Articles
PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA
Puspitasari, Ayu
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Vol 5, No 1 (2012): March 2012
Publisher : Semarang State University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/jejak.v5i1.4631
The aim of the research is to seek the effect of work-family conflict, organizational commitment and job satisfaction. In analysing the daya, this research employed simple regression, Multivariate and test Independent samples t-test. The result revealed some conclusions. They are: (1) work-family conflict has a negative and significant influence on organizational commitment, (2) work-family conflict has negative and significant effect on job satisfaction, (3) Job satisfaction and significant have positive effect on organizational commitment, (4) Job satisfaction has a mediating influence between work-family conflict with organizational commitment, (5) There is no significant difference between the intensity of work-family conflict among men and women. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konflik pekerjaan-keluarga, komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dengan menggunakan regresi sederhana, Multivariate dan Uji Independent sampel t-test menunjukkan bahwa: (1) Konflik pekerjaanâkeluarga mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap komitmen organisasi, (2) Konflik pekerjaanâkeluarga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, (3) Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi, (4) Kepuasan kerja memiliki pengaruh mediasi antara konflik pekerjaanâkeluarga dengan komitmen organisasi, (5) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara intensitas konflik pekerjaanâkeluarga antara pria dan wanita.
Studi Kualitas Bakteriologis Depot Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kerja Puskesmas Tamangapa Kota Makassar
Puspitasari, Ayu;
Hikmah B, Nurul;
Rahman, Harpiana
Window of Public Health Journal Vol. 1 No. 1 (Juni, 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33096/woph.vi.28
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri patogen (bersifat racun sehingga dapat menimbulkan penyakit). Bakteri yang tergolong patogen adalah E.coli, Salmonella typhii, dan sejenisnya. Oleh karena telah mendapatkan proses sterilisasi, harusnya air minum isi ulang dapat langsung dikonsumsi. Kehadiran bakteri coliform yang banyak ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan kualitas sanitasi yang rendah dalam proses pengadaan air yang dapat menimbulkan penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa, ditinjau dari parameter kualitas bakteriologi coliform depot air minum isi ulang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif menggunakan metode observasional, wawancara, dan uji laboratorium. Populasi penelitian adalah seluruh depot air minum isi ulang yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa, yaitu sebanyak 21 depot, dengan sampel adalah total populasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 21 sampel yang diteliti hanya 3 yang memenuhi syarat kualitas bakteriologis sesuai Permenkes No.492/Menkes/per/IV/2010. Dengan demikian diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Makassar agar memeriksaan air minum isi ulang yang telah diisi ke dalam galon dan mampu memberikan penyuluhan mengenai bahaya dari kandungan bakteriologis.
Analisis Persepsi Sembuh dari Perspektif Penderita Tuberkolosis dan Pengawas Minum Obat di Puskesmas Panambungang Kota Makassar
Rahman, Harpiana;
Puspitasari, Ayu;
Hikmah B, Nurul
Window of Public Health Journal Vol. 1 No. 1 (Juni, 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33096/woph.vi.29
Puskesmas Panambungan adalah salah satu puskesmas dengan penemuan angka kejadian tuberkulosis terbanyak di Makassar. Terjadi peningkatan kasus baru tuberkulosis dari 65 kasus pada tahun 2012 menjadi 67 kasus pada tahun 2013. Peningkatan ini disertai temuan bahwa beberapa penderita tidak menuntaskan pengobatan hingga 6 bulan. Perilaku ini beresiko meningkatkan penularan tuberkolosis dan kasus tuberkolosis multi drug resistence di wilayah kerja Puskesmas Panambungan. Diperlukan analisis masalah terlebih dahulu untuk merancang pengambangan komunikasi kesehatan dalam penanggulangan tuberkolosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji masalah perilaku ketidakpatuhan penderita menuntaskan pengobatan tuberkolosis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan mempelajari kasus serupa pada informan terpilih. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi perilaku penderita, studi dokumen puskemas dan wawancara mendalam. Infroman yang dipilih sebanyak 9 orang dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian lalai minum obat disertai dengan kemunculan terminologi sembuh menurut penderita tuberkolosis. Menurut penderita tuberkolosis, sembuh dari penyakit tersebut adalah kondisi tubuh penderita mengalami penurunan batuk dan merasa sehat. Persepsi ini menyebabkan penderita tidak mau melanjutkan pengobatan. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa kejadian putus minum obat sebelum enam bulan atau tidak patuh minum obat dipengaruhi oleh persepsi penderita yang keliru memahami konsep sembuh tuberkolosis.
