunakan tangga nada yang beragam, pola melodi sederhana dan progress akor yang sederhana. Susunan nada, melodi, ritme serta harmoni dikemas dalam format orkestra. Karya seni musik ini menggunakan tangga nada diatonis, terdapat modulasi, altrasi, perubahan tempo, serta dinamika untuk menggambarkan situasi yang dimaksudkan oleh komposer. Keunggulan karya musik ini yaitu modulasi yang tidak terasa, penerapan progres akord VI-V-IV pada tangga nada yang berbeda termasuk altrasi, progres akord naik berkala dengan interval 1-11/2.Kata Kunci : Stressor, Komposer, Programatik, Harmoni.
KARYA MUSIK “REBORN” DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI GALIH WITJAKSONO, BAREP; MURBIYANTORO, HERI
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya musik ?REBORN? merupakan karya musik yang mengangkat tema tentang perjalanan hidup seorang pemuda yang hidup di daerah perkotaan demi mencapai tujuan yang diinginkannya untuk kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya yang berada di desa. Berawal dari perjalanan hidup pemuda tersebut dari dia memasuki jenjang pendidikan di perguruan tinggi yang sebelumnya tidak ada permasalahan sampai pada akhirnya pemuda itu salah selesai menempuh pendidikan di perguruan tinggi tersebut. Komposer mengangkat judul ?REBORN? berawal dari bahasa Inggris yang di dalam bahasa Indonesia artinya ialah ?Terlahir Kembali?. Dalam karya ini, komposer menggambarkan suatu cerita tentang alur kehidupan pemuda tersebut setelah mengalami kegagalan dalam menentukan pilihan. Fokus karya pada penulisan ini Karya Musik ?REBORN? dalam tinjauan Variasi Melodi.Kajian teori yang digunakan dalam karya ini yaitu meliputi pengertian Musik, Bentuk Musik, Melodi, Variasi Melodi, Harmoni, Ritme, Dinamika, dan Orkestra. Di dalam karya musik ?REBORN? terdapat 6 Variasi Melodi antara lain : Melodic Variations And Fake; Rhytmyc Variations And Fake; Dead Spot Filler; Counter Melody; Cliche; Filler Like Obbligato; Dalam Karya Musik ?REBORN? , komposer memiliki rangsal awal dalam metode penciptaan karya musik ini. Rangsang awal yang digunakan adalah rangsang Auditif dan rangsang Visual. Rangsang Auditif komposer pada proses penciptaan karya musik ini yaitu komposer sering mendengarkan berbagai contoh bentuk penyajian musik yang menceritakan perjalanan hidup manusia seperti yang ada pada televisi. Rangsang Visual komposer pada proses penciptan karya musik ini yaitu komposer juga sering melihat pertunjukan-pertunjukan dalam bentuk Orchestra.Karya musik ?REBORN? memiliki 3 bagian yaitu bagian pertama menceritakan tentang awal mula pemuda tersebut menjalani kehidupan yang biasa dan berjalan dengan lancar tanpa ada suatu kejadian yang menghambat karirnya dalam proses pendidikan. Kemudian pada bagian kedua, menceritakan tentang kebingungan pemuda tersebut setelah selesai menjalani pendidikan dan pemuda tersebut salah langkah dalam memilih jalur selanjutnya, pada akhirnya pemuda itu mengalami berbagai masalah itu. Pada bagian ketiga, komposer menceritakan tentang semangat pemuda tersebut untuk bangkit setelah mengalami kegagalan atas pilihannya setelah pendidikannya. Kemudian membuat suatu harmoni pada motif bagian dengan menggunakan nada mayor yang bernuansa senang dan megah membuat motif tersebut semakin mendekati nuansa perjalanan hidup seorang pemuda tersebut. Teknik dan dinamika yang digunakan sangat mempengaruhi isi-isi bagian lagu tersebut, dengan teknik-teknik untuk mempertegas suatu kalimat. Dan untuk dinamika membuat suatu bentuk lagu menjadi hidup dan kembali lagi pada suasana lagu.Kata Kunci : REBORN, Variasi Melodi
KARYA MUSIK ”SEMANGAT TANI” DALAM TINJAUAN ORKESTRASI HUDA SASMITA, AFAN; MURBIYANTORO, HERI
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya musik ?Semangat tani? diambil dari bahasa madura yang artinya semangat seorang petani, karya ini terinspirasi dari Usaha pertanian padi di kabupaten Bondowoso hingga saat ini sebagian besar masih dikategorikan sebagai usaha pertanian skala kecil yang lazimnya disebut dengan usaha pertanian rakyat. Dalam pertanian skala kecil kehidupan petani-petani tersebut masih melakukan kegiatan pertanian seperti membajak, menanam hingga memanen dilakukan secara tradisional tanpa bantuan mesin. Hal yang menarik yang dapat membedakan antara petani tradisional dengan modern terletak dari prosesnya, di mana proses penanaman hingga memanen petani tradisional biasanya mengawali kegiatannya dengan ritual-ritual seperti halnya ritual yang sering dilakukan petani padi di Bondowoso sebelum memanen yakni yang biasa dikenal dengan ritual ?Arajhuk?. Ritual ini biasanya dilakukan dengan mengambil batang padi delapan helai dilengkapi dengan sesajen, bubur tujuh warna dan kemenyan di mana semuanya diletakkan di sawah dengan harapan agar memberikan hasil panen yang melimpah.Di samping itu petani Bondowoso masih memakai sistem gotong royong dalam melakukan kegiatan bertani, mulai dari menyemai bibit padi, membajak sawah, menanam padi, merawat hingga memanen. Kebersamaan dan gotong royong dalam bertani masyarakat Bondowoso tergambar jelas sejak ritual penanaman padi dilakukan. Mereka terlihat sangat bersemangat, berusaha dan gembira dengan senyum lebar dalam menyemai bibit, merawat hingga menunggu musim panen tiba. Semangat usaha kerja keras petani menanam, merawat hingga musim panen telah menginspirasi komposer yang dituangkan dalam ide musik yang diwujudkan melalui orkestrasi, teknik tabla permainan kendang ketipung yang dipadukan dalam bentuk sajian orkestra yang menggambarkan suasana hati dan perjuangan para petani di pedesaan. Fenomena ini dituangkan oleh komposer dalam sebuah karya musik yang berjudul ??Semanagat Tani?? yang artinya semangat seorang petaniKarya Musik ?Semanagat Tani? ditinjau dari segi orkestrasi musik antara lain ; (1) Ilmu Bentuk dan Analisis Musik; (2) Instruumentasi; (3) Pemilihan instrumen; (4) Timbre Instrumen; (5) Ambitus instrumen (6) Teknik; (7) Dinamika; (8) Penerapan aransemen pada karya.Karya Musik ?Semanagat Tani? terdiri dari 208 Birama dengan durasi 7 menit 55 detik. Tempo yang digunakan Allegreto, alegro, maestoso, dan Prestisimo. Tangga nada yang digunakan adalah, G Mayor dan D Mayor dan sukat 4/4. Instrument yang digunakan pada karya musik ini mulai dari Strings I (Violin I, Violin II, Viola, Violoncello ( Trombone, Trumpet), Woodwind (Flute dan clarinet) dan perkusi (Snare Drum, Bass Drum, Cymbals, Tambourine, triengel, gentong, tok-tok, kendang ketipung, cobel dan kendang) eletrik bass.Berdasarkan hasil penciptaan dan pembahasan simpulan yang dibahas mengenai karya musik ?Semangat Tani? yang berbentuk tiga bagian dengan tinjauan orkestrasi yang disajikan dengan format orkestra dengan instrumentasi sesuai kapasitas masing-masing instrumen.Kata kunci: Semangat Tani, Orkestrasi
PEMBELAJARAN DRUM PADA SISWA AUTIS SEKOLAH MUSIK INDONESIA (SMI) SURABAYA PRASAJA DWI ASMARA; HERI MURBIYANTORO
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jps.v7n1.p%p