PELATIHAN MITIGASI BENCANA DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 DI DUSUN KALEBAJENG KELURAHAN KALEBAJENG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA
Ayu Puspitasari;
Harpiana Rahman
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2021): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/cdj.v2i1.1410
Darurat wabah virus Corona sedang dihadapi dunia saat ini. WHO (World Health Organization) pun telah mengubah statusnya dari Public Health of International Concern menjadi Pandemi. Dengan ditetapkannya status tersebut dunia pun responsif dengan upaya pencegahan dan penanggulangan tidak terkecuali di Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman tentang mitigasi bencana pandemi Covid-19. Langkah-langkah dalam penanganan wabah perlu diketahui secara luas oleh masyarakat agar dapat mengambil langkah preventif dalam menghadapi wabah covid-19. Pelatihan mitigasi bencana pandemic Covid-19 dimulai dari langkah-langkah Pencegahan dan pengendalian Inveksi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Isolasi di Rumah (Perawatan di Rumah), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Observasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Pemulangan Jenazah. Berdasarkan hasil pre dan post test pada 52 orang yang terdiri dari 10 pertanyaan quesioner, terdapat peningkatan pengetahuan mengenai mitigasi bencana covid-19. Berdasarkan persentasi hasil yang dicapai, diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat sebesar 36,2% setelah mengikuti pelatihan ini. Pentingnya sosialisasi dari pemerintah setempat mengenai mitigasi bencana covid secara berkelanjutan selama pandemi berlangsung.
Pencegahan Stunting Pada Anak Di Desa Tamangapa Kec. Ma’rang Kab. Pangkep
Ayu Puspitasari;
Wudi Darul Putra;
Haeril Amir
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2021): January
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (397.712 KB)
|
DOI: 10.53690/ipm.v1i1.3
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, pengabdian masyarakat dengan mengangkat tema penyuluhan pencegahan stunting pada anak bukanlah tanpa alasan tetapi melihat sebagian besar masyarakat belum paham dengan benar mengenai stunting, dan beranggapan bahwa stunting atau kerdil sebutan yang biasa digunakan di masyarakat adalah faktor keturunan. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta peran serta masyarakat dalam program pencegahan dan deteksi dini stunting pada balita yang diharapkan secara langsung dapat memotivasi masyarakat untuk ikut serta memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan pada anaknya sehingga pertumbuhan dan perkembangannya dapat optimal
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MELEK JAMBAN SEHAT MENUJU DESA ODF DI DESA PUCAK KAB. MAROS
Ayu Puspitasari;
Nurfachanti Fattah;
Didit Fachri Rifai
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 10 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jpm.v5i10.3459-3464
Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi setiap orang di masyarakat tidak buang air besar sembarangan, dan pembuangan tinja yang tidak lancar berdampak signifikan terhadap penularan penyakit lingkungan, sehingga untuk memutus mata rantai penularan ini, akses ini harus direkayasa. Desa Pucak adalah salah satu desa di Kecamatan Tompobulu Kab. Maros yang menjadi salah satu tujuan destinasi wisatawan local. Dari segi sanitasi, masyarakat di Puka masih menggunakan “WC terbuka”, lokasinya berada di kebun, tepi sungai dan persawahan. Pencemraran tanah dapat timbul akibat buang air besar sembarangan. Tujuan pengabdian masyarakat ini agar Desa Pucak dapat menjadi desa ODF dengan memberdayakan masyarakatnya. Metode yang digunakan berupa edukasi dan pelatihan bagaimana langkah yang harus ditempuh menuju desa ODF beserta pembuatan jamban sehat percontohan. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat sebanyak 42,5%, dibangunnya sebuah jamban sehat percontohan sebagai acuan pembuatan jamban sehat lainnya dan terbentuknya komunitas melek jamban sebagai kelompok yang akan mengawal desa Pucak mencapai desa ODF.
Tinjauan Aspek Disposisi dan Struktur Birokrasi dalam Kebijakan Bebas Asap Rokok
Nurul Hikmah B;
Harpiana Rahman;
Sartika Sartika;
Ayu Puspitasari;
Mansur Sididi;
Nur Ulmy Mahmud;
Christa Gumanti Manik
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 3 (2022): Juli 2022
Publisher : FORIKES
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33846/sf.v13i3.2135
Indonesia is one of the countries with the largest cigarette consumption in the world. The purpose of this study is to review aspects of the disposition and structure of the bureaucracy in a smoke-free policy during the pandemic that has been realized by the government. This research was a descriptive research. Data were collected through filling out questionnaires containing respondents' characteristics (age, education and type of cigarette), disposition and bureaucratic structure of cigarette smoke control policies in public areas. Data were analyzed descriptively in the form of frequency and percentage. The results of this study found that 69.1% of adolescents aged 16-18 years consumed the most cigarettes, with a high school education level (61.7%). Tobacco cigarettes are the most popular type of youth (48.9%). Around 37.2% of the attitude/disposition of policy implementers stated that the implementation of smoke-free policies was poor during the pandemic. The involvement of the government bureaucratic structure is less (23.4%). Overall, the majority of adolescents stated that the disposition and bureaucratic structure of the government did not provide significant changes in the implementation of smoke-free policies in public spaces.Keywords: smoke free; disposition; bureaucratic structure ABSTRAK Indonesia menjadi salah satu negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau aspek disposisi dan struktur birokrasi dalam kebijakan bebas asap rokok di masa pandemi yang telah direalisasikan oleh pemerintah. Penelitian ini merupakan studi deskriptif. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner yang berisi tentang karakteristik responden (usia, pendidikan dan jenis rokok), disposisi dan struktur birokrasi terhadap kebijakan pengendalian asap rokok di area-area publik. Data dianalisis secara deskriptif berupa frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini menemukan bahwa 69,1% remaja usia 16-18 tahun yang paling banyak mengkonsumsi rokok, dengan tingkat pendidikan SMA (61,7%). Rokok tembakau adalah jenis paling diminati remaja (48,9%). Sekitar 37,2% sikap/disposisi dari pelaksana kebijakan menyatakan buruknya penerapan kebijakan bebas asap rokok di masa pandemi. Keterlibatan struktur birokrasi pemerintah adalah kurang (23,4%). Secara keseluruhan, mayoritas remaja menyatakan disposisi dan struktur birokrasi yang dilakukan pemerintah tidak memberikan perubahan signifikan dalam penerapan kebijakan bebas asap rokok di ruang publik.Kata kunci: bebas asap rokok; disposisi; struktur birokrasi
Penigkatan Pemasaran Hasil Produksi Bambu Berbasis Aplikasi BUMDes Sunggumanai di Desa Sunggumanai, Kabupaten Gowa
Didit Fachri Rifai;
Muhammad Umar Data;
Ayu Puspitasari
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Cv. Utility Project Solution
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1073.513 KB)
|
DOI: 10.55338/jpkmn.v3i1.353
Saat ini tidak ada lagi dunia usaha maupun bisnis yang terlepas dari pemanfaatan teknologi informasi atau media elektronik khususnya dalam memaksimalkan pemasaran dengan memperluas jangkauan informasi produk yang akan dipasarkan. Salah satu teknologi informasi saat ini yang efektif dan efisien digunakan adalah dengan menyediakan saluran digital berupa website atau aplikasi toko online. Media digital seperti ini dapat memudahkan bagi pelaku usaha atau pemilik toko dalam mempromosikan produk sekaligus memudahkan calon pelanggan dalam mendapatkan informasi produk. Walaupun demikian terdapat keterbatasan keterampilan dan pengetahuan masyarakat untuk mewujudkan kehadiran toko online ini. Melalui pengabdian kemitraan BUMDes Sunggumanai di desa Sunggumanai, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Bertujan dalam memberikan solusi terhadap promosi dan penjualan produk BUMDes serta UMKM di desa tersebut, maka kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode pembuatan website/aplikasi online shop milik BUMDes Sunggumanai serta dipadukan juga dengan metode pelatihan berstruktur. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa kehadiran toko online dapat memudahkan para pelaku dalam menjangkau calon pelanggan secara luas yang selama ini penjualan produk para pelaku anggota BUMDes dan mitra UMKM hanya ditawarkan kepada para masyarakat disekitar desa dan kolega. Adapun tingkat pengetahuan anggota BUMDes dan Mitra UMKM setelah dilaksanakan pelatihan pengunaan aplikasi toko online tersebut mengalami peningkatan pengetahuan sebesar 41,8 %.