Abstract

Studi literatur menyatakan bahwa bermain musik memiliki pengaruh positif pada anak autis. Adanya fenomena tersebut kajian mengenai proses pembelajaran musik pada siswa autis dirasakan cukup penting. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan proses pembelajaran drum pada siswa autis; (2) mengetahui perkembangan perilaku dan keterampilan siswa autis dalam mengikuti pembelajaran drum di Sekolah Musik Indonesia (SMI) Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber, teknik, waktu, dan metode. Teknik analisis data dilakukan melalui proses reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi. Hasil yang diperoleh; 1) Proses pembelajaran drum yang diterapkan pada siswa autis mampu meningkatkan konsentrasi mereka. Seperti yang kita ketahui, anak-anak autis biasanya hiperaktif dan sulit untuk berkonsentrasi. Ternyata pembelajaran drum ini bisa sedikit membuat mereka tenang dan akhirnya bisa berkonsentrasi dengan baik, 2) Materi yang digunakan belum sepenuhnya berpusat pada anak autis, 3) Metode yang diterapkan yaitu; metode reading, demonstrasi, bagian, drill, 4) Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya perkembangankonsentrasi, perilaku, dan keterampilan bermain drum sesuai dengan tingkat dan kategori siswa autis. Simpulan yang diperoleh bahwa pembelajaran drum yang diterapkan pada anak autis mampu menstimulus sensor motorik anak dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik hingga mengalami peningkatan konsentrasi, keterampilan, melakukan kontak mata, mengendalikan kebiasaan, dan mengontrol emosi. Kata Kunci: Pembelajaran Musik, Drum, Autis
Home recording technique training for the pare strings ensemble community - East Java Anggoro, Raden Roro Maha Kalyana Mitta; Karyawanto, Harpang Yudha; Murbiyantoro, Heri; Dharmawanputra, Budi; Mahendra, Marda Putra
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jpm.v7i3.9450