Program Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dalam peningkatan Kesehatan Mental Remaja Pasca Pandemi COVID-19 di Pesantren Wihdatul Ulum Kabupaten Gowa
Haeril Amir;
Ayu Puspitasari
Jurnal Abdimas Berdaya : Jurnal Pembelajaran, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Abdimas Berdaya
Publisher : Universitas Islam Lamongan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30736/jab.v6i1.337
Abstrak: Kesehatan mental remaja adalah satu dari masalah yang sering terjadi belakangan ini,bahkan diperburuk setelah diberlakukanya kebijakan pembelajaran online, banyak dari mereka gelisah bahkan sampai stress, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Program Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sebagai upaya preventif dalam mencegah serta meningkatkan Kesehatan mental remaja. Metode pengabdian terbagi 3 tahap yakni tahap pra program KIE, Penerapan program KIE dan pasca program KIE. Hasil pengabdian ini menunjukkan kondisi Kesehatan mental dengan status normal pasca program KIE meningkat menjadi 85% dari sebelumnya 15%.
EDUKASI STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) DI DESA BONTO MATINGGI
Nur Ulmy Mahmud;
Ayu Puspitasari;
Indah Syamsuddin
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 10 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jpm.v6i10.3490-3497
Sanitasi adalah aspek kesehatan lingkungan yang berdampak pada kesehatan masyarakat. Kondisi sanitasi yang buruk akan berdampak negatif pada banyak aspek kehidupan, mulai dari penurunan kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kasus diare, dan munculnya beberapa penyakit yang memiliki angka kesakitan yang tinggi dan berpotensi kematian, terutama jika penanganannya terlambat. Permasalahan yang terjadi di Desa Bonto Matinggi adalah rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak BABS bagi kesehatan seperti penyakit infeksi (diare) yang dapat menimbulkan malnutrisi serta menghambat pertumbuhan bayi sehingga masih kurangnya masyarakat yang memiliki jamban yang didukung oleh tingkat penghasilan ekonomi keluarga masih sangat rendah sehingga masyarakat tidak memiliki dana lebih untuk membuat jamban yang sehat. Tujuan dari pengabdian ini agar masyarakat di Desa Bonto Matinggi Stop BABS. Hasil pengabdian ini menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai dampak BABS bagi Kesehatan sebesar 58,3% serta bahaya penyakit diare yang dapat menimbulkan malnutrisi dan dapat menghambat pertumbuhan bayi juga terjadi peningkatan sebesar 55,2% sehingga diharapkan setelah kegiatan pengabdian ini masyarakat menjadi lebih memahami bahaya BABS. Serta dengan adanya demonstrasi pengelolaan pembuatan jamban sehat dengan low budget dapat memotifasi masyarakat untuk bisa memiliki jamban yang layak sehingga masyarakat Desa Bonto Matinggi bisa 100% Stop BABS