Abstract

College may be a logical institution that has the most assignment of carrying out the Tri Dharma of College, specifically instruction and instructing, research, and community service. Through the assignments it carries out, it is trusted that university educate will gotten to be centers of total human advancement as well as upkeep and advancement of science, innovation and arts in understanding with current and future needs. As with other Art Colleges in Indonesia, the Music Study Program, Faculty of Languages ​​and Arts, Universitas Negeri Surabaya, in arrange to execute the Tri Dharma of College and “One Step Ahead” endeavours, different exercises were carried out which were showed within the frame of "Home Recording Training In the Pare String Ensemble Music Group Community in Kediri”. This training points to present and execute advanced proficiency within the domain of Music Expressions, to be specific with respect to music generation utilizing DAW or Studio One software. This DAW can afterward ended up the most arrangement for each person part of the Pare String Gathering to create a collection that's prepared, increment polished skill in work (particularly in working the Music Learning Management System). This action can make a positive commitment to musician or music specialists in confronting the challenges of the worldwide music industry, by optimally maximizing the potential of human assets and taking after current mechanical improvements, so that they can compete within the entertainment industry advertise, particularly within the East Java locale, as well opening job opportunities and economic improvement for artists.
Representative Etude as a Texture and Touch Sensitivity Enhancement of Piano Playing at Music Study Program Anggoro, Raden Roro Maha Kalyana Mitta; Murbiyantoro, Heri; Lestari, Tri Edliani; Shofiani, Arisni Kholifatu Amalia
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/vt.v7n2.p172-183

Abstract

Universitas Negeri Surabaya's Music Study Program has a well-known piano major. The only university in East Java with baby grand piano facilities for lecture activities is Universitas Negeri Surabaya, which has pianos available in every class, including the Music Study Program. This shows that the piano major is a sort of representative lecture space. Comprehensive learning resources are also necessary to support the learning process. This has emerged as a key issue or pressing need in the research. There needs to be a solution to the problem of pupils without a learning tool to use to improve their skills. The research titled "Representative Etude as a Texture and Touch Sensitivity Enhancement of Piano Playing at Music Study Program" was conducted based on the needs analysis. This paper was the result of research and development, and it took the shape of a material book with the etude or repertoire selected to help students improve their ability to play the piano with sophisticated touch sensitivity and varied texture. The research‘s empirical findings can be used to demonstrate how the learning process for the piano major course has changed. This is demonstrated by the effectiveness test results of the course material book, which show percentage rates up to 90%, indicating that students can comprehend and apply all of the information in the book. This material book illustrates how the "Merdeka Belajar" Concept can help pupils study and practice on their own.
Implementation of Reading Fixed ˜Do™ and Moving ˜Do™ Notations on Improving Music Practical Achievement Murbiyantoro, Heri; Dharmawanputra, Budi; Anggoro, Raden Roro Maha Kalyana Mitta; Karyawanto, Harpang Yudha; Mahendra, Marda Putra
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol. 8 No. 1 (2024): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNE 2024
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v8i1.54860

Abstract

Music education is a realm of study concerned with the teaching and learning of music. This music education will develop affective, motor skills in students who play instruments and expand cognitive development through reasoning and interpretation of musical notation. However, many people still underestimate music education. In the education and teaching system of music arts, especially in the last years of the 20th century, new methods emerged. One of the methods that will be discussed is the Tonika-Do Method. This article is a type of literature study and uses the exposition method in presenting the concepts contained in previous studies. The sources used contain the results of discussions about art education, music, and music education. The application of fixed "do" is not carried out as it should be from the meaning of fixed "do" itself. The reading system used in this lesson is not an fixed "do", but a system taken from the basic idea of an fixed "do" system, where 'Do' is not understood as a C, D, E note or something else, but is more understood as a number 1, which is the tone of writing in numerical notation. This fixed œdo reading system is carried out with the aim of avoiding moving 1 ('do') which is generally found in how to read numerical notation, which of course tends to make it difficult for students in a notation recognition. The learning process can include practicing the C scale, followed by the chromatic scale, etude, then entering the song.